Latar Belakang Penelitian PENDAHULUAN

Rianti Aprilia, 2015 Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Pemecahan Masalah Matematis Siswa SMP Pada Materi Persamaan Linear Satu Variabel Melalui Penelitian Desain Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Pendidikan memiliki peranan penting dalam mempersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas dan mampu berkompetensi dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Oleh karena itu, pendidikan harus dilaksanakan sebaik – baiknya agar memperoleh hasil yang maksimal. Hasil tersebut ditunjang dari berbagai bidang pendidikan. Bidang pendidikan yang berkembang saat ini cukup banyak, salah satunya adalah matematika. Matematika merupakan salah satu pelajaran yang dapat menumbuhkembangkan kemampuan siswa untuk menjadi cakap dan antusias dalam memecahkan masalah. Hal tersebut sesuai dengan pendapat National Council of Teacher of Mathematics NCTM dalam Fauziah, 2010 bahwa salah satu tujuan pembelajaran matematika adalah belajar memecahkan masalah. Oleh karena itu, proses pembelajaran dapat berlangsung dengan baik jika tujuan tersebut tercapai. Pemecahan masalah merupakan salah satu keterampilan bermatematika sekaligus sebagai kemampuan dasar dalam pelajaran matematika. Sehingga kemampuan pemecahan masalah sangat penting bagi siswa. Hal itu diperkuat oleh pendapat dari Sumarmo dalam Fauziah, 2010, hlm. 1 bahwa “pemecahan masalah merupakan hal yang sangat penting sehingga menjadi tujuan umum pengajaran matematika bahkan sebagai jantungnya matematika. ” Pemecahan masalah pun berperan untuk memotivasi siswa belajar matematika dan meningkatkan kemampuan kognitif siswa dalam menyelesaikan suatu masalah. Perkembangan pembelajaran matematika di Indonesia sangat memprihatinkan karena kemampuan pemecahan masalah matematis siswa khususnya siswa SMP masih rendah sehingga belum mampu untuk berkompetensi secara global. Berdasarkan hasil penelitian Tim Pusat Pengembangan Penataran Guru Matematika dalam Nuranisa, 20 14, hlm.2 “sebagian besar siswa kesulitan dalam menyelesaikan soal-soal pemecahan masalah dan menerjemahkan soal kehidupan sehari-hari ke dalam model matematika. ” Selain itu, hasil survey IMSTEP – JICA Rianti Aprilia, 2015 Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Pemecahan Masalah Matematis Siswa SMP Pada Materi Persamaan Linear Satu Variabel Melalui Penelitian Desain Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu dalam Fauziah, 2010, hlm.2 di kota Bandung menyatakan bahwa salah satu penyebab rendahnya kualitas pemahaman matematika siswa di SMP karena dalam proses pembelajaran matematika umumnya terlalu berkonsentrasi pada latihan soal yang lebih bersifat prosedural dan mekanistik daripada pengertian. Penyebab lain rendahnya kualitas pemahaman matematika menurut Wahyudin dalam Fauziah, 2010 menyatakan bahwa Guru matematika pada umumnya mengajar dengan metode ceramah dan ekspositori. Pada kondisi seperti itu, kesempatan siswa untuk menemukan dan membangun pengetahuannya sendiri tidak ada. Sebagian besar siswa tampak mengerti dengan baik setiap penjelasan atau informasi dari guru, siswa jarang mengajukan pertanyaan pada guru sehingga guru aktif sendiri menjelaskan apa yang telah disiapkannya. Siswa hanya menerima saja apa yang telah disiapkan oleh guru. hlm. 2 Kesulitan dalam pemecahan masalah terjadi pada sebagian besar siswa baik siswa SMP maupun SMA. Suryadi 2008, hlm.3 menyebutkan bahwa salah satu kesulitan siswa adalah menemukan koneksi antara data-data atau fakta yang diberikan. Salah satu materi pembelajaran matematika adalah aljabar. Menurut Hidayati 2011, hlm.1 “pengenalan konsep aljabar perlu diberikan kepada siswa, karena konsep tersebut akan berguna di berbagai bidang matematika yang akan siswa pelajari dan pemahaman konsep aljabar merupakan salah satu tujuan yang akan dicapai dalam pembelajaran matematika untuk tingkat SMP. ” Materi matematika SMP yang berkaitan dengan salah satunya adalah persamaan linear satu variabel. Dalam kenyataannya, persamaan linear satu variabel tergolong materi yang sulit dipahami oleh siswa. Berdasarkan hasil analisis tes kemampuan pemecahan masalah matematis siswa kelas VIII di SMPN 1 Cisarua, kesulitan siswa dalam mengerjakan materi persamaan linear satu variabel adalah : 1. Kesulitan memahami soal karena keliru dalam mengidentifikasi unsur – unsur yang diketahui; 2. Kesulitan menemukan hubungan