Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Senam Nifas di Camar 1 RSUD Arifin Achmad Pekanbaru Tahun 2009
RSUD ARIFIN ACHMAD PEKANBARU
TAHUN 2009
Nim :085102019 GESTY ANDRIANI
KARYA TULIS ILMIAH
PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
(2)
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Pengetahuan ibu nifas tentang senam nifas di Camar 1 RSUD Arifin Achmad Pekanbaru tahun 2009”.
Dalam penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mengalami kesulitan, akan tetapi berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini tepat pada waktunya. Untuk itu perkenankanlah penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Prof. Gontar A. Siregar, SpPD-KGEH selaku Dekan FK USU.
2. dr. Murniati Manik, MSc, SpKK selaku ketua program studi D IV Bidan Pendidik FK USU.
3. dr. Cut Adeya Adella, SPOG selaku dosen pembimbing dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah yang tiada bosan memberikan arahan dan bimbingan. 4. Seluruh dosen, staf dan pegawai administrasi program studi D IV Bidan Pendidik
FK USU.
5. Kedua orang tua tercinta yaitu Masbahuri dan Syafrida yang telah memberikan doa dan kasih sayang, dorongan moril, maupun material kepada penulis untuk menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
(3)
6. Seluruh keluarga tercinta, Kakak Serly, Abang Zozy Andrika, dan Adikku Agri Praha yang memberikan dukungan kepada penulis dalam menghadapi setiap masalah dan juga dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
7. Teman–teman seperjuangan yaitu, Kak Uli, Kak Ani, Kak Ami, Dini, Jasmi, Ely, dan yang tidak dapat dituliskan seluruhnya, telah memberikan bantuan dan dukungan menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
8. Semua pihak yang mendukung, membantu dan mendoakan penulis dalam menghadapi setiap rintangan untuk menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini. Penulis menyadari bahwa penulisan Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan baik isi maupun susunan bahasanya, untuk ini penulis mengharapkan saran dan bimbingan dari pembaca yang dapat membangun kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini.
Semoga Karya Tulis Ilmiah ini bermanfaatkan bagi pembaca umumnya dan bagi penulis pada khususnya. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih.
Medan, Juni 2009
(4)
DAFTAR ISI
ABSTRAK……… i
KATA PENGANTAR……….. ii
DAFTAR ISI ……….. iv
DAFTAR TABEL ……… vi
DAFTAR SKEMA……… vii
LAMPIRAN……….. viii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah……… ………. 1
B. Rumusan Masalah ………... 3
C. Tujuan Penelitian ……….. 4
D. Manfaat Penelitian……….. 4
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep dasar pengetahuan………. 5
1. Pengertian pengetahuan…………... 5
2. Sumber pengetahuan masalah………. ………... 5
B. Konsep dasar nifas……….. 7
1. Pengertian masa nifas……… 7
(5)
C. Konsep senam nifas ………..…… 14
1. Pengertian senam nifas………... 14
2. Manfaat senam nifas………. 15
3. Cara dan metode senam nifas………... 17
BAB III : KERANGKA KONSEP DAN DEFENISI OPERASIONAL A. Kerangka Konsep ………... 21
B. Defenisi Operasional ………. 22
BAB IV : METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian ……… 23
B. Populasi Dan Sampel ………. 23
1. Populasi ……… 23
2. Sampel ……… 23
C. Lokasi Dan Waktu Penelitian………. 23
D. Pertimbangan Etik ……… 24
E. Instrumen Penelitian……… 24
F. Validitas Instrumen………... 25
G. Pengumpulan Data ……… 25
H. Analisa data ……… 26
BAB V : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil penelitian ………. 27
1. Karakteristik responden………... 27
2. Kategori pengetahuan responden……….. 29
(6)
1. Karakteristik responden………. 30
2. Pengetahuan responden……… …. 33
C. Implikasi terhadap pelayanan dan penelitian……….. 35
BAB VI : SIMPULAN DAN SARAN……… 36
A. Kesimpulan……….. 36
B. Saran………... 36
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
(7)
DAFTAR TABEL
Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan data demografi ibu nifas di Camar 1 RSUD Arifin Achmad Pekanbaru Tahun 2009.
Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan tingkat pengetahuan Ibu nifas Tentang senam nifas di Camar 1 RSUD Arifin Achmad Pekanbaru Tahun 2009
(8)
DAFTAR SKEMA
(9)
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Lembaran persetujuan Lampiran 2 : Kuisioner
Lampiran 3 : Surat content validitas Lampiran 4 : Master tabel
Lampiran 5 : Rekap data SPSS Lampiran 6 : Hasil Output SPSS
Lampiran 7 : Surat izin penelitian dari Program D-IV Bidan Pendidik USU Lampiran 8 : Izin penelitian dari RSUD Arifin Achmad Pekanbaru
Lampiran 9 : Daftar Riwayat hidup Lampiran 10: Lembar konsultasi
(10)
BAB1 PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2002 atau 2003, angka kematian ibu di Indonesia berada pada angka 307 per 100.000 kelahiran hidup. Dengan adanya survey ini sampai tahun 2007 pemerintah Indonesia belum dapat menurunkan angka kematian ibu sebagaimana yang telah ditargetkan pada Visi dan Misi Indonesia 2010 (Depkes, 2007).
Dari angka kematian ibu ini, diperkirakan 60% kematian ibu akibat kehamilan dan komplikasi persalinan, sedangkan 50% kematian ibu terjadi pada masa nifas yaitu 24 jam pertama, adapun penyebab kematian ibu disebabkan oleh perdarahan, toxemia gravidarum, infeksi, partus lama, komplikasi abortus, dan penyebab lainnya (Saifuddin, 2002).
