1 Latar Belakang Penelitian DAMPAK LATIHAN CRUISE INTERVAL DENGAN AUSTRALIAN HEART-RATE REPEAT SEST TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN DAYA TAHAN : Studi Eksperimen pada Atlet Perkumpulan Renang Five Stars SC Bandung.

Arini Ayuningrias, 2014 Dampak Latihan Cruise Interval Dengan Australian Heart-Rate Repeat Sest Terhadap Peningkatan Kemampuan Daya Tahan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I PENDAHULUAN

1. 1 Latar Belakang Penelitian

Olahraga renang adalah salah satu cabang olahraga yang diperlombakan dalam jenis olahraga aquatik, yaitu jenis olahraga aquatik lainnya seperti loncat indah, renang indah, polo air, dan renang perairan terbuka. Renang juga disebut sebagai olahraga Olympic selain atletik dan senam, karena dalam setiap pesta olahraga dunia yang mempertandingkan dan memperlombakan banyak cabang olahraga salah satunya adalah cabang olahraga renang. Renang termasuk salah satu cabang olahraga yang menarik dan sangat bermanfaat bagi tubuh untuk memelihara kebugaran jasmani. Dalam masyarakat renang lebih popular sebagai kegiatan untuk kepentingan rekreasi seperti di daerah pantai, danau, atau sungai yang alamiah, namun pada umumnya renang merupakan upaya mengapungkan atau mengangkat tubuh ke atas permukaan air. Definisi renang menurut Arma Abdullah Badruzaman, 2011:4 yaitu: “Renang merupakan suatu jenis olahraga yang dilakukan di air tawar maupun air laut dengan berupaya untuk mengangkat tubuhnya untuk mengapung agar dapat bernafas dan bergerak baik maju maupun mundur”. Dari perdapat diatas, maka dapat disimpulkan bahwa renang merupakan cabang olahraga yang berbeda jika dibandingkan dengan cabang olahraga pada umumnya, satu hal yang perlu dipahami bahwa olahraga renang merupakan aktifitas gerak yang menarik dan khas dilakukan di air, kemampuan manusia bergerak di air berbeda dengan kemampuan manusia sewaktu bergerak di darat, apabila dicermati gerak tubuh manusia di darat dilakukan dalam posisi tegak atau vertikal dipengaruhi gaya tarik bumi, sedangkan perenang yang bergerak di air dalam posisi horizontal di bawah pengaruh gaya tarik bumi dikurangi oleh gaya tekan air ke atas, tetapi pada kenyataannya tubuh manusia jauh lebih sesuai untuk kegiatan di darat dari pada di air, namun bukan berarti kegiatan manusia harus terbatas pada kegiatan di darat saja. 2 Arini Ayuningrias, 2014 Dampak Latihan Cruise Interval Dengan Australian Heart-Rate Repeat Sest Terhadap Peningkatan Kemampuan Daya Tahan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Seiring dengan perkembangan jaman, olahraga renang semakin lama semakin digemari oleh banyak orang, sehingga semakin berkembang dan tersebar ke seluruh pelosok Negara di dunia dan salah satunya termasuk negara Indonesia sehingga dibentuklah sebuah perserikatan renang internasional atau yang disebut FINA Federation Internationale de Natation Amateur, kemudian muncullah organisasi-organisasi yang menaungi olahraga berenang di seluruh negara. Dari tahun ketahun semakin berkembang dan menunjukan tendensi yang terus meningkat. Sama halnya dengan berkembangnya olahraga renang di Indonesia baik itu segi pembinaan maupun dari segi prestasi, salah satu indikatornya adalah renang itu sendiri sudah menjadi suatu kebutuhan tersendiri bagi semua kalangan masyarakat serta timbulnya kesadaran terhadap manfaat yang bisa diperoleh dari berenang sehingga banyaknya perkumpulan renang di setiap daerah yang berupaya membina dan mengembangkan renang sebagai olahraga prestasi. Mengingat cabang olahraga renang sebagai olahraga prestasi, adapun empat gaya yang diperlombakan, baik dalam tingkat daerah, nasional, maupun internasional yaitu gaya bebas, gaya dada, gaya punggung, dan gaya kupu-kupu. Renang sebagai olahraga prestasi perlu penanganan yang lebih baik, karena kondisi prestasi olahraga renang di Indonesia semakin menurun jika dibandingkan dengan era 90-an. Penurunan prestasi tersebut dapat disebabkan salah satunya adalah tidak sesuainya sistem dan metode pelatihan dengan tuntutan pelatihan pada saat sekarang ini. Dengan regenerasi pada usia-usia muda diharapkan olahraga renang ini dapat membantu meningkatkan kemajuan dan perkembangan prestasi yang menyeluruh hingga taraf dunia. Regenerasi adalah sesuatu yang sangat penting demi upaya terus mempertahankan prestasi dibidang olahraga, termasuk dalam renang. Pentingnya pembinaan renang pada masa-masa usia dini untuk dapat menghasilkan perenang- perenang berbakat hingga ke tahapan senior . Konteks olahraga prestasi, olahraga ini mengharuskan para atlet untuk mampu mencetak waktu dengan secepat-cepatnya hingga garis finish. Rutinitas latihan yang padat dan penuh disiplin menjadi salah satu aspek untuk memperoleh 3 Arini Ayuningrias, 2014 Dampak Latihan Cruise Interval Dengan Australian Heart-Rate Repeat Sest Terhadap Peningkatan Kemampuan Daya Tahan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu prestasi optimal. Pencapaian sebuah prestasi dilakukan