13
mengetahui jenis industri yang memberikan prospek paling menjanjikan. Pentingnya analisis industri karena analisis tersebut dapat membantu investor
untuk mengidentifikasi peluang-peluang investasi dalam industri yang mempunyai karakteristik risiko dan return yang menguntungkan bagi investor
Tandelilin,2010:352. Analisis perusahaan merupakan tahap terakhir dalam analisis fundamental, analisis perusahaan terkait dengan perusahaan yang dipilih
dalam industri yang mampu menawarkan keuntungan. Jones,2014:389 mengatakan analisis fundamental dalam perusahaan berkaitan juga dengan
analisis dasar keuangan untuk mengestimasi nilai intrinsik perusahaan. Dalam analisis perusahaan ada dua komponen utama yaitu earning per share perusahaan
dan price earning ratio perusahaan. Earning per share EPS merupakan laba bersih perusahaan yang siap dibagikan kepada pemegang saham dibagi dengan
jumlah lembar saham perusahaan, besarnya EPS suatu perusahaan bisa diketahui dari informasi laporan keuangan perusahaan Tandelilin,2010:373. Price earning
ratio PER mengindikasikan besarnya uang yang harus dibayarkan investor untuk memperoleh earning perusahaan, PER merupakan besarnya harga setiap
earning perusahaan dan merupakan ukuran harga relative dari saham perusahaan Tandelilin, 2010:375.
2.3 Teori Portofolio
Portofolio saham adalah investasi yang terdiri dari berbagai saham perusahaan yang berbeda dengan harapan bila harga salah satu saham menurun,
yang lain meningkat, maka investasi tersebut tidak mengalami kerugian .Gumanti,2011:390 mengatakan portofolio adalah gabungan beberapa aset
14
sekuritas yang dimiliki oleh investor yang memiliki tingkat pengembalian dan risiko yang berbeda
–beda. Pembentukan portofolio memerlukan adanya perhitungan tingkat pengembalian dan risiko, Tandelilin,2010:157 dalam
pembentukan portofolio, investor selalu menginginkan portofolio dengan risiko terendah dan tingkat return yang diharapkan. Mengukur return dan risiko untuk
sekuritas tunggal memang penting, tetapi bagi manajer portofolio return dan risiko seluruh sekuritas dalam portofolio lebih diperlukan, menghitung risiko dan
return untuk sekuritas tunggal juga berguna karena nilai-nilai tersebut akan digunakan untuk pengukuran return dan risiko portofolio Hartono,2015:311,
oleh karena itu, dalam investasi saham kemampuan analisis fundamental perusahaan menjadi dasar yang penting untuk memilih saham-saham yang akan
dimasukkan ke dalam portofolio Zubir,2011:3.
2.4 Pengertian Reksa Dana
Reksa dana merupakan suatu jasa pengelolaan dana bagi investor yang ingin berinvestasi yang tersedia di pasar dengan membeli unit penyertaan reksa
dana. Dana ini kemudian dikelola oleh Manajer Investasi ke dalam portofolio investasi, baik berupa saham, obligasi, pasar uang maupun pasar efek sekuritas
lainnya. Reksa dana yang dalam bahasa asalnya disebut dengan mutual fund adalah salah satu investasi dimana para investor secara bersama-sama melakukan
investasi dalam suatu himpunan dana untuk diinvestasikan. Menurut Cuthbertson dan Sullivan 2010 sekumpulan investasi reksa dana dapat memberikan seorang
investor menikmati peningkatan akses diversifikasi portofolio dari sekuritas dalam skala ekonomi economies of scale.
15
2.4.1 Jenis-jenis Reksa Dana
Pada dasarnya setiap reksa dana memiliki kesamaan tetapi berbeda dalam tujuan. Membedakan reksa dana dapat dilakukan dengan melihat beberapa sudut
pandang Darmadji,2011.
2.4.2 Reksa Dana dilihat dari Sifat
Jenis reksa dana dilihat dari sifatnya antara lain: 1
Reksa Dana bersifat Terbuka open-end fund Merupakan reksa dana yang menawarkan dan membeli kembali
saham-sahamnya dari investor sampai sejumlah modal yang dikeluarkan. Pemegang saham jenis ini dapat menjual kembali
sahamunit penyertaannya setiap saat. Manajer Investasi reksa dana, melalui bank kustodian, wajib membelinya sesuai dengan NAB per
sahamunit pada saat itu Darmadji 2011:169. 2
Reksa Dana bersifat Tertutup close-end fund Merupakan reksa dana yang tidak dapat membeli kembali saham-
saham yang telah dijual kepada investor. Artinya, pemegang saham tidak dapat menjual kembali sahamnya kepada manajer investasi.