Masa nifas berlangsung selama enam minggu dari sejak hari melahirkan. Selama waktu tersebut perubahan-perubahan fisiologis yang terjadi selama kehamilan dan kembali ke keadaan semula saat wanita tersebut tidak hamil. Masa ini juga merupakan masa mengambil alih tanggung jawab perawatan bayi yang masih sangat memerlukan perhatian dan bergantung pada orang lain tersebut. Masa ini dapat menimbulkan masalah, terutama jika mendapatkan kesulitan dalam menyesuaikan diri menjadi seorang ibu (Llewellyn-Jones, Derek, 2001, hlm. 83).
(11)
Masa puerpurium atau masa nifas mulai setelah partus selesai, dan berakhir setelah kira-kira 6 (enam) minggu. Akan tetapi, seluruh alat genital baru pulih kembali seperti sebelum ada kehamilan dalam waktu 3 (tiga) bulan (Sarwono, 2006, hlm. 237).
Setelah habis melahirkan, otot-otot perut menjadi kendor dan dibutuhkan waktu 6 (enam) minggu atau lebih agar otot kembali ketonus semula, olah raga atau dikenal dengan senam nifas, dapat mempercepat proses untuk mengembalikan kondisi perut ibu seperti sebelum hamil. Garis regangan akan makin samar, tetapi tidak seluruhnya hilang. Jika mengalami peningkatan pigmentasi kulit, keadaan ini akan hilang (Salamah Ummu Hamnah , 2003, Senam nifas, 1, 2008).
Umumnya, wanita yang habis melahirkan kerap mengeluhkan bentuk tubuhnya yang melar. Meski harusnya dimaklumi, akibat membesarnya otot rahim karena pembesaran sel maupun pembesaran ukurannya selama hamil, selain itu otot perut pun jadi memanjang sesuai pertumbuhan kehamilan. Setelah melahirkan, otot-otot tersebut akan mengendur. Belum lagi kondisi tubuh yang kurang prima lantaran letih dan tegang. Sementara peredaran darah dan pernapasan belum kembali normal. Hingga untuk membantu mengembalikan tubuh ke bentuk dan kondisi semula, tak bisa lain harus dengan latihan senam nifas yang teratur (Khasanah, 2008, senam nifas,¶ 2,
(12)
Dari data Dinas kesehatan Provinsi Riau, didapati Angka Kematian Ibu (AKI) dikota Pekanbaru dari tahun 2006 sampai tahun 2007 mengalami peningkatan dari 8/18.834 menjadi 17/2021 (Dinkes, 2007).
Dari survei awal yang telah dilakukan peneliti di beberapa Rumah Sakit yang ada di Pekanbaru, peneliti menemukan beberapa Rumah Sakit yang memiliki jumlah persalinan yang cukup tinggi tiap bulannya namun tidak dibarengi dengan pengetahuan tentang senam nifas. Dari survey yang peneliti lakukan di Camar 1 RSUD Arifin Achmad peneliti menemui dari 6 (enam) orang ibu postpartum terdapat 2 (dua) orang ibu postpartum yang tidak mengetahui gerakan-gerakan yang dilakukan untuk mempercepat pemulihan pada masa nifas yang dikenal dengan senam nifas, sehingga ibu-ibu tidak melaksanakannya. Di Camar 1 RSUD Arifin Achmad Pekanbaru, jumlah ibu-ibu melahirkan rata-rata tiap bulannya berjumlah sekitar 180 orang, baik yang primigravida maupun yang multigravida, baik yang normal ataupun yang dengan tindakan.
Berdasarkan hal tersebut diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Senam Nifas Di Camar 1 RSUD Arifin Achmad Pekanbaru Tahun 2009.
B. PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang, maka rumusan masalah penelitian ini adalah Bagaimana pengetahuan ibu nifas tentang senam nifas di Camar 1 RSUD Arifin Achmad Pekanbaru?
(13)
C. TUJUAN PENELITIAN 1. Tujuan umum
Untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu nifas tentang senam nifas.
2. Tujuan khusus
a. Untuk mengetahui pengetahuan ibu nifas tentang pengertian senam nifas. b.Untuk mengetahui pengetahuan ibu nifas tentang manfaat senam nifas. c.Untuk mengetahui pengetahuan ibu nifas tentang cara atau metode senam
nifas.
D. MANFAAT PENELITIAN 1. Bagi penelitian
Dapat dipakai sebagai sumber informasi untuk melakukan penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan penelitian yang telah dilakukan peneliti.
2. Bagi instansi kesehatan
Diharapkan hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi instansi dalam memberikan penyuluhan dan informasi atau masukan dalam meningkatkan pelayanan khususnya tentang senam nifas.
3. Bagi instansi Pendidikan
Dapat dijadikan sebagai bahan bacaan dan sumber informasi bagi mahasiswa dan pendidik dalam pelaksanaan program pendidikan.
(14)
TINJAUAN PUSTAKAAN
A. KONSEP DASAR PENELITIAN 1. Pengertian pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang dimilikinya untuk tahu. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2005, hlm. 50).
Pengetahuan merupakan hasil dari usaha manusia untuk tahu. Sidi Gazalba, mengungkapkan bahwa pengetahuan ialah apa yang diketahui atau hasil pekerjaan tahu. Pekerjaan tahu tersebut adalah hasil dari; kenal, sadar, insaf, mengerti, dan pandai (Salam, 2003, hlm. 28).
Pengetahuan (knowledge) adalah merupakan hasil tahu dari manusia yang sekedar menjawab ”what” misal: apa air, apa manusia apa alam dan sebagainya (Notoatmodjo, 2002.
