EVALUASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK LOKASI SENTRA INDUSTRI DI KECAMATAN KALIKOTES KABUPATEN KLATEN TAHUN 2011

(1)

commit to user

EVALUASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK LOKASI SENTRA INDUSTRI

DI KECAMATAN KALIKOTES KABUPATEN KLATEN

TAHUN 2011

Oleh :

SARWORINI NIM : K5402039

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA 2011


(2)

commit to user

ii

EVALUASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK LOKASI SENTRA INDUSTRI

DI KECAMATAN KALIKOTES KABUPATEN KLATEN

TAHUN 2011

Oleh : SARWORINI NIM : K5402039

Skripsi

Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapat gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Geografi

Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA 2011


(3)

commit to user

iii


(4)

commit to user

iv


(5)

commit to user

v


(6)

commit to user

vi ABSTRAK

Sarworini. EVALUASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK LOKASI SENTRA

INDUSTRI KECAMATAN KALIKOTES KABUPATEN KLATEN . Skripsi,

Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret, Maret 2011.

Tujuan penelitian ini adalah untuk : (1) Mengetahui Karakteristik dan Kualitas Lahan di Kecamatan Kalikotes Kabupaten Klaten. (2) Mengetahui Tingkat Kesesuaian Lahan Lokasi Sentra Industri di Kecamatan Kalikotes Kabupaten Klaten

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif spasial dengan satuan lahan sebagai satuan analisisnya. Satuan lahan diartikan sebagai ruang muka bumi yang dipetakan berdasarkan karakteristik tertentu. Dalam penelitian ini satuan lahan diperoleh dari tumpang susun antara Peta Tanah, Peta Kemiringan, dan Peta

Penggunaan Lahan. Populasi penelitian ini terdiri dari 13 satuan lahan. Sampel

dalam penelitian ini menggunakan sampel populasi. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, dokumentasi, wawancara dan analisis laboratorium. Teknik analisis data yang digunakan untuk mengetahui karakteristik lahan adalah dengan pengumpulan data dan uji laboratorium. Teknik analisis data untuk mengetahui tingkat kesesuaian lahan lokasi sentra industri di Kecamatan Kalikotes adalah dengan analisis metode skoring dan menghasilkan Peta

Kesesuaian Lahan Lokasi Sentra Industri Kecamatan Klaten.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan : (1) Terdapat perbedaan karakteristik dan kualitas lahan pada setiap satuan lahan di Kecamatan Kalikotes, berdasarkan kelas dan kriteria ; kemiringan lereng, ancaman banjir, tekstur tanah, drainase permukaan tanah, tinggi muka air tanah, daya dukung tanah, potensi kembang kerut, dan penggunaan lahan. Karakteristik fisik tersebut adalah temperatur rata-rata 25,46 0C; rata-rata bulan kering dalam satu tahun sebanyak 4 bulan; rata-rata curah hujan tahunan adalah 1459,2 mm; kemiringan lereng antara 0 ± 30 %; ancaman banjir bervariasi mulai dari tidak pernah terjadi banjir sampai terjadi banjir sekali dalam setahun; tekstur tanahnya bervariasi mulai dari lempng bergeluh, lempung berpasir halus, sampai geluh berpasir; drainase permukaannya bervariasi mulai dari lahan dengan pengatusan lambat, lahan dengan pengatusan sedang sampai dengan lahan dengan pengatusan baik; tinggi muka air tanah antara 40-120 cm; daya dukung tanahnya antara 0,25-2 kg/cm; potensi kembang kerut antara 0,009 ± 0,039; penggunaan lahan bervariasi antara pemukiman, sawah, tegalan, dan kebun; dan jarak terhadap jalan utama antara 0 - > 2 Km. (2) Tingkat kesesuaian lahan lokasi sentra industri di Kecamatan Kalikotes terdiri dari 2 kelas yaitu S2 (Cukup Sesuai) dan S3 (Sesuai Marjinal). Kelas kesesuaian lahan S2 mempunyai luas 593,61 Ha atau 42,70 % dari luas seluruh wilayah Kecamatan Kalikotes. Kelas kesesuaian lahan S3 mempunyai luas 72,08 Ha atau 5,18 % dari luas seluruh wilayah Kecamatan Kalikotes.


(7)

commit to user

vii

ABSTRACT

Sarworini. THE EVALUATION OF THE LAND SUITABILITY IN THE LOCATION OF INDUSTRIAL CENTRE IN SUB DISTRIC KALIKOTES DISTRICS KLATEN. Script, Surakarta: Faculty of Teacher and Education Program. Sebelas Maret University, March 2011.

The aim of this research is to: (1) Knowing the characteristic of physical land in sub Distric Kalikotes Distric Klaten (2) Knowing the land suitability in industry centre in sub Distric Kalikotes Distric Klaten.

This research is using descriptive spatial method. The population of this research are allthe land unit in Sub Distric Kalikotes. The sampling technique in this research is stratified random sampling. The techniques of collecting data are observation, documentation and interview. The technique of data analyze to knowing the characteristic of physical land are using measuring laboratory. The technique of data analyze to knowing the physical industry centre land suitability is using scoring method or rating from every parameter of physical land then being analyze.

Based on the result of the research it can be concluded that: (1)There are some degree differences of the land physical character in the location of industry centre in Sub Distric Kalikotes based on the class and criteria, the declivity slope, the flood threats, the soil texture, the surface drainase, the height of soil water, the land supporting capacity, the potency of expand and furrow of land, the land physical characteristic are the average of temperature is 25-46 0C; the average of dry mounths in are year are 4 mounths; the average of yearly rainfall are 1459,2 mm; the declivity slope is 0-30IRRGWKUHDWVWKHUHKDVQ¶WIORRG-flood happens once a year); the soil texture (clay loam, silty clay, sandy clay, and loamy sand); the surface water (land with permeability slowly, meddle, and good); the height of soil water (40-120 cm); the land supporting capacity (0,25-2 kg/cm); the potency of expand and furrow (0,009-0,039); the using of land (settlement,farm, and garden); and the distance from main rood 0 - >2 Km. (2) The land suitability in the location of Sub Distric Kalikotes are S2 (Enough Appropriate) and S3 (Marjinal Appropriate). S2 the width is 593,61 Ha or 42,70 % from all width of Sub Distric Kalikotes. S3 the width is 72,08 Ha or 5,18 % from all width of Sub Distric Kalikotes.


(8)

commit to user

viii MOTTO

³....Sembahlah Allah, sekali-kali tak ada Tuhan bagimu selain-1\D«´ 46$O$¶UDDI

³Barangsiapa melepaskan seorang mukmin dari penderitaan-penderitaan dunia niscaya Allah akan melepaskan darinya penderitaan-penderitaan hari kiamat,

barangsiapa memudahkan urusan yang sulit niscaya Allah memudahkan urusannya di dunia dan akhirat. Barangsiapa menutup aib seorang muslim maka

Allah akan akan menutup aibnya di dunia dan akhirat. Allah akan senantiasa PHQRORQJKDPEDVHODPDKDPEDLWXVHQDQWLDVDPHQRORQJVDXGDUDQ\D´


(9)

commit to user

ix

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan karya kecilku ini untuk :

Beliau yang telah mengandungku, menyertai perkembanganku, senantiasa

PHQGR¶DNDQNXGLVHSDQMDQJZDNWXVHUWDWHODKPHPEHULNDQ´VHJDODQ\D´XQWXNNX

Ibuku tercinta Semoga Allah Swt senantiasa memuliakanmu.

Beliau yang VHQDQWLDVDPHQGR¶DNDQNXPHQJajarkan arti kehidupan, serta telah

PHPEHULNDQ´VHJDODQ\D´XQWXNNHEDKDJLDDQNXBapakku Tercinta semoga Allah melapangkan kuburmu, mengampuni semua kekhilafanmu, serta menempatkanmu

diantara orang-orang yang sholih, maafkan anakmu ini yang belum bisa mewujudkan impianmu.

Suamiku terkasih, yang telah mengorbankan segalanya untukku, semoga Allah

senantiasa merahmatimu dan memudahkan urusanmu. Jika bukan karena-Nya serta dorongan darimu mungkin karya ini tidak akan selesai.

Untuk buah hatiku, shofi dan akbar maafkan umi ya nak... yang kurang meluangkan waktu untuk kalian, tetapi sesungguhnya umi sangat mencintai

kalian..

Kakak dan adik-adikku yang selalu memberikan semangat.

Sahabat-sahabat Geografi terimkasih atas semangat yang diberikan dan semua bantuan dan masukan kalian

Berbagai pihak yang membantu dari awal penelitian sampai akhir penulisan skripsi yang tidak dapat disebutkan satu persatu.


(10)

commit to user

x

KATA PENGANTAR $VVDODPX¶DODLkum Warahmatullaahi Wabarakatuh.

$OKDPGXOLOODKLUDEELO¶DODPLQ3XMLV\XNXUNHKDGLUDW$OODK6ZWDWDVUDKPDW

hidayah dan inayah-Nya, sehingga skripsi yang berjudul Evaluasi kesesuaian lahan lokasi sentra industri Kecamatan Kalikotes Kabupten Klaten Tahun 2011 dapat terselesaikan. Skripsi ini disusun untuk memenuhi persyaratan guna mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Banyak hambatan dalam penyusunan skripsi ini, namun atas bantuan dari berbagai pihak akhirnya kesulitan dapat teratasi. Untuk itu atas segala bantuannya hingga penulisan skripsi dapat terselesaikan, disampaikan terima kasih kepada : 1. Bapak Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd selaku Dekan Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang masih berkenan memberi ijin untuk menyusun skripsi.

2. Bapak Drs. H. Syaiful Bachri, M. Pd. Selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial yang telah berkenan memberi ijin untuk menyusun skripsi. 3. Bapak Drs. Partoso Hadi, M.Si selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Geografi yang telah berkenan memberi ijin untuk menyusun skripsi.

4. Bapak Setya Nugraha, S.Si, M.Si selaku Sekretaris Program Studi Pendidikan Geografi yang telah berkenan memberi ijin untuk menyusun skripsi.

5. Bapak Drs. Ahmad, M.si selaku Pembimbing I atas kesediaan waktu dan kesabarannya dalam memberikan arahan, bimbingan, petunjuk serta masukan dalam menyusun skripsi ini.

6. Bapak Yasin Yusup, S.Si, M.Si selaku Pembimbing II atas kesediaan waktu dan kesabarannya dalam memberikan arahan, bimbingan, petunjuk serta masukan dalam menyusun skripsi ini.

7. Bapak dan Ibu dosen Program Studi Geografi FKIP yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan selama penulis belajar di UNS.


(11)

commit to user

xi

8. Kepala Badan Perencana dan Pembangunan Daerah Kabupaten Klaten beserta stafnya yang telah memberikan ijin penelitian serta data-data sekunder berupa Peta Tanah, Peta Tata Ruang Wilayah Kabupaten Klaten dalam penelitian ini. 9. Kepala Kantor Cabang Dinas Perairan Kabupaten Klaten beseta stafnya yang

telah memberikan bantuan berupa data curah hujan Kecamatan Kalikotes dalam penelitian ini.

10.Camat Kalikotes beserta staf, Kepala Desa Gemblegan, Kepala Desa Jimbung, beserta staf dan masyarakatnya atas ijin serta informasi yang diberikan dalam penelitian ini.

11.Berbagai pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu.

Semoga amal kebaikan semua pihak tersebut medapatkan imbalan dari Allah SWT.

Menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat diharapkan. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan perkembangan ilmu pengetahuan.

:DVVDODPX¶DODLNXP:DUDKPDWXOODKL:DEDUDNDWXK

Surakarta, 22 Maret 2011


(12)

commit to user

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... HALAMAN PENGAJUAN... HALAMAN PERSETUJUAN... +$/$0$13(1*(6$+$1«««««««««««««««««««« ABSTRAK ... HALAMAN MOTTO... HALAMAN PERSEMBAHAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI ... DAFTAR TABEL ... DAFTAR GAMBAR ...

'$)7$53(7$«««««««««««««««««««««««««

DAFTAR LAMPIRAN ... BAB I PENDAHULUAN ...

