tentang perawatan pada masa nifas. karena sebagian ibu masih bergantung pada tenaga kesehatan dan keluarga untuk melakukan perawatan pada dirinya sendiri
seperti melakukan perawatan luka pada kemaluan, masih takut untuk buang air kecil karena ibu masih trauma pada proses persalinan, defekasi, perawatan payudara, dan
lain-lain. Dari uraian diatas, peneliti tertarik melakukan penelitian yang berjudul
Hubungan Karakteristik dengan Tingkat Pengetahuan Ibu Postpartum tentang Perawatan Masa Nifas di Ruang Camar 1 Rumah Sakit Umum Daerah Arifin
Achmad Pekanbaru Tahun 2009.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah ada hubungan karakteristik dengan tingkat pengetahuan
ibu postpartum tentang perawatan masa nifas di Ruang Camar 1 Rumah Sakit Umum Daerah Arifin Achmad Pekanbaru?
C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui adanya hubungan karakteristik dengan tingkat pengetahuan ibu postpartum tentang perawatan masa nifas di Ruang Camar I Rumah Sakit Umum
Daerah Arifin Achmad tahun 2009.
Universitas Sumatera Utara
2. Tujuan khusus
a. Untuk mengetahui karakteristik ibu postpartum berdasarkan umur, pendidikan, dan jumlah anak.
b. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu postpartum tentang perawatan masa nifas.
c. Untuk mengetahui adanya hubungan karakteristik dengan tingkat pengetahuan ibu postpartum tentang perawatan masa nifas.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi D IV Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Sebagai bahan bacaan dan untuk menambah informasi tentang perawatan masa
nifas 2. Bagi Bidan
Sebagai bahan masukan dalam meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan khususnya dalam perawatan masa nifas.
3. Bagi peneliti selanjutnya Sebagai masukan bagi peneliti selanjutnya dan sebagai bahan perbandingan dalam
melakukan penelitian.
Universitas Sumatera Utara
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori Pengetahuan 1. Pengertian Pengetahuan
Pengetahuan adalah segala sesuatu yang ada dikepala kita. Kita dapat mengetahui sesuatu berdasarkan pengalaman yang kita miliki. Selain
pengalaman, kita juga menjadi tahu karena kita diberitahu oleh orang lain. Pengetahuan juga didapatkan dari tradisi Prasetyo, 2007, hlm.3-4.
Pengetahuan merupakan hasil “Tahu“ dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi
melalui pancaindra manusia yakni: penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan
telinga Notoatmodjo, 2003, hlm. 121. Pengetahuan Knowledge adalah suatu proses dengan menggunakan
pancaindra yang dilakukan seseorang terhadap objek tertentu dapat menghasilkan pengetahuan dan keterampilan Hidayat, 2007.
Pengetahuan seseorang biasanya diperoleh dari pengalaman yang berasal dari berbagai macam sumber seperti, media poster, kerabat dekat, media massa,
media elektronik, buku petunjuk, petugas kesehatan, dan sebagainya. Pengetahuan dapat membentuk keyakinan tertentu, sehingga seseorang
berperilaku sesuai dengan keyakinannya tersebut Istiari, 2000
Universitas Sumatera Utara
2. Cara Mendapatkan Pengetahuan
Dari berbagai macam cara yang telah digunakan untuk memperoleh kebenaran pengetahuan sepanjang sejarah, dapat dikelompokkan menjadi dua,
yakni: a.
Cara Tradisional Untuk Memperoleh Pengetahuan Cara-cara penemuan pengetahuan pada periode ini dilakukan sebelum
ditemukan metode ilmiah, yang meliputi : 1
Cara Coba Salah Trial Dan Error Cara coba-coba ini dilakukan dengan menggunakan kemungkinan tersebut
tidak berhasil, dicoba kemungkinan yang lain. Apabila tidak berhasil, maka akan dicoba kemungkinan yang lain lagi sampai didapatkan hasil mencapai
kebenaran. 2
Cara Kekuasaan atau Otoritas Di mana pengetahuan diperoleh berdasarkan pada otoritas atau kekuasaan
baik tradisi, otoritas pemerintahan, otoritas pemimpin agama, maupun ahli ilmu pengetahuan.
