Peran Etika Dan Karakteristik Individu Pegawai Di Kantor Direksi Paya Pinang Group

(1)

PERAN ETIKA DAN KARAKTERISTIK PEGAWAI DI KANTOR DIREKSI PAYA PINANG GROUP

OLEH:

YESSY SAVIRA 112103111

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KESEKRETARIATAN FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

2014

PERAN ETIKA DAN KARAKTERISTIK PEGAWAI DI KANTOR DIREKSI PAYA PINANG GROUP

OLEH:

YESSY SAVIRA 112103111

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KESEKRETARIATAN FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

NIM : 112103111

PROGRAM STUDI : D-III KESEKRETARIATAN

JUDUL TUGAS AKHIR : PERAN ETIKA DAN KARAKTERISTIK INDIVIDU PEGAWAI DI KANTOR DIREKSI PAYA PINANG GROUP

Tanggal : Juli 2014 KETUA PROGRAM STUDI

DIPLOMA III KESEKRETARIATAN

NIP: 19741012 200003 2 003 (Dr. Beby Karina Fawzeea Sembiring,SE,MM)

Tanggal : Juli 2014 DEKAN

NIP. 19560407 198002 1 001 Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec, Ac, Ak, CA


(3)

NIM : 112103111

PROGRAM STUDI : D-III KESEKRETARIATAN

JUDUL TUGAS AKHIR : PERAN ETIKA DAN KARAKTERISTIK INDIVIDU PEGAWAI DI KANTOR DIREKSI PAYA PINANG GROUP

Medan, Juli 2014 Menyetujui Pembimbing

NIP. 19620513 199203 2 001 (Dr. Endang Sulistya Rini, SE, MSi)


(4)

hikmat, nikmat dan hidayah kepada penulis, sehingga penulis dapat mengerjakan dan menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul “Peran Etika dan Karakterisik Individu Pegawai di Kantor Direksi Paya Pinang Group”. Salawat dan salam juga penulis sampaikan kepada Nabi Besar Muhammad SAW, beserta keluarga dan sahabatnya karena dengan syafaatnyalah kita dapat keluar dari alam kegelapan ke alam yang terang benderang, kemudian dari awal yang tidak mengetahui menjadi mengetahui. Penulis telah banyak menerima bimbingan, saran, motivasi dan doa dari berbagai pihak selama penulisan Tugas Akhir ini, maka dalam kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih sebesar-besarnya kepada yang terhormat:

1. Bapak Prof. Dr. dr Syahril Pasaribu DTM & H Msc (CTM) Spa(k), selaku Rektor Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum M. Ec, Ac, Ak, CA selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dr. Beby Karina Fawzeea Sembiring, SE, MM, selaku Ketua Program Studi DIII Kesekretariatan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

4. Ibu Magdalena Linda Leonita Sibarani, SE, MSi selaku Sekretaris Program Studi DIII Kesekretariatan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.


(5)

6. Seluruh staf pengajar atau Dosen DIII Kesekretariatan yang telah mendidik dan memberikan ilmu kepada penulis serta staf pegawai Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

7. Bapak Irmahir Rahman Nasution SP, MSc selaku personalia di Kantor Direksi Paya Pinang Group, terima kasih banyak atas segala bantuan serta bimbingan yang telah diberikan kepada penulis.

8. Kepada yang paling teristimewa, yang penulis kagumi dan hormati dalam kehidupan serta sangat berjasa dalam membesarkan, membimbing dan selalu sabar dalam mendidik penulis, kedua orang tua penulis Ayahanda tersayang H. Yulises, Amd dan Ibunda tersayang Hj. Elfiati, SH penulis ucapkan banyak terima kasih atas segala dukungan.

9. Untuk kakak tersayang Yulvira, SH, abang tersayang Yudi Agustian, ST, dan abang tersayang Hendi Rahman terima kasih atas semangat dukungan moral yang telah diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir. 10.Untuk yang terkasih Said Fahrin terima kasih atas semangat, dukungan,

bantuan serta hiburan yang telah diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir.

11.Untuk rekan-rekan mahasiswa stambuk 2011 Program Studi DIII Kesekretariatan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara khususnya kepada Wilma Zahra, Rizka Mayanda Siddiq, Lisfani Maghfira


(6)

Penulis menyadari Tugas Akhir ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan sara yang bersifat membangun agar nantinya dapat menjadi lebih baik. akhirnya penulis memohon agar Allah SWT memberikan limpahan rahmat dan hidayahnya kepada penulis dan semua pihak yang telah memberikan bantuan selama ini.

Medan, Juli 2014 Penulis

Yessy Savira 112103111


(7)

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... v

DAFTAR GAMBAR ... vi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. LatarBelakang ... 1

B. PerumusanMasalah ... 4

C. TujuanPenelitian ... 4

D. ManfaatPenelitian ... 4

E. JadwalPenelitian ... 5

F. SistematikaPembahasan ... 6

BAB II PROFIL INSTANSI ... 7

A. SejarahSingkatPaya Pinang Group Medan ... 7

B. VisiPaya Pinang Group ... 11

C. MisiPaya Pinang Group ... 11

D. Jaringan Usaha atauKegiatan ... 12

E. StrukturOrganisasi ... 14

F. Job Description ... 16

G. Kinerja Usaha Terkini ... 23

H. RencanaKegiatan Perusahaan ... 24

BAB III PEMBAHASAN ... 25

A. Etika ... 26

B. KarakteristikIndividuPegawai ... 41

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN ... 54

A. Kesimpulan ... 54

B. Saran ... 55 DAFTAR PUSTAKA


(8)

Tabel 1.1 Jadwal Survey/ ObservasiTugasAkhir ... 5 Tabel 2.1 Perincian Areal Kebun ... 9


(9)

(10)

(International Public Relations Associations). Dalam Sidang Umumnya di Venice (Mei, 1961), telah diterbitkan empat kode prilaku pokok dan sekaligus merupakan standar atau piagam moral bagi perilaku profesional Humas yaitu integrasi pribadi dan profesionalisme, perilaku terhadap klien dan majikan, perilaku terhadap media dan umum dan perilaku terhadap rekan seprofesi (Ruslan 2004).


(11)

Menurut teori SOR (Stimulus Organisme Respon) karakteristik individu memiliki dua kelompok peilaku manusia yang yaitu perilaku tertutup (convert behavior) dan perilaku terbuka (overt behavior). Perilaku tertutup (convert behavior) apabila respons terhadap stimulus yang diterima masih belum dapat diamati orang lain dari luar secara jelas. Sedangkan perilaku terbuka (overt behavior) apabila respon terhadap stimulus tersebut sudah berupa tindakan atau praktik yang dapat diamati orang lain dari luar.

Karakteristik individu yang dapat menerima perbedaannya dengan individu yang lain tentu akan dapat menghadapi masalah yang terjadi di tempat kerja dengan baik. Paya Pinang Group adalah murni perusahaan swasta nasional yang bergerak di bidang perkebunan kelapa sawit. Paya Pinang Group harus mampu mempertahankan kondisi kebun yang ditinggalkan oleh pemilik lama. Maka dari itu pemimpin dan pegawai perusahaan serta staf-staf perusahaan harus bekerja sama dalam mempertahankan aset perusahaan tersebut dan harus menjalin hubungan yang baik antara individu yang bekerja di perusahaan Paya Pinang Group sehingga dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan bersama.

Dari pandangan penulis etika dan karakteristik individu yang ditimbulkan di perusahaan Paya Pinang Group kurang baik karena antara individu yang bekerja di perusahaan tidak melakukan hubungan sosial yang baik dengan teman satu bagian, dengan bagian lain serta rekan bisnis. Suasana kerja terkesan tidak peduli antara individu yang satu dengan individu yang lain. Masing-masing individu merasa dapat melakukan pekerjaannya sendiri tanpa bantuan teman


(12)

kerjanya. Sehingga hasil kerja masing-masing individu tidak sesuai dengan rencana kerja.

Dari pemikiran-pemikiran yang telah diuraikan diatas, maka penulis tertarik mengambil judul Peran etika dan karakteristik individu pegawai di Kantor Direksi Paya Pinang Group.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana etika pegawai di Kantor Direksi Paya Pinang Group?

2. Bagaimana karakteristik individu pegawai di Kantor Direksi Paya Pinang Group?

3. Bagaimana peran etika dan karakteristik individu dalam menunjang keberhasilan pegawai di Kantor Direksi Paya Pinang Group?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui etika dan karakteristik individu pegawai di Kantor Direksi Paya Pinang Group.

D. Manfaat Penelitian


(13)

a. Bagi Penulis : Menambah dan mengembangkan ilmu pengetahuan manajemen perkantoran khususnya mengenai etika dan karakteristik individu pegawai.

b. Bagi Perusahaan : Sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil langkah pada masa yang akan datang untuk lebih memperhatikan etika dan karakteristik individu pegawai.

c. Bagi Pihak Lain : Sebagai bahan masukan dalam mempelajari ilmu manajemen perkantoran khususnya etika dan karakteristik individu pegawai.

E. Jadwal Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kantor Direksi Paya Pinang Group Jl. Samanhudi No. 11 Medan. Untuk lebih jelasnya, jadwal kegiatan ini dapat dilihat pada Tabel 1.1

Tabel 1.1 Jadwal Kegiatan

No Kegiatan April Mei Juni

IV I II III IV I II II IV 1 Persiapan

2 Pengumpulan Data

3 Penulisan Sumber: Penulis (2014)


(14)

F. Sistematika Penelitian

BAB I : PENDAHULUAN

Dalam bab ini diuraikan tentang latar belakang, permasalahan, tujuan penelitian dan rencana yang terjadi dari jadwal survei/observasi dan sistematika penulisan.

BAB II : PROFIL INSTANSI

Dalam bab ini diuraikan mengenai sejarah ringkas instansi, struktur organisasi, uraian tugsa, kegiatan usaha, kinerja organisasi dan rencana kegiatan. BAB III : PEMBAHASAN

Dalam bab ini diuraikan mengenai peran etika dan karakteristik individu pegawai di Kantor Direksi Paya Pinang Group.

BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN

Dalam bab ini berisikan kesimpulan dan saran tentang peran etika dan karakteristik individu pegawai di Kantor Direksi Paya Pinang Group.


(15)

Paya Pinang Group adalah murni perusahaan swasta nasional. Berdirinya Paya Pinang Group bermula dari surat keputusan Menteri Agraria No. SK/II/6Ka tertanggal 15 Februari 1962 tentang penyerahan Hak Guna Usaha (HGU) kepada dua perusahaan nasional yaitu PT Tjipta Makmur dan Sumber Deli untuk bersama-sama mengelola perkebunan karet Paya Pinang yang merupakan kebun bekas swasta asing Horison dan Crossfield Ltd yang telah berakhir masa kontraknya. Menteri Agraria dengan Surat Keputusan No. SK/II/6Ka tertanggal 15 Februari 1962 memberikan HGU atas perkebunan Paya Pinang seluas 2138 Ha, kepada perusahaan tersebut dan surat keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal 19 Maret 1962. Ditandai dengan lahirnya Paya Pinang Group, oleh karena itu pemberian HGU tersebut untuk satu kebun, bagian keuangan kedua perusahaan ini merasa sulit untuk membagi HGU tersebut, maka kedua perusahaan ini sepakat untuk membentuk suatu badan kerja yang diberi nama Badan Pelaksanaan Pengelolaan Paya Pinang (BP4) dengan tujuan agar pengelolaan kebun dapat dilaksanakan dengan baik.

Untuk memimpin BP4 ini, Direksi kedua perusahaan menduduki jabatan koordinator I oleh Ali Boman Harahap dari PT Tjipta Makmur dan koordinator II oleh H. A. Manap Nasution dari PT Sumber Deli dengan dibantu oleh H. A. Pangi Harahap sebagai sekretaris BP4 dari PT Tjipta Makmur. Pada tahun 1964 Ali Boman meninggal dunia, sehingga dilakukan perubahan susunan koordinator


(16)

teknis H. A. Pangi Harahap dan sebagai pengawas masing-masing adalah H. Asjro Effendi dari PT Sumber Deli dan Haji Muslim Djalil dari PT Tjipta Makmur.