2. Sumber pengetahuan masalah a. Empirisme
Pengetahuan diperoleh melalui pengalaman dengan jalan observasi atau dengan penginderaan.
b. Rasionalisme
Pengetahuan diperoleh dari pikiran (akal budi) manusia sehingga mampu mengetahui kebenaran alam semesta.
(15)
c. Intusionisme
Secara etimiologi istilah intuisi berarti langsung melihat. Intuisi dapat digunakan sehingga kita mengetahui diri kita, karakter, perasaan, dan motif orang lain serta kita mengetahui, mengalami hakikat sebenarnya tentang waktu, gerak, dan aspek yang mendasar dalam jagat raya.
d. Wahyu Allah
Pengetahuan yang disampaikan oleh allah SWT kepada manusia lewat para nabi yang diutusnya (Salam, 2003,hlm.99-104).
Pengukuran pengetahuan yaitu dengan cara mengajukan pertanyan-pertanyaan secara langsung (wawancara) atau melalui pertanyaan-pertanyaan tertulis atau angket. Pertanyaan-pertanyaan yang direncanakan untuk memperoleh informasi tentang atribut pendidikan (Notoatmodjo, 2003).
(16)
B. KONSEP DASAR NIFAS 1. Pengertian Masa nifas
Pasca partum adalah masa kira-kira 6 (enam) minggu setelah kelahiran bayi, selama tubuh beradaptasi keadaan sebelum hamil, disebut dengan puerperium (Ladewig, Patricia W, 2005, hlm. 227).
Masa puerpurium atau masa nifas mulai setelah partus selesai, dan berakhir setelah kira-kira 6 (enam) minggu. Akan tetapi, seluruh alat genital baru pulih kembali seperti sebelum ada kehamilan dalam waktu 3 ( tiga ) bulan (Sarwono, 2006, hlm. 237).
Pada awal tahun kehamilan dapat terjadi perubahan besar pada otot rahim yang mengalami pembesaran ukuran karena pembesaran selnya dan pembesaran ukuran-ukuran karena pertambahan jumlah selnya sehingga dapat menampung pertumbuhan dan perkembangan janin sampai cukup bulan dengan berat lebih dari 2500 gram. Berat rahim menjadi sekitar 1 kg , yang semula hanya 30 g setelah persalinan terjadi proses sebaliknya yang disebut “involusi” ( kembalinya rahim keukuran semula ) dimana secara berangsur-angsur otot rahim mengecil kembali sampai berat semula pada minggu ke tujuh ( 42 hari )
Pemeriksaan setelah kala nifas tidak banyak mendapat perhatian para ibu karena sudah merasa baik dan selanjutnya semua berjalan lancar. Pemeriksaan setelah kala nifas sebenarnya sangat penting dilakukan untuk mendapatkan penjelasan yang berharga dari bidan atau dokter yang menolong persalinan itu. Diantara masalah penting tersebut adalah melakukan evaluasi secara menyeluruh tentang alat kelamin dan terutama mulut rahim yang mungkin masih luka akibat proses persalinan. Penyembuhan yang
(17)
menyebabkan mulut rahim kaku, dan menyulitkan persalinan yang akan datang (Manuaba, Ida Bagus Gde, 1999, hlm. 151).
2. Perubaham anatomi dan fisiologi pada masa nifas
Untuk memberikan perawatan yang menguntungkan ibu, bayi, dan keluarganya, seorang perawat harus memanfaatkan pengetahuannya tentang anatomi dan fisiologi ibu antara lain:
a. Uterus
Proses involusi ialah proses kembalinya uterus ke keadaan sebelum hamil setelah melahirkan disebut involusi. Proses ini dimulai segera setelah plasenta keluar akibat kontraksi otot-otot polos uterus.
Pada akhir tahap ketiga persalinan, uterus berada di garis tengah, kira-kira 2 cm dibawah umbilikus dengan bagian fundus bersandar pada promotorium sakralis. Pada saat ini besar uterus kira-kira sama dengan besar uterus sewaktu usia kehamilan 16 minggu (kira-kira sebesar grapefruit ( jeruk asam )) dan beratnya kira-kira 1000 g.
Dalam waktu 12 jam , tinggi fundus mencapai kurang lebih 1 cm di atas umbilikus. Dalam beberapa hari kemudian, perubahan evolusi berlangsung dengan cepat. Fundus turun kira-kira 1 sampai 2 cm setiap 24 jam. Pada hari pascapartum keenam fundus normal akan berada di pertengahan antara umbilikus dan simfisis pubis. Uterus tidak bisa dipalpasi pada abdomen pada hari ke-9 pascapartum. Uterus yang pada waktu hamil penuh beratnya 11 kali berat sebelum hamil, berinvolusi menjadi kira-kira 500 g 1 minggu setelah melahirkan dan 350 g (11 sampai 12 ons) 2 minggu setelah lahir. Seminggu setelah
(18)
melahirkan uterus berada di dalam panggul sejati lagi. Pada minggu keenam, beratnya menjadi 50 sampai 60 g. Subinvolusi ialah kegagalan uterus untuk kembali pada keadaan tidak hamil. Penyebab subinvolusi yang paling sering ialah tertahannya fragmen plasenta dan infeksi (Bobak, 2004, hlm. 493).
b. Lokia
Rabas uterus yang keluar setelah bayi lahir seringkali disebut lokia, mula-mula berwarna merah, kemudian berubah menjadi merah tua atau merah coklat. Rabas ini dapat mengandung bekuan darah kecil. Selama dua jam pertama setelah lahir, jumlah cairan yang keluar dari uterus tidak boleh lebih dari jumlah maksimal yang keluar selama menstruasi. Setelah waktu tersebut, aliran lokia yang keluar harus semakin berkurang.