melalui proses latihan yang komprehensif, hal ini menunjukkan tujuan serta sasaran dari latihan ialah untuk membantu atlet meningkatkan keterampilan dan prestasi yang semaksimal mungkin. Dalam pencapaian prestasi yang maksimal pada cabor renang diperlukan faktor latihan yang optimal, terencana dan berkelanjutan. Seperti yang dikemukakan oleh Bompa 1999:54 “…the stronger the physical foundation, the higher the technical, tactical, and psychological heights ”. Maksudnya adapun empat aspek latihan yang perlu diperhatikan dan dilatih secara seksama oleh atlet, yaitu latihan teknik, latihan taktik, latihan fisik, dan latihan mental. Keempat aspek latihan tersebut haruslah sering dilatih dan harus diajarkan secara serempak dengan batasan-batasan yang ada dalam latihan, namun tidaklah mudah untuk memberikan satu batasan yang paling sempurna tentang latihan tetapi salah satu batasan yang sederhana dapat diberikan untuk latihan ialah latihan yang sistematis, berencana, menurut jadwal, menurut pola dan sistem tertentu, metodis dari mudah ke sukar, latihan yang teratur, dari yang sederhana ke yang lebih kompleks, dan melalui pengulangan-pegulangan yang konstan. Hal ini menjelaskan keberhasilan seseorang dalam beradaptasi dengan tekanan fisik dan mental yang ditemui dalam latihan yang disusun secara ilmiah dan sistematis akan membantu atlet dalam beradaptasi dengan beban fisik yang dihadapinya dalam suatu latihan yang terkontrol. Olahraga renang kini mulai mengembangkan atau menyajikan suatu pelatihan fisik yang efeknya pada mekanisme fisiologi tubuh manusia, pelatihan tersebut dirancang untuk dapat menempatkan stress maksimum pada atlet. Pelatihan ini menargetkan pada masing-masing tahapan utama metabolisme energi dan aspek-aspek dalam kondisi fisik, seperti kekuatan, dan fleksibilitas dengan prosedur pelatihan khusus yang dirancang untuk mengembangkan setiap potensi yang optimal pada atlet. Desain pelatihan yang harus berkembang dalam waktu yang paling efektif, atlet harus menggunakan enam kategori pelatihan untuk memaksimalkan potensi dari sistem fisiologis tubuh, yaitu: latihan daya tahan, latihan kecepatan, 4 Arini Ayuningrias, 2014 Dampak Latihan Cruise Interval Dengan Australian Heart-Rate Repeat Sest Terhadap Peningkatan Kemampuan Daya Tahan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu latihan pemulihan, latihan kekuatan dan power, serta latihan kelentukan. Seperti yang dikemukakan oleh Maglischo 2003:417, mengenai fisiologi sistem yaitu : “..categories of training to maximize the potential of the various physiological system in their bodies; endurance training, sprint training, race-pace training, recovery training, strength and power training, flexibility training ”. Masing-masing dari kategori memiliki peran penting, yang disetiap kategori tersebut mempunyai proses pelatihan yang berbeda-beda tergantung dari tujuan masing-masing kategori. Efek dari latihan yang diberikan oleh seorang pelatih, diharapkan dapat membuat perubahan atau hasil, dengan cara membangun latihan yang akan mencapai suatu tujuan latihan itu sendiri. Lamanya latihan dapat diterjemahkan dengan jarak renang yang harus ditempuh, tentunya daya tahan sangat dibutuhkan dalam olahraga renang, karena pengembangan daya tahan ini memberikan dampak peningkatan sistem energi aerobik dan anaerobik, tetapi penekanan yang lebih besar harus diberikan pada energi aerobik karena pada masa permulaan energi aerobik ini terpakai antara 60 – 80. Latihan daya tahan yang menekankan pada sistem aerobik akan memperbaiki transportasi oksigen dan penggunaan oksigen oleh serat-serat otot. Berkaitan dengan hal ini Prof.Santosa 2012:152 “batas olahdaya aerobik minimal 70 selama aktivitas atau penampilannya, dan batas waktu minimal 8 menit tanpa-henti non-stop ”. Pemberian latihan daya tahan dalam perkembangan fisiologis, ini dapat memberikan keuntungan lain untuk lebih mampu mengembangkan kemampuan teknisnya pada saat latihan, secara bertahap dan dengan seiring berjalannya waktu kemajuan fisiologis dan teknis seorang atlet memang membutuhkan waktu latihan yang panjang. Sistem olahdaya pada berenang ini membutuhkan kapabilitas aerobik dan anaerobik tertentu. Berkembangnya daya tahan tubuh akan diikuti dengan peningkatan efisiensi fungsional dari kardiovaskular, sistem metabolisme dan sistem syaraf. Menurut Bompa mengenai ergogenesis dalam daya tahan 1999:366 “the best method to improve specific endurance for any sport is to consider the 5 Arini Ayuningrias, 2014 Dampak Latihan Cruise Interval Dengan Australian Heart-Rate Repeat Sest Terhadap Peningkatan Kemampuan Daya Tahan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ergogenesis of the sport or the proportions between the anaerobic and aerobic component ”. Artinya metode untuk meningkatkan daya tahan untuk cabang olahraga apapun ialah dengan mempertimbangkan ergogenesis energi sistem pada setiap cabang olahraganya atau proporsi antara komponen aerobik dan anaerobik. Sehubungan