Apabila pemilik saham hendak menjual sahamnya, hal tersebut harus dilakukan melalui Bursa Efek tempat saham reksa dana tersebut
dicatatkan Darmadji 2011:168.
2.4.3 Reksa Dana dilihat dari Bentuk
1 Reksa Dana Berbentuk Perseroan corporate type
16
Dalam bentuk reksa dana ini, perusahaan penerbit reksa dana menghimpun dana dengan menjual saham, dan selanjutnya dana dari
hasil penjualan tersebut diinvestasikan pada berbagai jenis efek yang diperdagangkan di pasar modal maupun pasar uang. Reksa dana
bentuk perseroan dibedakan lagi berdasarkan sifatnya menjadi reksa dana perseroan yang tertutup dan reksa dana perseroan terbuka
Darmadji 2011:168. 2
Reksa Dana Berbentuk Kontak Investasi Kolektif contractual type Reksa dana bentuk ini, merupakan kontrak antara manajer investasi
dengan bank kustodian yang mengikat pemegang unit penyertaan, dimana manajer investasi diberi wewenang untuk mengelola
portofolio investasi kolektif dan bank kustodian diberi wewenang untuk melaksanakan penitipan kolektif. Bentuk inilah yang lebih
populer dan jumlahnya semakin bertambah dibandingkan dengan reksa dana yang berbentuk perseroan Darmadji 2011:168.
2.4.4 Reksa Dana dilihat dari Tujuan Investasi
1 Growth Fund
Reksa dana yang menekankan pada pertumbuhan nilai dana, reksa dana ini biasa mengalokasikan dananya pada saham.
2 Income Fund
Reksa dana yang mengutamakan pendapatan konstan, reksa dana jenis ini mengalokasikan dananya pada surat hutang dan obligasi.
3 Safety Fund
17
Reksa dana
yang mengutamakan
keamanan dibandingkan
pertumbuhan, reksa dana jenis ini umumnya mengalokasikan dananya di pasar uang, seperti deposito berjangka, sertifikat deposito dan surat
hutang jangka pendek.
2.4.5 Reksa Dana dilihat dari Portofolio Investasi
Widjaja,2006:24 Reksa dana dilihat dari portofolio investasi artinya atas inisiatif manajer investasi kemudian dikeluarkannya surat kepemilikian dalam
bentuk saham atau unit penyertaan bagi investor yang akan melakukan investasi dalam reksa dana. Reksa dana mempunyai beberapa alternatif investasi di
antaranya adalah sebagai berikut. 1
Reksa dana Pasar uang Reksa dana jenis ini hanya melakukan investasi pada efek bersifat
hutang dengan jatuh tempo kurang dari satu tahun. Tujuannya untuk menjaga likuiditas dan pemeliharaan modal Darmadji 2011:169.
2 Reksa dana Pendapatan tetap
Reksa dana jenis ini melakukan investasi sekurang-kurangnya 80 dari aset dalam bentuk efek bersifat hutang. Reksa dana ini
mempunyai risiko yang relatif lebih besar dari reksa dana pasar uang. Tujuannya untuk menghasilkan tingkat pengembalian yang stabil
Darmadji 2011:169. 3
Reksa dana Saham
18
Reksa dana ini melakukan investasi sekurang-kurangnya 80 dari asetnya dalam bentuk efek bersifat ekuitas. Karena investasinya
dilakukan pada saham, risiko yang dihadapi lebih tinggi dari dua jenis reksa dana sebelumnya namun menghasilkan tingkat pengembalian
yang tinggi Darmadji 2011:169. 4
Reksa dana Campuran Reksa dana jenis ini melakukan investasi dalam efek bersifat ekuitas
dan hutang Darmadji 2011:169.