BP4 selaku pengelola Paya Pinang telah melaksanakan tugasnya dengan baik dan kedua perusahaan tersebut secara disiplin dan adil menjalankan tugas-tugasnya dan sebaliknya BP4 menyerahkan penghargaan secara adil kepada kedua perusahaan tersebut.

Kedua perusahaan dalam BP4 ini bertindak sebagai pengawas dalam hal ini menjadikan pengelolaan Paya Pinang terus berkembang pesat. Langkah pertama dari BP4 dalam pengelolaan kebun Paya Pinang ini adalah mempertahankan kondisi kebun yang ditinggalkan oleh pemilik lama, produktifitasnya 600kg karet kering/Ha/Tahun. Secara maksimal BP4 berusaha untuk merehabilitasi dan meningkatkan produktifitas kebun.

Sejalan dengan kemajuan yang dicapai dan untuk memenuhi tuntutan suatu perkembangan, maka BP4 dirasakan kurang memenuhi persyaratan hukum sehingga pada tahun 1984 BP4 dilebur dan dibentuk menjadi satu perseroan terbatas yang bernama PT PD Paya Pinang yang sahamnya dimiliki masing-masing 50% atas nama PT Sumber Deli dan 50% atas nama PT Tjipta Makmur. Dengan dibentuknya PT PD Paya Pinang Group dapat dirasakan bahwa semakin hari gerak laju perusahaan ini semakin lancar, serta rehabilitasi kebun terus dilanjutkan dengan penanaman ulang dan meningkatkan sarana sosial seperti pembangunan mesjid, sekolah, poliklinik dll. Pemasaran yang semula hanya bersifat lokal kemudian melangkah lebih maju dengan menembus pasar Internasional.


(17)

Sehubungan hal tersebut dirasakan perlu untuk memperluas kegiatan usaha dengan cara menambah areal perkebunan. Penambahan areal perkebunan dirasakan dapat membantu meningkatkan kemajuan di perusahaan Paya Pinang Group. Adapun perusahaan-perusahaan yang tergabung dalam perusahaan ini adalah :

1. PT Sumber Deli dan PT Tjipta Makmur sebagai pemilik saham. 2. PT Hasrat Tjipta mengelola perkebunan kelapa sawit.

3. PT PD Paya Pinang mengelola perkebunan karet, kelapa sawit dan kakao. 4. PT Sumber Sawit Makmur mengelola perkebunan kelapa sawit dilengkapi

dengan pabrik pengolahannya.

5. PT Pinang Lestari bergerak dalam bidang konsultan dan penelitian. 6. PT Pinang Jaya bergerak dalam bidang kontraktor dan supplier.

7. CV Apotik Istana bergerak dalam bidang apotik dan pengadaan obat-obatan.

8. Yayasan keluarga bergerak dalam bidang pendidikan.

Perkebunan Paya Pinang terletak di Tebing Tinggi dengan jarak lebih kurang 12.5 KM dengan ketinggian lebih kurang 36 M diatas permukaan laut. Luas perkebunan yang dimiliki perusahaan ini adalah 2.318Ha, dengan perincian sebagai tabel 2.1 berikut ini

Keterangan Luas (Ha)

Luas areal yang ditanam 1895.70 Luas areal yang tidak ditanam :


(18)

b. Jalan/Pasar 21.60

c. Parit 2.80

d. Areal untuk PJKA 9.90

e. Tanah kosong 378.00

Luas areal seluruhnya 2318.00

Sumber: Arsip Paya Pinang Group

Keadaan areal diperkebunan Paya Pinang secara umum merupakan areal yang sangat baik untuk usaha perkebunan. Dari keseluruhan areal di kebun Paya Pinang 60% merupakan areal topografy datar, 25% merupakan tanah landai dengan tingkat kemiringan 8 - 15 dan 5 – 10 % merupakam areal curam hingga tingkat kemiringan 15 - 40

Curah hujan yang jatuh pada areal pertanaman secara keseluruhan cukup memenuhi kebutuhan air bagi tanaman. Berdasarkan data curah hujan sejak tahun 1967 sampai dengan tahun 1986 diperoleh rata-rata curah hujan 1840 milimeter per tahun dengan rata-rata hari hujan 119 hari per tahun. Temperatur untuk tanaman keret dikebun Paya Pinang berkisar antara 23 dan dengan kelembaban relative (Rh) berkisar antara 80% - 85%.

Angin diperkebunan Paya Pinang tidak terlalu kencang. Angin umumnya bertiup dari arah selatan dan barat daya dengan kecepatan lemah hingga sedang. Pada saat-saat tertentu kadang-kadang angin dari arah barat daya yang merupakan daerah lembab bertiup dengan kecepatan sedang hingga kuat, hal ini dapat mengakibatkan banyak pohon yang tumbang.


(19)

Paya Pinang Group masih akan terus berupaya untuk mengembangkan usahanya didalam subsektor perkebunan dalam rangka memenuhi himbauan dan membantu pemerintah untuk memperoleh tambahan devisa dari subsektor perkebunan demi melanjutkan pembangunan bangsa dan mencapai kehidupan yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.

Pelaksanaan pembukaan areal kebun di setiap daerah ini disamping untuk memproduktifkan kembali tanah yang terlantar juga memperbaiki kembali keadaan lingkungan yang selama ini tidak diperhatikan serta membantu taraf perekonimian Negara ini khususnya membantu perekonomian warga sekitar.

B. Visi Paya Pinang Group

Menjadi perusahaan perkebunan swasta nasional yang tangguh dan mampu bersaing baik disektor hulu dan hilir berdasarkan atas kekeluargaan.

C. Misi Paya Pinang Group

Adapun misi Paya Pinang Group yaitu :

1. Menjalankan usaha dibidang perkebunan karet dan kelapa sawit serta menghasilkan produk minyak sawit, inti sawit, yang berkualitas untuk memberikan kepuasan bagi pelanggan.

2. Meningkatkan daya saing produk secara terus menerus didukung oleh sistem, cara kerja dan lingkungan kerja yang mendorong munculnya kreativitas dan inovasi untuk meningkatkan produktifitas dan efisiensi.


(20)

3. Mengelola perusahaan secara profesional untuk meningkatkan nilai perusahaan dengan berpegang teguh pada nila-nilai etika bisnis dan senantiasa perpedoman pada tata kelola perusahaan secara sehat.

4. Meningkatkan terus produksi setiap tahunnya untuk menjamin pertumbuhan, perkembangan dan kesehatan perusahaan, serta memberikan manfaatdan nilai tambah yang optimal.

D. Jaringan Usaha atau Kegiatan

PT. Paya Pinang Group adalah suatu perusahaan yang bergerak dalam bidang perkebunan. Perusahaan ini terbentuk dari kerjasama antara dua perusahaan yang menjalankan kegiatan usaha dimana perusahaan yang sebelumnya mengelola perkebunan ini. Perusahaan ini mendapatkan hak untuk mengelola perkebunan yang ditinggalkan perusahaan asing ini berdasarkan dari izin menteri agrarian yang sekarang namanya menteri pertanian. Setelah mendapat kepercayaan dari Negara, kedua perusahaan ini melanjutkan program dari perusahaan yang lama yaitu menanam karet. Tidak sampai disini saja kedua perusahaan ini memikirkan untuk menanam tanaman lain yang berlaku dipasaran dunia sehingga diserfikasi tanaman.

Jenis usaha perusahaan ini bermacam-macam yaitu sawit, karet dan kakao. Perusahaan tentu mempunyai alasan tersendiri jika perkebunannya ditanam bermacam-macam jenis tanaman yang berbeda. Tanaman tersebut mempunyai keunggulan tersendiri dibidangnya dan juga memiliki kelemahan tetapi


(21)

perusahaan juga sudah mempunyai cara jitu untuk menghadapi konsekwensi dari persoalam ini.

Tujuan penanaman ini adalah untuk menjaga kestabilan perusahaan. Maksudnya adalah jika harga salah satu tanaman rendah dipasaran dapat ditutupi dengan tanaman yang lain serta medapatkan laba yang besar jika harga komoditas tersebut mahal dipasaran. Pada sekarang ini terjadi krisis yang melanda dunia baik dari sektor ekonomi, perbankan maupun perkebunan sehingga menurunkan daya beli masyarakat. Untuk harga sawit dipasaran sudah mulai merangkak naik yang sebelumnya turun drastis dari kenaikan yang signifikan sehingga harganya jualnya diatas titik impas (BEP) yang mendapatkan keuntungan dari penjualan CPO.

Pada penjualan karet dipasaran juga mengalami hal yang sama pada sawit yang dulunya harganya melambung dan sekarang turun jauh sehingga biaya produksi lebih besar dibandingkan dengan keuntungan yang menyebabkan kerugian yang besar. Berpengaruh dari harga minyak bumi yang turun berpengaruh besar sekali kepada karet, karena pembuatan karet dapat direkayasa dengan minyak bumi yang umumnya disebut karet sintetis. Jika hal ini terus berlanjut tidak kemungkinan perusahaan yang bergerak dalam bidang perkebunan karet akan bangkrut maka bila hal ini terjadi maka akan menjadi malapetaka baik pada perusahaan maupun masyarakat akibat imbas dari krisis global.

Tidak berbeda dengan kakao (coklat) juga mengalami hal yang sama sebelum krisis global harganya tinggi dan ketika dilanda krisis global harganya jatuh. Harga coklat cukup beruntung dari harga sawit dan karet karena kenaikannya setelah jatuh cukup signifikan. Hal ini terjadi karena perusahaan


(22)

perkebunan kakao banyak menganti jenis usahanya dari sebelumnya kakao menjadi sawit karena sebelum krisis harga sawit menjadi primadona dipasaran dunia. semakin sedikitnya perkebunan kakao yang didukung dengan hukum ekonomi jika harga suatu barang itu terbatas dan permintaan akan barang itu tinggi maka harga itu kan tinggi. Begitu juga perkebunan rakyat mereka juga mengganti jenis tanaman mereka.

Berdasarkan penjelasan tersebut keuntungan perusahaan terdapat pada dua sektor jenis tanaman yaitu sawit dan kakao tentunya perusahaan dapat berjalan dengan stabil walapun harga salah satu jenis tanaman tersebut harganya jatuh dipasaran. Walaupun demikian tentunya terdapat pengaruh yang besar terhadap administrasi kantor, untuk menghadapi hal demikian perusahaan tentu mempunyai cara yang tersendiri dalam menghadapi masalah ini. Cadangan keuangan perusahaan akan berkurang untuk menutupi dari jatuhnya harga karet dan cepat atau lambat perusahaan akan membuat kebijakan baru untuk menyelasaikan masalah ini tidak tertutup kemungkinan perusahaan akan mengganti tanaman yang tidak mempunyai nilai jual tinggi dengan dengan tanaman lain yang akan menjadi primadona dikemudian hari.

E. Struktur Organisasi

Pada umumnya perusahaan memiliki struktur organisasi yang didalamnya akan mencerminkan adanya pembagian tugas, wewenang, dan tanggung jawab serta komunikasi maupun koordinasi pengawasan dalam pelaksanaan tugas-tugas perusahaan. Dengan adanya struktur organisasi maka para karyawan akan


(23)

mengetahui tugas dan tanggung jawab serta kedudukannya sehingga dapat bekerja sesuai bidangnya.

Struktur organisasi yang baik akan menghasilkan suatu sistem kerja yang lancar, efisien dan efektif. Secara umum struktur organisasi pada suatu perusahaan terdiri dari unit-unit kerja yang dilaksanakan secara kelompok atau secara individual atau perorangan, adapun sistem kerja yang lancar, efisien dan efektif akan mempermudah perusahaan dalam pencapaian tujuan yang telah ditetapkan dalam perencanaan.