3 Berdasarkan Pengalaman Pribadi
Hal ini dilakukan dengan cara mengulang kembali pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi pada masa yang
lalu. Apabila dengan cara yang digunakan tersebut orang dapat memecahkan masalah yang sama, orang dapat pula menggunakan cara
tersebut.
Universitas Sumatera Utara
4 Melalui Jalan Pikiran
Dari sini manusia telah mampu menggunakan penalarannya dalam memperoleh pengetahuannya. Dengan kata lain, dalam memperoleh
kebenaran pengetahuan, manusia telah menggunakan jalan fikiran. b.
Cara Modern dalam Memperoleh Pengetahuan Cara baru atau modern dalam memperoleh pengetahuan pada dewasa ini lebih
sistematis, logis, dan ilmiah. Cara ini disebut metode penelitian ilmiah Notoatmodjo, 2005, hlm. 11-14.
3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan
a. Umur
Umur adalah usia individu yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai saat beberapa tahun. Semakin cukup umur tingkat kematangan dan kekuatan
seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja dari segi kepercayaan masyarakat yang lebih dewasa akan lebih percaya dari pada orang belum cukup
tinggi kedewasaannya. Hal ini sebagai akibat dari pengalaman jiwa Nursalam, 2001, hlm. 25.
Singgih D. Gunarso 1990 mengemukakan bahwa makin tua umur seseorang maka proses–proses perkembangan mentalnya bertambah baik, akan
tetapi pada umur tertentu bertambahnya proses perkembangan ini tidak secepat ketika berusia belasan tahun.
Abu Ahmadi 1997 juga mengemukakan bahwa memori atau daya ingat seseorang itu salah satunya dipengaruhi oleh umur. Dari uraian ini dapat
disimpulkan bahwa dengan bertambahnya umur seseorang dapat berpengaruh
Universitas Sumatera Utara
pada bertambahnya pengetahuan yang diperoleh, tetapi pada umur–umur tertentu atau menjelang usia lanjut kemampuan penerimaan atau pengingatan
suatu pengetahuan akan berkurang. b.
Pendidikan Tingkat pendidikan berarti bimbingan yang diberikan oleh seseorang
terhadap perkembangan orang lain menuju ke arah suatu cita-cita tertentu. Sarwono, 1992, yang dikutip Nursalam, 2001. Pendidikan adalah salah satu
usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup. Notoatmodjo, 1993. Pendidikan
mempengaruhi proses belajar, menurut IB Marta 1997, makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah orang tersebut untuk menerima informasi.
Pendidikan diklasifikasikan menjadi : a. Pendidikan tinggi: akademi PT
b.Pendidikan menengah: SLTPSLTA c.Pendidikan dasar : SD
Dengan pendidikan yang tinggi maka seseorang akan cenderung untuk mendapatkan informasi baik dari orang lain maupun dari media masa,
sebaliknya tingkat pendidikan yang kurang akan menghambat perkembangan dan sikap seseorang terhadap nilai-nilai yang baru diperkenalkan
Koentjaraningrat, 1997, dikutip Nursalam, 2001. Ketidaktahuan dapat disebabkan karena pendidikan yang rendah, seseorang dengan tingkat
pendidikan yang terlalu rendah akan sulit menerima pesan, mencerna pesan, dan informasi yang disampaikan Effendi, 1998, hlm. 14.
Universitas Sumatera Utara
Wiet Hary dalam Notoatmodjo 1993 menyebutkan bahwa tingkat pendidikan turut pula menentukan mudah tidaknya seseorang menyerap dan
memahami pengetahuan yang mereka peroleh pada umumnya, semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin baik pula pengetahuannya.
c. Pengalaman
Pengalaman merupakan guru yang terbaik experient is the best teacher, pepatah tersebut bisa diartikan bahwa pemngalaman merupakan
sumber pengetahuan, atau pengalaman itu merupakan suatu cara untuk memperoleh suatu kebenaran pengetahuan. Oleh sebab itu pengalaman pribadi
pun dapat dijadikan sebagai upaya untuk memperoleh pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan cara mengulang kembali pengetahuan yang diperoleh dalam
memecahkan persoalan yang dihadapi pada
masa lalu Notoatmodjo, 2002 : 13.