Lokia rubra terutama mengandung darah dan debris desidua serta debris trofoblastik. Aliran menyembur, menjadi merah muda atau coklat setelah 3 sampai 4 hari (lokia serosa). Lokia serosa terdiri dari darah lama (old blood), serum, leukosit, dan debris jaringan. Setelah 10 hari setelah bayi lahir, warna cairan ini menjadi kuning sampai putih (lokia alba).
Lokia alba mengandung leukosit, desidua, sel epitel, mucus, serum, dan bakteri. Lokia alba bisa bertahan selama dua sampai enam minggu setelah bayi lahir.
Lokia rubra yang menetap pada awal periode pascapartum menunjukkan perdarahan berlanjut sebagai akibat fragmen plasenta atau membrane yang tertinggal. Terjadinya perdarahan ulang setelah hari ke-10 pascapartum menandakan adanya perdarahan pada bekas tampat plasenta yang mulai
(19)
memulih. Namun, setelah 3 sampai 4 minggu, perdarahan mungkin disebabkan oleh infeksi atau subinvolusi. Lokia serosa atau lokia alba yang berlanjut bisa menandakan endometritis, terutama jika disertai demam, rasa sakit, atau nyeri tekan pada abdomen yang dihubungkan dengan pengeluaran cairan. Bau lokia menyerupai bau cairan menstruasi; bau yang tidak sedap biasanya menandakan infeksi.
Perlu diingat bahwa tidak semua perdarahan pervaginaan post partum adalah lokia. Sumber umum lain ialah laserasi vagina atau serviks yang tidak diperbaiki dan perdarahan bukan lokia (Bobak ,2004 ,hlm. 493).
c. Serviks
Servik menjadi lebih tebal dan lebih keras; pada akhir minggu pertama post partum, serviks masih akan berdilatasi sekitar 1 cm. involusi serviks yang lengkap bisa berlangsung 3 sampai 4 bulan. Kelahiran anak bisa mengakibatkan perubahan permanen pada ostium serviks dari bulat menjadi memanjang (Straight, Barbara R, 2004, hlm. 190).
Serviks menjadi lunak segera setelah ibu melahirkan. Delapan belas (18) jam postpartum, serviks memendek dan konsistensinya menjadi lebih padat dan kembali ke bentuk semula. Serviks setinggi segmen bawah uterus tetap edematosa, tipis, dan rapuh selama beberapa hari setelah ibu melahirkan. Ektoserviks (bagian serviks yang menonjol ke vagina) terlihat memar dan ada sedikit laserasi kecil kondisi yang optimal untuk perkembangan infeksi. Muara serviks, menutup secara bertahap. Dua jari mungkin masih dapat dimasukkan ke dalam muara serviks pada hari ke-4 sampai ke-6 postpartum, tetapi hanya
(20)
tangkai kuret terkecil yang dapat dimasukkan pada akhir minggu ke-2. Muara serviks eksterna tidak akan berbentuk lingkaran seperti sebelum melahirkan, tetapi terlihat memanjang seperti suatu celah, sering disebut seperti mulut ikan. Laktasi menunda produksi estrogen yang mempengaruhi mucus dan mukosa (Bobak, 2004, hlm. 493).
d. Vagina dan Perineum
Segera setelah melahirkan, vagina tetap terbuka lebar. Mungkin mengalami beberapa derajat edema dan memar, dan celah pada introitus. Setelah satu hingga dua hari pertama pascapartum, tonus otot vagina kembali, celah vagina tidak lebar dan vagina tidak lagi edema. Sekarang vagina menjadi berdinding lunak, lebih besar dari biasanya, dan umumnya longgar. Ukurannya menurun dengan kembalinya rugae vagina sekitar minggu ketiga postpartum. Ruang vagina selalu sedikit lebih besar daripada sebelum kelahiran pertama. Akan tetapi, latihan pengencangan secara perlahan mengencangkan vaginanya. Pengencangan ini sempurna pada akhir puerperium dengan latihan setiap hari (Varney, Helen, 2007, hlm. 960).
Pada masa postpartum, kadar estrogen menurun mengakibatkan penipisan mukosa vagina dan hilangnya rugae. Vagina yang semula teregang akan kembali secara bertahap ke ukuran sebelum hamil, enam sampai 8 minggu setelah bayi lahir. Rugae akan kembali terlihat pada sekitar minggu keempat, walaupun tidak akan semenonjol pada wanita nulipara. Pada umumnya rugae akan memipih secara permanen. Penebalan mukosa vagina terjadi seiring pemulihan fungsi ovarium. Kekurangan estrogen menyebabkan penurunan jumlah pelumas vagina
(21)
dan penipisan mukosa vagina. Kekeringan lokal dan rasa tidak nyaman saat koitus (dispareunia) menetap sampai fungsi ovarium kembli normal dan menstruasi dimulai lagi. Biasanya wanita dianjurkan menggunakan pelumas larut air saat melakukan hubungan seksual untuk mengurangi nyeri.
Proses penyembuhan luka episiotomi sama dengan luka operasi lain. Tanda-tanda infeksi (nyeri, merah, panas, bengkak, atau rabas) atau tepian insisi tidak saling mendekat bisa terjadi. Penyembuhan harus berlangsung dalam dua sampai tiga minggu.