Struktur dan uraian tugas merupakan unsur penting dalam organisasi. Struktur organisasi dapat dianggap sebagai susunan suatu kerangka dasar yang menyeluruh dan mempersatukan fungsi-fungsi dalam suatu perusahaan, sekaligus menetapkan hubungan antara personil yang melaksanakan fungsi tersebut. Didalam organisasi setiap individu harus bertanggung jawab atas tugasnya.

Penyusunan struktur ini tidak bersifat statis tetapi akan mengalami perubahan sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan yang diinginkan oleh perusahaan. Adapun struktur organisasi PT. Paya Pinang Group dapat dilihat pada Gambar 2.2 berikut ini :


(24)

Sumber: Arsip Paya Pinang Group (2013) Gambar 2.2

STRUKTUR ORGANISASI PAYA PINANG GROUP

F. JOB DESCRIPTION

Dibawah ini akan menjelaskan secara singkat mengenai uraian tugas dan tanggung jawab jabatan yang ada di Paya Pinang Group:

1. Direksi

Direksi adalah posisi yang paling tinggi dalam suatu perusahaan karena menentukan arah dan kebijakan perusahaan. Direksi adalah orang-orang pilihan dari hasil RUPS.

RUPS

DEWAN KOMISARIS

1. S. ABDI HRP, BSC

2. LILIEK DARMADI DIPL.

ING, MM

3. INDAH CAHYANI

4. DR. NUR ASMARA DIAH

DIREKSI

DIREKTUR UTAMA : IR. SUMARTO, MBA DIREKTUR : H.M. JAYA S, SE

SPI DAHRUN SIREGAR ASSISTEN DIREKSI BID.

KEUANGAN B.M. PANJAITAN

TIM JUAL/BELI

SEKRETARIS TIM/JUAL BELI M. ARDIANSYAH

MANAGER KEBUN IR. MUSTAFA B.

GINTING

MANAGER PKS IR. SYAMSUL R. TAMPUBOLON MANAGER PKRT IR. MARWAN AZWAR PLT. MANAGER KEUANGAN B.M. PANJAITAN MANAGER KEPATUHAN INWAN HUSAINI HRP, MBA MANAGER KANTOR H. SYAHRUDIN, SH


(25)

Oleh karena itu direksi harus mempunyai pola pikir, dedikasi, motivasi, loyalitas serta visi dan misi yang yang tinggi untuk kemajuan perusahaan yang dipimpinnya.

Dibawah ini adalah salah satu tugas Direksi PT. Paya Pinang Group: a. Menjalankan hasil RUPS dan mengelola perusahaan dengan manajemen

yang baik.

b. Menyusun anggaran Belanja dan program kerja tahunan.

c. Menyampaikan laporan pertanggung jawaban kepada pemegang saham dan RUPS dalam rangka aspek kehidupan perusahaan.

d. Dalam melaksanakan tugas-tugasnya, dibantu oleh Asisten Direktur dan Office Manager.

2. Wewenang Biro Efisiensi dan Keuangan

Biro efisiensi dan keuangan merupakan suatu jenjang yang tinggi oleh karena itu harus dapat menjalin hubungan yang baik dengan kepala bagian lainnya untuk menciptakan hubungan kerja yang baik dan harmonis.

Dibawah ini adalah salah satu tugas Biro Efisiensi dan Keuangan PT. Paya Pinang Group:

a. Bekerja sama dengan Kabag Accounting.

b. Mengatur dan mengawasi kelancaran arus dokumen dan kearsipan serta mengatur penyimpanan surat berharga dan dokumen.

c. Mengatur penerimaan dan penempatan serta penilaian golongan/jabatan segenap personil termsuk mengatur sistem penggajian dan kesajahteraan serta hak-hak personil.


(26)

3. Wewenang Dari Kabag Keuangan

Biro Keuangan secara operasional diartikan sebagai suatu proses reformasi tentang kebijakan dan program atau kegiatan yang terkait dengan analisis sumber daya yang tersedia untuk mendukung terwujudnya visi dan misi perusahaan melalui tugas-tugasnya, Pembangunan dan Pelayanan kepada masyarakat secara proporsional, efisien dan efektif.

Kabag keuangan haruslah dikendalikan oleh orang-orang yang berpengalaman karena beban dan tanggung jawab yang besar serta harus bisa mengambil keputusan dengan cepat, tepat dan benar.

Dibawah ini adalah salah satu tugas Kabag Keuangan PT. Paya Pinang Group:

a. Mengawasi kegiatan accounting dalam mempersiapkan laporan keuangan dan manajemen lainnya.

b. Memeriksa dan menganalisis performance perusahaan, serta menginformasikan manajemen mengenai posisi keuangan perusahaan dan merekomendasikan kebijakan-kebijakan serta rencana-rencana untuk mencapai tujuan perusahaan.

c. Merekomendasikan Penyempurnaan yang perlu dalam upaya peningkatan efiseinsi dan efektifitas dalam kegiatan pembelian.

d. Mengembangkan, merekomendasikan dan melaksanakan kebijakan dan prosedur penerimaan dan pengeluaran kas perusahaan.

e. Memelihara hubungan baik dengan pihak ketiga, terutama bank. f. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diperintahkan direktur.


(27)

4. Wewenang Kepala Accountant

Kepala Accountant memiliki tanggung jawab tersendiri dalam laporan keuangan perusahaan karena memiliki tanggung jawab yang besar. Kepala

accountant harus bisa mengatur bawahannya untuk menghitung atau

dokumendokumen yang mendukung dalam laporan keuangan.

Wewenang kepala accountant cukup besar dan berat karena berhubungan dengan keuangan, sesuatu yang berhubungan dengan keuangan sangat sensitif sekali karena jika terjadi kesalahan akan menyebabkan terjadinya korupsi.

Dibawah ini adalah salah satu tugas Kepala Accountant PT. Paya Pinang Group:

a. Mempersiapkan laporan keuangan perusahaan.

b. Memeriksa kebenaran, kelengkapan serta keabsahan dokumen pendukung. c. Memastikan persiapan payroll.

d. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diperintakan Kabag Keuangan. 5. Wewenang Staf Administrasi, Personalia dan Hukum

Staf administrasi, personalia dan hukum mempunyai masing-masing tugas yang berbeda karena ruang lingkup dan ilmu kosentrasi yang berbeda pula. Staf administrasi mempunyai hubungan dengan staf bendahara karena berhubungan dengan keuangan perusahaan. Staf administrasi mempunyai peranan yang penting dalam perusahaan dalam mengatur siklus keuangan perusahaan.

Berbeda dengan staf personalia bagian ini mempunyai tugas umum mengenai perusahaan baik hubungan baik dengan masyarakat, antar karyawan dan staf. Staf personalia harus bisa menampung seluruh aspirasi dari seluruh elemen


(28)

masyarakat, untuk membangun perusahaan agar lebih kuat dan besar dimata masyarakat.

Staf hukum tentu mempunyai tugas tentang hukum, baik dalam kontrak kerja karyawan, perusahaan mupun masalah-masalah yang terjadi di masyarakat. Setiap perusahaan mempunyai bagian hukum tersendiri untuk mengantisipasi gejolak yang terjadi.

Wewenang Staf Administrasi, Personalia dan Hukum mempunyai kedudukan yang sama tetapi mempunyai tugas yang berbeda. Walaupun terpisah posisi dan kedudukannya tetapi harus saling mendukung untuk mencapai tujuan perusahaan.

Dibawah ini adalah salah satu tugas Staf Administrasi, Personalia dan Hukum dari PT. Paya Pinang Group:

a. Melaksanakan kebijakan perusahaan sehubungan dengan masalah personalia.

b. Memonitor dan mengevaluasi disiplin kerja para pegawai staf dan non staff perusahan.

c. Membantu atasan langsung sebagai konsultan dalam memberikan saran kepada pegawai yang mempunyai masalah.

d. Mengembangkan dan melaksanakan program kuantitas kerja dan kesejahteraan pegawai.

e. Melaksanakan pengurusan perizinan dan hal-hal lain yang berkaitan dengan masalah hukum.


(29)

f. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diperintahkan Kabag Administrasi dan Humas atau direksi.

6. Wewenang Staf Produksi

Bagian produksi dalam perusahaan merupakan bagian yang sangat penting sekali karena menentukan laba perusahaan dan maju atau tidaknya suatu perusahaan. Bagian produksi harus mengatur dengan baik jalannya tingkat produksi secara normal.

Staf produksi harus bisa mengontrol bawahannya agar jalannya produksi berjalan dengan lancar. Bagian produksi harus mengetahui jadwal-jadwal produksi untuk menghindari kesalahan serta menjaga alat produksi tetap baik.

Dibawah ini adalah salah satu tugas dari staff produksi PT. Paya Pinang Group:

a. Memonitor, mencatat dan membuat laporan produksi yang diterima dari kebun untuk diberikan kepada bagian manager.

b. Membuat perkiraan schedule produksi dan penjualan sehubungan dengan keperluan negoisasi perusahaan.

c. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diperintahkan Kabag Administrasi dan Humas.

7. Wewenang Staf Bendahara

Bendahara adalah suatu badan yang menguasai atau memegang penuh bagian keuangan dalam suatu organisasi baik swasta maupun pemerintahan. Bendahara mempunyai tugas khusus dalam mengatur kondisi keuangan


(30)

perusahaan, oleh karena itu bagian bendahara cukup vital dalam sebuah perusahaan.

Staff bendahara harus mengetahui arus keuangan perusahaan dalam menentukan kebijakan dan arah perusahaan. Staf bendahara harus mempunyai dedikasi, loyalitas dan bertanggung jawab.

Dibawah ini adalah salah satu tugas Staf bendahara PT. Paya Pinang Group:

a. Melaksanakan kebijakan direksi dalam penyusunan operasional dan strategi plan.

b. Menyusun rencana keuangan dan stuktur permodalan.

c. Membantu dan mengkoordinir negoisasi dalam hal alih teknologi, perjanjian pemasaran dan kontrak-kontrak lainnya.

d. Memelihara hubungan baik dengan pihak ketiga, terutama bank.

e. Mengembangkan, merekomendasikan prosedur-prosedur penerimaan dan pengeluaran dana perusahaan.

f. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diperintahkan direksi. 8. Wewenang Staf Pajak

Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan UU (yang dapat dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa-timbal (kontraprestasi), yang langsung dapat ditunjukan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum.

Oleh karena itu staf pajak menghitung tarif pajak yang dikenakan kepada wajib pajak pribadi maupun wajib pajak badan. Tarif pajak sesuai dengan aturan yang berlaku sesuai dengan undang-undang.


(31)

Staf pajak harus teliti terhadap perhitungan pajak, pribadi maupun badan jangan sampai terjadi kesalahan perhitungan pajak yang menyebabkan kelebihan atau kurang bayar pajak.

Dibawah ini adalah salah satu tugas Staf pajak dari PT. Paya Pinang Group:

a. Menghitung dan mengisi SPT pajak tahunan. b. Menghitung PPh setiap pegawai perusahaan. c. Melakukan pembayaran Pajak.

G. KINERJA USAHA TERKINI

Setiap perusahaan tentu mempunyai visi dan misi yang harus dijalankan sesuai dengan tujuan perusahaan, butuh waktu untuk mencapai itu semua begitu juga pada PT. Paya Pinang Group, perusahaan ini terus berupaya agar tujuan yang telah digariskan oleh perusahaan dapat tewujud. Tidak mudah dalam mewujudkan itu semua karena membutuhkan kerja keras yang ditinggi, disiplin dan loyalitas dalam bekerja. Pastinya untuk mendorong mencapai laba yang maksimal diperlukan kinerja yang bermutu dan tepat jadi kinerja usaha terkini yang dijalankan perusahaan adalah meningkatkan produksi perkebunan dengan efektifitas dan efisiensi.