Pengalaman akan menghasilkan pemahaman yang berbeda bagi tiap individu, maka pengalaman mempunyai kaitan dengan pengetahuan. seseorang
yang mempunyai pengalaman banyak akan menambah pengetahuan Cherin, 2009
4. Tingkat Pengetahuan
Dari pengalaman dan penelitian, ternyata perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih baik dibandingkan perilaku yang tidak didasari oleh
pengetahuan karena didasari oleh kesadaran, rasa tertarik, dan adanya pertimbangan dan sikap positif. Tingkatan pengetahuan terdiri atas 6 tingkat
yaitu :
Universitas Sumatera Utara
a. Tahu Know
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk didalamnya adalah mengingat kembali Recall
terhadap suatu yang khusus dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh karena itu, “Tahu“ merupakan tingkat
pengetahuan yang paling rendah gunanya untuk mengukur bahwa orang tahu yang dipelajari seperti: menyebutkan, menguraikan, mendefenisikan,
menyatakan, dan sebagainya. b.
Memahami Comprehension Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan secara benar tentang objek
yang diketahui, dapat menjelaskan materi tersebut dengan benar. c.
Aplikasi Application Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang
dipelajari pada situasi atau kondisi nyata. d.
Analisis Analysis Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek
ke dalam komponen–komponen, tetapi masih di dalam suatu struktur organisasi tetapi masih ada kaitannya satu sama lain.
e. Sintesis Syntesis
Sintesis menunjukkan suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian–bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang
baru.
Universitas Sumatera Utara
f. Evaluasi Evaluation
Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan penelitian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian ini berdasarkan suatu kriteria yang
ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria–kriteria yang ada Notoatmodjo, 2005, hlm. 122.
5. Pengukuran Pengetahuan
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket kuesioner yang menanyakan tentang materi yang ingin diukur dari subjek
penelitian atau responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin diketahui atau diukur dapat disesuaikan dengan tingkatan-tingkatan di atas. Pengukuran tingkat
pengetahuan dimaksudkan untuk mengetahui status pengetahuan seseorang dan disajikan dalam tabel distribusi frekuensi Notoatmodjo, 2005.
B. Teori Perawatan Masa Nifas 1. Pengertian Perawatan Masa Nifas
Masa nifas adalah masa pulih kembali, mulai dari persalinan selesai sampai alat-alat kandungan kembali seperti pra hamil. lama masa nifas yaitu 6-8 minggu
Mochtar, 1998, hlm. 115. Masa nifas yaitu masa dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika
alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil Prawirohardjo, 2002, hlm. 237.
Universitas Sumatera Utara
Masa nifas adalah masa sesudah persalinan, masa perubahan, pemulihan, penyembuhan dan pengembalian alat–alat kandungan keadaan semula. Proses
masa nifas berlangsung selama 6 minggu atau 40 hari. Aktivitas yang dilakukan berhubungan dengan kemampuan ibu dalam merawat dirinya agar mampu
memelihara dan mencegah timbulnya penyakit sehingga ibu mampu merawat bayi, keluarga dan dirinya dengan baik Jenny, 2006.
Perawatan masa nifas adalah perawatan terhadap wanita hamil yang telah selesai bersalin sampai alat-alat kandungan kembali seperti sebelum hamil,
lamanya kira-kira 6-8 minggu. Akan tetapi, seluruh alat genitalia baru pulih kembali seperti sebelum ada kehamilan dalam waktu 3 bulan. Perawatan masa
nifas ini dimulai sejak kala uri dengan menghindarkan adanya kemungkinan- kemungkinan perdarahan postpartum dan infeksi. Bila ada perlukaan jalan lahir
lakukan penjahitan dan perawatan luka dengan sebaik-baiknya. Penolong persalinan harus tetap waspada lebih kurangn 1 jam sesudah melahirkan
Silvinna, 2008. Perwatan masa nifas mengacu pada pelayanan medis dan keperawatan yang
diberikan kepada wanita selama masa nifas, yakni periode 6 minggu setelah melahirkan, dimulai dari akhir persalinan dan berakhir sampai kembalinya
organ-organ reproduksi seperti keadaan sebelum hamil stright, 2004, hlm. 187. Masa nifas dibagi menjadi 3 priode:
a. Puerperium dini yaitu kepulihan di mana ibu telah diperbolehkan berdiri dan berjalan-jalan. Dalam agama islam, dianggap telah bersih dan boleh bekerja
setelah 40 hari.