Hemoroid (varises anus) umumnya terlihat. Wanita sering mengalami gejala terkait, seperti rasa gatal, tidak nyaman, dan perdarahan berwarna merah terang pada waktu defecator. Ukuran hemoroid biasanya mengecil beberapa minggu setelah bayi lahir (Bobak, 2004, hlm. 495).
e. Payudara
Ibu menyusui, untuk dua puluh empat jam sampai tujuh puluh dua jam pertama sesudah melahirkan, payudara akan mengeluarkan kolostrum suatu cairan kuning jernih yang merupakan susu pertama untuk bayi. Air susu yang lebih matang akan muncul antara hari kedua sampai kelima. Pada saat ini payudara akan membesar (penuh, keras, panas, dan nyeri) yang dapat menimbulkan kesulitan dalam menyusui. Menyusui dengan interval waktu yang sering akan dapat mencegah pembengkakan payudara atau membantu meredakan.
Ibu yang tidak menyusui, payudara dari ibu yang tidak menyusui kemungkinan akan mengalami perubahan awal yang sama dengan ibu yang
(22)
menyusui. Mengikat payudara, memberi kompres es, dan menghindari stimulasi pada payudara adalah cara-cara efektif untuk mengurangi produksi air susu dan meningkatkan kenyamanan. Tindakan ini sama membantunya seperti penggunaan obat-obat penghenti ASI yang dahulu biasa diberikan, tetapi sekarang sudah dihentikan karena efek sampingnya serius (Simkin, Penny, 2007, hlm. 321).
Laktasi dimulai pada semua wanita dengan perubahan hormon saat melahirkan. Apakah wanita memilih menyusui atau tidak, ia dapat mengalami kongesti payudara selama beberapa hari pertama post partum karena tubuhnya mempersiapkan untuk memberikan nutrisi kepada bayi. Wanita yang menyusui berespons terhadap menstimulus bayi yang disusui akan terus melepaskan hormon dan stimulasi alveoli yang memproduksi susu. Bagi wanita yang memilih memberikan makanan formula, involusi jaringan payudara terjadi dengan menghindari stimulasi (Varney, Helen, 2007, hlm. 960).
(23)
C. KONSEP SENAM NIFAS 1. Pengertian senam nifas
Senam nifas adalah gerakan untuk mengembalikan otot perut yang kendur karena peregangan selama hamil. Tak ada yang perlu dikhawatirkan dalam melakukan latihan ini jika timbul rasa nyeri sebaiknya dilakukan perlahan tapi jangan tidak melakukannya sama sekali.
Senam ini dilakukan sejak hari setelah melahirkan hingga hari kesepuluh, dalam pelaksanaannya harus dilakukan secara bertahap yang dimulai dari tahap yang paling sederhana hingga yang dengan mengulang gerakan (Hariningsih, 2004)
Senam nifas adalah senam yang dilakukan untuk mengembalikan kekendoran otot dinding perut dan mengembalikan kekencangan otot dasar panggul dan otot liang senggama (Mochtar, Rustam, 1998, hlm. 229).
Senam nifas adalah senam yang dilakukan sejak hari pertama melahirkan setiap hari sampai hari yang kesepuluh. Tentu saja senam ini dilakukan pada saat sang ibu benar-benar pulih (Muhammad Taufik, 2008, Seputar senam nifas, ¶ 1,
Setelah persalinan seorang ibu baru memasuki masa pemulihannya dan perlahan kembali kekondisi semula, tindakan tirah baring dan senam pasca persalinan membantu proses fisiologis ini secara perlahan. Senam nifas adalah untuk mempertahankan dan untuk meningkatkan sirkulasi ibu pada masa post partum segera ketika ia mungkin beresiko mengalami trombosis vena atau komplikasi sirkulasi lain (Eileen Brayshaw, 2007, hlm. 105).
(24)
2. Manfaat senam nifas
Adapun beberapa manfaat senam nifas adalah :
a. Memperbaiki elastisitas otot-otot yang telah mengalami penguluran. b. Meningkatkan ketenangan dan mempelancar sirkulasi darah.
c. Mencegah pembuluh darah menonjol, terutama di kaki. d. Menghindari pembengkakan pada pergelangan kaki. e. Mencegah kesulitan buang air besar dan buang air kecil. f. Mengembalikan rahim pada posisi semula.
g. Mempertahankan postur tubuh yang baik. h. Mengembalikan kerampingan tubuh.
i. Membantu kelancaran pengeluaran ASI (Huliana,Mellyana, 2003, Hlm. 95) Manfaat senam nifas adalah untuk membantu memperbaiki sirkulasi darah, memperbaiki sikap tubuh dan punggung setelah melahirkan, memperbaiki otot tonus, pelvis, dan perenggangan otot abdomen atau disebut juga pasca persalinan dan memperbaiki juga memperkuat otot panggul (Muhammad Taufik, 2008, Senam Nifas, ¶ 4,
Umumnya, wanita yang habis melahirkan kerap mengeluhkan bentuk tubuhnya yang melar. Meski harusnya dimaklumi, akibat membesarnya otot rahim karena pembesaran sel maupun pembesaran ukurannya selama hamil. Selain otot perut pun jadi memanjang sesuai pertumbuhan kehamilan. Setelah melahirkan, otot-otot tersebut akan mengendur. Belum lagi kondisi tubuh yang kurang prima lantaran letih dan tegang. Sementara peredaran darah dan pernapasan belum kembali normal. Hingga untuk
(25)
membantu mengembalikan tubuh ke bentuk dan kondisi semula, tak bisa lain harus dengan latihan senam nifas yang teratur .