Kinerja usaha terkini yang dilakukan oleh perusahaan tentu didukung dengan pemikiran-pemikiran para ahli dibidangnya dan teknologi yang muktahir. Hal ini dilakukan untuk mencapai tujuan perusahaan jangan sampai gagal karena akan memakan waktu dan biaya yang tinggi.


(32)

Perusahaan juga mencari terobosan baru untuk mencapai itu semua dengan ide-ide yang inovatif dan kreatif yang tinggi, karena setiap perusahaan berupaya agar laba yang didapatkan setiap tahunnya meningkat. Dengan meningkatnya laba perusahaan maka perusahaan dapat menjadi perusahaan yang besar yang dapat dipercaya masyarakat, dengan demikian jika hal itu terjadi maka perusahaan dapat berinvestasi dalam bidang yang lain agar keberadaannya diakui ditengah-tengah masyarakat.

H. RENCANA KEGIATAN PERUSAHAAN

Setiap perusahaan mempunyai rencana-rencana yang akan dilaksanakan baik dalam jangka panjang maupun jangka pendek. Dalam pembuatan rencana tentu saja perusahaan telah memikirkan apa yang terbaik buat perusahaan. Begitu juga dengan PT. Paya Pinang Group yang selalu menyusun daftar rencana yang akan dilaksanakan.

Rencana kegiatan ini berdampak pada kelangsungan hidup perusahaan, karena apabila dalam kegiatan perusahaan tanpa rencana maka perusahaan itu akan ketinggalan informasi tentang perkembangan jaman. PT. Paya Pinang Group membuat rencana yang salah satunya adalah meningkatkan peranan administrasi kantor. Peranan administrasi kantor dalam perusahaan ini sebelumnya dilakukan dengan sederhana tetapi dengan rencana yang baru maka peranan administrasinya dilakukan sesuai dengan prosedur yang berlaku umum.


(33)

A. Etika

1. Pengertian Etika

Etika berasal dari bahasa Yunani yaitu ethos dalam bentuk tunggal mempunyai banyak arti yaitu tempat tinggal yang biasa, padang rumput, kandang, kebiasaan, adat, akhlak, watak, perasaan, sikap dan cara berfikir. Dalam bentuk jamak (ta etha) artinya adalah adat kebiasaan. Dan arti terakhir inilah menjadi filsuf Yunani besar Aristoteles (348-322 s.M.) sudah dipakai untuk menunjukkan filsafat moral. Jadi, jika kita membatasi diri pada asal-usul kata ini, maka etika berarti ilmu tentang apa yang bisa dilakukan atau ilmu tentang adat kebiasaan. Tapi menelusuri arti etimologis saja belum cukup untuk mengerti apa yang dalam buku ini dimaksudkan dengan istilah etika (Bertens, 2004).

Menurut Winarti (2007) etika merupakan terjemahan dari bahasa inggris ethic atau ethics, yang merupakan dua pengertian yaitu:

1. A body of moral principles or value (himpunan azas-azas moral atau nilai-nilai).

2. Ethical, pertaining to right and wrong in conduct (etis berkaitan dengan perilaku benar atau salah).

Menurut Ruslan (2004) etika biasanya berkaitan erat dengan perkataan moral yang merupakan istilah dari bahasa latin, yaitu mos dan dalam bentuk jamaknya mores, yang berarti juga adat kebiasaan atau cara hidup seseorang


(34)

dengan melakukan perbuatan yang baik (kesusilaan) dan menghindari hal-hal tindakan yang buruk.

Menurut Magnis dalam Winarti (2007) mengemukakan bahwa:

1. Etika adalah penyelidikan filsafat tentang bidang-bidang kewajiban-kewajiban manusia serta tentang aturan-aturan yang baik dan buruk.

2. Etika tidak mempersoalkan keadaan manusia, melainkan bagaimana manusia harus bertindak, sopan santun, dengan segala kaidah kehidupan pergaulan dan komunikasi.

Menurut Keraf (2006), etika dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu:

1. Etika Umum

Etika umum yaitu yang membahas kondisi dasar bagaimana manusia bertindak etis, dalam mengambil keputusan etis dan teori serta mengacu pada prinsip moral dasar yang menjadi pegangan dalam bertindak dan tolok ukur atau pedoman untuk menilai baik atau buruknya suatu tindakan yang dilakukan oleh seseorang atau kelompok orang. Etika umum tersebut dianalogkan dengan ilmu pengetahuan, doktrin dan ajaran yang membahas pengertian umum dan teori etika. 2. Etika Khusus

Etika khusus yaitu penerapan prinsip-prinsip moral dasar dalam bidang khusus, yaitu bagaimana mengambil keputusan dan bertindak dalam kehidupan sehari-hari pada proses dan fungsional dari suatu organisasi atau dapat juga sebagai seseorang profesional untuk bertindak etis yang berlandaskan teori-teori etika dan prinsip moral dasar. Etika khusus atau etika terapan dan prinsip-prinsip tertentu dalam etika kehumasan sesungguhnya merupakan penerapan dari


(35)

prinsip-prinsip etika pada umumnya. Etika khusus tidak terlepas dari sistem nilai-nilai yang dianut dalam kehidupan publik dan masyarakat, seperti berpedoman pada nilai kebudayaan, adat istiadat, moral dasar, kesusilaan, pandangan hidup, kependidikan, kepercayaan hingga nilai-nilai kepercayaan keagamaan yang dianut.

Etika Khusus tersebut dibagi lagi menjadi dua bagian sebagai berikut: 1. Etika individual menyangkut kewajiban dan perilaku manusia terhadap

dirinya sendiri untuk mencapai kesucian kehidupan pribadi, kebersihan hati nurani dan yang berakhlak luhur (akhlakul kharimah).

2. Etika sosial berbicara mengenai kewajiban, sikap dan perilaku sebagai anggota masyarakat yang berkaitan dengan nilai-nilai sopan santun, tata krama dan saling menghormati, yaitu bagaimana saling berinteraksi yang menyangkut hubungan manusia, baik secara perorangan dan langsung, maupun secara bersama-sama atau kelompok dalam bentuk kelembagaan masyarakat dan organisasi formal lainnya.

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa etika merupakan suatu aturan-aturan yang baik dan buruk agar berbuat sopan santun dengan segala kaidah kehidupan pergaulan dan komunikasi (Keraf, 2006).

2. Macam-Macam Etika

Dalam membahas Etika sebagai ilmu yang menyelidiki tentang tanggapan kesusilaan atau etis sama halnya dengan berbicara moral (mores). Manusia yang disebut etis ialah mansia yang secara utuh dan menyeluruh mampu memenuhi hajat hidupnya dalam rangka asas keseimbangan antara kepentingan pribadi


(36)

dengan pihak yang lainnya, antara rohani dengan jasmaninya dan antara manusia sebagai makhluk berdiri sendiri dengan penciptanya. Termasuk di dalamnya membahas nilai-nilai atau norma-norma yang dikaitkan dengan etika. Terdapat dua macam etika menurut (Keraf, 2006) sebagai berikut:

1. Etika Deskriptif

Etika yang menelaah secara kritis dan rasional tentang sikap dan perilaku manusia, serta apa yang dikejar oleh setiap orang dalam hidupnya sebagai sesuatu yang bernilai. Artinya, etika deskriptif tersebut berbicara mengenai fakta apa adanya, yakni mengenai nilai dan perilaku manusia sebagai suatu fakta yang terkait dengan situasi dan realitas yang membudaya. Dapat disimpulkan bahwa kenyataan dalam penghayatan nilai atau tanpa nilai dalam suatu masyarakat yang dikaitkan dengan kondisi tertentu memungkinkan manusia dapat bertindak secara etis.

2. Etika normatif

Etika yang menetapkan berbagai sikap dan perilaku yang ideal dan seharusnya dimiliki oleh manusia atau apa yang seharusnya dijalankan oleh manusia dan tindakan apa yang bernilai dalam hidup ini. Jadi, etika normatif merupakan norma-norma yang dapat menuntun manusia agar bertindak secara baik dan menghindarkan hal-hal yang buruk, sesuai dengan kaidah atau norma yang disepakati dan berlaku di masyarakat.

Ditinjau teori dasar dari etika normatif tersebut, terdapat dua dasar teori sebagai berikut:


(37)

a. Teori Deontologis

Deontologis berasal dari bahasa Yunani, deon yang berarti kewajiban (duty). Artinya, etika deontologi menekankan kewajiban manusia untuk bertindak secara baik. Suatu tindakan itu baik bukan dinilai dan dibenarkan berdasarkan akibatnya atau tujuan baik dari tindakan tersebut, melainkan berdasarkan tindakan itu sendiri debagai baik pada dirinya, motivasi, kemauan dengan niat yang baik ndan dilaksanakan berdasarkan kewajiban, serta bernilai moral.

b. Teori Teleologis

Teleologis berasal dari bahasa Yunani, yaitu telos yang artinya tujuan. Teleologis menjelaskan benar-salahnya tindakan tersebut justru tergantung dari tujuan yang hendak dicapai, atau berdasarkan akibat yang ditimbulkan oleh tindakan tersebut. Suatu tindakan dinilai baik kalau berakibat atau bertujuan mencapai sesuatu yang baik pula (Keraf, 2006).

Dari pembahasan Etika Teleologis di atas, muncul dua aliran teleologisme sebagai berikut:

1. Egoisme

Artinya pandangan bahwa tindakan setiap orang bertujuan untuk mengejar kepentingan atau memajukan dirinya sendiri atau menekankan kepentingan dan kebahasiaan untuk pribadi berdasarkan hal yang menyenangkan dan mengenakkan atau hal yang mendatangkan kebahagiaan bagi dirinya sendiri.

2. Utilitarialisme

Yaitu menilai perbuatan baik-buruknya suatu tindakan atau kegiatan berdasarkan tujuan atau akibat dari tindakan tersebut bagi kepentingan orang


(38)

banyak atua dinilai baik karena dapat memberikan kegunaan atau manfaat perorangan bagi banyak orang.

Jeremy Bentham (1748-1832), filsuf yang hidup semasa Revolusi Amerika Serikat dan Revolusi Prancis yang mengakibatkan kekacauan dan kemusnahan umat manusia, dalam suatu karyanya An Introduction to the Principle of Moral and Legislation (1780), ia ingin membawa perubahan sosial dalam bidang politik, hukum dan etik yang dimasukkan kedalam “Prinsip-prinsip Utility”.

Selanjutnya Jeremy Bentham menjadikan rasa senang dan rasa sakit sebagai titik pangkal tinjauan filsafatnya sesuai dengan aliran bedonisme. Sikap etis yang wajar ialah memperhitungkan dengan rasa senang dan sakit sebagai hasil suatu perbuatan yang kemudian dikurangi jumlah rasa sakit dan senang tersebut. Perhitungan jumlah rasa senang dan sakit (bedonistic calculus), menurut pendapat bentham (Zubair, 2002) ada tujuh unsur atau dimensi sebagai berikut:

1. Intensity, kuat lemahnya perasaan sakit atau senang.

2. Duration, lama atau singkatnya waktu berlakunya rasa senang dan sakit. 3. Certainty, kepastian akan timbul perasaan itu.

4. Propinquity, dekat-jauhnya dalam waktu terjadinya perasaan tersebut. 5. Fecundity, kemungkinan perasaan itu diikuti oleh perasaan yang sama.

6. Purity, kemurnian atau tidak tercampurkan dengan perasaan yang

berlawanan.


(39)

Enam unsur pertama berkaitan dengan perbuatan yang menimbulkan rasa senang atau sakit bagi seseorang dan unsur ketujuh merupakan etik individualistis yang menjadi etika sosial. Artinya, ketujuh bedonic calculus tersebut dapat memberikan perhitungan dimensi dasar di bidang etik yang memberikan arah bagi perbuatan dan perilaku manusia terhadap baik rasa senang maupun rasa sakit yang ditimbulkannya.

Menurut Bentham berbagai pembahasan definisi tentang etika di atas dapat diklasifikasikan menjadi tiga jenis debagai berikut:

1. Jenis pertama, etika dipandang sebagai cabang filsafat yang khusus membicarakan nilai baik dan buruk dari prilaku manusia.