Universitas Sumatera Utara
b. Puerperium intermedial yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat genitalia yang lamanya 6-8 minggu.
c. Remote puerperium yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna terutama bila selama hamil atau waktu persalinan mempunyai
komplikasi. Waktu untuk sehat sempurna bisa berminggu-minggu, bulan, atau tahunan Mochtar, 1998, hlm. 155.
2. Macam- macam Perawatan Selama Masa Nifas
a. Kontraksi Uterus Intensitas kontraksi uterus meningkat secara bermakna segera setelah bayi
lahir, diduga sebagi respons terhadap penurunan volume intrauterin yang sangat besar. Selama 1 sampai 2 jam pertama postpartum intensitas kontraksi
bisa berkurang dan menjadi tidak teratur. karena itu penting sekali untuk mempertahankan kontraksi uterus selama masa ini, dengan cara melakukan
massage uterus, dianjurkan untuk menyusui bayi membiarkan bayi dipayudara segera setelah lahir karena isapan bayi pada payudara
merangsang pelepasan oksitosin Bobak, 2004, hlm. 493. b.
Kandung Kemih Buang air kecil harus secepatnya dilakukan sendiri. Kadang-kadang ibu sulit
waktu kencing karena pada persalinan spinter uretra mengalami tekanan oleh kepala janin. Juga karena adanya oedema kandung kemih yang terjadi selama
persalinan. Bila kandung kemih penuh ibu sulit kencing sebaiknya lakukan kateterisasi, sebab hal ini dapat mengandung terjadinya infeksi. Bila infeksi
terjadi maka pemberian antibiotik sudah pada tempatnya.
Universitas Sumatera Utara
4. Defekasi
Buang air besar harus sudah ada dalam 3-4 hari postpartum. Bila ada obstipasi dan timbul berak yang keras, dapat diberikan obat pencahar
laxantia peroral atau parenteral, atau dilakukan klisma bila masih belum berakhir. Karena jika tidak, feses dapat tertimbun di rektum, dan
menimbulkan demam Silvinna, 2008. 5.
Perawatan Perineum Perineum adalah area antara jalan lahir vagina dengan dubur rectum. Pada
primipara ibu yang pertama kali melahirkan dilakukan episiotomi sehingga menimbulkan luka dan perlu dilakukan penjahitan heacting. Untuk
menghindari infeksi, ada beberapa cara untuk merawat perineum yaitu : 1
Siapkan alat-alat cuci Sabun, air, washlap, kassa dan pembalut yang bersih.
2 Cucilah tangan di kran yang mengalir dengan sabun yang sebelumnya
sudah melepaskan semua perhiasan. Lalu melepaskan pembalut yang kotor dari depan ke belakang.
3 Bersihkan dengan kassa betadine dari depan ke belakang, keringkan
dengan washlap dan tempelkan kassa betadine lalu pasang pembalut, dan celana dalam. Dalam keadaan normal proses penyembuhan jaringan akan
terjadi sekitar 10 hari jika tidak ada infeksi Sifuddin, 2002. 6.
Kebersihan Vagina Pada masa nifas terjadi perdarahan sampai 40 hari. Di sinilah pentingnya
menjaga kebersihan di daerah sekitar vagina dengan seksama. Kebersihan vagina harus dilakukan karena beberapa alasan, seperti:
Universitas Sumatera Utara
1 Banyak darah dan kotoran yang keluar dari vagina.
2 Vagina merupakan daerah yang dekat dengan tempat buang air kecil dan
tempat buang air besar. 3
Vagina merupakan organ terbuka sehingga memudahkan kuman yang ada di daerah tersebut menjalar ke rahim.