2.4.6 Keuntungan Investasi Reksa Dana
Pada reksa dana, manajemen investasi mengelola dana yang ditempatkan pada suatu surat berharga dan merealisasikan keuntungan ataupun kerugian dan
menerima dividen atau bunga yang dibukukannya ke dalam nilai aktiva bersih reksa dana tersebut. Kekayaan reksa dana yang dikelola manajer investasi tersebut
wajib untuk disimpan pada bank kustodian yang tidak terafiliasi dengan manajer investasi, dimana bank kustodian inilah yang akan bertindak sebagai tempat
penitipan kolektif dan administrator. NAB nilai aktiva bersih atau bisa disebut net asset value tidak dapat
dipisahkan dari reksa dana karena merupakan alat ukur kinerja reksa dana. NAB merupakan jumlah asset setelah dikurangi kewajiban-kewajiban yang ada. Nilai
NAB akan mengalami kenaikan atau penurunan, karena nilai NAB tersebut tergantung pada kinerja aset portofolio reksa dana tersebut. Beberapa keuntungan
yang didapat dari reksa dana antara lain:
19
1 Mendapat dividen dan bunga
Investasi pada saham kemungkinan memberikan pendapatan berupa dividen, sedangkan bunga merupakan hasil investasi seperti deposito
dan obligasi. 2
Distribusi laba kapital Merupakan keuntungan yang dibayarkan kepada pemegang reksa dana
untuk setiap lembar saham reksa dana yang dimiliki. 3
Diversifikasi investasi dan penyebaran risiko Diversifikasi suatu reksa dana akan mengurangi risiko karena
kekayaan reksa dana diinvestasikan pada berbagai jenis efek, sehingga risikonya juga tersebar.
4 Biaya rendah
Reksa dana merupakan kumpulan dari banyak pemodal dan dikelola secara profesional maka sejalan dengan besarnya kemampuan untuk
melakukan investasi maka akan menghasilkan biaya transaksi yang efisien. Biaya transaksi akan lebih rendah dibandingkan dengan
investor individu yang melakukan transaksi sendiri pada bursa. 5
Harga reksa dana tidak tergantung dengan harga saham di bursa Apabila harga saham di bursa mengalami penurunan secara umum
maka manajer investasi akan mengalihkan ke instrumen investasi lain. 6
Likuiditas terjamin
20
Pemodal dapat mencairkan kembali saham atau unit penyertaan setiap saat sesuai ketetapan yang dibuat masing-masing reksa dana sehingga
memudahkan investor mengelola kasnya. 7
Pengelolaan portofolio yang profesional Pengelolaan portofolio suatu reksa dana dilakukan oleh manajer
investasi yang memang keahliannya dalam pengelolaan dana. Peran manajer investasi sangat penting mengingat pemodal individual pada
umumnya mempunyai keterbatasan waktu, sehingga mungkin tidak dapat melakukan riset secara langsung dalam analisa efek serta
mengakses informasi di pasar modal.
2.4.7 Risiko Investasi Reksa Dana
Risiko yang ada di reksa dana menurut Widjaja 2009:21 antara lain: 1
Menurunnya Nilai Aktiva bersih. Risiko ini dipengaruhi oleh harga pasar dari instrumen investasi yang
dimasukkan ke dalam portofolio reksa dana mengalami penurunan dibandingkan dari harga pembelian awal.
2 Risiko Likuiditas.
Potensi risiko likuiditas terjadi apabila pemegang unit penyertaan pada salah satu manajer investasi tertentu melakukan penarikan dana dalam
jumlah besar pada hari dan waktu yang sama. 3
Risiko Pasar.
21
Risiko pasar adalah situasi ketika harga instrumen investasi mengalami penurunan yang disebabkan oleh menurunnya kinerja
pasar saham atau obligasi. Risiko pasar yang terjadi secara tidak langsung mengakibatkan NAB pada reksa dana ikut mengalami
penurunan. 4
Risiko default. Jenis risiko default terjadi jika pihak manajer investasi membeli
obligasi yang emitennya mengalami kesulitan keuangan sehingga tidak mampu membayar bunga atau pokok obligasi tersebut. Manajer
investasi mengatasi masalah tersebut dengan melakukan seleksi peringkat.
2.5 Kinerja Reksa Dana
Pengukuran kinerja dilakukan untuk evaluasi portofolio secara kualitatif dan kuantitatif. Penilaian kinerja reksa dana tidak didasarkan pada tingkat
pengembalian yang diperoleh, karena posisi atau peringkat kinerja suatu reksa dana lebih tergantung pada target tingkat risiko yang terkandung dalam portofolio
reksa dana tersebut, perbandingan dengan kinerja pasar saat ini, dan tingkat keahlian manajer investasi Haugen 1993. Ding dan Wermers 2005
mengungkapkan manajer berperan penting dalam menghasilkan kinerja suatu reksa dana, maka kualitas pengelolaan dana berperan penting dalam kinerja suatu
reksa dana.
