commit to user
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Industri merupakan salah satu sektor yang diharapkan mampu mendukung peningkatan perekonomian nasional, karena sektor ini berperan dalam
perluasan kesempatan kerja dan kesempatan berusaha. Pencapaian hasil pembangunan industri yang baik perlu didukung oleh beberapa faktor, seperti
tersedianya sumber daya lahan yang cukup, stabilitas daerah yang kondusif maupun pemasaran ekonomi. Dalam pemilihan lokasi industri diperlukan suatu
lahan yang sesuai dengan persyaratan lahan untuk lokasi kawasan industri. Persyaratan untuk lokasi kawasan industri tercantum dalam Keppres No.53 Tahun
1989 yaitu kawasan industri dengan pemusatan industri, pengelolaannya dilengkapi prasarana, sarana dan fasilitas penunjang lainnya yang disediakan dan
dikerjakan perusahaan kawasan industri. Untuk lebih jelasnya disebutkan dalam pasal 7 bahwa pembangunan kawasan industri tidak mengurangi area pertanian
dan tidak dilakukan diatas tanah yang mempunyai fungsi utama untuk melindungi sumberdaya alam dan warisan budaya. Sedangkan untuk kriteria kawasan industri
meliputi tersedianya sumber air baku yang cukup, adanya pembuangan limbah, tidak menimbulkan dampak sosial yang berat, tidak terletak di kawasan pangan
lahan basah yang beririgasi dan berpotensi bagi pengembangan irigasi, serta tidak terletak di kawasan hutan lindung dan hutan produksi tetap dan terbatas.
Semakin berkembangnya sektor industri di Indonesia telah menyebabkan terjadinya percepatan munculnya bangunan industri. Keberadaan
bangunan industri disamping memberikan dampak positif juga akan mempengaruhi potensi, kondisi, dan mutu sumber daya alam dan lingkungan yang
dalam kurun waktu panjang dapat mengakibatkan potensi dan mutu lingkungan menurun bila pemanfaatan dan pengelolaan sumber daya untuk industri tidak
bijaksana, maka kebijaksanaan yang harus diupayakan adalah dengan mempertahankan dan meningkatkan perkembangan industri yang dapat
commit to user
memperhatikan potensi dan mutu lingkungan sehingga upaya pengendalian dan pencegahan terhadap kerusakan lingkungan dapat dilokalisir.
Sektor industri merupakan salah satu komponen utama pembangunan ekonomi sosial, yang tidak hanya mampu memberikan konstribusi besar dalam
penyerapan tenaga kerja. Sektor industri juga merupakan instrumen kunci bagi tercapainya pembangunan ekonomi dan transformasi struktural yaitu dari struktur
ekonomi yang berdasarkan pertanian ke arah ekonomi industrialis. Sehingga dalam menentukan suatu kawasan sentra industri diperlukan suatu kajian tentang
analisis kesesuaian lahan, agar pengelolaan yang terarah terhadap setiap kegiatan industri dapat dijadikan sebagai instrumen yang cukup efektif untuk
mempersempit kesenjangan sosial dan kesenjangan wilayah. Proses industrialisasi lebih diberi peluang guna tumbuh kembangnya industri sebagai penyebab utama
dalam meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi, peningkatan pendapatan, perluasan lapangan kerja, dan perluasan kesempatan berusaha yang pada akhirnya
meningkatkan devisa negara. Menurut Mitrayasa 2003 : 9 sebagian atau seluruh bagian kawasan
peruntukan industri dapat dikelola oleh satu pengelola tertentu. Dalam hal ini kawasan yang di kelola oleh satu pengelola tertentu disebut kawasan industri.