Kemudian cara agar vagina bersih adalah: 1
Siram vagina dan anus dengan air setiap kali BAK dan BAB. Air yang digunakan tidak perlu masak asal bersih. Basuh hingga tidak ada sisa-sisa
kotoran yang menempel disekitar vagina, baik kotoran dari air seni, darah nifas, maupun feses, karena bisa menimbulkan infeksi pada luka robekan
atau jahitan. 2
Cara membilas yang benar adalah dari depan ke beakang. Bukan sebaliknya. Proses membersihkan dari belakang ke depan dapat
mengakibatkan bakteri dan kuman yang ada di anus masuk ke vagina sehingga memungkinkan infeksi bisa menjadi lebih besar.
3 Keringkan bibir vagina dengan handuk lembut, lalu gantilah pembalut.
Yang perlu dicermati, pembalut mesti diganti setiap habis BAK atau BAB minimal 3 jam sekali atau bila ibu merasa tidak nyaman. Bila tidak
sering diganti, daerah seputar vagina akan lembab serta penuh kuman yang menyebabkan rawan infeksi Nakita, 2008.
7. Perawatan Payudara
Sebagian besar wanita tidak mengenali secara mendalam bagian–bagian payudara sehingga tidak heran jika setelah persalinan mereka tidak tahu
Universitas Sumatera Utara
bagaimana menjaga kesehatan payudara. Perawatan payudara dilakukan sejak kehamilan sampai setelah melahirkan dan dilakukan secara teratur.
Merawat putting susu yang baik dan beberapa masalah yang dihadapi yaitu : 1
Mengompres putting susu dengan kapas berminyak selama 5 menit agar kotoran terangkat, kemudian mengolesi minyak pada ibu jari dan telunjuk
lalu meletakkan pada putting susu dan lakukan gerakan memutar sebanyak 30 kali agar meningkatkan elastisitas puting susu.
2 Bila putting susu datar dapat dilakukan dengan meletakkan kedua ibu jari
disamping kanan dan kiri putting, lalu menarik kearah luar dengan perlahan kemudian lakukan lagi pada bagian atas dan bawah putting.
Diharapkan putting dapat keluar sehingga dapat memberikan ASI pada bayi.
3 Bila terjadi bendungan payudara dapat diusahakan dengan menyusukan
sesering mungkin dikedua payudara, kompres air hangat sebelum menyusukan sambil dipijat dengan lembut, gunakan BH yang menyokong
payudara, kompres air dingin setelah menyusui, bila perlu berikan analgetik. Bendungan payudara adalah peningkatan aliran vena dan limfe
pada payudara sebelum laktasi, juga disebabkan oleh pengosongan payudara yang tidak sempurna. payudara akan terasa panas, keras pada
perabaan, nyeri, tegang, dan bengkak yang terjadi pada hari ke 3–5 masa nifas.
4 Mastitis adalah infeksi dan peradangan pada payudara yang terjadi
melalui luka pada putting, bisa dari peredaran darah. Tanda–tanda mastitis yang dirasakan ibu adalah rasa panas dingin disertai kenaikan
Universitas Sumatera Utara
suhu, ibu merasa lesu, tidak nafsu makan, payudara membesar, nyeri perabaan, mengkilat, kemerahan, terjadi pada 3–4 minggu masa nifas.
Diatasi dengan membersihkan putting sebelum dan sesudah menyusui, menyusui pada payudara yang tidak sakit, kompres dingin sebelum
menyusui, gunakan BH untuk menyokong payudara, berikan antibiotik dan analgetik, istirahat yang cukup dan banyak minum.
5 Abses payudara adalah kelanjutan dari mastitis yang tidak ditangani
cepat. Ditandai dengan payudara bengkak, bernanah, mengeras dan padat, merah meradang, dan nyeri. Dilakukan dengan insisi untuk mengeluarkan
nanah, diberikan antibiotik dan analgetik, gunakan BH untuk menopang payudara, kompres dingin sebelum menyusui untuk mengurangi nyeri,
tetap memberikan ASI walaupun masih ada nanah Sifuddin, 2002, hlm. 262-263.