22
Menurut Elton dan Gruber 1995 terdapat dua cara yaitu pertama, menggunakan perbandingan langsung.Cara ini dilakukan dengan membandingkan
kinerja suatu portofolio yang biasanya diwakili oleh reksa dana terhadap portofolio lain yang mempunyai risiko yang kurang lebih sama. Kedua,
menggunakan parameter tertentu seperti indeks sharpe, indeks treynor, dan indeks jensen.
2.5.1 Indeks Sharpe
Indeks Sharpe dikembangkan oleh William Sharpe. Indeks Sharpe mendasarkan perhitungan pada konsep garis pasar modal atau lebih dikenal
dengan istilah reward to variability ratio RVAR dengan cara membagi premi risiko portofolio dengan standar deviasinya. Premi risiko adalah perbedaan antara
rata-rata kinerja yang dihasilkan oleh portofolio dengan rata-rata kinerja investasi yang berbasis risiko risk free asset. Jadi indeks Sharpe bisa dipakai untuk
mengukur premi risiko untuk setiap unit risiko pada portofolio tersebut Tendelilin 2010:494. Perhitungan indeks Sharpe digunakan persamaan sebagai berikut.
� = � − �
�1 Premi risiko portofolio Rp-Rf, merupakan kompensasi untuk memikul
risiko, sedangkan standar deviasi return portofolio adalah pengkur risiko. Indeks Sharpe dapat digunakan untuk membuat peringkat dari beberapa portofolio
berdasarkan kinerjanya, semakin tinggi indeks Sharpe suatu portofolio dibandingkan portofolio lainnya, maka semakin baik kinerja portofolio tersebut.
23
2.5.2 Indeks Treynor
Treynor sebagai salah satu indeks yang digunakan untuk mengukur kinerja portofolio, Treynor mengasumsikan bahwa portofolio diverifikasi yang dikenal
dengan istilah reward to volatility ratio RVOR. Tidak jauh dengan indeks Sharpe, kinerja pada portofolio indeks Treynor dilihat dengan cara
menghubungkan tingkat return portofolio dengan besarnya risiko dari portofolio tersebut. Perbedaannya dengan Sharpe adalah penggunaan garis pasar sekuritas
sebagai alat ukur, dan bukan garis pasar modal. Menurut Treynor 1966 bahwa ketika nilai alpha
α positif berarti menunjukkan adanya kemampuan selektif dan ketika market timing positif berarti menunjukkan adanya kemampuan market
timing, maka manajer investas menghasilkan excess return portofolio lebih baik. Cara mengukur indeks Treynor sama dengan menghitung indeks Sharpe, hanya
risiko yang diukur dengan standar deviasi pada indeks Sharpe diganti dengan beta portofolio, berikut perhitungan dari indeks Treynor, Tendelilin 2010:497
� = � − �
��
Seperti halnya indeks Sharpe, indeks Treynor juga merupakan rasio kompensasi terhadap risiko. Tetapi dalam indeks Treynor, risiko diukur tidak
dengan total risiko melainkan hanya risiko sistematis.
2.5.3 Indeks Jensen
Jensen merupakan indeks yang menunjukkan perbedaan antara tingkat return yang diperoleh portofolio dengan tingkat return harapan jika portofolio
24
tersebut berada pada garis pasar modal. Persamaan untuk Jensen adalah sebagai berikut.
�� = � − [ � + � − � ��] Jensen adalah kelebihan return di atas atau di bawah garis pasar sekuritas.
Indeks Jensen yang bernilai positif berarti portofolio memberikan return lebih besar dari return harapannya sedangkan yang bernilai negatif menunjukkan
bahwa portofolio mempunyai return yang relatif rendah untuk tingkat risiko sistematisnya.
2.6 Inflasi
Menurut Sukirno 2010:14 inflasi didefinisikan sebagai suatu proses kenaikan harga yang berlaku dalam suatu perekonomian. Tingkat inflasi berbeda
dari satu periode ke periode lainnya dan berbeda di setiap Negara. Tingkat inflasi dikategorikan menjadi inflasi rendah 4 persen
– 6 persen, inflasi moderat 5 persen-10 persen dan inflasi yang tinggi mencapai tingkat beberapa ratus atau
ribu dalam setahunnya.Inflasi dapat disebabkan oleh banyak faktor dan bersumber dari satu atau gabungan dari masalah berikut:
1 Meningkatnya jumlah uang beredar
2 Tingkat pengeluaran yang melebihi kemampuan menghasilkan
suatu barang dan jasa 3
Tingkat penggunaan tenaga kerja dan kompensasi meningkat.
25
2.7 Suku Bunga