commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
perjuangan Rakyat Solo sejak perang kemerdekaan hingga Orde Baru. Peresmian monumen dilakukan oleh Gurbernur Jawa Tengah Soepardjo
Roestam Gubernur Jawa Tengah saat itu pada tanggal 10 November 1976 bertepatan dengan Hari Pahlawan, setelah masa pembangunannya selama 3
tahun.
b. Gambaran Villa Park Banjarsari Sebelum Di Revitalisasi
Villa Park awalnya merupakan nama kawasan hunian orang Belanda kemudian setelah perjuangan di kawasan ini dibangun sebuah monumen
untuk mengenang pahlawan Indonesia yang gugur dalam pertempuran 4 hari di solo melawan Agresi Militer Belanda II, monumen itu kemudian
dinamakan Monumen Juang 1945. Nama Villa Park Banjarsari akhirnya kini dijadikan nama resmi untuk Taman Monumen Juang 1945.
Villa Park Banjarsari awalnya merupakan area komplek perumahan elit yang terletak di sebelah utara Pasar Legi Solo, namun seiring
perkembangan Pasar Legi yang ramai, membuat pedagang berjualan diarea Villa Park Banjarsari. Awalnya pedagang yang berjualan di area Villa park
Banjarsari hanya sedikit jumlahnya kemudian seiring berjalannya waktu jumlah pedagang pun bertambah. Setelah menjadi taman kota selama
bertahun-tahun, Villa Park Banjarsari berubah menjadi kawasan pasar barang-barang bekas klithikan. Pedagang klithikan di area Villa Park
Banjarsari berkembang pesat setelah krisis ekonomi yang menghantam Indonesia diperburuk dengan PHK besar-besaran perusahaan-perusahaan
sebagai alternatif perusahaan agar dapat bertahan di masa krisis. Kesulitan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
ekonomi membuat masyarakat berinisiatif untuk beralih dari bekerja disektor industri ke sektor usaha mikro seperti membuka warung sederhana, PKL
termasuk pedagang klithikan. Orienasi berjualan dipasar makin besar, sampai daya tampung pasar tidak mampu menampung jumlah pedagang baru yang
datang. Akhirnya mereka mencari lahan strategis yang dekat dengan pasar, seperti area Villa Park Banjarsari yang berdekatan dengan Pasar Legi.
Pedagang klithikan berkembang cukup pesat dan tidak mampu tertata dengan rapi sampai masuk ke dalam area Villa Park Banjarsari yang
notabennya adalah sebuah taman kota dan berfungsi sebagai ruang terbuka hijau publik. Di area Villa Park Banjarsari Surakarta tahun 2003 jumlah PKL
sebanyak 610. Pada tahun 2005 dilakukan pendataan kembali oleh Kantor PPKL Pemkot Surakarta sebagai data base yang dijadikan dasar pemindahan
PKL ke Pasar Notoharjo Semanggi, didapatkan jumlah PKL menjadi 989 PKL Agungwibowo;
http:narasibumi.blog.uns.ac.id
.
Hal ini tentunya sangat mengganggu keindahan, kenyamanan, dan kerapian serta kebersihan
Kota Surakarta, maka dari itu Pemkot Surakarta memandang perlu adanya relokasi Pedagang klithikan dari Banjarsari ke daerah lain. Setelah persiapan
yang cukup lama dan perundingan kurang lebih 54 kali antara Pemkot dan Pedagang klithikan akhirnya disepakati Pedagang klithikan yang berada
diarea Villa Park Banjarsari bersedia dipindahkan ke tempat baru yaitu direlokasi ke Pasar Klithikan Notoharjo Semanggi. Kemudian pada tahun
2006, Villa Park Banjarsari direvitalisasi dan dikembalikan ke fungsi semula sebagai taman kota yang didalamnya terdapat Monumen Juang 1945.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
c. Gambaran Villa Park Banjarsari Sesudah Di Revitalisasi