2. Jenis kedua, etika dipandang sebagai ilmu pengetahuan yang membicarakan baik buruknya perilaku manusia dalam kehidupan bersama. Definisi tersebut tidak melihat kenyataan bahwa ada keragaman norma karena adanya ketidaksamaan waktu dan tempat. Akhirnya, etika menjadi ilmu yang deskriptif dan lebih bersifat sosiologik.

3. Jenis ketiga, etika dipandang sebagai ilmu pengetahuan yang bersifat normatif dan evaluatif yang hanya memberikan nilai baik buruknya terhadap perilaku manusia. Dalam hal ini tidak perlu menunjukan adanya fakta, cukup informasi, menganjurkan dan merefleksikan. Definisi etika ini lebih bersifat informatif, direktif dan reflektif.

3. Etika Pekerjaan Kantor

Menurut Yuwono (2011) bagi para pekerja kantor, hal-hal yang harus diperhatikan menyangkut masalah kepribadian ini adalah:


(40)

a. Menjaga Disiplin Diri

1. Datang ke kantor sebelum jam masuk. 2. Meninggalkan kantor melebihi jam masuk.

3. Tidak meninggalkan kantor tanpa izin terlebih dahulu. 4. Jam kerja digunakan secara efektif.

5. Tidak menggunakan jam kerja untuk hal yang tidak terkait dengan pekerjaan.

b. Etika Masuk Kantor

1. Mengucapkan salam terlebih dahulu. 2. Tunjukkan wajah ceria.

3. Pandanglah semua orang yang ada di ruangan dengan senyum tulus dan ikhlas.

4. Tanyakan kabar baik kepada teman yang berdekatan dan sekantor. c. Etika dalam Bergaul

1. Bersikap sopan, santun dan ramah.

2. Usahakan pakaian rapi dan tidak kedodoran. 3. Usahakan model pakaian yang sopan. 4. Pilihlah warna yang tidak mencolok.

5. Pilih model pakaian yang tidak terlalu kuno. d. Etika dalam Berbicara

1. Bicara harus menatap lawan bicara.

2. Berkeinginan untuk menyenangkan lawan bicara. 3. Mampu menciptakan rasa humor.


(41)

4. Mau memuji lawan bicara.

5. Mampu menjadi pendengar yang baik. e. Yang harus dihindari dari Pembicaraan

1. Membicarakan kejelekan orang lain. 2. Membicarakan hal yang sensitif. 3. Memotong pembicaraan orang lain. 4. Mendominasi pembicaraan.

5. Banyak membicarakan diri sendiri. f. Hubungan Dengan Atasan

1. Hormat pada setiap atasan.

2. Mintalah saran dan pertunjukan agar dapat berkomunikasi dengan atasan. 3. Usahakan tidak membuat kecewa atasan.

4. Beri masukan dan saran yang bijak.

5. Jangan spontan menolak perintah dari atasan. 6. Jangan membuat malu atasan.

g. Hubungan Dengan Teman Sekerja

1. Jangan menggangap sebagai pesaing, tetapi mitra kerja. 2. Kembangkan kebiasaan saling membantu.

3. Kembangkan kebiasaan saling mengingatkan.

4. Apabila terjadi konflik, kelolalah konflik tersebut dengan baik sehingga hal tersebut tidak menjadikan ketegangan yang berkelanjutan. Tetapi merupakan suatu hal yang bermanfaat bagi kebaikan dan perkembangan kepribadian pihak-pihak yang terlibat dalam sebuah konflik.


(42)

5. Kembangkan kebiasaan diskusi sehat.

6. Jangan menjatuhkan teman di hadapan atasan. h. Hubungan Dengan Bawahan

1. Hargai bawahan sebagai manusia yang bermartabat. 2. Jangan selalu menunjukkan kekuasaan.

3. Bangun hubungan personal yang mesra.

4. Sering-seringlah menanyakan kondisi kesehatan dan keluarganya. 5. Berikan perintah dan teguran secara bijak.

i. Perhatikan Penampilan Anda

1. Menjaga sikap tubuh yang seimbang (cara berdiri, duduk dan jalan). 2. Menunjukkan ekspresi wajah yang simpatik.

3. Menjaga kebersihan diri. 4. Menjaga bau badan dan mulut.

5. Menjaga kesehatan sehingga penampilan prima. j. Jagalah Kredibilitas Anda

1. Bicaralah dengan jujur. 2. Tepatilah janji.

3. Miliki rasa tanggung jawab yang tinggi. 4. Jangan berjiwa pengecut.

5. Jaga sikap loyal terhadap organisasi. k. Menganggap Kantor Sebagai Rumah Kedua

1. Merasa seperti rumah sendiri.


(43)

3. Lengkapi foto-foto keluarga.

4. Ubah posisi ruang kantor secara periodik. 5. Buat ruang khusus untuk menjalankan ibadah. 4. Etika Kepada Pimpinan

Menurut Zenit (2012) demi menciptakan lingkungan kerja yang kondusif, hendaknya bawahan bersikap:

1. Menghormati pimpinan sesuai dengan porsinya sebagai atasan.

2. Menjaga kesopanan, baik dalam bertindak, perilaku atau perkataan terhadap atasan.

3. Mengerjakan tugas yang diberikan atasan dengan sebaik mungkin dan tanpa keluhan.

4. Cepat tanggap terhadap kesibukan dan kesulitan yang dialami atasan.

5. Selalu mengembangkan kemampuan dan nilai diri dalam rangka membantu tugas atasan dengan tulus.

6. Menyelesaikan tugas dan menyerahkannya kepada atasan sebelum atasan memintanya.

7. Jaga rahasia pimpinan, baik dalam jabatan ataupun rahasia pribadi atasan. 8. Hindari kebiasaan menjilat pimpinan dengan merendahkan rekan kerja

sendiri.

9. Hindari kebiasaan mengintimidasi pimpinan terhadap kesalahan yang diperbuat didepan rekan kerja.

10. Jika pimpinan berbuat kesalahan, kita tetap wajib mengingatkan tanpa harus menggurui pimpinan.


(44)

11. Jika perintah yang pimpinan berikan tidak sesuai dengan prosedur dan peraturan yang berlaku, kita bisa mengajukan protes yang dilakukan dengan sopan, tenang dan tegas.

12. Hindari untuk ikut campur dalam urusan pribadi pimpinan, seperti membuka surat pribadi milik pimpinan atau memberikan nomor ponsel pimpinan.

5. Etika Kerja bagi Karyawan dan Manajer

Masalah yang begitu kompleks yang sering dihadapi oleh para manajer adalah dalam menghadapi tingkah laku karyawan. Keadaan ini bisa menjadi tekanan dan bahkan tantangan dalam menerapkan aspek etika kerja, seperti ketidakjujuran, ketidakdisiplinan, ketidakadilan, kecurangan pertanggungjawaban admisistrasi, keegoan dan sebagainya. Oleh karena itu, muncul lah perhatian yang besar bagaimana caranya agar para karyawan dan tentunya juga manajer bekerja dengan standar etika tertentu.

Etika kerja adalah aturan normatif yang mengandung sistem nilai dan prinsip moral yang merupakan pedoman bagi karyawan dalam melaksanakan tugas pekerjaannya dalam perusahaan. Agregasi dari perilaku karyawan yang beretika kerja merupakan gambaran etika kerja karyawan dalam perusahaan. Oleh karena itu, etika kerja karyawan secara normatif diturunkan dari etika bisnis. Konsekuensinya, etika tidak diterapkan atau ditujukan untuk para karyawan saja. Artinya, kebijakan manajemen yang menyangkut karyawan seharusny pula beretika, misalnya keadilan dan keterbukaan dalam hal kompensasi, karier dan


(45)

evaluasi kinerja karyawan. Jadi, setiap keputusan etika dalam perusahaan tidak saja dikaitkan dengan kepentingan manajemen, tetapi juga karyawan.

Etika kerja terkait dengan apa yang seharusnya dilakukan karyawan atau manajer. Untuk itu, etika kerja setiap karyawan didasari prinsip-prinsip yaitu:

a. Melaksanakan tugas sesuai dengan visi, misi dan tujuan perusahaan. b. Selalu berorientasi pada budaya peningkatan mutu kinerja.

c. Saling menghormati sesama karyawan.

d. Membangun kerja sama dalam melaksanakan tuga-tugas perusahaan. e. Memegang amanah atau tanggung jawab dan kejujuran.

f. Menanamkan kedisiplinan bagi diri sendiri dan perusahaan.

Perlu diketahui bahwa etika memiliki dimensi-dimensi konsekuensi luas, alternatif ganda, akibat berbeda, konsekuensi tak pasti dan efek personal.

Konsekuansi luas yaitu keputusan etika membawa konsekuesi yang luas. Misalnya, karena menyangkut masalah etika bisnis tentang pencemaran lingkungan maka diputuskan penutupan perusahaan dan pindah ke tempat lain yang jauh dari karyawan. Hal itu akan berpengaruh terhadap kehidupan karyawan, keluarga, masyarakat dan bisnis lainnya.

Alternatif ganda yaitu beragam alternatif sering terjadi pada situasi pengambilan keputusan dengan jalur diluar aturan. Sebagai contoh, memutuskan seberapa jauh keluwesan dalam melayani karyawan tertentu dalam hal persoalan keluarga, sementara terhadap karyawan yang lain menggunakan aturan yang ada.

Akibat berbeda yaitu keputusan-keputusan dengan dimensi-dimensi etika bisa mnghasilkan akibat yang berbeda, yaitu positif dan negatif. Misalnya,


(46)

mempertahankan pekerjaan beberapa karyawan di suatu pabrik dalam waktu relatif lama mungkin akan mengurangi peluang para karyawan lainnya untuk bekerja di pabrik itu. Di satu sisi keputusan itu menguntungkan perusahaan, tetapi pihak karyawan dirugikan.

Ketidakpastian konsekuensi yaitu konsekuensi keputusan-keputusan bernuansa etika sering tidak diketahui secara tepat. Misalnya, penimbangan penundaan promosi pada karyawan tertentu yang hanya berdasarkan pada gaya hidup dan kondisi keluarganya padahal karyawan tersebut benar-benar qualified.

Efek personal yaitu keputusan-keputusan etika sering memengaruhi kehidupan karyawan dan keluarganya, misalnya pemecatan terhadap karyawan, di samping membuat sedih si karyawan, juga akan membuat susah keluarganya. Contoh lainnya, kalau para pelanggan asing tidak menginginkan dilayani oleh sales wanita maka berpengaruh negatif pada masa depan karier para sales tersebut.

Dalam praktiknya, penerapan etika kerja di kalangan karyawan tidaklah mudah. Tidak jarang bukan saja di karyawan, melainkan juga di kalangan manajer, banyak yang kurang memahami makna etika kerja. Hal itu ditunjukkan oleh adanya sekelompok karyawan dan bahkan manajer yang egois dan menjadi penyebab konflik serta ketidakpuasan di kalangan karyawan. Kalau ini dibiarkan maka lambat laun akan menggangu proses pekerjaan dan mutu kinerja secara keseluruhan. Oleh karena itu, diperlukan peranan perusahaan dalam membangun etika kerja para karyawan.


(47)

a. Membuat kode etika kerja dengan melibatkan para karyawan. b. Pelatihan tentang pengertian dan penerapan etika kerja. c. Melaksanakan proses sosialisasi dan internalisasi etika kerja.

d. Meningkatkan komunikasi horizontal dan vertikal, formal dan informal. e. Meningkatkan fungsi pengawasan kerja.

f. Memberikan penghargaan kepada para karyawan yang beretika kerja tinggi sebagai motivasi bagi karyawan lainnya dalam meningkatkan etika kerjanya (Mangkuprawira, 2009).