Manfaat lain senam nifas juga untuk mengencangkan otot perut, liang sanggama, otot-otot sekitar vagina maupun otot-otot dasar panggul, disamping melancarkan sirkulasi darah. Senam nifas sebaiknya dilakukan dalam waktu 24 jam setelah melahirkan, lalu secara teratur setiap hari. Sayangnya, para ibu kerap merasa takut melakukan gerakan demi gerakan setelah persalinan. Padahal 6 jam setelah persalinan normal atau 8 jam setelah operasi sesar, ibu sudah boleh melakukan mobilisasi dini, termasuk senam nifas. Dengan melakukan senam nifas segera mungkin, hasil yang didapat pun diharapkan bisa optimal. Tentunya lakukan secara bertahap (Khasanah,
2008, senam nifas,¶ 2,
2008).
Dengan melakukan senam nifas, kondisi umum ibu jadi lebih baik. Rehabilitasi atau pemulihan jadi bisa lebih cepat, contohnya kemungkinan terkena infeksi pun kecil
karena sirkulasi darahnya bagus. Selain menumbuhkan atau memperbaiki nafsu makan, hingga asupan makannya bisa
mencukupi kebutuhannya. Paling tidak, dengan melakukan senam nifas, ibu tak terlihat lesu ataupun emosional.
Bentuk latihan senam antara ibu yang habis melahirkan normal dengan yang sesar tidaklah sama. Pada mereka yang sesar, beberapa jam setelah keluar dari kamar operasi, pernapasanlah yang dilatih guna mempercepat penyembuhan luka. Sementara latihan untuk mengencangkan otot perut dan melancarkan sirkulasi darah di tungkai baru
(26)
dilakukan 2-3 hari setelah ibu dapat bangun dari tempat tidur. Sedangkan pada persalinan normal, bila keadaan ibu cukup baik, semua gerakan senam bisa dilakukan.
Secara umum melahirkan adalah peristiwa berdurasi panjang, yang berarti bahwa ibu mungkin merasa lelah dan sakit serta sistem reproduksinya akan memerlukan waktu untuk pulih dari melahirkan itu sendiri (Helen, Varney, 2003, hlm. 197)
3. Cara dan metode senam nifas
Umumnya, para ibu post partum takut melakukan banyak gerakan. Sang ibu biasanya khawatir gerakan-gerakan yang dilakukannya akan menimbulkan dampak yang tidak diinginkan. Padahal, apabila ibu bersalin melakukan ambulasi dini, itu bisa memperlancar terjadinya proses involusi uteri (kembalinya rahim ke bentuk semula). Salah satu aktivitas yang dianjurkan untuk dilakukan para ibu setelah persalinan adalah senam nifas. Senam ini dilakukan sejak hari pertama setelah melahirkan hingga hari kesepuluh. Dalam pelaksanannya, harus dilakukan secara bertahap, sistematis, dan kontinyu. Tujuan senam nifas ini di antaranya memperbaiki sirkulasi darah, memperbaiki sikap tubuh setelah hamil dan melahirkan, memperbaiki tonus otot pelvis, memperbaiki regangan otot abdomen atau perut setelah hamil, memperbaiki regangan otot tungkai bawah, dan meningkatkan kesadaran untuk melakukan relaksasi otot-otot dasar panggul.
Ada beberapa cara senam nifas :
a. Asuhan senam nifas atau latihan fisik:
1) Mengajarkan latihan ringan tertentu yang membantu memperkuat tonus otot jalan lahir dan dasar panggul.
(27)
2) Menjelaskan pentingnya pengembalian otot-otot perut dan panggul kembali normal. Ibu akan merasa telah kuat dan menyebabkan otot perutnya menjadi kuat sehingga mengurangi rasa sakit pada punggung. Jelaskan bahwa latihan atau senam beberapa menit setiap hari sangat membantu, seperti:
a) Latihan pernapasan dan otot perut: (1) Dengan tidur telentang
(2) Lengan disamping
(3) Menarik otot selagi menarik nafas
(4) Tahan napas kedalam dan angkat dagu ke dada; tahan 1 hitungan sampai 5
b) Latihan memperkuat tonus otot vagina (latihan kegel)
(1) Kerutkan otot vagina dan anus seperti menahan kencing dan buang air besar dan tahan sampai hitungan 5.
(2) Kendurkan dan ulangi latihan sebanyak 5 kali.
(3) Mulai dengan menggerakkan 5 kali latihan untuk setiap gerakan, setiap minggu naikkan jumlah latihan 5 kali lebih banyak.
(4) Pada minggu ke 6 setelah persalinan ibu harus mengerjakan setiap gerakan sebanyak 30 kali.
b. Menurut Mellyna Huliana :
1). Pakaian dilonggarkan, tidur telentang dengan satu bantal kedua lutut lurus dan tangan disamping badan.
(28)
2). Letakkan kedua telapak tangan diatas perut, yaitu di sekitar pusat sebagai perangsang.
3). Tidur telentang dengan satu bantal, kedua lutut dibengkokkan setengah tinggi dan telapak kaki rata pada kasur.
4). Tidur telentang dengan satu bantal, kedua lutut dibengkokkan setengah tinggi, lurus dan dirapatkan. Tangan terentang di samping dengan bahu lurus. 5). Duduk tegak berdiri, kedua tangan saling berpegangan pada lengan bawah dekat siku. Angkat siku sejajar dengan bahu.
6). Berdiri dengan kedua tangan di belakang punggung.
7). Tidur terlentang tanpa bantal dan tangan di samping badan, kerutkan pantat, kempeskan perut sehingga bahu menekan kasur, ulurkan leher dan lepaskan.
8). Posisi duduk atau berdiri, kedua tangan diletakkan di atas sendi bahu. 9). Berdiri dengan kaki sedikit direnggangkan. (Mellyna, Huliana, 2003, hlm. 96-103)
c. Menurut Biro Hukum Dan Humas Dep.Kes. RI, latihan senam nifas terdiri dari :
1). Latihan menarik nafas.
