6 Analisis Data DAMPAK LATIHAN CRUISE INTERVAL DENGAN AUSTRALIAN HEART-RATE REPEAT SEST TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN DAYA TAHAN : Studi Eksperimen pada Atlet Perkumpulan Renang Five Stars SC Bandung.

51 Arini Ayuningrias, 2014 Dampak Latihan Cruise Interval Dengan Australian Heart-Rate Repeat Sest Terhadap Peningkatan Kemampuan Daya Tahan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu statis, setelah itu lari mengelilingi kolam sebanyak lima keliling dan diteruskan dengan peregangan dinamis terutama ditujukan pada otot-otot dan sendi pada tungkai. Kemudian dilanjutkan dengan melakukan pemanasan di air warming- up. 2. Latihan Inti Pengecekan denyut nadi adalah awal dalam melakukan latihan inti. Bila denyut nadi sampel telah menujukan berada pada daerah latihan yaitu 120-130 kali per menit, maka ia telah siap untuk melakukan latihan inti. Pada latihan inti masing-masing kelompok melakukan latihan yaitu kelompok A latihan menggunakan cruise interval, dan kelompok B latihan menggunakan australian heart-rate repeat sets. Kedua kelompok melaksanakan latihan sesuai dengan program latihan yang penulis lampirkan. 3. Latihan Pendinginan Latihan pendinginan adalah latihan penutup dalam tiap latihan, tujuannya adalah untuk menurunkan suhu tubuh setelah selesai latihan. Bentuk latihan bisa berupa lari-lari kecil, berenang rileks lambat, peregangan pasif dan diikuti pelemasan otot-otot, terutama otot yang dominan ketika melakukan latihan ini. Frekuensi latihan dilakukan tiga kali dalam seminggu selama 8 minggu, jadi total pertemuan latihan sebanyak 24 kali.