6 Bayi tidak suka menyusui disebabkan pancaran ASI terlalu kuat sehingga
mulut bayi terlalu penuh, pancaran ASI yang terlalu kuat diatasi dengan menyusui lebih sering, memijat payudara sebelum menyusui dan
menyusui dengan posisi terlentang dan bayi diletakkan di atas payudara. Pada bayi dengan bingung putting, hindari pemakaian dot botol dan
gunakan sendok atau pipet untuk memberikan pengganti ASI. Pada bayi yang mengantuk sudah waktunya diberi ASI, usahakan agar bayi
terbangun.
Universitas Sumatera Utara
8. Istirahat
Setelah persalinan, ibu mengalami kelelahan dan butuh istirahattidur telentang selama 8 jam kemudian miring kiri dan kanan. Menganjurkan ibu
untuk mulai melakukan kegiatan rumah tangga perlahan–lahan selagi bayi tidur, bila ibu kurang istirahat akan mengurangi produksi ASI,
memperlambat proses involusi dan memperbanyak perdarahan, menimbulkan depresi dan ketidak mampuan ibu merawat bayi dan dirinya sendiri
Hasselguist, 2006, hlm. 14. 9.
Latihan senam nifas Pada umumnya setelah melahirkan, ibu takut melakukan banyak gerak. Ibu
biasanya khawatir gerakan-gerakan yang dilakukannya akan menimbulkan dampak yang tidak diinginkan. Salah satu aktivitas yang dianjurkan adalah
senam nifas. Senam ini dilakukan sejak hari pertama setelah melahirkan hingga hari kesepuluh. Dalam pelaksanaannya, harus dilakukan secara
bertahap, sistematis, dan kontinyu. Tujuan senam nifas ini untuk mempertahankan kesehatan dan untuk kebugaran ibu juga dapat
memperlancar aliran darah setelah persalinan, dapat memperbaiki otot–otot reproduksi selama persalinan Susternada, 2007.
Tahap senam nifas ini di mulai dari yang paling sederhana sampai yang sulit. Adapun geraka-gerakannya sebagai berikut:
1 Hari pertama, sikap tubuh terlentang dan rileks dengan lengan disamping,
kemudian lakukan pernafasan menarik perut diawali dengan mengambil nafas melalui hidung dan tahan hingga hitungan ke-5 atau hitungan ke-8
kemudian buang melalui mulut, lakukan hingga 5-10 kali.
Universitas Sumatera Utara
2 Hari kedua, sikap tubuh terlentang tetapi kedua tangan dibuka lebar
hingga sejajar dengan bahu kemudian pertemukan kedua tangan tersebut diatas muka. Lakukan gerakan ini 5-10 kali.
3 Hari ketiga, sikap tubuh terlentang tetapi kedua kaki agak dibengkokkan
sehingga kedua telapak kaki menyentuh lantai. Lalu angkat pantat ibu dan tahan hingga hitungan ke-3 atau ke-5 lalu turunkan pantat ke posisi
semula dan ulangi kembali gerakan hingga 5-10 kali. 4
Hari keempat, sikap tubuh bagian atas terlentang dan kaki ditekuk lebih kurang 45 derajat kemudian salah satu tangan memegang perut setelah itu
angkat tubuh ibu lebih kurang 45 derajat dan tahan hingga hitungan ke-3 atau ke-5. lakukan gerakan tersebut 5-10 kali
5 Hari kelima, tidur terlentang, kaki lurus, bersama-sama dengan
mengangkat kepala, tangan kanan, menjangkau lutut kiri yang ditekuk diulangi sebaliknya lakukan hingga 5-10 kali.
6 Hari keenam, tidur terlentang, kaki lurus, kemudian kaki di tekuk ke arah
perut 90 secara bergantian antara kaki kiri dan kanan. Dilakukan 5-10
kali. 7
Hari ketujuh, tidur terlentang kaki lurus kemudian kaki dibuka sambil diputar ke arah luar secara bergantian. Lakukan 5-10 kali.
8 Hari kedelapan, sembilan dan sepuluh, tidur terlentang kaki lurus, kedua
telapak tangan diletakkan ditengkuk bangun untuk duduk sit up. Lakukan 5-10 kali Manuaba, 1999, hlm. 155-157.