A. /DWDU%HODNDQJ0DVDODK«««««««««««««««««

B. 3HUXPXVDQ0DVDODK«««««««««««««««««««

C. 7XMXDQ3HQHOLWLDQ««««««««««««««««««««

D. Manfaat 3HQHOLWLDQ«««««««««««««««««««

%$%,,/$1'$6$17(25,«««««««««««««««««««

A. Tinjauan Pustaka ... 1. Lahan ... 2. Evaluasi Lahan ... 3. Kesesuaian Lahan... 4. Evaluasi Kesesuaian Lahan ... 5. Metode Evaluasi Kesesuaian Lahan ... 6. Kelas Kesesuaian Lahan... 7. Karakteristik Lahan... 8. Kualitas Lahan... 9. Evaluasi Kesesuaian Lahan Untuk Lokasi Sentra Industri ... 10.Industri ...

i ii iii v vi viii ix x xii xv xvii xviii xix 1 1 4 5 5 6 6 6 6 6 7 8 9 10 12 17 18


(13)

commit to user

xiii

B. +DVLO3HQHOLWLDQ\DQJ5HOHYDQ«««««««««««««

C. .HUDQJND3HPLNLUDQ«««««««««««««««««««

%$%,,,0(72'2/2*,3(1(/,7,$1«««««««««««««

A. Tempat dan Waktu Penelitian ... B. Bentuk dan Strategi Penelitian ... C. Populasi ... D. Teknik Sampling ... E. Sumber Data ...

F. Teknik 3HQJXPSXODQ'DWD«««««««««««««««

G. THNQLN$QDOLVLV'DWD««««««««««««««««««

H. 3URVHGXU3HQHOLWLDQ««««««««««««««««««

%$%,9+$6,/3(1(/,7,$1««««««««««««««««««« $/DWDU%HODNDQJ)LVLNDO'DHUDK3HQHOLWLDQ«««««««««««

1. .RQGLVL)LVLN.HFDPDWDQ.DOLNRWHV««««««««««

2. Kondisi Tanah «««««««««««««««««««

3. 7RSRJUDIL«««««««««««««««««««««

4. +LGURORJL«««««««««««««««««««««

5. 3HQJJXQDDQ/DKDQ««««««««««««««««««

%+DVLO3HQHOLWLDQGDQ3HPEDKDVDQ««««««««««««««

1. Karakteristik Lahan di Kecamatan Kalikotes... 2. Tingkat Kesesuaian Lahan untuk Lokasi Sentra Industri di

Kecamatan Kalikotes ...

%$%93(18783«««««««««««««««««««««««« A. .HVLPSXODQ«««««««««««««««««««««« B. ,PSOLNDVL««««««««««««««««««««««« C. 6DUDQ««««««««««««««««««««««««« '$)7$53867$.$«««««««««««««««««««««« /$03,5$1«««««««««««««««««««««««««« 19 26 28 28 28 29 29 30 30 32 38 41 41 41 50 50 51 51 55 55 71 77 77 78 78 79 81


(14)

commit to user

xiv

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26

Kelas dan Kriteria Tinggi Muka Air Tanah... Kelas dan Kriteria Potensi Kembang Kerut ... Kelas dan Kriteria Jalan Utama ... Klasifikasi Bulan Basah, Bulan Lembab, dan Bulan Kering... Kelas dan Kriteria Drainase Permukaan... Menentukan Tekstur Tanah di Lapangan... Kelas dan Kriteria Tekstur Tanah... Kelas dan Kriteria Kemiringan Lereng ... Kelas dan Kriteria Ancaman Banjir... Kelas dan Kriteria Daya Dukung Tanah ... Kelas dan Kriteria Penggunaan Lahan... Penelitian yang Relevan... Jadwal Penelitian... Harkat Kelas dan Kriteria Kemiringan Lereng ... Harkat Kelas dan Kriteria Ancaman Banjir... Harkat Kelas dan Kriteria Tekstur Tanah... Harkat Kelas dan Kriteria Drainase Permukaan... Harkat Kelas dan Kriteria Tinggi Muka Air Tanah... Harkat Kelas dan Kriteria Daya Dukung Tanah... Harkat Kelas dan Kriteria Potensi Kembang Kerut Tanah... Harkat Kelas dan Kriteria Penggunaan Lahan... Harkat Kelas dan Kriteria Jalan Utama... Kelas Kesesuaian Lahan Lokasi Sentra Industri... Luas Masing-Masing Desa di Kecamatan Kalikotes... Data Curah Hujan Kecamatan Kalikotes Periode Tahun 2000 ± 2009... Tipe Curah Hujan Berdasarkan Scmidt-Ferguson ...

10 11 12 13 13 14 15 15 16 16 17 24 29 34 35 35 35 36 36 37 37 38 39 43 47 49


(15)

commit to user

xv 27

28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38

39 40

Penggunaan Lahan Kecamatan Kalikotes ... Satuan Lahan dan Luasannya ... Prosentase dan Luas menurut Kemiringan Lereng ... Prosentase dan Luas menurut Ancaman Bamjir ... Prosentase dan Luas menurut Tekstur Tanah ... Prosentase dan Luas menurut Drainase Permukaan ... Prosentase dan Luas menurut Tinggi Muka Air Tanah ... Prosentase dan Luas menurut Daya Dukung Tanah ... Prosentase dan Luas menurut Potensi Kembang Kerut ... Prosentase dan Luas menurut Penggunaan Lahan ... Prosentase dan Luas menurut Jarak Terhadap Jalan Utama ... Nilai Karakteristik dan Kualitas Lahan Pada Setiap Parameter Lahan ... Pengharkatan dan Pengkelasan Setiap Satuan Lahan ... Kelas Kesesuaian Lahan Untuk Lokasi Industri Di Kecamatan Kalikotes...

51 55 57 57 58 59 59 60 60 61 62

69 72


(16)

commit to user

xvi

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

Diagram Kerangka Penelitian ... Grafik Luas Desa di Kecamatan Kalikotes ... Tipe Curah Hujan Menurut Schmidt-Ferguson di Kecamatan Kalikotes ... Satuan Lahan K Reg KK 1 P ... Satuan Lahan K Reg KK 1 T ... Satuan Lahan K Reg KK 1 K ... Satuan Lahan Reg KK 1 K ... Satuan Lahan Reg K 1 P ... Satuan Lahan Reg K 1 T ... Satuan Lahan Reg K 1 K ... Satuan Lahan Reg K 2 K ... Satuan Lahan Reg K 2 P ... Satuan Lahan Reg K 2 T ... Satuan Lahan Reg K 3 K ... Satuan Lahan Reg K 3 P ... Satuan Lahan Reg K 3 T ...

27 44 49 63 63 64 64 65 65 66 66 67 67 68 68 68


(17)

commit to user

xvii

DAFTAR PETA

Nomor Halaman

1 2 3 4 5 6

Peta Administrasi Kecamatan Kalikotes Kabupaten Klaten ... Peta Tanah Kecamatan Kalikotes Kabupaten Klaten ... Peta Kemiringan Lereng Kecamatan Kalikotes... Peta Penggunaan Lahan Kecamatan Kalikotes Kabupaten Klaten... Peta Satuan Lahan Kecamatan Kalikotes Kabupaten Klaten... Peta Kesesuaian Lahan Lokasi Sentra Industri Kecamatan Kalikotes Kabupaten Klaten Tahun 2011 ...

42 52 53 54 56


(18)

commit to user

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

1. Citra Kecamatan Kalikotes

2. Peta Komtur Kecamatan Kalikotes 3. Peta TIN Kecamatan Kalikotes 4. Tabel Hasil Uji Laboratorium

5. Tabel penilaian dan pengharkatan setiap satuan lahan di lapangan 6. Peta Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Klaten 2005-2015

7. Peta Kesesuaian Lahan untuk Lokasi Sentra Industri Kecamatan Kalikotes vs Peta RTRW

8. Silabus dan Sistem Penilaian Mata Pelajaran Geografi di SMA 9. Surat Ijin Menyusun Skripsi Dari Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial 10.Surat Ijin Penelitian Dari Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan 11.Surat Ijin Penelitian Dari Universitas Sebelas Maret Surakarta 12.Surat Ijin Penelitian Dari BAPEDA Klaten


(19)

commit to user

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Industri merupakan salah satu sektor yang diharapkan mampu mendukung peningkatan perekonomian nasional, karena sektor ini berperan dalam perluasan kesempatan kerja dan kesempatan berusaha. Pencapaian hasil pembangunan industri yang baik perlu didukung oleh beberapa faktor, seperti tersedianya sumber daya lahan yang cukup, stabilitas daerah yang kondusif maupun pemasaran ekonomi. Dalam pemilihan lokasi industri diperlukan suatu lahan yang sesuai dengan persyaratan lahan untuk lokasi kawasan industri. Persyaratan untuk lokasi kawasan industri tercantum dalam Keppres No.53 Tahun 1989 yaitu kawasan industri dengan pemusatan industri, pengelolaannya dilengkapi prasarana, sarana dan fasilitas penunjang lainnya yang disediakan dan dikerjakan perusahaan kawasan industri. Untuk lebih jelasnya disebutkan dalam pasal 7 bahwa pembangunan kawasan industri tidak mengurangi area pertanian dan tidak dilakukan diatas tanah yang mempunyai fungsi utama untuk melindungi sumberdaya alam dan warisan budaya. Sedangkan untuk kriteria kawasan industri meliputi tersedianya sumber air baku yang cukup, adanya pembuangan limbah, tidak menimbulkan dampak sosial yang berat, tidak terletak di kawasan pangan lahan basah yang beririgasi dan berpotensi bagi pengembangan irigasi, serta tidak terletak di kawasan hutan lindung dan hutan produksi tetap dan terbatas.

Semakin berkembangnya sektor industri di Indonesia telah menyebabkan terjadinya percepatan munculnya bangunan industri. Keberadaan bangunan industri disamping memberikan dampak positif juga akan mempengaruhi potensi, kondisi, dan mutu sumber daya alam dan lingkungan yang dalam kurun waktu panjang dapat mengakibatkan potensi dan mutu lingkungan menurun bila pemanfaatan dan pengelolaan sumber daya untuk industri tidak bijaksana, maka kebijaksanaan yang harus diupayakan adalah dengan mempertahankan dan meningkatkan perkembangan industri yang dapat


(20)

commit to user

memperhatikan potensi dan mutu lingkungan sehingga upaya pengendalian dan pencegahan terhadap kerusakan lingkungan dapat dilokalisir.

Sektor industri merupakan salah satu komponen utama pembangunan ekonomi sosial, yang tidak hanya mampu memberikan konstribusi besar dalam penyerapan tenaga kerja. Sektor industri juga merupakan instrumen kunci bagi tercapainya pembangunan ekonomi dan transformasi struktural yaitu dari struktur ekonomi yang berdasarkan pertanian ke arah ekonomi industrialis. Sehingga dalam menentukan suatu kawasan sentra industri diperlukan suatu kajian tentang analisis kesesuaian lahan, agar pengelolaan yang terarah terhadap setiap kegiatan industri dapat dijadikan sebagai instrumen yang cukup efektif untuk mempersempit kesenjangan sosial dan kesenjangan wilayah. Proses industrialisasi lebih diberi peluang guna tumbuh kembangnya industri sebagai penyebab utama dalam meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi, peningkatan pendapatan, perluasan lapangan kerja, dan perluasan kesempatan berusaha yang pada akhirnya meningkatkan devisa negara.

Menurut Mitrayasa (2003 : 9) sebagian atau seluruh bagian kawasan peruntukan industri dapat dikelola oleh satu pengelola tertentu. Dalam hal ini kawasan yang di kelola oleh satu pengelola tertentu disebut kawasan industri. Fungsi utama kawasan industri antara lain: memfasilitasi kegiatan industri agar tercipta aglomerasi kegiatan produksi di satu lokasi dengan biaya investasi prasarana yang efisien, mendukung upaya penyediaan tenaga kerja, meningkatkan nilai tambah komoditas yang pada gilirannya meningkatkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) di wilayah yang bersangkutan, dan mempermudah koordinasi pengendalian dampak lingkungan yang mungkin ditimbulkan. Menurut Mitrayasa (2003 : 10) kriteria umum dan kaidah perencanaan kawasan industri adalah:

1. Ketentuan pokok tentang pengaturan, pembinaan, dan pengembangan industri ; serta izin usaha industri mengacu kepada Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1984 tentang perindustrian.

2. Pemanfaatan kawasan peruntukan industri harus sebesar-besarnya diperuntukkan bagi upaya mensejahterakan masyarakat melalui peningkatan


(21)

commit to user

nilai tambah dan peningkatan pendapatan yang tercipta akibat efisiensi biaya investasi dan proses aglomerasi, dengan tetap mempertahankan kelestarian fungsi lingkungan hidup.

3. Jenis industri yang dikembangkan harus mampu menciptakan lapangan kerja dan dapat meningkatkan kualitas sumber daya masyarakat serta untuk itu jenis industri yang dikembangkan harus memiliki hubungan keterkaitan yang kuat dengan karakteristik lokasi setempat, seperti kemudahan akses ke bahan baku dan atau kemudahan akses ke pasar.

4. Kawasan peruntukan industri harus memenuhi AMDAL, sehingga dapat ditetapkan kriteria jenis industri yang diijinkan beroperasi di kawasan tersebut.