3. 6 Analisis Data

Data mentah yang telah dilakukan peneliti tidak akan ada gunanya jika tidak dianalisa. Analisa data merupakan bagian yang sangat penting dalam metode ilmiah. Karena dengan analisa tersebut dapat diberi arti dan makna yang berguna dalam memecahkan masalah penelitian. Data mentah yang telah terkumpul dipecahkan menjadi beberapa kelompok, serta dikatagorisasikan, dilakukan manipulasi dan diproses sedemikian rupa sehingga data tersebut mempunyai makna untuk menjawab masalah penelitian dan bermanfaat dalam menguji hipotesa. Pengumpulan data yang dimaksudkan untuk memperoleh hasil yang bersifat nyata dan dapat dipercaya. Untuk melakukan pengujian hipotesa dari 52 Arini Ayuningrias, 2014 Dampak Latihan Cruise Interval Dengan Australian Heart-Rate Repeat Sest Terhadap Peningkatan Kemampuan Daya Tahan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu metoda yang diberikan apakah terdapat perbedaan yang cukup berarti atau tidak sama sekali, serta hasil metoda itu apakah ada kemajuan atau tidak. Selanjutnya melakukan perhitungan secara statistika dari data-data yang terkumpul melalui hasil tes akhir. Kemudian menyusun, mengolah dan menganalisis data tersebut dengan menggunakan rumus-rumus statistik. 1. Menghitung skor rata-tata dari setiap kelompok sampel dengan rumus dari Sudjana 1989: 62 : ∑ Arti dari tanda- tanda tersebut adalah : X = Nilai rata-rata yang dicapai i X = Skor yang diperoleh n = Jumlah sampel ∑ = “Sigma” yang berarti jumlah. 2. Menghitung simpangan baku, menurut Sudjana 1989: 94 : √ ∑ Arti dari tanda-tanda dalam rumus tersebut adalah : S = Simpangan baku yang dicari n = Jumlah sampel ∑X  X ² = Jumlah kuadrat nilai data dikurangi rata-rata 3. Menghitung T-Skor untuk waktu, Menurut Nurhasan 2008:50 T-Skor = 50 + 10 Arti dari unsur-unsur tersebut di atas adalah : T-Skor = skor standar yang dicari X = skor yang diperoleh seseorangperistiwa X = nilai rata-rata S = simpangan baku 53 Arini Ayuningrias, 2014 Dampak Latihan Cruise Interval Dengan Australian Heart-Rate Repeat Sest Terhadap Peningkatan Kemampuan Daya Tahan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 4. Uji normalitas Uji kenormalan bertujuan untuk mengetahui normal tidaknya data hasil pengukuran. Uji yang digunakan adalah dengan uji kenormalan secara non parametrik yang dikenal dengan nama Uji Liliefors Lo. Untuk pengujian tersebut ditempuh dengan menggunakan prosedur sebagai berikut : 1 Menyusun data hasil pengamatan, yang dimulai dari nilai pengamatan yang paling kecil sampai nilai pengamatan yang paling besar. 2 Untuk semua nilai pengamatan dijadikan angka baku Z dengan pendekatan Z skor, yaitu: Z = ̅ 3 Untuk tiap baku angka tersebut, dengan bantuan tabel distribusi normal baku tabel distribusi Z. Kemudian hitung peluang dari masing-masing nilai X Fzi dengan ketentuan: jika nilai Z negatif, maka dalam menetukan Fzi-nya adalah 0,5 – luas daerah distribusi Z pada tabel. 4 Menentukan proposi masing-masing nilai Z Szi dengan cara melihat kedudukan nilai Z pada nomor urut sampel yang kemudian dibagi dengan banyaknya sampel. 5 Hitung selisih antara Fzi – Szi dan tentukan harga mutlaknya. 6 Ambilah harga mutlak yang paling besar diantara harga mutlak dari seluruh sampel yang ada dan berilah simbol Lo. 7 Degan bantuan tabel nilai Kritis L untuk uji Liliefors, maka tentukanlah nilai L. 8 Bandingkanlah nilai L tersebut dengan nilai Lo untuk menghitung diterima atau ditolak hipotesisinya, dengan kriteria:  Terima Ho jika Lo L α = Normal  Tolak Ho jika Lo L α = Tidak Normal 5. Menguji homogenitas Dalam menguji homogen tidaknya data yang diperoleh dari 2 variansi, penelitian melakukan pendekatan Uji Kesamaan Dua Variansi, dengan formulasi rumus sebagai berikut : 54 Arini Ayuningrias, 2014 Dampak Latihan Cruise Interval Dengan Australian Heart-Rate Repeat Sest Terhadap Peningkatan Kemampuan Daya Tahan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Varians terbesar F = Varians terkecil Kriteria pengujian adalah : terima hipotesis jika F 1- αn-1 F F ⁄ α n 1 - 1,n 2 -1 dan tolak jika, F F 1 2 α , . 6. Pengujian signifikan peningkatan hasil latihan dengan uji kesamaan rata-rata skor berpasangan, penyelesaian statistikannya menggunakan uji t dengan formulasi rumus : ̅ √ Untuk masing-masing kelompok Arti dari tanda-tanda dalam rumus tersebut adalah : t = nilai t hitung yang dicari ̅ = rata-rata nilai beda = simpangan baku n = jumlah sampel Pasangan hipotesis yang akan diujji adalah :  H o : µ = µ  H 1 = µ ≠ µ Kriteria penerimaan dan penolakan hipotesisnya :  Terima hipotesis H o jika -t 1- 1 2 α t t 1 - 1 2 α dalam hal lain hipotesis ditolak 7. Pengujian signifikan perbedaan peningkatan hasil dengan uji perbedaan rata- rata satu pihak digunakan dengan uji t. 1 Pasangan hipotesis yang akan diuji adalah : Ho : µ 1 ≤ µ 2 , tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara metode latihan cruise interval dengan metode latihan australian heart-rate repeat sets terhadap peningkatan kemampuan daya tahan. H 1 : µ 1 µ 2 , latihan dengan menggunakan metode cruise interval lebih memberikan pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan kemampuan daya tahan. 55 Arini Ayuningrias, 2014 Dampak Latihan Cruise Interval Dengan Australian Heart-Rate Repeat Sest Terhadap Peningkatan Kemampuan Daya Tahan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2 Pendekatan statistika yang digunakan adalah : 2 2 2 1 2 1 2 1 n S n S X X t    Keterangan : t = t hitung  1 X Skor rata-rata kelompok 1 Skor rata-rata kelompok 2 Variasi kelompok 1 Variasi kelompok 2 n 1 = Banyaknya sampel kelompok 1 n 2 = Banyaknya sampel kelompok 2 3 Kriteria penerimaan dan penolakan hipotesis :  Terima hipotesis jika, t hitung ≤ 1 1 2 2  Tolak hipotesis jika, t hitung 1 1 2 2 4 Batas kritis dan penolakan hipotesis H nya : Untuk α = 0,05; W 1 = dan t 1 = t 1- α = 1 – 0,05 n 1 ; W 1 = dan t 2 = t 1- α = 1 – 0,05 n 2 , dan untuk mengetahui nilai t student maka mengitung dengan t = 1 1 2 2 . Sehingga diperoleh nilai t, dengan demikian batas kritis dapat ditentukan. 5 Membandingkan t hitung dengan t tabel dengan melihat kriteria penerimaan dan penolakan hipotesis lalu kemudian dapat ditarik kesimpulan dari hasil yang diperoleh.  2 X  2 1 S  2 2 S Arini Ayuningrias, 2014 Dampak Latihan Cruise Interval Dengan Australian Heart-Rate Repeat Sest Terhadap Peningkatan Kemampuan Daya Tahan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5. 1 Kesimpulan