dengan ahli yang di atas, Paulus 2012 mengatakan “terdapat dua tujuan latihan daya tahan, yaitu untuk menekan denyut nadi istirahat nadi basal serendah mungkin dan mendorong denyut nadi kerja maksimal setinggi mungkin ”. Dengan demikian cabang olahraga renang ini, sumber energinya merupakan sumber energi aerob dan anaerob. Hal ini seperti yang dijelaskan Santosa 2007: 110 bahwa, ”Sesungguhnya tidak ada olahraga anaerobik murni dan aerobik murni, yang ada ialah olahraga anaerobik dominan dan aerobik dominan”. Dari keseluruhan komponen dan tingkatan di atas, salah satu komponen kondisi fisik yang sangat berperan dalam mencapai prestasi yang maksimal adalah daya tahan aerobik dengan suatu tingkatan latihan ketahanan daya tahan yang mendasar. Karena sebagian besar pelatih telah banyak membuat berbagai macam bentuk latihan daya tahan sebagai komponen penting dalam program latihan mereka. Adapun menurut Maglischo 2003:433, metode latihan dalam daya tahan : In this section i would like to discuss the values of different types of endurance training in common use. Of these is marathon and fartlek training, cruise interval, australian heart-rate repeat sets, descending speed repeat sets, descending rest repeat sets, shortest send-off repeat sets, mixed distance repeat sets, mixed speed repeat sets, mixed styles repeat sets, hypoxic training, and occlusion training. They are similiar in their effects and administration. Arti dari pendapat tersebut ialah, bahwa dia akan membahas berbagai jenis metode pelatihan dalam daya tahan, diantaranya adalah latihan maraton dan fartlek, descending, istirahat pendek dalam setiap ulangan set, campuran daya tahan set berulang, campuran kecepatan set berulang, campuran program berulang, latihan hypoksi. 6 Arini Ayuningrias, 2014 Dampak Latihan Cruise Interval Dengan Australian Heart-Rate Repeat Sest Terhadap Peningkatan Kemampuan Daya Tahan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Dalam penelitian ini, penulis memilih metode yang disinyalir dapat meningkatkan kemampuan daya tahan yaitu dengan metode latihan cruise interval dan australian heart rate repeat sets. Metode australian heart-rate repeat sets yang dilaksanakan dalam penelitian ini, metode ini terdiri dari satu set pengulangan, dengan melakukan renang yang lebih cepat dalam periode istirahat menengah-panjang, dan selama mengulangi setiap set perenang mengatur kecepatan dengan menghitung denyut jantung. Mengenai australian heart-rate repeat sets, Maglischo 2003:438 menerangkan : “…The method consists of a set of endurance repeat swum faster than anaerobic threshold pace with a medium-length rest interval ”. Pernyataan mengindikasikan bahwa Heart-rate sets ini dirancang untuk meningkatkan tingkat penghilangan laktat dari otot dan darah dengan gagasan bahwa atlet akan berenang daya tahan set pada kecepatan yang akan mendorong tingkat maksimum penghilangan laktat dari otot dan kemudian memberikan rangsangan untuk meningkatkan mekanisme fisiologis. Kelebihan dari australian heart-rate repeat sets ini ialah perenang dapat mengatur tempo dengan denyut jantung. Kelemahan dari jenis pelatihan renang ini belum cukup intens perkembanganya, banyak pelatih yang ragu akan penerapan metode jenis latihan ini. Cruise interval merupakan jenis batas-kecepatan berenang, maksudnya dengan membagi latihan menjadi beberapa segmen yang dipisahkan oleh periode pemulihan atau bisa diartikan suatu latihan yang diselingi oleh interval-interval yang berupa masa-masa istirahat, seperti yang telah dijelaskan Bower Maglischo, 2003:437 bahwa, ”...cruise interval designed to simulate basic endurance training are designated cruise-plus, and those designed to simulate overload endurance training are indicated by the term cruise-minus ”. Pernyataan tersebut maksudnya ialah metode cruise interval yang dirancang untuk mensimulasikan latihan daya tahan dengan melakukan penambahan atau pengurangan dalam interval istirahatnya. Kelebihan dari jenis pelatihan cruise interval ini, perenang akan berlatih pada kemampuannya dengan waktu interval istirahat yang cukup menantang 7 Arini Ayuningrias, 2014 Dampak Latihan Cruise Interval Dengan Australian Heart-Rate Repeat Sest Terhadap Peningkatan Kemampuan Daya Tahan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu untuk meningkatkan daya tahan. Kekurangan dari cruise interval melelahkan dalam melakukan latihan yang diakibatkan besarnya volume kerja dalam latihan. Dua cara latihan tersebut yang telah dipaparkan di atas berbeda metodenya, tetapi memiliki maksud yang sama. Kedua bentuk latihan ini bertujuan untuk meningkatkan unsur kondisi fisik daya tahan. Hal tersebut memiliki kelebihan dan kelemahan masing-masing sesuai dengan penerapannya. Itulah hal-hal yang melatar belakangi penelitian ini dengan tujuan untuk mengetahui dampak latihan cruise interval dan australian heart-rate repeat sets terhadap peningkatan kemampuan daya tahan dalam cabang olahraga renang.