5. Untuk mempercepat pengembangan kawasan peruntukan, di dalam kawasan peruntukan industri dapat dibentuk suatu perusahaan kawasan industri yang mengelola kawasan industri.

6. Ketentuan tentang kawasan industri diatur tersendiri melalui Keputusan Presiden Nomor 41 Tahun 1996 tentang kawasan industri dan Surat Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Nomor 50/M/SK/1997 tentang Standar Teknis Kawasam Industri yang mengatur beberapa aspek substansi serta hak dan kewajiban perusahaan kawasan industri, Perusahaan pengelola kawasan industri dan perusahaan industri dalam pengelolaan kawasan industri.

7. Khusus untuk kawasan industri,pihak pengelola wajib menyiapkan kajian studi AMDAL sehingga pihak industri cukup menyiapkan RPL dan RKL.

Kecamatan Kalikotes merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Klaten yang sangat strategis untuk pengembangan lokasi sentra industri. Selain strategis dipilihnya Kecamatan Kalikotes sebagai lokasi penelitian karena pesatnya pertumbuhan ekonomi diikuti dengan pertumbuhan sentra industri. Jumlah industri di Kecamatan Kalikotes menurut www.pkbinti.org sangat beragam diantaranya furniture tersebar di Desa Krajan, Desa Gemblegan, dan Desa Tambong Wetan. Konveksi di Desa Kalikotes. Tembakau di Desa Krajan dan pengecoran logam di Desa Kalikotes. Tersebarnya lokasi industri di berbagai


(22)

commit to user

desa di Kecamatan Kalikotes serta ketidakrelevanan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Klaten yang hanya menjadikan Desa Kalikotes sebagai kawasan industri, mendorong penulis untuk meneliti tentang evaluasi kesesuaian lahan lokasi sentra industri di Kecamatan Kalikotes, dengan tujuan untuk mengetahui lahan-lahan yang berpotensi sebagai lokasi sentra industri. Selain itu berdasarkan kenyataan bahwa pertumbuhan industri di Kecamatan Kalikotes berlangsung cukup pesat maka perlu adanya tata ruang untuk kawasan industri agar pendirian industri dapat terkonsentrasi dan tidak mengganggu penggunaan lahan khususnya lahan pertanian. Membangun dan menempatkan kawasan atau sentra industri tidak boleh di sembarang tempat, walaupun daerah tersebut strategis bagi pengembangan sentra industri, tetapi harus mempertimbangakan kriteria tertentu yang telah digariskan pemerintah.

Diharapkan dari penelitian ini Kecamatan Kalikotes mampu meningkatkan produk industrinya seperti Industri genteng, Industri karamik, Industri Tembakau, Industri Furniture, Industri Pande Besi sampai Industri Pengecoran Logam, dimana industri-industri tersebut merupakan industri yang sedang berkembang di Kabupaten Klaten.

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis melakukan penelitian dengan judul: "Evaluasi Kesesuaian Lahan Untuk Lokasi Sentra Industri di Kecamatan Kalikotes Kabupaten Klaten."

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan permasalahannya sebagai berikut:

1. Bagaimanakah Karakteristik dan Kualitas Lahan di Kecamatan Kalikotes Kabupaten Klaten ?

2. Bagaimanakah Kesesuaian Lahan untuk Lokasi Sentra Industri di Kecamatan Kalikotes Kabupaten Klaten ?


(23)

commit to user

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui:

1. Karakteristik dan Kualitas Lahan di Kecamatan Kalikotes Kabupaten Klaten. 2. Kesesuaian Lahan untuk Lokasi Sentra Industri di Kecamatan Kalikotes

Kabupaten Klaten.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan harapan hasil yang diperoleh dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

a. Dapat memberikan sumbangan dalam memperluas khasanah ilmu pengetahuan yang bersifat teoritis, khususnya yang berhubungan dengan evaluasi kesesuian lahan untuk sentra industri.

b. Memberikan sumbangan pemikiran kepada peneliti-peneliti yang akan datang apabila akan meneliti hal yang serupa.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi masyarakat dan swasta, hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat terutama dalam penyediaan informasi kesesuaian lahan untuk lokasi sentra industri di Kecamatan Kalikotes Kabupaten Klaten.

b. Bagi Pemerintahan Daerah, penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai salah satu input dalam pengambilan keputusan penilaian lokasi industri yang potensial.

c. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan pemerintah sebagai salah satu pertimbangan untuk memperbaiki dan mengupayakan metode baru dalam menentukan lokasi sentra industri, serta diharapkan dapat digunakan untuk bahan pengajaran geografi di SMP dan SMA sesuai dengan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar.


(24)

commit to user

6

BAB II LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Lahan

Lahan merupakan bentangan permukaan bumi yang memiliki macam sifat yang berbeda dimana ada beberapa faktor yang mempengaruhinya yaitu iklim, batuan, air, tanah, penggunaan lahan, vegetasi, proses penggunaan lahan dimana kesesuaian lahan sebagai gambaran tingkat kecocokan sebidang tanah untuk penggunaan tertentu (Sitorus dalam Ambardhi, 2000 : 4 ).

Lahan dapat diartikan sebagai lingkungan fisik yang terdiri atas iklim, relief, tanah, air dan vegetasi serta benda yang ada diatasnya sepanjang ada pengaruhnya terhadap penggunaan lahan. Termasuk didalamnya juga hasil kegiatan manusia di masa lampau dan sekarang seperti hasil reklamasi laut, pembersihan vegetasi, dan juga hasil yang merugikan seperti tanah yang tersalinasi (FAO 1976 dalan Arsyad, 1989 : 207 ).

2. Evaluasi Lahan

Evaluasi lahan merupakan proses pendugaan potensi lahan untuk macam-macam alternatif penggunaan (Dent dan Young dalam Abdullah, 1993 : 57). Evaluasi lahan melibatkan pelaksanaan survai atau peralihan bentuk bentang alam, sifat serta distribusi tanah, macam dan distribusi vegetasi beserta aspek-aspek lahan lainnya. Keseluruhan evaluasi ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan membuat perbandingan dari macam-macam penggunaan lahan yang memberikan harapan positif. Macam penggunaan lahan ini dalam evaluasi dikenal dengan LUT (Land Utilization Type) (Abdullah, 1993 : 57).

3. Kesesuaian Lahan

Kesesuaian Lahan adalah penggambaran tingkat kecocokan sebidang lahan untuk suatu penggunaan tertentu ( Sitorus, 1995 : 42). Struktur klasifikasi kesesuaian lahan menurut kerangka FAO (1976) dapat dibedakan menurut tingkatannya sebagai berikut :


(25)

commit to user

a. Ordo Kesesuaian Lahan (Order)

Ordo Kesesuaian Lahan menunjukkan jenis atau macam kesesuaian atau keadaan kesesuaian secara global (umum).

b. Kelas Kesesuaian Lahan (Class)

Kelas Kesesuaian Lahan menunjukkan tingkat kesesuaian dalam ordo. c. Sub_Kelas Kesesuaian Lahan (Sub_Class)

Sub_Kelas Kesesuaian Lahan menunjukkan jenis pembatas atau macam perbaikan yang diperlukan di dalam kelas.

d. Satuan Kesesuaian Lahan (Unit)

Unit menunjukkan perbedaan-perbedaan kecil yang diperlukan dalam pengelolaan di dalam Sub_Kelas.

Kelas kesesuaian suatu area dapat berbeda tergantung dari jenis tipe penggunaan lahan yang sedang dipertimbangkan. Evaluasi kesesuaian mempunyai penekanan yang yang tajam yaitu mencari lokasi yang mempunyai sifat-sifat positif dalam hubungannya dengan keberhasilan penggunaanya.

Penelitian ini menggunakan struktur klasifikasi kesesuaian lahan yang kedua yaitu kelas kesesuaian lahan.

4. Evaluasi Kesesuaian Lahan

Evaluasi kesesuaian lahan adalah proses penafsiran potensi lahan untuk tujuan tertentu yang meliputi kegiatan survei bentuk lahan, vegetasi, tanah, iklim, dan lain-lain untuk membandingkan bentuk-bentuk penggunaan lahan yang diusulkan dengan tujuan evaluasi (FAO, 1976 dalam Santoso : 6). Banyaknya faktor untuk menilai, terdapat berbagai macam aplikasi kesesuaian lahan yang menggunakan SIG. Selain untuk memperoleh informasi mengenai kemampuan lahan suatu wilayah, evaluasi sumberdaya lahan dapat juga diarahkan ke evaluasi kesesuaian lahan. Hal ini mencerminkan bahwa potensi suatu wilayah untuk peruntukan secara umum atau penggunaannya, sedangkan untuk kesesuaian lahan lebih bersifat spesifik, merujuk pada peruntukan tertentu misalnya untuk pemukiman, untuk tanaman pertanian, untuk lokasi perindustrian, untuk lokasi hutan lindung, untuk lokasi perdagangan maupun lainnya. Sehingga tiap-tiap


(26)

commit to user

penggunaan lahannya berbeda tergantung pada tingkat kesesuaian lahan sehingga tiap penggunan lahan dapat dipertimbangkan untuk pemanfaatan lainnya.

Kerangka dasar dari evaluasi kesesuaian lahan yaitu membandingkan persyaratan yang diperlukan untuk suatu penggunaan lahan tertentu dengan sifat sumberdaya yang ada dalam sumberdaya tersebut. Prosedur evaluasi disamping membutuhkan persyaratan yang berbada-beda juga membutuhkan keterangan-keterangan tentang lahan tersebut yang menyangkut aspek sesuai dengan perencanaan peruntukan yang sedang dipertimbangakan. Adapun keterangan-keterangan tersebut menyangkut tiga aspek utama yaitu lahan, penggunaan lahan, serta aspek ekonomis.

Proses evaluasi kesesuaian lahan terdiri dari tiga tahap yaitu tahap pengumpulan karakteristik/kualitas lahan, tahap penentuan kebutuhan dari jenis penggunaan lahan, dan tahap evaluasi kesesuaian lahan dengan membandingkan karakteristik/kualitas lahan dengan kebutuhan dari jenis penggunaan lahan.

5. Metode Evaluasi Kesesuaian Lahan

Metode evaluasi kesesuaian lahan adalah cara mengatasi potensi atau nilai dari suatu areal untuk penggunaan tertentu. Menurut Jamulya (1992 : 1) terdapat tiga metode dalam mengadakan evaluasi kesesuaian lahan, yaitu :

a. Metode Pemerian (description)

Metode pemerian dilaksanakan dengan menjelaskan kelas-kelas kesesuaian lahan dalam bentuk kalimat, bahkan metode ini juga menggunakan perbandingan antara kualitas dan karakteristik lahan dengan kriteria kelas kesesuaian lahan, tetapi dianalisis dengan deskripsi sugestif. Analisis deskripsi sugestif adalah pemerian suatu gambaran yang meyakinkan tentang kualitas dan karakteristik lahan sehingga tercipta suatu penghayatan tentang potensi lahan yang sedang di evaluasi.

b. Metode Pengharkatan (Scoring)

Metode Pengharkatan merupakan suatu cara untuk menilai potensi lahan dengan jalan memberi harkat pada setiap parameter lahan, sehingga diperoleh kelas kesesuian lahan berdasarkan perhitungan harkat pada setiap


(27)

commit to user

parameter lahan. Terdapat dua macam teknik pengharkatan yaitu : (1) Teknik Penjumlahan atau Teknik Pengurangan, teknik ini dilakukan dengan menjumlahkan atau mengurangi harkat setiap parameter lahan. (2) Teknik Perkalian atau Teknik Pembagian (Sistem Indeks) dilakukan dengan mengalikan atau membagi harkat setiap parameter lahan. Dari kedua teknik tersebut akan diperoleh suatu nilai atau indeks tertentu dengan menunjukkan kelas kesesuaian lahan.

c. Metode Perbandingan (Matching)

Metode Matching merupakan salah satu cara untuk mengevaluasi kesesuaian lahan dengan jalan mencocokkan serta membandingkan antara kualitas dan karakteristik lahan dengan kriteria kesesuaian lahan, sehingga di peroleh potensi yang ada pada satuan lahan tertentu.

Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode scoring.