Etika pada Kantor Direksi Paya Pinang Group dapat dilihat dari penilaian terhadap karyawan antara lain dengan jam kerja dari hari Senin sampai Kamis jam 08.00 hingga 17.00. Hari Jum’at 08.00 hingga 12.00 dan hari Sabtu dan Minggu libur. Tetapi pegawai Kantor Direksi Paya Pinang Group banyak yang terlambat hal ini dikarenakan tidak adanya peraturan yang mengatur masalah keterlambatan jam masuk kerja sehingga jam kerja tidak digunakan secara efisien oleh para pegawai.

Para pegawai tidak mengucapkan salam saat masuk kedalam ruangan kerja dan tidak menunjukkan wajah yang ceria para pegawai juga tidak menanyakan kabar terhadap teman kerjanya sehingga terkesan memiliki sikap yang tidak perhatian terhadap teman kerjanya.

Pegawai yang akan permisi keluar dari kantor akan permisi terlebih dahulu kepada teman seruangannya. Para pegawai Kantor Direksi Paya Pinang Group memiliki sifat sopan, santun yang baik dan ramah terhadap tamu yang datang ke Kantor Direksi Paya Pinang Group.


(48)

Setiap hari pegawai selalu memakai pakaian kerja yang rapi dan tidak kebesaran. Pakaian yang sopan, tidak mencolok dan pakaian yang dipakai adalah pakaian seragam formal yang telah ditentukan oleh perusahaan.

Para pegawai Kantor Direksi Paya Pinang Group berbicara dengan menatap lawan bicara dan bersikap humoris dan tidak mau menjelekkan teman sekantornya serta komunikasi terjalin dengan baik karena teman kerja tidak mau memotong pembicaraan yang sedang terjalin antara teman yang lainnya. Tetapi tidak mau memuji lawan bicara namun dapat menjadi pendengar yang baik.

Pada Kantor Direksi Paya Pinang Group seluruh pegawai hormat kepada pimpinan dan menganggap teman kerja sebagai pesaing tetapi persaingan yang terjadi secara sehat yaitu tidak menjatuhkan antara teman kerja. Sehingga konflik tidak terjadi antara pegawai satu dengan pegawai lainnya.

Pada Kantor Direksi Paya Pinang Group kebersihan diri pegawai terjaga dengan baik dan bekerja dengan memiliki tanggung jawab yang tinggi sehingga menghasilkan pekerjaan yang baik pula dan ada beberapa pegawai yang memajangkan foto keluarganya untuk menambah semangatnya dalam bekerja.

Pada Kantor Direksi Paya Pinang Group etika para pegawai terhadap pimpinannya sangat baik, dimana para pegawai sangat menghormati pimpinannya. Hal ini dapat dilihat ketika para pegawai bertemu dan berkomunikasi kepada pimimpinan mereka sangat menjaga kesopanan, baik dalam bertindak, perilaku atau perkataan terhadap pimpinan dan mengerjakan tugas yang diberikan pimpinan dengan sebaik mungkin tanpa keluhan serta cepat tanggap terhadap kesibukan dan kesulitan yang dialami pimpinan. Para pegawai


(49)

menyelesaikan tugas dan menyerahkannya kepada pimpinan sebelum diminta oleh pimpinan.

B. Karakteristik Individu Pegawai

1. Pengertian Karakteristik Individu Pegawai

Menurut Katiandagho (2012) karakteristik individu adalah keseluruhan kelakuan dan kemampuan yang ada pada individu sebagai hasil dari pembawaan dan lingkungannya. Karakteristik bawaan merupakan karakteristik keturuan yang dimiliki sejak lahir, baik yang menyangkut faktor biologis maupun faktor sosial prikologis. Pada masa lalu, terdapat keyakinan serta kepribadian terbawa pembawaan (heredity) dan lingkungan. Hal tersebut merupakan dua faktor yang terbentuk karena faktor yang terpisah, masing-masing mempengaruhi kepribadian dan kemampuan individu bawaan dan lingkungan dengan cara sendiri-sendiri. Akan tetapi, makin disadari bahwa apa yang dirasakan oleh banyak anak, remaja atau dewasa merupakan hasil dari perpaduan antara apa yang ada di antara faktor-faktor biologis yang diturunkan dan pengaruh lingkungan.

Nature dan Nurture merupakan istilah yang biasa digunakan untuk menjelaskan karakteristik-karakteristik individu dalam hal fisik, mental dan emosional pada setiap tingkat perkembangan. Nature (alam dan sifat dasar) adalah karakteristik yang dimiliki setiap individu dari dia kecil. Nuture (pemeliharaan dan pengasuhan) adalah karakter yang disebabkan oleh faktor lingkungan yang mempengaruhinya.


(50)

Sejauh mana seseorang dilahirkan menjadi seorang individu atau sejauh mana seseorang dipengaruhi subjek penelitian dan diskusi. Karakteristik yang berkaitan dengan perkembangan faktor biologis cenderung lebih bersifat tetap, sedangkan karakteristik yang berkaitan dengan sosiala psikologis lebih banyak dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Mengenai karakteristik individu, ada 3 hal yang perlu diperhatikan, yaitu:

1. Karakteristik yang berkenaan dengan kemampuan awal (prerequisite skills), seperti kemampuan intelektual, berpikir dan hal-hal yang berkaitan dengan aspek psikomotorik.

2. Karakteristik yang berhubungan dengan latar belakang dan status sosio-kultural.

3. Karakteristik yang berkenaan dengan perbedaan kepribadian, seperti sikap, perasaan, minat dan lainnya.

2. Faktor-faktor individu

Keputusan membeli juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi seperti umur dan tahap daur hidup, pekerjaan, situasi ekonomi, gaya hidup, serta kepribadian dan konsep diri.

a. Umur dan Tahap Dalam Siklus Hidup

Menurut Kotler (2001), seseorang mengubah barang dan jasa yang mereka beli selama hidup mereka. Selera terhadap makanan, pakaian, meubel, dan rekseasi sering sekali berhubungan dengan usia. Pembelian juga dibentuk oleh tahap siklus hidup keluarga, tahap-tahap yang mungkin dilalui keluarga sesuai dengan kedewasaan anggotanya.


(51)

b. Pekerjaan

Menurut Kotler (2001), pekerjaan seseorang mempengaruhi barang dan jasa yang dibelinya. Pekerja kasar cenderung membeli pakaian kerja kasar, sedangkan pekerja kantoran membeli setelan bisnis. Orang pemasaran mencoba mengidentifikasi kelompok-kelompok pekerja yang memiliki minat yang rata-rata lebih tinggi pada produk dan jasa yang mereka hasilkan. Sebuah perusahaan bahkan dapat berspesialisasi menghasilkan produk-produk yang dibutuhkan satu kelompok pekerjaan tertentu.

c. Keadaan Ekonomi

Keadaan ekonomi akan sangat mempengaruhi pilihan produk. Pemasar yang produknya peka terhadap pendapatan dapat dengan seksama memperhatikan kecenderungan dalam pendapatan pribadi, tabungan dan tingkat bunga. Jadi indikator-indikator ekonomi tersebut menunjukkan adanya resesi, pemasaran dapat mencari jalan menetapkan posisi produknya.

d. Gaya Hidup

Orang yang berasal dari subkultural, kelas sosial dan pekerjaan yang sama dapat mempunyai gaya hidup yang berbeda. Gaya hidup seseorang menunjukkan pola kehidupan orang yang bersangkutan yang tercermin dalam kegiatan, minat dan pendapatnya. Konsep gaya hidup apabila digunakan oleh pemasar secara cermat, akan dapat membantu untuk memahami nilai-nilai komsumen yang terus berubah dan bagaimana nilai-nilai tersebut mempengaruhi perilaku konsumen.


(52)

e. Kepribadian dan Konsep Diri

Kepribadian adalah karakteristik psikologi yang berbeda dari setiap orang memandang responnya terhadap lingkungan yang relatif konsisten. Kepribadian dapat merupakan suatu variabel yang sangat berguna dalam menganalis perilaku konsumen.

3. Karakteristik Individu

Menurut Robbins (2002), karakteristik individu termasuk usia, pendidikan, pelatihan, status perkawinan, status pekerjaan dan lama kerja.

a. Usia

Hubungan kinerja dengan usia sangat erat kaitannya, alasannya adalah adanya keyakinan yang meluas bahwa kinerja menurun dengan bertambanhnya usia. Pada pekerjaan yang berusia tua dianggap kurang luwes dan menolak teknologi baru. Tetapi di lain pihak ada kualitas pada pekerjaan yang berusia tua, meliputi pengalaman, perimbangan, etika kerja yang kuat dan komitmen terhadap mutu (Robbins, 2002). Menurut Melcher (1995), faktor usia mempengaruhi prestasi kerja seseorang. Usia 30-40 tahun umumnya memiliki nilai motivasi, ambisi dan kerja keras untuk mencapai kesuksesan atau prestasi.

b. Pendidikan

Menurut Handoko (2002), pendidikan merupakan faktor penting dalam menentukan kemampuan kerja seorang pekerja. Oleh karena pendidikan adalah langkah awal untuk melihat kemampuan seseorang. Sementara Hasibuan (2007), pendidikan merupakan indikator yang mencerminkan kemampuan seseorang untuk dapat menyelesaikan pekerjaan. Dengan latar belakang pula seseorang


(53)

dianggap akan memapu menduduki suatu jabatan. Selain itu pendidikan juga merupakkan suatu pembinaan dalam proses berkembangnya kemampuan dasar yang ada padanya.

Bedasarkan definisi tersebut maka dapat disimpulkan bahwa pendidikan merupakan cerminan seseorang untuk melakukan suatu pekerjaan berdasarkan kemampuan dasar yang ada padanya.

c. Status perkawinan

Menurut Soekanto (2000), perkawinan adalah ikatan yang sah. Ikatan sah yang dimaksud adalah ikatan dengan tujuan membentuk keluarga berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa antar seorang pria dan wanita yang menimbulkan hak-hak dan kewajiban-kewajiban antara mereka maupun keturunannya.

Robbins (2002), mengemukakan pekerja yang telah menikah lebih sedikit mengalami absensi, pergantian yang lebih rendah dan lebih puas dengan pekerjaan mereka dibandingkan rekan sekerja yang belum menikah. Pernikahan memaksakan peningkatan tanggung jawab yang dapat membuat suatu pekerjaan yang tetap menjadi lebih berharga dan penting.

d. Status Pekerjaan

Pekerjaan adalah kegiatan atau aktivitas utama yang dilakukan secara rutin sebagai upaya untuk mendapatkan penghasilan untuk membiayai keluarga serta menunjang kebutuhan rumah tangga.

e. Lama Kerja

Lama kerja seseorang pekerja cenderung menggambarkan rasa betah bekerja terhadap suatu organisasi, hal ini disebabkan salah satu karena telah


(54)

beradaptasi dengan lingkungan yang cukup lama sehingga seorang pekerja akan merasa nyaman dengan pekerjaannya. Penyebab lain juga dikarenakan adanya kebijakan dari instansi atau perusahaan mengenai jaminan hidup dihari tua (Kreiner dan Kinicki, 2003).

f. Pelatihan

Pelatihan adalah proses belajar untuk meningkatkan keterampilan, pengetahuan atau merubah sikap pekerja sesuai kebutuhan. Menurut Nawawi (1997) dalam Petra (2007), pelatihan adalah program-program untuk memperbaiki kemampuan melaksanakan secara individual, kelompok dan atau berdasarkan jenjang dalam organisasi perusahaan atau instansi. Menurut Notoadmojo (2007) pelatihan merupakan proses pendidikan yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan atau keterampilan khusus seseorang atau kelompok.

Berdasarkan definisi tersebut, pelatihan merupakan alat bantu pekerja dalam memahami suatu pengetahuan praktis dan penerapannya, guna meningkatkan keterampilan, kecakapan dan sikap yang diperlukan seseorang dalam usaha mencapai tujuan.