antara data yang diketahui dengan data yang belum diketahui; Rianti Aprilia, 2015 Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Pemecahan Masalah Matematis Siswa SMP Pada Materi Persamaan Linear Satu Variabel Melalui Penelitian Desain Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3. Keliru dalam memilih strategi pemecahan masalah yang tepat sehingga tidak dapat menginterpretasikan solusi sesuai dengan permasalahan asal; 4. Kesulitan memahami konsep persamaan linear satu variabel; 5. Kesulitan dalam mengubah soal cerita menjadi kalimat matematika dalam bentuk persamaan. Kondisi ini menunjukkan bahwa masih banyak siswa yang kesulitan dalam menyelesaikan permasalahan yang disusun berdasarkan indikator kemampuan pemecahan masalah. Dari hasil wawancara terhadap guru mata pelajaran matematika di sekolah tersebut menyebutkan bahwa siswa tidak terbiasa dengan soal –soal tidak rutin seperti soal cerita berbasis pemecahan masalah. Selain itu, guru tersebut mengajarkan materi persamaan linear satu variabel dengan penjelasan dan pemberian latihan soal tanpa pemberian LKS kepada siswa. Hal tersebut menimbulkan asumsi bahwa kesulitan yang dialami siswa di suatu sekolah disebabkan oleh faktor yang sama seperti ketersedian bahan ajar yang terbatas dan rata – rata kemampuan matematika siswa yang rendah. Bahan ajar yang cocok untuk diimplementasikan di suatu sekolah pun mungkin berbeda – beda, disesuaikan dengan kondisi siswa di sekolah tersebut. Masalah tersebut dapat diatasi dengan diberikan pembelajaran yang inovatif sehingga siswa dapat melakukan kegiatan pemecahan masalah. Selain itu, siswa pun memerlukan bahan ajar yang dapat memfasilitasi pemahaman konsep dalam matematika yang berguna untuk memecahkan masalah. Oleh karena itu, pengembangan bahan ajar yang disesuaikan dengan indikator pemecahan masalah akan menjadi jalan keluar dalam menyelesaikan permasalahan yang sudah diungkapkan diatas. Selain itu, hasil tes kemampuan pemecahan masalah pada siswa kelas VIII SMPN 1 Cisarua dapat menjadi bahan untuk menyusun desain bahan ajar yang diimplementasikan untuk siswa pada tingkat kelas yang lebih rendah yaitu kelas VII. Penyusunan dan pengembangan bahan ajar tidak cukup hanya berdasarkan pada asumsi bahwa siswa akan belajar melalui lintasan belajar tertentu. Oleh karena itu, salah satu solusi untuk menyelesaikan masalah tersebut adalah dengan cara mengembangkan Hypothetical Learning Trajectory HLT. Menurut Mulyana 2012, hlm.127 “HLT dibuat berdasarkan antisipasi – antipasi tentang Rianti Aprilia, 2015 Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Pemecahan Masalah Matematis Siswa SMP Pada Materi Persamaan Linear Satu Variabel Melalui Penelitian Desain Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu apa – apa yang mungkin akan terjadi, baik proses berpikir siswa yang akan mendapat pembelajaran maupun hal –hal yang akan terjadi dalam proses pembelajaran.” Oleh karena itu, HLT pada masalah yang telah dibahas diatas disusun berdasarkan hasil analisis kesulitan siswa dalam menyelesaikan masalah matematika berbasis pemecahan masalah. Masalah ini disesuaikan dengan indikator kemampuan pemecahan masalah. Pengembangan bahan ajar tersebut akan diujikan melalui suatu penelitian desain. Karena penelitian desain menghasilkan produk rancangan bahan ajar dan intervensi yang diberikan selama pembelajaran berlangsung. Penelitian desain bukan penelitian yang membandingkan dua teori karena penelitian desain termasuk penelitian kualitatif. Sesuai dengan pendapat Gravemeijer dan Cobb 2006, hlm. 29 mengungkapkan bahwa perbedaan tujuan antara penelitian eksperimen dan penelitian desain. Perubahan tujuan penelitian yang asalnya membuktikan bahwa teori A lebih baik daripada teori B menjadi penelitian yang bertujuan untuk menghasilkan produk berupa teori yang didukung data empiris mengenai bagaimana suatu intervensi berjalan sesuai dengan tujuannya dilakukan melalui penelitian desain. Pendapat lain menyatakan bahwa penelitian desain adalah jenis penelitian yang memberlakukan desain sebagai strategi mengembangkan teori dalam Bakker, 2004, hlm. 37. Berdasarkan latar belakang yang dipaparkan diatas, maka penulis tertatik melakukan penelitian dengan judul “Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Pemecahan Masalah Matematis Siswa SMP pada Materi Persamaan Linear Satu Variabel melalui Penelitian Desain ” .

B. Rumusan Masalah Penelitian