Bantal kecil diletakkan dibawah bahu dengan kedua tangan dibawah kepala, wanita menarik nafas panjang dan pelan-pelan.
2). Berulang-ulang mengangkat dan menurunkan tungkai, untuk memperkuat otot-otot perut.
(29)
4). Mengangkat kepala dan bahu untuk memperkuat tonus otot-otot perut. 5). Bangun dari sikap berbaring ke sikap duduk dengan meluruskan kedua lengan.
6). Bangun dari sikap berbaring ke sikap duduk dengan menarik kedua tangan dibelakang kepala (Biro Hukum Dan Humas Dep.Kes. RI, 1997, hlm. 162-163)
Latihan senam post partum harus dilakukan sesegera mungkin. Ibu harus mulai dengan latihan senam yang sederhana kemudian dilanjutkan dengan gerakan yang lebih berat, yang dijelaskan dalam bentuk lampiran.
(Bobak, 2002, hlm. 533).
(30)
KERANGKA PENELITIAN
A. KERANGKA KONSEP
Dalam penelitian ini hanya diteliti tingkat pengetahuan ibu nifas tentang senam nifas di Camar 1 RSUD Arifin Achmad Pekanbaru tahun 2009, yang dijelaskan dalam bentuk bagan sebagai berikut:
Bagan 3.1 Kerangka konsep
Pengetahuan Ibu Nifas
Senam Nifas meliputi : Pengertian Manfaat
(31)
B. DEFENISI OPERASIONAL
No Varaibel Defenisi operasional
Alat ukur Cara ukur Hasil Ukur Skala Ukur 1 Pengetahuan
Ibu nifas tentang senam nifas Segala sesuatu yang diketahui ibu nifas tersebut yang berkaitan dengan pengertian senam nifas, manfaat senam nifas, cara dan metode senam nifas
Kuesioner Wawancara Baik (76-100%): jika menjawab pertanyaan 10-15 dengan benar dari 15 pertanyaan. Cukup (56-75%): jika menjawab pertanyaanb 5-9 dengan benar 15 dari pertanyaan. Kurang (<56%): jika menjawab pertanyaan 0-4 dengan benar dari 15 pertanyaan.
(32)
METODOLOGI PENELITIAN
A. DESAIN PENELITIAN
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain deskriptif yang bertujuan menggambarkan pengetahuan ibu nifas tentang senam nifas di Camar 1 RSUD Arifin Achmad Pekanbaru Tahun 2009.
B. POPULASI DAN SAMPEL
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang akan diteliti. Sebagai populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu nifas pada tanggal 22 Desember tahun 2008 s/d 04 Januari tahun 2009 yang ada di Camar I RSUD Arifin Achmad Pekanbaru.
2. Sampel
Sampel diambil secara total sampling yaitu 70 orang ibu nifas di Camar 1 RSUD Arifin Achmad Pekanbaru.
C. LOKASI DAN WAKTU
1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini telah dilakukan di Camar I RSUD Arifin Achmad Pekanbaru. 2. Waktu Penelitian
(33)
D. PERTIMBANGAN ETIK
Dalam melakukan penelitian ini, peneliti mendapatan izin dari Ketua Program Studi D-IV Bidan Pendidikan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, dengan mengajukan izin penelitian kepada Direktur RSUD Arifin Achmad Pekanbaru peneliti menjelaskan maksud dan tujuan penelitian kepada responden. Peneliti tidak akan melakukan pemaksaaan kepada responden untuk menjawab kuisioner yang diajukan peneliti, responden bebas menjawab kuisioner peneliti secara suka rela, dan berhak mengundurkan diri dari penelitian. Sebagai bukti persetujuan (informed consent) menjadi responden, maka peneliti memberikan lembaran persetujuan menjadi responden kepada calon responden, sebelum mengisi lembaran jawaban kuisioner ini.
Untuk menjaga kerahasiaan, nama responden tidak di cantumkan pada lembaran jawaban responden. Nama responden akan digantikan dengan nomor kode dan informasi yang diambil hanya diperlukan oleh peneliti.
E. INSTRUMEN PENELITIAN
Untuk memperoleh informasi dari responden, peneliti menggunakan kuisioner sebagai alat pengumpulan datanya. Dimana pada lembaran kuisioner tersebut telah terlampir surat persetujuan sebagai responden dan formulir karakteristik responden.
Data karakteristik responden yang harus dilengkapi oleh responden meliputi umur responden, pendidikan, dan pekerjaan, dan surat persetujuan harus diharus ditandatangani oleh responden.
Sebelum menentukan kategori baik, cukup dan kurang terhadap pengetahuan responden, terlebih dahulu menentukan tolak ukur atau kriteria yang akan dijadikan
(34)
penentuan pengukuran pengetahuan. Soal yang diberikan sebanyak 15 pertanyaan, masing-masing jawaban yang benar di beri bobot 1 dan yang salah diberi bobot O.
Maka aspek kategori pengetahuan responden, rentang adalah sebagai berikut :
1. Baik: 76-100% =jika jawabaan pertanyaan 10-15 dengan benar dari 15 pertanyaan.
2. Cukup: 56-75% =jika jawabaan pertanyaan 5-9 dengan benar dari 15 pertanyaan.
3. Kurang: <56% = jika jawabaan pertanyaan 0-4 dengan benar dari 15 pertanyaan.
F. VALIDITAS INSTRUMEN
Untuk menguji validitas instrumen, maka perlu dilakukan pengujian terhadap instrumen penelitian. Pengujian telah dilakukan dengan cara content validity yaitu dengan cara melakukan konsultasi pada dosen pembimbing dan ahli kebidanan yaitu dokter spesialis obstetric ginekologi sehingga diperoleh pendapat lain dokter tersebut tentang instrumen penelitian sampai seluruh pertanyaan dinyatakan valid.