6. Kelas Kesesuaian Lahan

Kelas merupakan keadaan tingkat kesesuaian lahan pada tingkat ordo. Pada tingkat kelas yng tergolong ordo sesuai (S) dibedakan kembali pada tiga kelas yaitu lahan sangat sesuai (S1), cukup sesuai (S2), dan sesuai marginal (S3). Sedangkan lahan yang tergolong ordo tidak sesuai (N) dibedakan dalam dua kelas yaitu lahan tidak sesuai saat ini (N1), dan lahan tidak sesuai permanen (N2). a. Kelas Sangat Sesuai (S1)

Lahan tidak mempunyai pembatas yang berat untuk suatu penggunaan tertentu secara lestari, atau hanya mempunyai pembatas yang kurang berarti dan tidak mempengaruhi secara langsung produksi lahan tersebut, serta tidak menambah masukan (input) dari yang biasa dilakukan dalam pengusahaan lahan. b. Kelas Cukup Sesuai (S2)

Lahan mempunyai faktor penghambat agak berat. Berpengaruh terhadap produktifitas lahan tersebut, memerlukan tambahan masukan. Pembatas tersebut biasanya dapat diatasi.


(28)

commit to user

c. Kelas Sesuai Marginal (S3)

Lahan yang mempunyai faktor pembatas sangat berat apabila digunakan untuk penggunaan tertentu yang lestari. Faktor penghambat ini akan berpengaruh terhadap produktifitasnya, memerlukan tambahan masukan yang lebih banyak daripada lahan yang tergolong S2. Untuk mengatasi faktor penghambat pada S3 memerlukan modal tinggi, sehingga perlu adanya bantuan atau investasi dari pemerintah atau swasta.

d. Kelas Tidak Sesuai Saat ini (N1)

Lahan yang mempunyai pembatas dengan tingkat sangat berat, akan tetapi masih memungkinkan untuk diatasi, hanya tidak dapat diperbaiki dengan tingkat pengetahuan saat ini dengan biaya yang rasional.

e. Kelas Tidak Sesuai Permanen (N2)

Lahan yang mempunyai pembatas sangat berat, sehingga tidak mungkin untuk dipergunakan terhadap suatu penggunaan tertentu yang lestari.

7. Karakteristik Lahan

Karakteristik lahan adalah sifat lahan yang dapat diukur atau diestimasi. Contoh dari karakteristik lahan adalah curah hujan, jumlah bulan kering, tekstur tanah, kedalaman efektif, besarnya kandungan N total dalam tanah, dan sebagainya. Sitorus (1995 : 5) mendefinsikan karakteristik lahan sebagai suatu proses yang meliputi penentuan ciri lahan (land properies) yang ada hubungannya dan dapat diukur atau dianalisis tanpa memerlukan usaha-usaha yang besar. Karakteristik lahan dalam penelitian ini antara lain :

a. Tinggi Muka Air Tanah

Kedalaman muka air tanah mempengaruhi keawetan bangunan, semakin dangkal muka air tanah semakin jelek untuk penempatan bangunan keteknikan. Pengukuran tinggi muka air tanah dapat dilakukan secara langsung di lapangan yaitu mengukur tinggi muka air tanah dari permukaan sumur gali. Kelas dan kriteria tinggi muka air tanah untuk industri dapat dilihat pada tabel 1.

Tabel 1. Kelas dan Kriteria Tinggi Muka Air Tanah

No. Kelas Tinggi Muka Air Tanah


(29)

commit to user

2. Baik 151 - 250 cm

3. Sedang 101 - 150 cm

4. Jelek 51 - 100 cm

5. Sangat jelek < 50cm

Sumber : Sunarto, dkk (1991) : 23 b. Potensi Kembang Kerut Tanah

Potensi kembang kerut tanah merupakan kualitas tanah yang ditentukan oleh perubahan volume tanah karena perubahan kadar air dalam tanah. Faktor tanah utama yang mempengaruhi potensi kembang kerut adalah jumlah liat dan sifatnya. Sifat liat pada tanah sangat penting dalam evaluasi lahan untuk kawasan industri. Tanah dengan daya kembang kerut besar berpotensi meretakkan dinding, menghancurkan dan merobohkan bangunan/gedung industri. Potensi kembang kerut tanah dapat diuji dengan menghitung nilai COLE (Coefficient of Linier Extensibility). Panjang pengerutan dihitung berdasarkan perubahan panjang sample tanah pada saat lembab dan saat kering. Kelas dan kriteria potensi kembang kerut untuk industri dapat dilihat pada tabel 2.

Tabel 2. Kelas dan Kriteria Potensi Kembang Kerut

No. Kelas COLE

1. Sangat baik < 0.01

2. Baik 0.01 - 0.03

3. Sedang 0.03 - 0.06

4. Jelek 0.06 - 0.09

5. Sangat jelek > 0.09

Sumber : USDA (1971) dalam Sutanto (1993) : 20 c. Jarak Terhadap Jalan Utama

Jalan utama adalah jalan yang menghubungkan antara wilayah suatu daerah menuju luar daerah tersebut antara lain sebagai penghubung menuju pusat kota, kawasan pelabuhan dan sebagainya. Jarak terhadap jalan utama berpengaruh terhadap aksesibilitas atau kemudahan dalam mencapai lokasi. Data jarak terhadap jalan utama diperoleh dari peta jaringan jalan dan cek lapangan. Kelas dan kriteria jarak terhadap jalan utama untuk industri dapat dilihat pada tabel 3.


(30)

commit to user

Tabel 3. Kelas dan Kriteria Jalan Utama

No. Kelas Jarak (Km)

1. Sangat Baik 0 ± 0,5

2. Baik 0,5 ± 1

3. Sedang 1 ± 1,5

4. Jelek 1,5 ± 2

5. Sangat Jelek > 2

Sumber : Endang (1999) : 34

8. Kualitas Lahan

Kualitas lahan merupakan hasil interaksi antara karakteristik tanah, penggunaan lahan, dan keadaan lingkungan (Darmawijaya, 1992 : 272). FAO dalam Sitorus (1995 : 5) mendefinisikan kualitas lahan adalah suatu sifat lahan yang kompleks atas sifat komposit yang sesuai untuk suatu penggunaan yang ditentukan oleh seperangkat karakteristik lahan yang berinteraksi.

a. Suhu / Temperatur Udara (t)

Suhu atau temperatur suatu daerah dipengaruhi oleh ketinggian tempat tertentu. Temperatur udara rata-rata dihitung dengan menggunakan Rumus Braack yaitu

T = (26,3 ± 0,6 H) o C Keterangan :

T = Rata-rata temperatur tahunan

26,3 = Rata-rata temperatur tahunan di daerah beriklim tropis 0,6 = Konstanta temperatur

H = Tinggi tempat dihitung dalam hekto meter. b. Ketersediaan air

1) Jumlah Bulan Kering

Jumlah bulan kering dihitung berdasarkan curah hujan yang kurang dari 60 mm selama satu tahun. Berikut merupakan tabel klasifikasi bulan basah, bulan lembab, dan bulan kering.


(31)

commit to user

Tabel 4. Klasifikasi Bulan Kering, Bulan Lembab, dan Bulan Basah

No. Kelas Curah Hujan (mm/bln)

1 Bulan Kering < 60 2 Bulan Lembab 60 ± 100

3 Bulan Basah •

Sumber : Handoko, 1995 : 168 2) Rata-rata Hujan Tahunan

Rata-rata hujan tahunan merupakan rata-rata curah hujan dalam periode sepuluh tahunan yang dinyatakan dalam mm.

c. Keadaan Perakaran 1) Drainase Tanah

Drainase permukaan adalah kecepatan berpindahnya air dari sebidang tanah, baik berupa limpasan permukaan ataupun berupa peresapan air ke dalam tanah (Darmawijaya, 1997 : 285). Kondisi drainase dapat dibedakan menjadi dua, yaitu drainase permukaan dan drainase tanah. Drainase permukaan ditentukan oleh relief topografi dan kemiringan lerengnya sementara drainase tanah tanah ditentukan oleh tekstur dan permeabilitas tanah. Dalam penelitian ini drainase yang digunakan sebagai parameter adalah drainase permukaan. Kelas dan kriteria drainase permukaan untuk industri dapat dilihat pada tabel 5.

Tabel 5. Kelas dan Kriteria Drainase Permukaan

No. Kelas Drainase Permukaan

1. Sangat baik Lahan kering dan pengatusan sangat baik

2. Baik Lahan dengan pengarusan sangat baik setelah turun hujan

3. Sedang Lahan dengan pengatusan sedang, sedikit terpengaruh

fluktuasi air tanah

4. Jelek Lahan dengan pengatusan lambat, sangat terpengaruh oleh

fluktuasi air tanah

5. Sangat jelek Daerah rawa dan genangan banjir Sumber : Suprapto, dkk (1990) : 57

2) Tekstur Tanah

Tekstur tanah merupakan sifat fisik tanah yang menyatakan perbandingan antara fraksi lempung, debu, dan pasir. Tekstur suatu horison tanah


(32)

commit to user

merupakan sifat yang hampir tidak berubah, berlainan dengan struktur dan konsistensi. Disamping itu tekstur tanah juga digunakan sebagai pendekatan untuk menentukan kembang kerut dan daya dukung tanah. Tekstur dapat ditentukan di lapangan seperti disajikan pada tabel 6. atau berdasarkan data hasil analisis di laboratorium dan menggunakan segitiga tekstur seperti disajikan pada Gambar 1. Pengelompokan kelas tekstur adalah:

Halus (h) : Liat berpasir, Hat, Hat berdebu

Agak halus (ah) : Lempung berliat, lempung liat berpasir, lempung liat berdebu

Sedang (s) : Lempung berpasir sangat halus, lempung, lempung berdebu, debu

Agak kasar (ak) : Lempung berpasir Kasar (k) : Pasir, pasir berlempung Sangat halus (sh) : Liat (tipe mineral liat 2:1)


(33)

commit to user

Tabel 7. Kelas dan Kriteria Tekstur Tanah

No. Kelas Tekstur Tanah

1. Sangat baik Pasir berlempung, Pasir berdebu, Pasir bergeluh, Pasir 2. Baik Geluh berpasir, Geluh pasir berlempung, Geluh pasir berdebu 3. Sedang Debu, Geluh, Geluh berdebu, Geluh lempung berdebu, Geluh

lempung berpasir, Lempung berpasir

4. Jelek Lempung bergeluh, Lempung berpasir halus, Geluh berlempung

5. Sangat jelek Lempung, Lempung berdebu

Sumber : CSR/FAO and Staff 1983 dalam Santoso : 27 3) Kemiringan Lereng

Kemiringan lereng adalah sudut yang dibentuk oleh bidang lereng dengan bidang horizontal dan dinyatakan dalam besaran derajat atau prosen. Kemiringan lereng sangat berpengaruh dalam penentuan lokasi industri. Konstribusi yang nyata dan kemiringan lereng antara lain sebagai perimbangan pendirian gedung industri, dimana semakin besar kemiringannya maka akan semakin besar pula investasi yang harus dikeluarkan untuk penanganannya. Selain itu kemiringan lereng juga akan berpengaruh terhadap kecepatan atau volume limpasan permukaan yang dapat mengakibatkan banjir. Kelas dan kriteria kemiringan lereng untuk industri dapat dilihat pada tabel 8.

Tabel 8. Kelas dan Kriteria Kemiringan Lereng

Sumber : Suharsono (1983) : 67 4) Ancaman Banjir

Banjir adalah peristiwa menggenangnya air di permukaan tanah atau juga meluapnya air dari saluran yang kapasitasnya lebih kecil dari volume air.

No. Kelas Kemiringan Lereng

1. Datar < 3%

2. Landai 3 - 8 %

3. Agak Miring 8 - 30 %

4. Miring 30 - 50 %


(34)

commit to user

Banjir merupakan faktor yang sangat merugikan untuk berdirinya suatu gedung/bangunan industri. Informasi ancaman banjir dapat diperoleh dari wawancara dengan penduduk sekitar pada saat survey lapangan. Menurut Rintung, dkk (2007 : 12) banjir ditetapkan sebagai kombinasi pengaruh dari kedalaman banjir dan lamanya banjir. Kelas dan kriteria ancaman banjir untuk industri dapat dilihat pada tabel 9.

Tabel 9. Kelas dan Kriteria Ancaman Banjir

No. Kelas Lama Penggenangan Banjir

1. Sangat baik Daerah tidak pernah dilanda banjir.

2. Baik Banjir terjadi tidak teratur dalam waktu kurang dari satu tahun 3. Sedang Selama waktu satu bulan dalam setahun secara teratur terjadi banjir. 4. Jelek Selama 2-5 bulan dalam setahun secara teratur terjadi banjir. 5. Sangat jelek Selama 6 bulan atau lebih selalu terjadi banjir secara teratur.