4. Perbedaan Individu

Dalam aspek pengembangan individu dikenal ada dua fakta yang menonjol yaitu :

1. Semua diri manusia mempunyai unsur-unsur kesamaan didalam pola perkembangannya.


(55)

2. Di dalam pola yang bersifat umum dari apa yang membentuk warisan manusia secara biologis dan sosial setiap biologis mempunyai kecenderungan berbeda.

Perbedaan-perbedaan tersebut secara keseluruhan lebih banyak bersifat kuantitatif dan bukan kualitatif. Individu menunjukkan kedudukan seseorang sebagai orang perorangan atau perseorangan. Sifat individual adalah sifat yang berkaitan dengan orang perseorangan, berkaitan dengan perbedaan individual perseorangan. Ciri dan sifat orang yang satu berbeda dengan yang lain. Perbedaan ini disebut perbedaan individu atau perbedaan individual. Maka perbedaan dalam perbedaan individual menurut Landgren dalam Pamungkas (2013) menyangkut variasi yang terjadi, baik variasi pada aspek fisik maupun psikologis.

Secara umum, perbedaan individual yang perlu dipertimbangkan dalam pelaksanaan kegiatan seorang pegawai di kantor adalah faktor-faktor yang menyangkut kesiapan pegawai untuk menyelesaikan pekerjaan karena perbedaan tersebut akan menentukan cepat atau lamabat pekerjaan itu terselesaikan. Perbedaan-perbedaan tersebut harus diselesaikan dengan pendekatan individualnya, tetapi tetap disadari bahwa tidak semata-mata bertujuan untuk mengembangkan individu sebagai individu, tetapi juga dalam kaitannya dengan pola kehidupan masyarakat yang bervariasi.

1. Bidang-Bidang Perbedaan

Dalam kaitannya dengan perbedaan individu hendaknya selalu diingat bahwa perbedaan dalam kualitas atau ciri-ciri adalah berjenjang. Tidak ada


(56)

penggolongan pekerja ke dalam satu kategori atau sama sekali tidak termasuk dalam suatu kategori.

Menurut Oxendine dalam Vierandah (2012) mengkategorikan perbedaan individual ke dalam bidang-bidang berikut :

1. Perbedaan fisik : a. Usia

b. Jenis kelamin c. Pendengaran d. Penglihatan

e. Kemampuan bertindak 2. Perbedaan sosial :

a. Status ekonomi b. Agama

c. Hubungan keluarga d. Suku

3. Perbedaan kepribadian : a. Watak

b. Motif c. Minat d. Sikap

4. Perbedaan inteligensi dan kemampuan dasar. 5. Perbedaan kecakapan atau kepandaian di kantor.


(57)

Dalam kehidupan setiap manusia berhubungan dengan manusia lain dan lingkungan di luar dirinya. Tiap manusia berhubungan dengan manusia lain, dengan sesamanya. Manusia juga berhubungan dengan Sang Pencipta atau dengan Tuhannya, maka manusia beragama. Manusia hidup berkelompok dan berkeluarga, sesuai dengan sifat dan genetik orang tuanya.

Secara kodratnya, manusia memiliki potensi dasar yang secara esensial membedakan manusia dengan hewan, yaitu : pemikiran, perasaan dan kehendak.

Adapun bidang-bidang dari perbedaannya, yakni : a. Perbedaan Kognitif

Menurut Bloom, proses bekerja baik di kantor maupun di luar kantor, menghasilkan 3 (tiga) pemebentukan kemampuan yang dikenal sebagai taxonomy bloom, yaitu kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik. Kemampuan kognitif merupakan kemampuan yang berkaitan dengan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Berarti ia menguasai segala sesuatu yang diketahui, dalam arti pada dirinya terbentuk suatu persepsi dan pengetahuan itu diorganisasikan secara sistematik untuk menjadi miliknya.

Kemampuan kognitif menggambarkan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi tiap-tiap orang. Pada dasarnya kemampuan kognitif merupakan hasil belajar. Proses belajar mengajar adalah upaya menciptakan lingkungan yang bernilai posotif, diatur dan direncanakan untuk menggambarkan faktor dasar yang telah dimiliki oleh pegawai. Tingkat kemampuan kognitif tergambar pada hasil belajar yang diukur dengan tes hasil belajar.


(58)

Inteligasi (kecerdasan) sangat mempengaruhi kemampuan kognitif seseorang. Antara kecerdasan dan nilai kemampuan kognitif berkolerasi tinggi dan positif, semakin tinggi nilai kecerdasan seseorang semakin tinggi kemampuan kognitifnya.

b. Perbedaan Individual dalam Kecakapan Bahasa

Bahasa merupakan salah satu kemampuan individu yang sangat penting dalam kehidupan. Kemampuan tiap individu dalam berbahasa berbeda-beda. Kemampuan berbahasa merupakan kemampuan seseorang untuk menyatakan buah pikirnya dalam bentuk ungkapan kata dan kalimat yang penuh makna, logis dan sistematis. Kemampuan berbahasa sangat dipengaruhi oleh faktor kecerdasan dan faktor lingkungan serta faktor fisik (organ bicara).

Banyak penelitian eksperimental telah dilakukan dengan tujuan untuk menemukan faktor-faktor psikologis yang mendasari keberhasilan atau kegagalan dalam penguasaan bahasa. Individu-individu yang memasuki kegiatan-kegiatan di kantor, pada dasarnya telah membawa kebiasaan-kebiasaan sebagai hasil bekerja, baik dari lingkungan pendidikan maupun dari latar belakang kehidupan sebelumnya.

c. Perbedaan dalam Kecakapan Motorik

Kecakapan motorik atau kemampuan psikomotorik merupakan kemampuan untuk melakukan koordinasi gerakan syarat motorik yang dilakukan oleh syaraf pusat untuk melakukan kegiatan. Kegiatan-kegiatan tersebut terjadi karena kerja saraf yang sistematis.


(59)

Kemampuan motorik dipengaruhi oleh kematangan pertumbuhan fisik dan tingkat kemampuan berfikir. Karena kematangan pertumbuhan fisik dan kemampuan berfikir setiap orang berbeda-beda, maka hal itu membawa akibat terhadap kecakapan motorik masing-masing dan dengan demikian kecakapan motorik setiap individu akan berbeda-beda pula.

d. Perbedaan dalam Latar Belakang

Dalam suatu kelompok bekerja, perbedaan latar belakang dan pengalaman mereka masing-masing dapat memperlancar atau menghambat prestasinya, terlepas dari potensi individu untuk menguasai pekerjaan yang diberikan.

Minat dan sikap individu terhadap pekerjaan, kebiasaan-kebiasaan kerja sama, kecakapan atau kemampuan untuk berkonsentrasi pada pekerjaan dan kebiasaan-kebiasaan bekerja semuanya merupakan faktor-faktor perbedaan antara pegawai.

e. Perbedaan dan Bakat

Bakat merupakan kemampuan khusus yang dibawa sejak lahir. Kemampuan tersebut akan berkembang dengan baik apabila mandapatkan rangsangan dan pemupukan secara tepat. Sebaliknya bakat tidak dapat berkembang sama sekali, manakala lingkungan tidak memberikan kesempatan untuk berkembang, dalam arti tidak ada rangsangan dan pemupukan yang menyentuhnya.

Perkembangan bakat dimiliki pegawai secara individual. Meskipun inteligasi umum merupakan faktor dari hampir semua atau bahkan semua bidang penampilan atau performasi, namun hasil tes inteligensi yang selama ini


(60)

dilaksanakan belum terkait dengan beberapa bidang belajar seperti keterampilan motorik, musik, seni dan olahraga. Hasil tes inteligensi lebih banyak berhubungan dengan keberhasilan atau kemampuan bidang akademik.

f. Perbedaan dalam Persiapan Bekerja

Perbedaan latar belakang keluarga dan lingkungan, yang meliputi perbedaan sosio-ekonomi dan sosiokultural, amat penting artinya bagi perkembangan bekerja. Kondisi fisik yang sehat, dalam kaitannya dengan kesehatan dan penyesuaian diri yang memuaskan terhadap pengalaman-pengalaman.

Pada Kantor Direksi Paya Pinang Group memiliki jumlah pegawai 30 orang. Yang berusia 24 sampai dengan 38 tahun sebanyak 14 orang (46,6%), berusia 41 sampai dengan 50 tahun sebanyak 10 orang (33,3%), berusia 51 sampai dengan 55 tahun sebanyak 4 orang (13,3%) dan berusia 59 sampai dengan 62 tahun sebanyak 2 orang (6,7%). Terdapat 2 orang (6,7%) yang sudah tidak lagi produktif dalam bekerja sehingga dapat mempengaruhi pekerja dimana pegawai yang sudah tua tidak aktif lagi dalam bekerja atau bekerja dengan santai dan pegawai muda melihat mengakibatkan pegawai muda akan ikut bekerja dengan santai.

Pada Kantor Direksi Paya Pinang Group memiliki pendidikan DIII sebanyak 5 orang (16,7%), S1 sebanyak 6 orang (20,0%), S2 sebanyak 2 orang (6,7%), SLTA sebanyak 13 orang (43,3%), SLTP sebanyak 3 orang (10,0%) dan SMK sebanyak 1 orang (3,3%). Terdapat pegawai yang berpendidikan SLTP


(61)

sebanyak 3 orang (10,0%) sehingga memiliki pengetahuan yang kurang terhadap pekerjaan.

Pada Kantor Direksi Paya Pinang Group memiliki agama Islam sebanyak 29 orang (97,7%) dan kristen sebanyak 1 orang (3,3%). Memiliki suku Aceh sebanyak 1 orang (3,3%), Batak sebanyak 11 orang (36,7%), India sebanyak 1 orang (3,3%), Jawa sebanyak 12 orang (40,0%), Karo sebanyak 1 orang (3,3%), Melayu sebanyak 3 orang (10,0%) dan Padang sebanyak 1 orang (3,3%).

Pada Kantor Direksi Paya Pinang Group memiliki status perkawinan belum menikah sebanyak 1 orang (3,3%) dan sudah menikah sebanyak 29 orang (97,7%). Status pernikahan pegawai mempengaruhi hubungannya dengan orang lain karena apa yang di rumah akan terbawa disuasana kerja contoh dalam menghadapi masalah seorang yang sudah menikah akan lebih jeli dalam menghadapi masalah ketimbang yang belum menikah.

Pada Kantor Direksi Paya Pinang Group memiliki masa kerja 2 sampai dengan 5 tahun sebanyak 16 orang (53,4%), 6 sampai dengan 7 tahun sebanyak 5 orang (16,6%), 12 sampai dengan 14 tahun sebanyak 2 orang (6,7%), 17 sampai dengan 18 tahun sebanyak 3 orang (10,0%) dan 22 sampai dengan 24 tahun sebanyak 4 orang (13,3%). Masih banyak pegawai yang bekerja 2 sampai dengan 5 tahun sebanyak 16 orang (53,4%) sehingga perusahaan harus terus memberi pengetahuan terhadap pegawai yang belum mahir dalam bekerja.


(62)

A. Kesimpulan

1. Pegawai Kantor Direksi Paya Pinang Group banyak yang terlambat.

2. Pegawai tidak mengucapkan salam saat masuk kedalam ruangan kerja dan tidak menunjukkan wajah yang ceria. Dan tidak menayakan kabar terhadap teman kerjanya sehingga terkesan memiliki sikap yang tidak perhatian terhadap teman kerjanya.

3. Pegawai tidak mau memuji lawan bicara namun dapat menjadi pendengar yang baik.

4. Terdapat 2 orang (6,7%) pegawai yang sudah tidak lagi produktif.

5. Terdapat pegawai yang berpendidikan SLTP sebanyak 3 orang (10,0%) sehingga memiliki pengetahuan yang kurang terhadap pekerjaan.

6. Terdapat pegawai yang memiliki masa kerja 2 sampai dengan 5 tahun sebanyak 16 orang (53,4%).

B. Saran

1. Sebaiknya perusahaan membuat peraturan yang mengatur masalah keterlambatan jam masuk kerja sehingga jam kerja lebih digunakan secara efektif oleh para pegawai.