Universitas Sumatera Utara
10. Nutrisi
Untuk melakukan seluruh kegiatan sehari–hari dan memberikan ASI diperlukan nutrisi yang lebih untuk ibu dan bayi. Ibu harus makan makanan
yang bergizi, tinggi kalori dan protein, banyak minum cairan, makan sayur dan buah–buahan juga tablet zat besi untuk menambah zat gizi, membantu
perbaikan otot–otot reproduksi, untuk menambah tenaga ibu yang hilang selama proses persalinan, dan membantu produksi ASI Saifuddin, 2002,
hlm. N-25. 11.
Seksualitas Secara fisik aman memulai hubungan suami istri begitu darah merah berhenti
dan ibu dapat memasukkan satu atau dua jarinya kedalam vagina tanpa rasa nyeri. Begitu darah merah berhenti dan dia tidak merasakan
ketidaknyamanan, dan aman untuk memulai melakukan hubungan suami istri kapan saja ibu siap. Banyak budaya, yang mempunyai tradisi menunda
hubungan suami istri sampai masa waktu tertentu, misalnya 40 hari atau 6 minggu setelah persalinan Saifuddin, 2002, hlm.128.
Untuk menilai status kesehatan ibu dan bayi baru lahir, mencegah, mendeteksi, dan menangani masalah–masalah yang akan terjadi selama masa
nifas maka ibu dianjurkan berkunjung kepelayanan kesehatan minimal 4 kali kunjungan.
1 Kunjungan I 6-8 jam setelah persalinan
Tujuan dari kunjungan 1 yaitu mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri, mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan, rujuk
jika perdarahan berlanjut, memberikan konseling pada ibu atau salah satu
Universitas Sumatera Utara
anggota keluarga bagaimana mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri, pemberian ASI awal, melakukan hubungan antara ibu dan
bayi baru lahir, menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah hipotermia. Jika petugas kesehatan menolong persalinan, ia harus tinggal
dengan ibu dan bayi baru lahir untuk 2 jam pertama setelah kelahiran, atau sampai ibu dan bayi dalam keadaan stabil.
2 Kunjungan II 6 hari setelah persalinan
Tujuan dari kunjungan II yaitu memastikan involusi uterus berjalan normal: uterus berkontraksi, fundus dibawah umbilikus, tidak ada
perdarahan abnormal, tidak ada bau, menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi atau perdarahan abnormal, memastikan ibu mendapatkan cukup
makanan, cairan dan istirahat, memastikan ibu tidak mengalami depresi setelah pulang kerumah, menyusui dengan baik dan tidak
memperlihatkan tanda-tanda penyulit, memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi, tali pusat, menjaga bayi tetap hangat dan
merawat bayi sehari-hari. 3
Kunjungan III 2 minggu setelah persalinan Tujuan dari kunjungan ulang III yaitu sama dengan kunjungan ke II.
4 Kunjungan IV 6 minggu setelah persalinan
Tujuan dari kunjungan ulang IV yaitu menanyakan pada ibu tentang penyulit-penyulit yang ibu dan bayi alami, dan memberikan konseling
untuk KB secara dini Wheeler, 2003, hlm. 184.
Universitas Sumatera Utara
3. Manfaat Perawatan Masa Nifas
a. Kontraksi Uterus Setelah persalinan uterus berkontraksi ditandai uterus teraba keras dan
tegang. Untuk menjaga agar uterus berkotraksi maka dilakukan massage yang mana dapat mencegah terjadinya perdarahan. Karena dengan uterus
berkontraksi dapat menjepit pembuluh darah. b.
Kandung Kemih Manfaat mengosongkan kandung kemih untuk mencegah terjadinya
perdarahan yang disebabkan atonia uteri Walsh, 2007. c.
Defekasi Membuang air besar harus segera diakukan hal ini dapat mencegah demam
nifas yang ditandai dengan peningkatan suhu tubuh, pusing, menggigil dan perut terasa nyeri Bonny, 2003.
d. Perawatan Perineum dan Kebersihan Vagina
Perawatan perineum dan kebersihan vagina dapat mencegah terjadinya infeksi yang mana infeksi salah satu faktor penyebab kematian ibu. dan
dengan perawatan yang baik menbuat ibu merasa nyaman dan sehat. e.