Sumber : Arsyad (1989) : 209 5) Daya Dukung Tanah

Daya dukung tanah adalah kemampuan tanah untuk menahan beban pondasi tanpa terjadi keruntuhan akibat dari pergeseran (Wesley, 1977 dalam Santoso, 2003 : 29). Daya dukung tanah merupakan parameter penting dalam perencanaan pembangunan pondasi bangunan karena berfungsi dalam menyangga konstruksi bangunan. Penentuan daya dukung tanah dilakukan lapangan dengan menggunakan alat penetrometer. Kelas dan kriteria daya dukung tanah untuk industri dapat dilihat pada tabel 10.

Tabel 10. Kelas dan Kriteria Daya Dukung Tanah

No. Kelas Daya Dukung Tanah

1. Sangat baik > 4.50 Kg/cm2

2. Baik 2.75 - 4.50 Kg/cm2

3. Sedang 1.75 - 2.75 Kg/cm2

4. Jelek 1.25 - 1.75 Kg/cm2

5. Sangat jelek < 1.25 Kg/cm2


(35)

commit to user

6) Penggunaan Lahan

Penggunaan lahan merupakan bentuk campur tangan manusia baik secara permanen maupun siklis terhadap suatu kumpulan sumberdaya lahan dan sumberdaya buatan yang secara keseluruhan disebut dengan lahan dengan tujuan untuk mencukupi kebutuhan, baik kebendaan maupun spiritual atau keduanya (Malingreau, 1981 : 72 ). Dalam evaluasi lahan untuk lokasi sentra industri perlu diketahui penggunaan lahan saat ini karena ada penggunaan lahan yang tidak dapat dialihfungsikan menjadi bangunan/gedung industri, hal ini disebabkan beberapa jenis penggunaan lahan mempunyai fungsi sosial ekonomis maupun kelestarian sosial. Klasifikasi penggunaan lahan yang digunakan adalah klasifikasi menurut Malingreau (1981 : 73) dengan modifikasi menyesuaikan dengan kondisi penelitian. Kelas dan kriteria penggunaan lahan untuk industri dapat dilihat pada tabel 11.

Tabel 11. Kelas dan Kriteria Penggunaan Lahan

No. Kelas Penggunaan Lahan

1. Sangat baik Lahan berupa semak, lahan kosong, dan lahan tidak dimanfaatkan.

2. Baik Lahan pekarangan, kebun campuran, dan sejenisnya.

3. Sedang Lahan pertanian kering berapa tegalan, perkebunan dan semacamnya.

4. Jelek Lahan pertanian berupa sawah non irigasi dan semacamnya.

5. Sangat jelek Sawah irigasi, permukiman, situs purbakala, militer, pendidikan dan jasa.

Sumber : Malingreau (1981 : 73)

9. Evaluasi Kesesuaian Lahan untuk Lokasi Sentra Industri

Banyak faktor yang perlu dipertimbangkan dalam menilai suatu lahan apakah sesuai atau tidak untuk kawasan (bangunan/gedung) industri. Persyaratan penggunaan lahan untuk kawasan industri sangat penting diperhatikan berdasarkan Keppres No. 53 tahun 1989 dan Keppres No. 33 tahun 1990, persyaratan kawasan industri adalah: a. Kawasan yang memenuhi persyaratan


(36)

commit to user

lokasi industri, b. Tidak terletak di kawasan hutan lindung, c.Tidak boleh terletak di kawasan tanaman pangan lahan basah yang beririgasi dan berpotensi untuk di bangun jaringan irigasi, d. Tersedia sumber air yang cukup, e. Adanya sistem pembuangan air limbah, f. Tidak menimbulkan dampak sosial yang berat.

Menurut Sutanto (1991 : 4) prasyarat untuk menilai didirikannya suatu kawasan industri adalah dengan mempertimbangkan beberapa faktor yang mencakup faktor fisik dan faktor sosial, dalam hal ini adalah alam dan manusia. Faktor-faktor alam meliputi geologi dan geomorfologi, tanah, tata air, iklim, dan penggunaan lahan. Faktor-faktor sosial mencakup antara lain penduduk, mata pencaharian, dan pemerintah. Melihat faktor kompetensi dari aspek pembangunan industri dan berbagai dampak yang ditimbulkan, maka faktor fisik lahan cenderung menjadi faktor utama dalam menentukan lokasi kawasan industri dengan tidak mengecilkan faktor non fisik lahan.

Informasi geomorfologi merupakan faktor fisik lahan yang dapat digunakan dalam pendekatan untuk menentukan lokasi kawasan industri, meliputi variabel relief, proses, dan materi penyusun. Masing-masing variabel geomorfologi diperinci menjadi tujuh parameter, yaitu: a. Variabel relief, meliputi kemiringan lereng, b. Variebel proses geomorfologi meliputi ancaman banjir, c. Variabel materi penyusun meliputi tekstur tanah, drainase permukaan, tinggi muka air tanah, daya dukung tanah, potensi kembang kerut tanah, dan penggunaan lahan. Faktor aksesibilitas juga berpengaruh terhadap penentuan lokasi didirikannya bangunan industri.

10. Industri a. Pengertian Industri

Industri adalah suatu tempat atau lahan di muka bumi yang digunakan untuk sebagai suatu tempat usaha (Sutanto, 1991 : 1)

UU No. 5 Tahun 1984 menyatakan bahwa industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan baku, bahan mentah, bahan setengah jadi dan atau barang yang lebih tinggi untuk penggunaanya termasuk rekayasa industri. Pengertian industri juga meliputi semua macam perusahaan yang mempunyai


(37)

commit to user

kegiatan tertentu dalam mengubah secara mekanik atau secara kimia bahan-bahan organis sehingga menjadi hasil baru.

Pengertian industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan baku, bahan mentah, barang setengah jadi menjadi barang dengan nilai yang lebih tinggi untuk penggunaannya, termasuk kegiatan rancang bangun dan perekayasa ataupun dapat diartikan sekelompok bisnis tertentu yang memiliki teknik dan metode untuk menghasilkan laba.

Dari pengertian diatas maka industri mencakup segala kegiatan produksi yang memproses pembuatan bahan-bahan mentah menjadi bahan-bahan setengah jadi atau barang jadi maupun kegiatan yang bisa mengubah keadaan barang dari suatu tingkat ke tingkat yang lain, kearah peningkatan nilai atau daya gunanya. b. Industri di Kecamatan Kalikotes Kabupaten Klaten

Sektor industri merupakan salah satu sektor yang mempunyai peranan yang cukup penting di Kabupaten Klaten. Sehingga pembangunan di bidang industri menjadi prioritas utama tanpa mengebaikan pembangunan di sektor lain. Banyaknya perusahaan industri dan jumlah unit usaha di Kabupaten Klaten dari tahun 2004 telah mengalami peningkatan, sehingga dapat mengurangi pengangguran, menambah kesempatan kerja, dan meningkatkan pendapatan.

Pengertian sentra industri berdasarkan PERDA Kabupaten Klaten No. 4 Tahun 2006 pasal 46 Huruf c adalah suatu kawasan permukiman yang didalamnya ada aktivitas industri skala kecil. Kecamatan Kalikotes Kabupaten Klaten memiliki potensi sentra industri yang beragam, yang tersebar di beberapa desa dan meliputi berbagai jenis produk yang tidak hanya bernilai seni namun juga memiliki nilai ekonomis. Jenis produk unggulan di Kecamatan Kalikotes meliputi industri pengecoran logam, industri pande besi, industri furniture, industri tembakau, industri konfeksi (pakaian jadi), industri gerabah, budidaya ikan tawar, industri genteng, serta industri keramik.

B. Hasil Penelitian yang Relevan

Tjaturahono Budi Sanjoto (1996), dalam Tesisnya yang berjudul


(38)

commit to user

.HQGDO -DZD 7HQJDK 7DKXQ ´ 3HQHOLWLDQ WHUVHEXW EHUWXMXDQ XQWXN

mengidentifikasi parameter kawasan industri. Metode penelitian yang digunakan adalah interpretasi foto udara dan uji lapangan. Foto udara yang digunakan adalah Foto Udara Pankromatik Hitam Putih dengan skala 1 : 50.000. Parameter yang digunakan adalah bentuk lahan, lereng, kualitas air, kuantitas air, kerawanan bencana (erosi, banjir, dan gerak massa), dan penggunaan lahan. Data mengenai bentuk lahan, lereng, kerawanan banjir, serta penggunaan lahan diambil dari foto udara, sedangkan data lainnya melalui uji Iapangan. Satuan pemetaannya menggunakan satuan lahan, dimana satuan lahan ini merupakan satuan evaluasi. Penelitian ini menghasilkan Peta Kesesuaian Lahan Kawasan Industri di Kabupaten Kendal Jawa Tengah Tahun 1998.

Irene Riana Pramudiwati (1998), dalam Skripsinya yang berjudul

³3HPDQIDDWDQ 3HQJLQGHUDDQ -DXK GDQ 6LVWHP ,QIRUPDVL *HRJUDIL XQWXN

Menentukan Zonasi Kawasan Industri Dasar di Kotamadya Bagian Barat

SemDUDQJ 7DKXQ ´ 3HQHOLWLDQ LQL EHUWXMXDQ XQWXN PHQHQWXNDQ ]RQDVL

kawasan industri. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode integritas antara teknik penginderaan jauh berbasis data raster dan SIG berbasis vektor yaitu dengan menumpang susunkan peta-peta yang berisi berbagai informasi fisik lahan dan aksesibilitas. Foto Udara yang digunakan memiliki skala 1 : 25.000. Data sekunder yang digunakan adalah daya dukung tanah, jaringan listrik, telepon, dan fasilitas kesehatan. Pengolahan datanya menggunakan SIG. Rekomendasi zonasi kawasan industri dasar dengan cara matching hasil evaluasi lahan dengan penggunaan lahan saat ini, sedangkan RUTRK digunakan sebagai pembanding. Dari kajian tersebut terlihat bahwa untuk menentukan lokasi yang sesuai untuk kawasan industri harus tetap memperhatikan penggunaan lahan saat ini (existing land use). Penelitian ini menghasilkan peta peta rekomendasi kawasan industri dasar di Kotamadya Semarang Bagian Barat Tahun 1998.

Endang Suryati (1999 ), dalam Skripsinya \DQJ EHUMXGXO ³(YDOXDVL

Kesesuaian Lahan Lokasi Sentra Industri di Kecamatan Sentolo Kabupaten Kulon

3URJR7DKXQ´3HQHOLWLDQLQLEHUWXMXDQPHQHQWXNDQORNDVLNDZDVDQLQGXVWUL


(39)

commit to user

interpretasi foto udara dengan menggunakan SIG sebagai alat untuk menganalisis, memanipilasi, dan mengolah data baik data gratis maupun data atribut. Dari kajian tersebut terlihat bahwa parameter fisik lahan yang diperoleh malalui hasil foto udara dan kerja lapangan dapat digunakan untuk menentukan lokasi industri melalui metode pengharkatan dengan SIG sebagai alat analisis. FU yang digunakan memiliki skala 1 : 10.000. Parameter yang digunakan adalah bentuk lahan, kemiringan lereng, kedalaman air tanah, penggunaan lahan, dan aksesibilitas. Penelitian ini menghasilkan peta kesesuaian lahan lokasi industri dasar di Kecamatan Sentolo Kabupaten Kulon Progo Tahun 1999.

Didik Taryana (2000), GDODP -XUQDO SHQHOLWLDQ \DQJ EHUMXGXO ³

Evaluasi Tata Ruang untuk Pengembangan Kawasan Permukiman dan Industri

%HUGDVDUNDQ.HPDPSXDQ/DKDQGL.RWDPDG\D0DODQJ-DZD7LPXU7DKXQ´

(http://www.malang.ac.id/jurnal/fmipa/geo/2000 a.htm diakses 20 Desember

2008). Penelitian ini bertujuan mengetahui karakteristik fisik lahan yang dikaitkan dengan kesesuaian lahan untuk kawasan pemukiman dan industri, Penelitian ini merupakan Pemilihan lokasi lahan yang tepat bagi suatu kawasan baik untuk pemukiman maupun industri sangat penting artinya dalam aspek keruangan, karena sangat menentukan keawetan bangunan maupun lingkungan. Kriteria pemilihan lokasi tersebut dapat dilakukan dengan cara mengevaluasi sumberdaya lahan berdasarkan kemampuan lahannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik fisik yang meliputi topografi, geomorfologi, tanah, iklim, geohidrologi yang dikaitkan dengan kesesuaian lahan untuk kawasan pemukiman dan industri. Populasi dalam penelitian ini adalah wilayah Kotamadya Malang. Sedangkan sampel dalam penelitian ini yaitu daerah yang akan dikembangkan sebagai kawasan permukiman dan industri di Kotamadya Malang sesuai dengan Revisi RDTRK Tahun 1998/1999-2008/2009. Metode pengambilan sampel penelitian menggunakan purposive sampling. Alat yang digunakan untuk pengumpulan data berupa checklist, soil test kit, kompas palu geologi, dan current meter. Sedangkan analisa data menggunakan metode Kuantitatif-Empiris yaitu memberikan nilai harkat pada parameter fisik lahan dan dicocokkan dengan kelas


(40)

commit to user

kesesuaian lahan untuk pemukiman dan industri. Penelitian ini menghasilkan peta kelas kesesuaian lahan untuk pemukiman dan kelas kesesuaian lahan untuk industri.