2. Sebaiknya para pegawai memiliki kebiasaan untuk menyapa teman setiap kali masuk atau berjumpa dengan teman kerjanya.


(63)

3. Sebaiknya para pegawai menjaga hubungan yang baik dengan memberi pujian apabila melihat teman memiliki atau mengerjakan pekerjaan dengan lebih baik.

4. Sebaiknya memberhentikan pegawai yang sudah tua karena tidak aktif lagi dalam bekerja atau bekerja dengan santai dan pegawai muda melihat mengakibatkan pegawai muda akan ikut bekerja dengan santai.

5. Sebaiknya perusahaan tidak mempekerjaan pegawai yang berpendidikan SLTA karena dapat mempersulit jalannya sistem dalam bekerja.

6. Sebaiknya pihak personalia memberi pengetahuan terhadap pegawai yang belum mahir dalam bekerja atau pegawai yang masih memiliki masa kerja 2 sampai dengan 5 tahun sebanyak 16 orang (53,4%) dan dapat mempertahankan para pegawai agar tidak berhenti bekerja.


(64)

Handoko. 2002. Karakteristik Individu. http. repository. usu. ac. id. /handle/123456789/6727. Tanggal 15 April 2014. Jam 21.00 Wib.

Hasibuan. 2007. Karakteristik Individu. http. repository. usu. ac. id. /handle/123456789/6727. Tanggal 15 April 2014. Jam 21.00 Wib.

Katiandagho, Deasy. 2012. Karakteristik dan Perbedaan Indivi Slideshare.net/ deasykatiandagho. Tanggal. 12 April 2014. Jam 20.15 Wib. Keraf, Sonny. 2006. Etika Bisnis. Kanisius. Yogyakarta.

Kotler, Philip. Amstrong, Gery. 2001. Prinsip-Prinsip Pemasaran. Edisi. Kedelapan Jilid I. Erlangga. Jakarta.

Kreiner. Kinicki. 2003. Karakteristik Individu. http. repository. usu. ac. id. /handle/123456789/6727. Tanggal 15 April 2014. Jam 21.00 Wib.

Notoadmojo. 2007. Perilaku dan Promosi Kesehatan. Salemba Medika. Jakarta. ---. 2010. Promosi Kesehatan dan Aplikasinya. Edisi Revisi. Rineka

Cipta. Jakarta.

Pamungkas, Satriyo. 2013. Hakekat Perbedaan Individu Dalam Hal Kemampuan Pembelajaran. http:/tiocalpucino.blogspot.com/2013/02/ hakeka tpembelajaran- individu-dalam-hal.html. Tanggal 15 April 2014. Jam 21.20 Wib.

Petra. 2007. Karakteristik Individu. http. repository. usu. ac. id. /handle/123456789/6727. Tanggal 15 April 2014. Jam 21.00 Wib.

Robbins. 2002. Karakteristik Individu. http. repository. usu. ac. id. /handle/123456789/6727. Tanggal 15 April 2014. Jam 21.00 Wib.

Ruslan, Rosady. 2004. Etika Kehumasan Konsep dan Aplikasi. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Soekanto, Soerjono. Purnadi, Purbaraka. 2000. Perihal Kaidah Hukum. Citra Aditya Bakti. Bandung.


(65)

Vierandah. 2012. Karakteristik dan Perbedaan Indivi blogspot. Com/2012/03/makalah.html. Tanggal 12 April 2014. Jam 20.25 Wib.

Winarti, Euis. Pengembangan Kepribadian.. Graha Ilmu. Jakarta.

www.google. ST. John Of Damascus Abad Ke-7M. Tanggal 12 April 2014. Jam 20.00 Wib.

Yuwono. 2011. Etika Profesi dan Pekerjaan. Pustaka Yustisia. Yogyakarta.

Zenit. 2011. Etika Terhadap Atasan Dalam Dunia Kerja.

Zubair, Achmad Charris. 2002. Dimensi Etika dan Estetika Manusia Kajian Filsafat Ilmu. Lesfi. Yogyakarta.


(1)

dilaksanakan belum terkait dengan beberapa bidang belajar seperti keterampilan motorik, musik, seni dan olahraga. Hasil tes inteligensi lebih banyak berhubungan dengan keberhasilan atau kemampuan bidang akademik.

f. Perbedaan dalam Persiapan Bekerja

Perbedaan latar belakang keluarga dan lingkungan, yang meliputi perbedaan sosio-ekonomi dan sosiokultural, amat penting artinya bagi perkembangan bekerja. Kondisi fisik yang sehat, dalam kaitannya dengan kesehatan dan penyesuaian diri yang memuaskan terhadap pengalaman-pengalaman.

Pada Kantor Direksi Paya Pinang Group memiliki jumlah pegawai 30 orang. Yang berusia 24 sampai dengan 38 tahun sebanyak 14 orang (46,6%), berusia 41 sampai dengan 50 tahun sebanyak 10 orang (33,3%), berusia 51 sampai dengan 55 tahun sebanyak 4 orang (13,3%) dan berusia 59 sampai dengan 62 tahun sebanyak 2 orang (6,7%). Terdapat 2 orang (6,7%) yang sudah tidak lagi produktif dalam bekerja sehingga dapat mempengaruhi pekerja dimana pegawai yang sudah tua tidak aktif lagi dalam bekerja atau bekerja dengan santai dan pegawai muda melihat mengakibatkan pegawai muda akan ikut bekerja dengan santai.

Pada Kantor Direksi Paya Pinang Group memiliki pendidikan DIII sebanyak 5 orang (16,7%), S1 sebanyak 6 orang (20,0%), S2 sebanyak 2 orang


(2)

53

sebanyak 3 orang (10,0%) sehingga memiliki pengetahuan yang kurang terhadap pekerjaan.

Pada Kantor Direksi Paya Pinang Group memiliki agama Islam sebanyak 29 orang (97,7%) dan kristen sebanyak 1 orang (3,3%). Memiliki suku Aceh sebanyak 1 orang (3,3%), Batak sebanyak 11 orang (36,7%), India sebanyak 1 orang (3,3%), Jawa sebanyak 12 orang (40,0%), Karo sebanyak 1 orang (3,3%), Melayu sebanyak 3 orang (10,0%) dan Padang sebanyak 1 orang (3,3%).

Pada Kantor Direksi Paya Pinang Group memiliki status perkawinan belum menikah sebanyak 1 orang (3,3%) dan sudah menikah sebanyak 29 orang (97,7%). Status pernikahan pegawai mempengaruhi hubungannya dengan orang lain karena apa yang di rumah akan terbawa disuasana kerja contoh dalam menghadapi masalah seorang yang sudah menikah akan lebih jeli dalam menghadapi masalah ketimbang yang belum menikah.

Pada Kantor Direksi Paya Pinang Group memiliki masa kerja 2 sampai dengan 5 tahun sebanyak 16 orang (53,4%), 6 sampai dengan 7 tahun sebanyak 5 orang (16,6%), 12 sampai dengan 14 tahun sebanyak 2 orang (6,7%), 17 sampai dengan 18 tahun sebanyak 3 orang (10,0%) dan 22 sampai dengan 24 tahun sebanyak 4 orang (13,3%). Masih banyak pegawai yang bekerja 2 sampai dengan 5 tahun sebanyak 16 orang (53,4%) sehingga perusahaan harus terus memberi pengetahuan terhadap pegawai yang belum mahir dalam bekerja.


(3)

A. Kesimpulan

1. Pegawai Kantor Direksi Paya Pinang Group banyak yang terlambat.

2. Pegawai tidak mengucapkan salam saat masuk kedalam ruangan kerja dan tidak menunjukkan wajah yang ceria. Dan tidak menayakan kabar terhadap teman kerjanya sehingga terkesan memiliki sikap yang tidak perhatian terhadap teman kerjanya.

3. Pegawai tidak mau memuji lawan bicara namun dapat menjadi pendengar yang baik.

4. Terdapat 2 orang (6,7%) pegawai yang sudah tidak lagi produktif.

5. Terdapat pegawai yang berpendidikan SLTP sebanyak 3 orang (10,0%) sehingga memiliki pengetahuan yang kurang terhadap pekerjaan.

6. Terdapat pegawai yang memiliki masa kerja 2 sampai dengan 5 tahun sebanyak 16 orang (53,4%).

B. Saran

1. Sebaiknya perusahaan membuat peraturan yang mengatur masalah keterlambatan jam masuk kerja sehingga jam kerja lebih digunakan secara


(4)

55

3. Sebaiknya para pegawai menjaga hubungan yang baik dengan memberi pujian apabila melihat teman memiliki atau mengerjakan pekerjaan dengan lebih baik.

4. Sebaiknya memberhentikan pegawai yang sudah tua karena tidak aktif lagi dalam bekerja atau bekerja dengan santai dan pegawai muda melihat mengakibatkan pegawai muda akan ikut bekerja dengan santai.

5. Sebaiknya perusahaan tidak mempekerjaan pegawai yang berpendidikan SLTA karena dapat mempersulit jalannya sistem dalam bekerja.

6. Sebaiknya pihak personalia memberi pengetahuan terhadap pegawai yang belum mahir dalam bekerja atau pegawai yang masih memiliki masa kerja 2 sampai dengan 5 tahun sebanyak 16 orang (53,4%) dan dapat mempertahankan para pegawai agar tidak berhenti bekerja.


(5)

Handoko. 2002. Karakteristik Individu. http. repository. usu. ac. id. /handle/123456789/6727. Tanggal 15 April 2014. Jam 21.00 Wib.

Hasibuan. 2007. Karakteristik Individu. http. repository. usu. ac. id. /handle/123456789/6727. Tanggal 15 April 2014. Jam 21.00 Wib.

Katiandagho, Deasy. 2012. Karakteristik dan Perbedaan Indivi Slideshare.net/ deasykatiandagho. Tanggal. 12 April 2014. Jam 20.15 Wib. Keraf, Sonny. 2006. Etika Bisnis. Kanisius. Yogyakarta.

Kotler, Philip. Amstrong, Gery. 2001. Prinsip-Prinsip Pemasaran. Edisi. Kedelapan Jilid I. Erlangga. Jakarta.

Kreiner. Kinicki. 2003. Karakteristik Individu. http. repository. usu. ac. id. /handle/123456789/6727. Tanggal 15 April 2014. Jam 21.00 Wib.

Notoadmojo. 2007. Perilaku dan Promosi Kesehatan. Salemba Medika. Jakarta. ---. 2010. Promosi Kesehatan dan Aplikasinya. Edisi Revisi. Rineka

Cipta. Jakarta.

Pamungkas, Satriyo. 2013. Hakekat Perbedaan Individu Dalam Hal Kemampuan Pembelajaran. http:/tiocalpucino.blogspot.com/2013/02/ hakeka tpembelajaran- individu-dalam-hal.html. Tanggal 15 April 2014. Jam 21.20 Wib.

Petra. 2007. Karakteristik Individu. http. repository. usu. ac. id. /handle/123456789/6727. Tanggal 15 April 2014. Jam 21.00 Wib.

Robbins. 2002. Karakteristik Individu. http. repository. usu. ac. id. /handle/123456789/6727. Tanggal 15 April 2014. Jam 21.00 Wib.


(6)

57

Vierandah. 2012. Karakteristik dan Perbedaan Indivi blogspot. Com/2012/03/makalah.html. Tanggal 12 April 2014. Jam 20.25 Wib.

Winarti, Euis. Pengembangan Kepribadian.. Graha Ilmu. Jakarta.

www.google. ST. John Of Damascus Abad Ke-7M. Tanggal 12 April 2014. Jam 20.00 Wib.

Yuwono. 2011. Etika Profesi dan Pekerjaan. Pustaka Yustisia. Yogyakarta.

Zenit. 2011. Etika Terhadap Atasan Dalam Dunia Kerja.

Zubair, Achmad Charris. 2002. Dimensi Etika dan Estetika Manusia Kajian Filsafat Ilmu. Lesfi. Yogyakarta.