Dokumen yang terkait

UPAYA MENINGKATKAN KECEPATAN RENANG GAYA BEBAS 50 METER MELALUI METODE LATIHAN INTERVAL PADA ATLET PUTRA USIA 12-14 TAHUN PERKUMPULAN RENANG LUMBA-LUMBA BINJAI TAHUN 2013.

0 2 34

ASUPAN BAHAN MAKANAN DAN GIZI BAGI ATLET RENANG.

2 13 15

DAMPAK PENERAPAN PELATIHAN TABATA TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN KEKUATAN YANG CEPAT (POWER) : Studi Eksperimen pada Atlet Futsal Puteri UPI Bandung.

3 10 44

PENGARUH PENERAPAN METODE SHORT INTERVAL TRAINING TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN DAYA TAHAN KELINCAHAN PADA ATLET FUTSAL.

0 1 14

DAMPAK PENERAPAN LATIHAN TABATA TERHADAPPENINGKATAN KEMAMPUAN KECEPATAN (SPEED)(Studi Eksperimen pada Atlet Futsal PuteriAnggota UKM Futsal UPI Bandung).

4 13 35

PENGARUH LATIHAN STABILISASI TERHADAP PENINGKATAN TEKNIK DOUBLE BALLET LEG CABANG OLAHRAGA RENANG INDAH : Penelitian Eksperimen Pada Atlet Renang Indah Kota Bandung.

0 2 17

PENGARUH LATIHAN INTERVAL MODEL RUSHALL DAN PYKE TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN DAYA TAHAN KECEPATAN PADA ATLET FUTSAL.

1 4 27

PENGARUH LATIHAN STABILISASI TERHADAP PENINGKATAN TEKNIK DOUBLE BALLET LEG CABANG OLAHRAGA RENANG INDAH : Penelitian Eksperimen Pada Atlet Renang Indah Kota Bandung - repository UPI S KOR 1106347 Title

0 0 3

AUSTRALIAN HEART-RATE REPEAT SETS TERHADAP PENINGKATAN DAYA TAHAN ATLET DAYUNG UPI | Rekayasa | Jurnal Terapan Ilmu Keolahragaan 8062 16172 2 PB

0 2 4

PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PEAK LACTATE DAN LACTATE TOLERANCE TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN SPRINT RENANG 50 METER GAYA CRAWL PADA ATLET PUTRA PERKUMPULAN RENANG PANDHOWO CILACAP TAHUN 2018 - UNS Institutional Repository

0 0 19