Malczewski Jacek (2002GDODPMXUQDOLQWHUQDVLRQDO\DQJEHUMXGXO³

Fuzzy Skrining untuk AnaQLVLV .HVHVXDLDQ /DKDQ´

(http://www.informaworld.com) diakses tanggal 30 Juni 2010. Penelitian ini

bertujuan untuk pengembangan lahan industri di wilayah Uni Villa Propinsi Sinealoa di Pantai Meksiko. Metode yang digunakan adalah metode skrining GIS berbasis fuzzy. Metode ini hanya membutuhkan skala kualitatif untuk evaluasi kesesuaian lahan terhadap sejumlah atribut. Dalam tulisan ini, indeks keanekaragaman adalah dimodifikasi untuk mengakomodasi interaksi spasial antara kelompok-kelompok penduduk di seluruh unit areal. Selain itu, satu set langkah-langkah segregasi lokal diperkenalkan ke model pemisahan lokal berdasarkan konsep paparan dalam studi segregasi dan konsep interaksi spasial dalam pemodelan geografis. Sebuah simulasi dan penelitian empiris yang digunakan untuk menunjukkan utilitas pendekatan pemodelan. Model multiskala disajikan untuk mensimulasikan dampak perubahan hidrologi pada regenerasi cypress rawa di Illinois Selatan. Model ini, SISM (Southern Illinois Rawa Model), menangkap tiga proses yang beroperasi pada skala spasial dan temporal yang berbeda: penyebar biji cemara dan perkecambahan, pertumbuhan bibit dan kematian, dan suksesi pada tingkat pancang dan pohon dewasa. Dalam SISM, sejarah kehidupan cypress diwakili secara koheren, sisik spatio-temporal yang berkaitan dengan fase kehidupan yang berbeda, proses secara konsisten terpadu, dan interaksi antara beberapa proses secara efektif disimulasikan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) output pemodelan variabilitas bawah air saat ini sebanding dengan berbagai studi lapangan, (2) skenario hidrologi stabil membatasi distribusi spasial cemara, dan (3) suatu rezim hidrologi lebih variabel tidak selalu menghasilkan luas regenerasi cemara.

Beberapa penelitian diatas memiliki persamaan dan perbedaan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Persamaan tersebut adalah bertujuan mengetahui kelas kesesuaian lahan untuk lokasi sentra industri. Sedangkan


(41)

commit to user

perbedaannya adalah terletak pada metode yang digunakan, lokasi penelitian, serta tahun penelitiannya. Pada penelitian sebelumnya penelitian dilakukan dengan menggunakan metode interpretasi foto udara atau penginderaan jauh dan pengujian di lapangan, sedangkan pada penelitian ini hanya menggunakan analisis SIG (Sistem Informasi Geografi) dan pengujian di lapangan dengan metode skoring. Uraian singkat mengenai penelitian-penelitian ini dapat dilihat pada tabel 12 berikut ini:


(42)

.u

n

s.

a

c.

id

d

ig

ilib

.u

n

s.

a

c.

id

c

o

m

m

it

t

o

u

ser

25

1. Tjaturahono Budi Sanjoto

³(YDOXDVL

Kesesuaian Lahan Kawasan Industri melalui Foto Udara di Kabupaten Kendal Jawa Tengah Tahun 1996".

Tesis 1996 Kabupaten Kendal

Jawa Tengah

Mengidentifikasi parameter fisik lahan untuk mengevaluasi kelas kesesuaian lahan lokasi sentra industri.

Interpretasi foto udara dan pengujian di lapangan.

Peta Kesesuaian Lahan Kawasan Industri di Kabupaten Kendal Jawa Tengah tahun 1996

2. Irene Riana Pramudiwati

³3HPDQIDDWDQ

Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografi untuk Menentukan Zonasi Kawasan Industri Dasar di Kotamadya Bagian Barat Semarang

7DKXQ´

Skripsi 1998 Kotamadya Bagian

Barat Semarang

Zonasi kawasan industri Integrasi Penginderaan Jauh dan SIG

Peta Rekomendasi Industri Dasar Kotamadya Bagian Barat Semarang tahun 1998

3. Endang Suryati ³(YDOXDVL Kesesuaian Lahan Lokasi Sentra Industri di Kecamatan Sentolo Kabupaten Kulon Progo Tahun O´

Skripsi 1999 Kecamatan

Sentolo Kabupaten Kulon Progo

Menentukan kawasan lokasi Industri.

hiterpretasi Foto Udara dan analisis SIG

Peta Kesesuaian Lahan Industri Dasar di Kecamatan Sentolo Kabupaten Kulon Progo Tahun 1999


(43)

.u

n

s.

a

c.

id

d

ig

ilib

.u

n

s.

a

c.

id

c

o

m

m

it

t

o

u

ser

26

Permukiman dan Industri

Berdasarkan Kemampuan Lahan di Kotamadya Malang, Jawa Timur Tahun

´

Timur memberikan

nilai harkat pada parameter fisik lahan dan dicocokkan dengan kelas kesesuaian lahan untuk

pemukiman dan industri.

Industri.

5. Malczewski Jacek ³)X]]\6NULQLQJXQWXN Analisis Kesesuaian

/DKDQ´

Jurnal Internasional 2002 Wilayah Uni Villa Propinsi Sinealoa di Pantai Meksiko

Pengembangan lahan industri Menggunakan metode skrining GIS berbasis fuzzy

1.output pemodelan variabilitas bawah air, (2) skenario hidrologi dan (3) rezim hidrologi

6. Sarworini ³(YDOXDVL

Kesesuaian Lahan Lokasi Sentra Industri di Kecamatan Kaliotes

Kabupaten Klaten

7DKXQ´

Skripsi 2010 Kecamatan

Kalikotes Kabupaten Klaten

Mengetahui parameter fisik lahan yang digunakan untuk evaluasi kesesuaian lahan lokasi sentra industri serta mengetahui kelas kesesuaian lahannya.

Analisis SIG dan Pengujian di Lapangan dengan menggunakan metode scoring.


(44)

commit to user

C. Kerangka Pemikiran

Evaluasi pada dasarnya merupakan suatu proses menduga suatu lahan untuk berbagai penggunaan, terutama berkaitan dengan penggunaan pertanian maupun penggunaan non pertanian seperti permukiman, industri, jalan raya, lapangan terbang dan lain sebagainya yang bersifat keteknikan. Untuk mencapai tujuan penelitian ini dilakukan melalui beberapa tahapan yang diawali dengan menumpangsusunkan atau overlay peta kemiringan lereng, peta tanah dan peta penggunaan lahan untuk mendapatkan peta satuan lahan. Peta satuan lahan digunakan sebagai satuan pemetaan sekaligus dijadikan sebagai satuan evaluasi dan dijadikan dasar untuk menentukan lokasi pengambilan sampel. Setelah peta satuan lahan dibuat kemudian dilakukan observasi lapangan guna menambah data-data mengenai parameter fisik lahan yang digunakan untuk mengevaluasi kesesuaian lahan sentra industri, seperti ancaman banjir, tekstur tanah, drainase permukaan, tinggi muka air tanah, daya dukung lahan, potensi kembang kerut, dan jarak terhadap jalan utama. Setelah data dari lapangan dan dari laboratorium dikumpulkan kemudian dilakukan pemrosesan, klasifikasi dan analisis data untuk mengetahui kelas kesesuaian lahannya.

Penelitian ini menggunakan metode skoring atau metode pengharkatan. Metode Pengharkatan merupakan suatu cara untuk menilai potensi lahan dengan jalan memberi harkat pada setiap parameter lahan, sehingga diperoleh kelas kesesuian lahan berdasarkan perhitungan harkat pada setiap parameter lahan. Dari skoring inilah dihasilkan Kelas Kesesuaian Lahan Lokasi Sentra Industri Kecamatan Kalikotes Kabupaten Klaten. Untuk lebih jelasnya kerangka pemikiran tersebut dapat dilihat pada gambar 1 berikut:


(45)

commit to user

Gambar 1. Diagram Kerangka Pemikiran

Peta Tanah Peta Penggunaan Lahan Peta Lereng

Overlay

Peta Satuan Lahan

Pengumpulan Data

Data Primer

Analisis Data

Peta Kesesuaian Lahan Lokasi Sentra Industri Kecamatan Kalikotes Kabupaten Klaten Tahun 2011


(46)

commit to user

28

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Kalikotes Kabupaten Klaten Propinsi Jawa Tengah Tahun 2010. Alasan pemilihan lokasi penelitian ini adalah perkembangan industri di Kecamatan Kalikotes yang pesat tanpa diimbangi ketersediaan lahan yang memadahi. Selain itu ketidakrelevanan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Klaten di Kecamatan Kalikotes dengan persebaran lokasi industri yang ada.

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian ini dimulai sejak diajukannya proposal penelitian dan dilaksanakan setelah pengajuan proposal telah disetujui oleh dosen pembimbing skripsi dan telah mendapat ijin dari pihak-pihak berwenang. Waktu penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Januari 2009 sampai bulan Maret 2011.

Tabel 13. Jadwal Penelitian

Kegiatan Jan '09 Feb '10 Mar '10 April '10 Maret '10 Tahap persiapan

Penelitian lapangan Pengumpulan data Analisisdan evaluasi data

Penyusunan laporan dan penyajian hasil

B. Bentuk dan Strategi Penelitian

Metode adalah cara utama yang dipergunakan untuk mencapai suatu tujuan dalam suatu penelitian. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode deskriptif spasial.

Penelitian deskriptif adalah penelitian yang mengarah pada pengungkapan suatu masalah atau keadaan sebagaimana adanya dan


(47)

commit to user

mengungkapkan fakta-fakta yang ada, walaupun kadang-kadang diberikan interpretasi atau analisis (Tika, 1997 :6).

Spasial adalah ciri khas dan identitas geografi yang berarti keruangan. Pengertian kata spasial adalah mengacu pada ruang suatu wilayah geografis tertentu. Hadi (2009) mengemukakan bahwa tekanan utama geografi bukanlah pada substansi melainkan pada sudut pandang spasial. Dalam menganalisis gejala dan permasalahan suatu ilmu diperlukan suatu metode pendekatan. Metode pendekatan inilah yang digunakan untuk membedakan kajian geografi dengan ilmu lainnya, meskipun obyek kajiannya sama. Metode pendekatan ini adalah pendekatan keruangan. Pendekatan keruangan merupakan suatu cara pandang atau kerangka analisis yang menekankan eksistensi ruang sebagai penekanan.

Strategi penelitian ini adalah mengelompokkan kelas-kelas kesesuaian lahan lokasi sentra industri untuk mengetahui seberapa besar potensi lahan di daerah penelitian untuk digunakan sebagai sentra industri.

C. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah satuan lahan yang ada di Kecamatan Kalikotes. Satuan lahan dibuat dengan menumpang susunkan (overlay) Peta Jenis Tanah, Peta Lereng, dan Peta Penggunaaan Lahan. Hasil dari overlay diperoleh 18 satuan lahan. Satuan lahan yang dianalisis adalah ke 13 satuan lahan. Ke 5 satuan lahan lainnya tidak dianalisis karena penggunaan lahannya berupa sawah (lahan basah) sehingga tidak termasuk daerah yang diteliti.

D. Teknik Sampel

Sampel adalah sebagian dari obyek atau individu-individu yang mewakili suatu populasi (Tika, 2005 : 24). Sampel dalam penelitian ini adalah sampel populasi, dimana daerah kajian yang diteliti adalah seluruh satuan lahan di Kecamatan Kalikotes kecuali satuan lahan yang berupa sawah dan hutan negara.


(48)

commit to user

E. Sumber Data

1. Data Primer

Data Primer adalah data yang diperoleh langsung dari responden atau obyek yang diteliti atau ada hubungannya dengan yang diteliti (Tika, 2005 : 44). Data disini diperoleh dari pengamatan, pengukuran, dan pengujian dilapangan serta analisis di laboratorium. Data Primer tersebut adalah Drainase Permukaan, Tekstur Tanah, Daya Dukung Tanah, Tinggi Muka Air Tanah, Aksesibilitas, Ancaman Banjir, dan Potensi Kembang Kerut Tanah.

