Konseling adalah suatu pertalian timbal balik antara dua orang individu di mana yang seorang konselor membantu yang lain konseli supaya dia dapat lebih baik
memahami dirinya dalam huhungannya dengan masalah hidup yang dihadapinya pada waktu itu dan pada waktu yang akan datang.
Bimo Walgito 1982: II menyatakan bahwa konseling adalah. bantuan yang diberikan kepada individu dalam memecahkan masalah kehidupannya
dengan wawancara, dengan cara-cara yang sesuai dengan keadaan individu yang dihadapi untuk mencapai kesejahteraan hidupnya.
Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut dapatlah dikatakan bahwa kegiatan konseling itu mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
a Pada umumnya dilaksanakan secara individual. b Pada umumnya dilakukan dalam suatu perjumpaan tatap muka.
c Untuk pelaksanaan konseling dibutuhkan orang yang ahli. d Tujuan pembicaraan dalam proses konseling ini diarahkan untuk
memecahkan masalah yang dihadapi klien. e Individu yang menerima layanan klien akhirnya mampu memecahkan
masalahnya dengan kemampuannya sendiri.
B. Peranan Bimbingan dan Konseling dalam Pendidikan di Sekolah
Bila tujuan pendidikan pada akhirnya adalah pembentukan manusia yang utuh, maka proses pendidikan harus dapat membantu siswa mencapai kematangan
emosional dan sosial, sebagai individu dan anggota masyarakat selain mengembangkan kemampuan inteleknya. Bimbingan dan konseling menangani
masalah-masalah atau hal-hal di luar bidang garapan pengajaran, tetapi secara tidak Iangsung menunjang tercapainya tujuan pendidikan dan pengajaran di
sekolah itu. Kegiatan ini dilakukan melalui Iayanan secara khusus terhadap semua siswa agar dapat mengembangkan dan memanfaatkan kemampuannya secara
penuh Mortensen Schemuller, 1969.
Koestoer Partowisastro 1982, mengungkapkan sebagai berikut:
1. Sekolah merupakan lingkungan hidup kedua sesudah rumah, di mana anak dalam waktu sekian jam ± 6 jam hidupnya berada di sekolah.
2. Para siswa yang usianya relatif masih muda sangat membutuhkan bimbingan baik dalam memahami keadaan dirinya, mengarahkan
dirinya, maupun dalam mengatasi berbagai macam kesulitan. Kehadiran konselor di sekolah dapat meringankan tugas guru Lundquist
dan Chamely yang dikutip oleh Belkin, 1981. Mereka menyatakan bahwa konselor ternyata sangat membantu guru, dalam
1 Mengembangkan dan memperluas pandangan guru tentang masalah afektif yang mempunyai kaitan erat dengan profesinya sebagai guru.
2 Mengembangkan wawasan guru bahwa keadaan emosionalnya akan mempengaruhi proses belajar-mengajar.
3 Mengembangkan sikap yang lebih positif agar proses belajar siswa lebih efektif.
4 Mengatasi masalah-masalah yang ditemui guru dalam melaksanakan tugasnya.
Konselor dan guru merupakan suatu tim yang sangat penting dalam kegiatan pendidikan. Keduanya dapat saling menunjang terciptanya proses
pembelajaran yang lehih efektif. Oleh karena itu. kegiatan bimbingan dan konseling, tidak dapat dipisahkan dengan kegiatan sekolah.
C. Tujuan Bimbingan di Sekolah