Fungsi utama kawasan industri antara lain: memfasilitasi kegiatan industri agar tercipta aglomerasi kegiatan produksi di satu lokasi dengan biaya investasi
prasarana yang efisien, mendukung upaya penyediaan tenaga kerja, meningkatkan nilai tambah komoditas yang pada gilirannya meningkatkan Produk Domestik
Regional Bruto PDRB di wilayah yang bersangkutan, dan mempermudah koordinasi pengendalian dampak lingkungan yang mungkin ditimbulkan. Menurut
Mitrayasa 2003 : 10 kriteria umum dan kaidah perencanaan kawasan industri adalah:
1. Ketentuan pokok tentang pengaturan, pembinaan, dan pengembangan industri ; serta izin usaha industri mengacu kepada Undang-Undang Nomor 5 Tahun
1984 tentang perindustrian. 2. Pemanfaatan kawasan peruntukan industri harus sebesar-besarnya
diperuntukkan bagi upaya mensejahterakan masyarakat melalui peningkatan
commit to user
nilai tambah dan peningkatan pendapatan yang tercipta akibat efisiensi biaya investasi dan proses aglomerasi, dengan tetap mempertahankan kelestarian
fungsi lingkungan hidup. 3. Jenis industri yang dikembangkan harus mampu menciptakan lapangan kerja
dan dapat meningkatkan kualitas sumber daya masyarakat serta untuk itu jenis industri yang dikembangkan harus memiliki hubungan keterkaitan yang kuat
dengan karakteristik lokasi setempat, seperti kemudahan akses ke bahan baku dan atau kemudahan akses ke pasar.
4. Kawasan peruntukan industri harus memenuhi AMDAL, sehingga dapat ditetapkan kriteria jenis industri yang diijinkan beroperasi di kawasan
tersebut. 5. Untuk mempercepat pengembangan kawasan peruntukan, di dalam kawasan
peruntukan industri dapat dibentuk suatu perusahaan kawasan industri yang mengelola kawasan industri.
6. Ketentuan tentang kawasan industri diatur tersendiri melalui Keputusan Presiden Nomor 41 Tahun 1996 tentang kawasan industri dan Surat
Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Nomor 50MSK1997 tentang Standar Teknis Kawasam Industri yang mengatur beberapa aspek
substansi serta hak dan kewajiban perusahaan kawasan industri, Perusahaan pengelola kawasan industri dan perusahaan industri dalam pengelolaan
kawasan industri. 7. Khusus untuk kawasan industri,pihak pengelola wajib menyiapkan kajian
studi AMDAL sehingga pihak industri cukup menyiapkan RPL dan RKL. Kecamatan Kalikotes merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten
Klaten yang sangat strategis untuk pengembangan lokasi sentra industri. Selain strategis dipilihnya Kecamatan Kalikotes sebagai lokasi penelitian karena
pesatnya pertumbuhan ekonomi diikuti dengan pertumbuhan sentra industri. Jumlah industri di Kecamatan Kalikotes menurut www.pkbinti.org sangat
beragam diantaranya furniture tersebar di Desa Krajan, Desa Gemblegan, dan Desa Tambong Wetan. Konveksi di Desa Kalikotes. Tembakau di Desa Krajan
dan pengecoran logam di Desa Kalikotes. Tersebarnya lokasi industri di berbagai
commit to user
desa di Kecamatan Kalikotes serta ketidakrelevanan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Klaten yang hanya menjadikan Desa Kalikotes sebagai
kawasan industri, mendorong penulis untuk meneliti tentang evaluasi kesesuaian lahan lokasi sentra industri di Kecamatan Kalikotes, dengan tujuan untuk
mengetahui lahan-lahan yang berpotensi sebagai lokasi sentra industri. Selain itu berdasarkan kenyataan bahwa pertumbuhan industri di Kecamatan Kalikotes
berlangsung cukup pesat maka perlu adanya tata ruang untuk kawasan industri agar pendirian industri dapat terkonsentrasi dan tidak mengganggu penggunaan
lahan khususnya lahan pertanian. Membangun dan menempatkan kawasan atau sentra industri tidak boleh di sembarang tempat, walaupun daerah tersebut
strategis bagi pengembangan sentra industri, tetapi harus mempertimbangakan kriteria tertentu yang telah digariskan pemerintah.
Diharapkan dari penelitian ini Kecamatan Kalikotes mampu meningkatkan produk industrinya seperti Industri genteng, Industri karamik,
Industri Tembakau, Industri Furniture, Industri Pande Besi sampai Industri Pengecoran Logam, dimana industri-industri tersebut merupakan industri yang
sedang berkembang di Kabupaten Klaten. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis melakukan penelitian
dengan judul: Evaluasi Kesesuaian Lahan Untuk Lokasi Sentra Industri di Kecamatan Kalikotes Kabupaten Klaten.
B. Perumusan Masalah