1. 2 Perumusan Masalah

Dokumen yang terkait

UPAYA MENINGKATKAN KECEPATAN RENANG GAYA BEBAS 50 METER MELALUI METODE LATIHAN INTERVAL PADA ATLET PUTRA USIA 12-14 TAHUN PERKUMPULAN RENANG LUMBA-LUMBA BINJAI TAHUN 2013.

0 2 34

ASUPAN BAHAN MAKANAN DAN GIZI BAGI ATLET RENANG.

2 13 15

DAMPAK PENERAPAN PELATIHAN TABATA TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN KEKUATAN YANG CEPAT (POWER) : Studi Eksperimen pada Atlet Futsal Puteri UPI Bandung.

3 10 44

PENGARUH PENERAPAN METODE SHORT INTERVAL TRAINING TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN DAYA TAHAN KELINCAHAN PADA ATLET FUTSAL.

0 1 14

DAMPAK PENERAPAN LATIHAN TABATA TERHADAPPENINGKATAN KEMAMPUAN KECEPATAN (SPEED)(Studi Eksperimen pada Atlet Futsal PuteriAnggota UKM Futsal UPI Bandung).

4 13 35

PENGARUH LATIHAN STABILISASI TERHADAP PENINGKATAN TEKNIK DOUBLE BALLET LEG CABANG OLAHRAGA RENANG INDAH : Penelitian Eksperimen Pada Atlet Renang Indah Kota Bandung.

0 2 17

PENGARUH LATIHAN INTERVAL MODEL RUSHALL DAN PYKE TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN DAYA TAHAN KECEPATAN PADA ATLET FUTSAL.

1 4 27

PENGARUH LATIHAN STABILISASI TERHADAP PENINGKATAN TEKNIK DOUBLE BALLET LEG CABANG OLAHRAGA RENANG INDAH : Penelitian Eksperimen Pada Atlet Renang Indah Kota Bandung - repository UPI S KOR 1106347 Title

0 0 3

AUSTRALIAN HEART-RATE REPEAT SETS TERHADAP PENINGKATAN DAYA TAHAN ATLET DAYUNG UPI | Rekayasa | Jurnal Terapan Ilmu Keolahragaan 8062 16172 2 PB

0 2 4

PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PEAK LACTATE DAN LACTATE TOLERANCE TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN SPRINT RENANG 50 METER GAYA CRAWL PADA ATLET PUTRA PERKUMPULAN RENANG PANDHOWO CILACAP TAHUN 2018 - UNS Institutional Repository

0 0 19