2. Data Sekunder

Data Sekunder adalah data yang telah lebih dahulu di kumpulkan dan di laporkan oleh orang atau instansi di luar diri peneliti sendiri walaupun data yang di kumpulkan itu sesungguhnya data yang asli (Tika, 2005 : 44). Data sekunder berupa:

a. Macam Tanah, diperoleh dari Peta Tanah Skala 1 : 100.000 Bapeda Kabupaten Klaten tahun 2001.

b. Penggunaan Lahan, diperoleh dari Peta Rupabumi Digital Indonesia skala 1 : 25.000 tahun 2002 Lembar Klaten1408-331, Lembar Ceper 1408-332, dan Lembar Jabung 1408-313.

c. Curah Hujan, diperoleh dari Sub Dinas Sumber Daya Air Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Klaten, dalam kurun waktu 10 Tahun (dari Tahun 2000 sampai dengan tahun 2009)

d. Citra Quickbird Kecamatan Kalikotes Tahun 2011.

F. Teknik Pengumpulan Data

Dengan memperhatikan sumber data diatas maka untuk mengumpulkan data kualitatif menggunakan cara :

1. Observasi Langsung

Observasi langsung adalah observasi yang dilakukan terhadap obyek di tempat kejadian atau tempat berlangsungnya peristiwa sehingga observan (orang yang melakukan observasi) berada bersama obyek yang di teliti (Tika, 2005: 44).


(49)

commit to user

Observasi langsung dilakukan untuk memperoleh data Drainase Permukaan, Tekstur Tanah, Daya Dukung Tanah, Tinggi Muka Air Tanah, dan aksesibilitas.

Alat bantu yang digunakan dalam observasi langsung berupa checklist, penetro meter, rol meter, GPS (Global Positioning System), ring sampel tanah, kantong plastik, karet gelang, alat tulis, peta daerah penelitian, serta kamera digital untuk dokumentasi daerah penelitian. Checklist merupakan suatu daftar berisi nama obyek atau fenomena yang akan diteliti atau diamati (Tika, 2005 : 48).

2. Wawancara

Wawancara merupakan metode pengumpulan data dengan cara tanya jawab yang dikerjakan dengan sistematis dan berlandaskan pada tujuan penelitian (Tika, 2005 49). Dalam pelaksanaan penelitian ini jenis wawancara yang digunakan adalah wawancara tidak terstruktur. Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang dilakukan tanpa menyusun daftar pertanyaaan sebelumnya. Wawancara dilakukan untuk mengetahui informasi tentang ancaman banjir.

3. Analisis Laboratorium

Analisis laboratorium diperlukan untuk mengetahui sifat dari sampel tanah yang telah diambil di lapangan. Sifat kimia yang perlu diukur dan diketahui dalam evaluasi kasesuian lahan untuk lokasi industri adalah nilai cole (Coefficient of Linier Extensibility) dari potensi kembang kerut tanah.

4. Analisis Dokumen

Analisis dokumen adalah teknik pengumpulan data dari sumber-sumber resmi yang ada, seperti peta dan catatan-catatan resmi. Analisis dokumen dilakukan untuk memperoleh data mengenai kemiringan lereng, jenis tanah, penggunaan lahan, curah hujan, serta ketinggian tempat daerah penelitian.


(50)

commit to user

G. Teknik Analisis Data

Analisis data bertujuan untuk menyederhanakan data agar lebih mudah dibaca, dipahami, dan diinterpretasikan. Menurut Miles dan Huberman yang

GLNXWLS6XWRSREDKZD³$QDOLVLVGDODPSHQHOLWLDQNXDOLWDWLIWHUGLULGDUL

tiga komponen pokok yaitu reduksi data, sajian data dan penarikan kesimpulan dengan verifikasinya. Ketiga hal itu merupakan sesuatu yang menjalin dalam bentuk yang sejajar untuk membangun wawasan umum yang disebut

DQDOLVLV´

Teknik analisis data disini terbagi menjadi dua hal yaitu :

1. Teknik analisis data untuk mengetahui kualitas dan karakteristik lahan di Kecamatan Kalikotes Kabupaten Klaten.

Untuk mengetahui kualitas dan karakteristik lahan di Kecamatan Kalikotes dilakukan dengan cara observasi di lapangan, analisis laboratorium, wawancara, dan analisis dokumen pada setiap sampel satuan lahan.

Adapun satuan lahan diperoleh dari hasil tumpang susun Peta Kemiringan Lereng, Peta Tanah, dan Peta Penggunaan Lahan yang sudah disesuaikan dengan citra Kecamatan Kalikotes Tahun 2011. Satuan lahan ditulis dengan menggunakan kode. Kode satuan lahan disusun berdasarkan pada parameter penyusunnya yang terdiri dari:

a. Macam Tanah.

Tanah di daerah penelitian mempunyai menjadi tiga macam, masing-masing adalah sebagai berikut:

¾ Regosol Kelabu diberi kode huruf Reg K ¾ Regosol Coklat Kelabu diberi kode Reg KK

¾ Komplek Regosol Coklat Kelabu diberi kode K Reg KK b. Kemiringan Lereng.

Kemiringan lereng dikelompokkan menjadi empat kelas yaitu ¾ Kemiringan Lereng 0 - 3 % diberi kode 1

¾ Kemiringan Lereng 3 - 8 % diberi kode 2 ¾ Kemiringan Lereng 8 - 15 % diberi kode 3 ¾ Kemiringan Lereng 15 - 30% diberi kode 4


(51)

commit to user

c. Penggunaan Lahan.

Penggunaan lahan di daerah penelitian terbagi menjadi: ¾ Kebun diberi kode K

¾ Pemukiman diberi kode P ¾ Sawah diberi kode S ¾ Tegalan diberi kode T

Berikut contoh dan cara pembacaan karakteistik lahan dalam satuan lahan : K Reg KK 1 K

Penggunaan lahan berupa kebun Kemiringan lereng antara 0 ± 3 %

Macam tanahnya berupa Kompleks Regosol Coklat

2. Teknik analisis data untuk mengetahui kesesuaian lahan lokasi sentra industri di Kecamatan Kalikotes.

Untuk mengetahui kesesuaian lahan lokasi sentra industri di Kecamatan Kalikotes dilakukan dengan menggunakan metode pengharkatan (scoring).

Parameter yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Kemiringan lereng

Kelas dan kriteria kemiringan lereng disertai harkat masing-masing kelas untuk evaluasi kesesuaian lahan bangunan atau gedung industri disajikan pada tabel 14 di bawah ini:

Tabel 14. Harkat Kelas dan Kriteria Kemiringan Lereng

No. Kelas Kemiringan Lereng Harkat Penimbang

1. Datar <3% 5 2

2. Landai 3 - 8 % 4 2

3. Agak Miring 8-30 % 3 2

4. Miring 30 - 50 % 2 2

5. Terjal > 50 % 1 2


(52)

commit to user

b. Ancaman Banjir

Tabel 15 menyajikan kelas kriteria ancaman banjir disertai harkat untuk evaluasi kesesuian lahan bangunan/gedung industri.

Tabel 15. Harkat Kelas dan Kriteria Ancaman Banjir

No. Kelas Lama Penggenangan Banjir Harkat Penimbang 1. Sangat

baik

Daerah tidak pernah dilanda banjir. 5 2 2. Baik Banjir terjadi tidak teratur dalam

waktu kurang dari satu tahun

4 2 3. Sedang Selama waktu satu bulan dalam

setahun secara teratur terjadi banjir.

3 2 4. Jelek Selama 2-5 bulan dalam setahun secara

teratur terjadi banjir.

2 2 5. Sangat

jelek

Selama 6 bulan atau lebih selalu terjadi banjir secara teratur.

1 2

Sumber : Arsyad (1989) : 209 c. Tekstur Tanah

Kelas kriteria dan harkat tekstur tanah untuk bangunan/gedung industri disajikan pada tabel 16 berikut:

Tabel 16. Harkat Kelas dan Kriteria Tekstur Tanah

No. Kelas Tekstur Tanah Harkat Penimbang

1. Sangat baik

Pasir berlempung, Pasir berdebu, Pasir bergeluh, Pasir

5 1

2. Baik Geluh berpasir, Geluh pasir berlempung, Geluh pasir berdebu

4 1

3. Sedang Debu, Geluh, Geluh berdebu, Geluh lempung berdebu, Geluh lempung berpasir, Lempung berpasir

3 1

4. Jelek Lempung bergeluh, Lempung berpasir halus, Geluh berlempung

2 1

5. Sangat jelek

Lempung, Lempung berdebu 1 1

Sumber : CSR/FAO and Staff 1983 dalam Santoso : 27 d. Drainase Permukaan

Tabel 17 menyajikan kelas dan kriteria drainase permukaan disertai harkat untuk evaluasi kesesuaian lahan untuk industri.


(53)

commit to user

Tabel 17. Kelas dan Kriteria Drainase Permukaan

No. Kelas Drainase Permukaan Harkat Penimbang

1. Sangat baik

Lahan kering dan pengatusan sangat baik 5 1 2. Baik Lahan dengan pengarusan sangat baik

setelah turun hujan

4 1

3. Sedang Lahan dengan pengatusan sedang, sedikit terpengaruh fluktuasi air tanah

3 1

4. Jelek Lahan dengan pengatusan lambat, sangat terpengaruh oleh fluktuasi air tanah

2 1

5. Sangat jelek

Daerah rawa dan genangan banjir 1 1

Sumber : Suprapto, dkk (1990) : 57 e. Tinggi Muka Air Tanah

Kelas kriteria dan harkat tinggi muka air tanah untuk bangunan/gedung disajikan pada tabel 18 berikut:

Tabel 18. Kelas dan Kriteria Tinggi Muka Air Tanah

No. Kelas Tinggi Muka Air Tanah Harkat Penimbang

1. Sangat baik > 250 cm 5 1

2. Baik 151 -250 cm 4 1

3. Sedang 101 - 150 cm 3 1

4. Jelek 51 -100 cm 2 1

5. Sangat jelek <50cm 1 1

Sumber : Sunarto, dkk (1991) : 23 f. Daya Dukung Tanah

Tabel 19 menyajikan kelas dan kriteria daya dukung tanah disertai harkat untuk evaluasi kesesuaian lahan untuk industri.

Tabel 19. Kelas dan Kriteria Daya Dukung Tanah

No. Kelas Daya Dukung Tanah Harkat Penimbang

1. Sangat baik > 4,50 Kg/cm2 5 1

2. Baik 2,75 ± 4,50 Kg/cm2 4 1


(54)

commit to user

4. Jelek 1,25 ± 1,75 Kg/cm2 2 1

5. Sangat jelek < 1,25 Kg/cm2 1 1

Sumber : Sunarto, dkk (1991) : 55 g. Potensi Kembang Kerut

Kelas kriteria dan harkat potensi kembang kerut untuk bangunan/gedung disajikan pada tabel 20 berikut:

Tabel 20. Kelas dan Kriteria Potensi Kembang Kerut

No. Kelas COLE Harkat Penimbang

1. Sangat baik <0.01 5 1

2. Baik 0,01 ± 0,03 4 1

3. Sedang 0,03 ± 0,06 3 1

4. Jelek 0.06 ± 0,09 2 1

5. Sangat jelek >0,09 1 1

Sumber : USDA (1971) dalam Sutanto (1993) : 20 h. Penggunaan Lahan

Tabel 21 menyajikan kelas dan kriteria penggunaan lahan disertai harkat untuk evaluasi kesesuaian lahan untuk industri.

Tabel 21. Kelas dan Kriteria Penggunaan Lahan

No. Kelas Penggunaan Lahan Harkat Penimbang

1. Sangat baik

Lahan berupa semak, lahan kosong, dan lahan tidak dimanfaatkan.

5 2

2. Baik Lahan pekarangan, kebun campuran, dan sejenisnya.

4 2

3. Sedang Lahan pertanian kering berapa tegalan, perkebunan dan semacamnya.

3 2

4. Jelek Lahan pertanian berupa sawah non irigasi dan semacamnya.


(55)

commit to user

5. Sangat

jelek

Sawah irigasi, permukiman, situs purbakala, militer, pendidikan dan jasa.