Istirahat Istirahat yang cukup dapat mempercepat pemulihan tenaga yang habis
terpakai saat melahirkan dan mempercepat penyembuhan organ-organ tubuh. f.
Perawatan Payudara Perawatan payudara mempunyai manfaat besar baik bagi ibu maupun bayi.
Perawatan payudara dapat mencegah terjadinya infeksi seperti mastitis,
Universitas Sumatera Utara
abses, dan bendungan payudara, dengan perawatan payudara bayi mendapatkan ASI yang cukup dan mempunyai kekebalan terhadap infeksi.
g. Latihan senam hamil
Senam nifas membantu memperbaiki sirkulasi darah, memperbaiki sikap tubuh dan punggung setelah melahirkan, memperbaiki otot tonus, pelvis dan
perenggangan otot abdomen atau disebut juga perut pasca hamil dan memperbaiki juga memperkuat otot panggul Susternada, 2007.
h. Nutrisi
Gizi yang baik dapat memudahkan transisi kardiovaskuler dan hemodinamika yang terjadi pada masa nifas, nutrisi juga dapat memperbaiki
jaringan yang rusak dan dapat mengembalikan fungsi usus Walsh, 2007.
Universitas Sumatera Utara
BAB III KERANGKA KONSEP, HIPOTESA, DAN DEFENISI OPERASIONAL
A. Kerangka Konsep
Adapun kerangka konsep untuk penelitian yang berjudul hubungan karakteristik dengan tingkat pengetahuan ibu pospartum tentang perawatan masa
nifas di Ruangan Camar I Rumah Sakit Umum Daerah Arifin Achmad Pekanbaru Tahun 2009 yang dijelaskan seperti berikut ini:
Variabel independen Variabel dependen
Keterangan skema: Karakteristik responden meliputi umur, pendidikan, dan jumlah anak
mempunyai hubungan dengan tingkat pengetahuan ibu postpartum.
B. Hipotesa
1. Hipotesa alternatif Ha
Hipotesa yang di harapkan dalam penelitian ini adalah Hipotesa alternatif Ha Yaitu:
a. Ada hubungan antara umur dengan tingkat pengetahuan ibu postpartum tentang perawatan masa nifas.
Tingkat pengetahuan ibu postpartum tentang perawatan
masa nifas Karakteristik responden:
1. Umur
2. Pendidikan
3. Jumlah anak
Universitas Sumatera Utara
b. Ada hubungan antara pendidikan dengan tingkat pengetahuan ibu postpartum tentang perawatan masa nifas.
c. Ada hubungan antara jumlah anak dengan tingkat pengetahuan ibu postpartum tentang perawatan masa nifas.
C. Defenisi Operasional N
o
Variabel Defenisi
Operasional Alat
Ukur
Cara Ukur Hasil Ukur Skala
1 Umur
Lamanya waktu hidup seseorang
yang di hitung mulai dari lahir
sampai saat ini. Kuesioner Wawancara 1. 17-30 Tahun
2. 31-45 Tahun Interval
2 Pendidik
an Suatu tahapan
dalam mendapatkan
ilmu pengetahuan.
Kuesioner Wawancara
1. Pendidikan rendah:
SDSMP 2 . Pendidikan
tinggi: SMADiplo
maSarjana Ordinal
3 Jumlah
anak Banyaknya anak
yang dilahirkan hidup oleh
seseorang ibu Kuesioner
Wawancara 1. 1-2 orang
3. 2 orang Interval
4 Pengetah
uan ibu postpartu
m tentang
perawata n masa
nifas. Segala sesuatu
yang diketahui ibu postpartum
tentang perawatan masa
nifas yang meliputi:
pengertian perawatan masa
nifas,macam- macam
perawatan selama masa
Kuesioner terdiri
dari 20 pertanya
Wawancara Baik: Menjawab
dengan benar 11-20
pertanyaan Kurang:
menjawab dengan benar
0-10 pertanyaan
Nominal
Universitas Sumatera Utara
nifas. Dan manfaat
perawatan masa nifas.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian