Disain Penelitian METODE PENELITIAN

Neneng Arwinie, 2014 Meningkatkan Kemampuan Penalaran Dan Komunikasi Matematis Serta Self-Concept Siswa MTS Melalui Pembelajaran Berbasis Masalah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tinggi 13 14 Sedang 18 18 Rendah 11 10 Total 42 42 3.3 Variabel Penelitian Penelitian ini melibatkan variabel bebas dan variabel terikat. Menurut Sugiyono 2011 menjelaskan bahwa: 1 Variabel bebas atau variabel independen merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen terikat. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebasnya yaitu pembelajaran berbasis masalah. 2 Variabel terikat atau variabel dependen merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini yaitu kemampuan penalaran dan komunikasi matematis serta self-concept siswa.

3.4 Instrumen Penelitian dan Pengembangannya

Instrumen yang akan digunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua jenis instrumen yaitu tes dan non-tes. Instrumen tes, berupa tes awal pretes dan tes akhir postes untuk mengukur kemampuan penalaran dan komunikasi matematis siswa. Instrumen non-tes berupa skala self-concept dan lembar observasi. Skala self-concept digunakan untuk mengukur pencapaian self-concept siswa dan lembar observasi digunakan untuk melihat keterlaksanaan pembelajaran.

3.4.1 Instrumen Tes Kemampuan Penalaran dan Komunikasi Matematis

Tes kemampuan siswa untuk mengukur kemampuan penalaran dan komunikasi matematis ini berbentuk uraian, tujuannya untuk melihat proses pengerjaan yang dilakukan siswa sehingga dapat diketahui sejauh mana kemampuan penalaran dan komunikasi matematis siswa. Dalam penyusunan tes kemampuan ini, diawali dengan penyusunan kisi-kisi yang mencakup kompetensi dasar, indikator, aspek yang diukur beserta skor penilaiannya dan nomor butir Neneng Arwinie, 2014 Meningkatkan Kemampuan Penalaran Dan Komunikasi Matematis Serta Self-Concept Siswa MTS Melalui Pembelajaran Berbasis Masalah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu soal. Setelah membuat kisi-kisi soal, dilanjutkan dengan menyusun soal beserta kunci jawabannya dan aturan pemberian skor untuk masing-masing butir soal. Pedoman pemberian skor untuk mengukur kemampuan penalaran matematis berpedoman pada Holistic Scoring Rubrics yang dikemukakan oleh Cai, Lane, dan Jacabcsin 1996, seperti terlihat pada tabel 3.3, di halaman selanjutnya. Tabel 3.3 Pedoman Pemberian Skor Kemampuan Penalaran Skor Kriteria Tidak ada jawaban 1 Menjawab tidak sesuai atas aspek pertanyaan tentang penalaran atau menarik kesimpulan salah 2 Dapat menjawab hanya sebagian aspek pertanyaan tentang penalaran dan dijawab dengan benar 3 Dapat menjawab hampir semua aspek pertanyaan tentang penalaran dan dijawab dengan benar 4 Dapat menjawab semua aspek pertanyaan tentang penalaran matematik dan dijawab dengan benar dan jelas atau lengkap Sedangkan untuk mengukur kemampuan komunikasi matematis berpedoman pada Holistic Scoring Rubrics yang dikemukakan oleh Cai, Lane, dan Jacabcsin 1996, seperti terlihat pada tabel 3.4 berikut: Tabel 3.4 Pedoman Pemberian Skor Kemampuan Komunikasi Skor Mengilustrasikan Menjelaskan Menyatakan Menggambar Ekspresi Matematik Tidak ada jawaban, kalaupun ada hanya memperlihatkan ketidakpahaman tentang konsep sehingga informasi yang diberikan tidak berarti apa-apa. 1 Hanya sedikit dari penjelasan yang benar. Hanya sedikit dari gambar, diagram yang benar. Hanya sedikit dari model matematika yang benar. 2 Penjelasan secara matematik masuk akal namun hanya sebagian lengkap dan benar. Melukiskan diagram, gambar, namun kurang lengkap dan benar. Menemukan model matematika dengan benar, namun salah dalam mendapatkan solusi. 3 Penjelasan secara matematik masuk akal dan benar, meskipun tidak tersusun secara logis atau terdapat Melukis diagram, gambar, secara lengkap dan benar. Menemukan model matematika dengan benar, kemudian melakukan perhitungan atau mendapatkan solusi

Dokumen yang terkait

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN DAN KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS SERTA MOTIVASI BERPRESTASI SISWA SMP MELALUI PEMBELAJARAN DISCOVERY DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK: studi kuasi eksperimen pada salah satu SMP di jakarta barat.

0 1 62

Implementasi Brain-Based Learning untuk Meningkatkan Kemampuan Spasial dan Self-Concept Matematis Siswa pada Pembelajaran Geometri SMP : Penelitian kuasi eksperimen pada siswa kelas VIII salah satu SMP di Siak.

66 150 62

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN PENALARAN MATEMATIS SISWA MELALUI PENDEKATAN METAKOGNITIF: Penelitian Kuasi eksperimen pada Salah Satu SMP Negeri di Kota Medan.

0 0 46

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS DAN SELF CONCEPT SISWA SMP: Studi Kuasi Eksperimen Pada Kelas VIII di Salah Satu SMP Negeri Tarogong Kaler Garut.

4 12 46

PENINGKATAN KEMAMPUAN PENALARAN, REPRESENTASI, DAN DISPOSISI MATEMATIS SISWA SMP NEGERI MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH : Penelitian Kuasi Eksperimen pada Salah Satu SMP Negeri di Kabupaten Garut.

3 26 56

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN DAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH :Studi Kuasi Eksperimen pada Siswa SMA di Kabupaten Bima.

0 1 50

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN KONEKSI MATEMATIS SISWA MELALUI PENDEKATAN PEMBELAJARAN VISUAL THINKING : Kuasi-Eksperimen pada Siswa Salah Satu MTs Negeri di Tembilahan.

1 4 42

PEMBELAJARAN GEOMETRI DENGAN WINGEOM UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SPASIAL DAN PENALARAN MATEMATIS SISWA : Studi Kuasi Eksperimen di MTs Al-Basyariah Kabupaten Bandung.

0 0 60

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN DAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA MELALUI PENDEKATAN REALISTIK :Studi Eksperimen di Salah Satu SMP Negeri di Bandung:.

0 1 44

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN DAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA MELALUI PENDEKATAN REALISTIK :Studi Eksperimen di Salah Satu SMP Negeri di Bandung.

0 0 44