1 2

Sumber : Malingreau (1981) : 73 i. Jarak Terhadap Jalan Utama

Kelas kriteria dan harkat jarak terhadap jalan utama untuk bangunan/gedung disajikan pada tabel 22 berikut:

Tabel 22. Kelas dan Kriteria Jalan Utama

No. Kelas Jarak (Km) Harkat Penimbang

1. Sangat Baik 0 ± 0,5 5 2

2. Baik 0,5 ± 1 4 2

3. Sedang 1 ± 1,5 3 2

4. Jelek 1,5 ± 2 2 2

5. Sangat Jelek >2 1 2

Sumber : Endang (1999) : 34

Penentuan kelas kesesuaian lahan untuk lokasi sentra industri ditentukan berdasarkan hasil dan proses pengharkatan yang kemudian dikelaskan berdasarkan tingkat kesesuaiannya. Pengkelasan dilakukan dengan mengurangkan skor tertinggi dengan skor terendah, kemudian dibagi dengan jumlah kelas. Penentu skor akhir didasarkan pada penjumlahan skor hasil pengharkatan pada masing-masing parameter lahan dengan dikalikan faktor penimbangnya. Nilai faktor penimbang disesuaikan dengan besarnya pengaruh parameter tersebut terhadap kesesuaian lahan untuk lokasi sentra industri.

Klasifikasi untuk menentukan kelas-kelas lahan yang akan diperuntukkan untuk sentra industri yaitu menggunakan rumus :

Range = Nilai Tertinggi - Nilai Terendah Kelas Interval = Range : Jumlah Kelas Nilai Tertinggi = 65

Nilai Terendah = 13 Jumlah Kelas = 5


(56)

commit to user

Pada Tabel 23 berikut ini menyajikan kelas dan skor total untuk evaluasi kesesuaian lahan lokasi sentra industri.

Tabel 23. Kelas Kesesuaian Lahan Lokasi Sentra Industri No. Kelas Kesesuaian

Lahan

Skor Total Keterangan

1 Sangat Sesuai

(SI)

55-65 Lahan tidak mempunyai pembatas yang berarti bila digunakan untuk lokasi kawasan industri.

2 Cukup Sesuai

(S2)

45-54 Lahan mempunyai pembatas agak berat bila digunakan untuk lokasi industri. 3 Sesuai Marjinal

(S3)

35-44 Lahan mempunyai pembatas sangat berat bila di gunakan untuk lokasi kawasan industri.

4 Tidak Sesuai Saat Ini (Nl)

25-34 Lahan dengan pembatas sangat berat namun masih bisa diatasi hanya tidak bisa diatasi dengan pengetahuan sekarang dan biaya yang rasional.

5 Tidak Sesuai

Permanen (N2)

13-24 Lahan dengan pembatas sangat berat dan tidak mungkin digunakan untuk penggunaan lestari.

H. Prosedur Penelitian

Secara garis besar penelitian ini dilakukan melalui beberapa tahapan, antara lain:

1. Tahap Persiapan

Dalam tahap persiapan dilakukan pencarian referensi untuk menguatkan penelitian. Kajian teoritik menggunakan kepustakaan atau literatur yang relevan dengan masalah dan observasi awal daerah penelitian agar seluruh prosedur penelitian nantinya berjalan sesuai dengan yang direncanakan dan tepat waktu. Pengajuan judul penelitian yang disertai dengan alasan-alasan dimaksud agar penelitian dapat ilmiah dan sesuai kaidah bidang ilmu geografi.


(1)

.u

n

s.

a

c.

id

d

ig

ilib

.u

n

s.

a

c.

id

c

o

m

m

it

t

o

u

ser

10. Reg K 3 K 6 10 4 3 1 2 4 6 4 39 S3

11. Reg K 3 P 6 10 4 4 2 3 5 8 4 46 S2

12. Reg K 3 T 6 10 4 3 1 2 4 6 4 40 S3

13. Reg KK 1 K 10 8 4 3 2 2 4 8 2 42 S3


(2)

commit to user

Dari tabel tersebut maka dapat diketahui bahwa Kecamatan Kalikotes mempunyai tiga kelas kesesuaian lahan yaitu

1) Kelas Kesesuaian Lahan S2 (Cukup Sesuai)

Kelas kesesuaian lahan S2 (Cukup Sesuai) terdapat pada satuan lahan K Reg KK 1 P, Reg K 1 P,Reg K 1 K, Reg K 1 T, Reg K 2 P, dan Reg K 3 P. Satuan lahan ini cukup sesuai untuk lokasi sentra industri, meskipun faktor pembatasnya agak berat seperti jarak terhadap jalan utama, tinggi muka air tanah, dan daya dukung lahan namun masih bias diatasi. Kelas Kesesuaian lahan ini memiliki luas 593,61 Ha atau sekitar 42,70 % dari luas seluruh wilayah Kecamatan Kalikotes. Kelas kesesuaian lahan ini terdapat di Desa Jimbung, Desa Gemblegan, Desa Kalikotes, Desa Krajan, Desa Jogosetan, Desa Tambong Wetan, dan Desa Ngemplak.

2) Kelas Kesesuaian Lahan S3 (Sesuai Marjinal)

Kelas kesesuaian lahan S3 (Sesuai Marjinal) terdapat pada satuan lahan K Reg KK 1 T, K Reg KK 1 K, Reg K 2 K, Reg K 2 T, Reg KK 1 K, Reg K 3 T, dan Reg K 3 K. Satuan lahan ini cukup sesuai untuk lokasi sentra industri, meskipun faktor pembatasnya sangat berat seperti jarak terhadap jalan utama, penggunaan lahan, potensi kembang kerut tanah , tinggi muka air tanah, dan daya dukung lahan namun masih bisa diatasi.Kelas Kesesuaian lahan ini memiliki luas 72,08 Ha atau sekitar 5,18 % dari luas seluruh wilayah Kecamatan Kalikotes. Kelas kesesuaian lahan ini terdapat di Desa Jimbung, Desa Kalikotes, dan Desa Ngemplak.

Uraian singkat mengenai kelas kesesuaian lahan lokasi sentra industri yang terdapat di Kecamatan Kalikotes dapat dilihat pada tabel 24 berikut ini :


(3)

commit to user

Tabel 24. Kelas Kesesuaian Lahan Lokasi Sentra Industri di Kecamatan Kalikotes

No. Kelas Kesesuaian Lahan Satuan Lahan Luas

Ha % 1. S2

(Cukup Sesuai)

K Reg KK 1 P Reg K 1 P Reg K 1 K Reg K 1 T Reg K 2 P Reg K 3 P

593,61 62,70

2. S3 (Sesuai Marjinal)

K Reg KK 1 T K Reg KK 1K

Reg K 2K Reg K 2 T Reg KK 1 K

Reg K 3 T Reg K 3 K


(4)

(5)

commit to user

77

BAB V

KESIMPULAN , IMPLIKASI DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Karakteristik dan Kualitas lahan di Kecamatan Kalikotes Kabupaten Klaten.

Karakteristik dan kualitas lahan di Kecamatan Kalikotes antara lain : kemiringan lereng mulai dari datar sampai agak terjal; ancaman banjir bervariasi mulai dari tidak pernah terjadi banjir sampai terjadi banjir sekali dalam setahun; tekstur tanahnya bervariasi mulai dari lempng bergeluh, lempung berpasir halus, sampai geluh berpasir; drainase permukaannya bervariasi mulai dari lahan dengan pengatusan sedang sampai dengan lahan dengan pengatusan baik; tinggi muka air tanah antara 40 cm sampai 120 cm; daya dukung tanahnya antara 0,25 kg/cm sampai 2 kg/cm; potensi kembang

kerut antara 0,039 g/cm3 sampai 0,009 g/cm3; penggunaan lahan bervariasi

antara pemukiman, tegalan, dan kebun; dan jarak terhadap jalan utama antara 0 km sampai lebih dari 2 km.

2. Tingkat kesesuaian lahan untuk lokasi sentra industri di Kecamatan Kalikotes,

terdiri dari dua kelas kesesuaian lahan yaitu :

a. S2 (Cukup Sesuai)

Kelas kesesuaian lahan ini terdapat di Desa Jimbung, Desa Gemblegan, Desa Jogosetran, Desa Krajan, Desa Tambong Wetan, Desa Kalikotes, dan Desa Ngemplak, dengan luas keseluruhan 593,61 Ha atau sekitar 42,70 % dari luas wilayah Kecamatan Kalikotes. Luas wilayah terkecil terdapat di Desa Jogosetran dengan luas 30,5 Ha sedangkan wilayah terbesar terdapat di desa Jimbung dengan luas 207,94 Ha.

b. S3 (Sesuai Marjinal)

Kelas kesesuaian lahan ini terdapat merata di seluruh desa di Kecamatan Kalikotes yaitu Desa Jimbung, Desa Gemblegan, Desa Jogosetran, Desa Krajan, Desa Tambong Wetan, Desa Kalikotes, dan Desa Ngemplak.


(6)

commit to user

Kelas kesesuaian lahan ini memiliki luas 72,08 Ha atau sekitar 5,18 % dari seluruh luas wilayah Kecamatan Kalikotes. Luas wilayah terbesar adalah di Desa Ngemplak dengan luas 35,16 Ha, sedangkan luasan terkecil terdapat di Desa Kalikotes dengan luas 3,94 Ha.

B. Implikasi

Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian, maka dapat diajukan implikasi sebagai berikut:

1. Hasil penelitian ini dapat digunakan pemerintah untuk perencanaan

pembangunan lokasi sentra industri di Kecamatan Kalikotes dengan di sertai data kelas kesesuaian lahan dan faktor penghambat yang ada di daerah penelitian.

2. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pembelajaran geografi di

sekolah, antara lain pembelajaran IPS terpadu di SMA kelas XII.

C. Saran

Berdasarkan pada hasil penelitian dan implikasi hasil penelitian yang telah diuraikan, maka dapat diajukan saran yang sebagai berikut:

1. Sekarang ini karena pesatnya perkembangan industri sehingga perlu

perencanaan pembangunan lokasi industri berdasarkan karakteristik dan kualitas lahan yang berkaitan dengan parameter kesesuaian lahan lokasi sentra industri agar dalam pembangunannya nanti tercipta suatu ekologi yang seimbang.

2. Hal yang perlu diperhatikan lainnya adalah bahwa dalam memilih lokasi

yang paling strategis untuk sentra industri selain pada satuan lahan yang mempunyai kesesuaian tinggi masih ada tahapan penelitian lanjutan yang dititikberatkan pada aspek sosial ekonomi dan infrastruktur. Dalam penelitian ini tahap yang dikerjakan hanya sampai pada penyajian tingkat kesesuaian lahan untuk sentra industri dari aspek fisiknya.


Dokumen yang terkait

EVALUASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK KAWASAN INDUSTRI DI WILAYAH PENGEMBANGAN INDUSTRI Evaluasi Kesesuaian Lahan untuk Kawasan Industri di Wilayah Pengembangan Industri Kabupaten Karawang.

0 2 15

EVALUASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK KAWASAN INDUSTRI DI WILAYAH PENGEMBANGAN INDUSTRI Evaluasi Kesesuaian Lahan untuk Kawasan Industri di Wilayah Pengembangan Industri Kabupaten Karawang.

0 3 15

Analisis Kesesuaian Lahan untuk Lokasi Permukiman Kecamatan Bantul, Kabupaten Bantul Analisis Kesesuaian Lahan untuk Lokasi Permukiman Kecamatan Bantul, Kabupaten Bantul.

1 1 14

ANALISIS KESESUAIAN LAHAN UNTUK PENENTUAN PRIORITAS LOKASI INDUSTRI MENENGAH DAN BESAR Analisis Kesesuaian Lahan Untuk Penentuan Prioritas Lokasi Industri Menengah Dan Besar Di Kecamatan Godean, Kabupaten Sleman.

0 1 16

EVALUASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK LOKASI PERMUKIMAN DI KECAMATAN SELOGIRI KABUPATEN WONOGIRI PROPINSI JAWA TENGAH.

1 2 24

EVALUASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK PERMUKIMAN DI KECAMATAN CEPU Evaluasi Kesesuaian Lahan Untuk Permukinan di Kecamatan Cepu Kabupaten Blora Jawa Tengah.

1 2 14

EVALUASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK TANAMAN CENGKEH (Eugenia aromatica L.) DI KECAMATAN JATINOM Evaluasi Kesesuaian Lahan Untuk Tanaman Cengkeh (Eugenia aromatica L.) di Kecamatan Jatinom Kabupaten Klaten.

0 2 15

EVALUASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK TANAMAN TEBU ( Saccarum Officinarum) Evaluasi Kesesuaian Lahan Untuk Tanaman Tebu ( Saccarum Officinarum) Di Kecamatan Jatinom Kabupaten Klaten.

0 2 16

PENDAHULUAN Evaluasi Kesesuaian Lahan Untuk Tanaman Tebu ( Saccarum Officinarum) Di Kecamatan Jatinom Kabupaten Klaten.

0 1 29

EVALUASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK TANAMAN TEBU ( Saccarum Officinarum) DI KECAMATAN JATINOM Evaluasi Kesesuaian Lahan Untuk Tanaman Tebu ( Saccarum Officinarum) Di Kecamatan Jatinom Kabupaten Klaten.

0 4 17