Dari hasil content validity diperoleh total skor dengan jumlah kuisioner sebanyak 15 pertanyaan.
G. PENGUMPULAN DATA
Metode pengumpulan data berupa data primer yang diperoleh dari kuisioner yang dibuat sendiri sejak bulan Desember-Januari 2009 dengan sampel penelitian total sampling sebanyak 70 ibu nifas di Camar 1 RSUD Arifin Achmad Pekanbaru.
(35)
Berdasarkan dalam beberapa pertanyaan yang ada, kuesioner diisi langsung oleh responden saat itu juga dan setelah kuesioner selesai diisi, dikumpulkan kembali.
Beberapa prosedur yang dilaksanakan pada pengumpulan data ini adalah:
1. Mendapatkan surat permohonan melakukan penelitian dari ketua program studi D-IV Bidan Pendidik FK-USU.
2. Mengajukan permohonan izin penelitian kepada direktur RSUD Arifin Achmad Pekanbaru.
3. Menanyakan persetujuan responden untuk menjadi responden secara sukarela.
4. Setelah responden setuju, maka responden menandatangani surat persetujuan sebagai responden.
5. Menjelaskan cara pengisian kuisioner dan mempersilahkan responden untuk mengisi kuisioner.
6. Peneliti mendampingi responden dalam mengisi kuisioner.
7. Setelah kuisioner diisi oleh responden, selanjutnya kuisioner tersebut dikumpulkan kembali oleh peneliti dan diperiksa kelengkapannya sehingga data yang terkumpul terpenuhi.
H. ANALISA DATA
Analisa data dilakukan dengan menggunakan program komputerisasi untuk melihat distribusi frekuensi masing-masing variabel dengan menggunakan analisa univariat.
(36)
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN
Setelah melakukan penelitian di Camar 1 RSUD Arifin Achmad Pekanbaru Tahun 2009, peneliti telah mendapatkan hasil dari penelitian tersebut, untuk lebih jelasnya penulis sajikan dalam bentuk table dibawah ini:
1. Karakteristik Responden
Dari karakteristik responden, dapat dilihat bahwa rata-rata sebagian besar responden berumur 20-35 tahun sebanyak 50 orang ( 71,4%) , dan sebagian kecil responden yang berumur > 35 tahun hanya 9 orang (12,9%).
Dilihat dari segi pendidikan, rata-rata responden sebagian besar sudah menyelesaikan pendidikan sampai tingkat SMA, yaitu sebanyak 29 orang (41,4%), sedangkan pendidikan terendah responden adalah perguruan tinggi yaitu sebanyak 6 orang (8,6%).
Pada distribusi karateristik pekerjaan responden, dapat dilihat bahwa sebagian besar responden tidak bekerja, atau hanya sebagai ibu rumah tangga saja yaitu sebanyak 44 orang (62,9%), sedangkan responden yang bekerja sebagai pegawai negri hanya 6 orang (8,6%).
(37)
Tabel 5.1
Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan data demografi ibu nifas di Camar 1 RSUD Arifin Achmad Pekanbaru Tahun 2009
No Kelompok Umur N %
1. 2. 3.
< 20 Tahun 20-35 Tahun >35 Tahun
11 50 9 15,7 71,4 12,9
Total 70 100
No Tingkat Pendidikan N %
1. 2. 3. 4. SD SMP SMA Perguruan Tinggi 13 22 29 6 18,6 31,4 41,4 8,6
Total 70 100
No Jenis Pekerjaan N %
1. 2. 3. 4. IRT PNS Swasta Wiraswasta 44 6 10 10 62,9 8,6 14,3 14,3
Total 70 100
2. Kategori Pengetahuan Responden
a. Pengetahuan ibu nifas tentang pengertian senam nifas
Dari hasil penelitian dapat dilihat bahwa pengetahuan ibu nifas mengenai pengertian senam nifas sebagian besar adalah cukup dan kurang sebanyak yaitu 26 orang (37,1%), dan sebagian kecil adalah baik sebanyak 18 orang (25,7%).
b. Pengetahuan ibu nifas tentang manfaat senam nifas
Dari hasil penelitian dapat dilihat bahwa pengetahuan ibu nifas mengenai manfaat senam nifas sebagian besar adalah cukup yaitu sebanyak 26 orang (37,1%), dan sebagian kecil adalah baik sebanyak 19 orang (27,1%).
(38)
Dari hasil dapat dilihat bahwa sebagian besar pengetahuan ibu nifas tentang cara dan metode senam nifas adalah kurang sebanyak yaitu 33 orang (47,1%), dan sebagian kecil adalah cukup sebanyak 16 orang (22,9%).
Tabel 5.2
Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Senam Nifas di Camar 1 RSUD Arifin Achmad
Pekanbaru Tahun 2009
No Tingkat pengetahuan N %
1 Baik 3 4,3
2 Cukup 42 60,0
3 Kurang 25 35,7
Jumlah 70 100
Berdasarkan tingkat pengetahuan terbagi dalam 3 kategori, yaitu baik, cukup, dan kurang. Dari tabel distribusi tingkat pengetahuan responden di atas, diketahui bahwa rata-rata responden memilki tingkat pengetahuan sebagian besar adalah cukup, yaitu sebanyak 42 orang (60,0%). Sedangkan sebagian kecil hanya 3 orang responden (4,3%) yang memiliki tingkat pengetahuan baik.
B. PEMBAHASAN
Dari hasil penelitian diperoleh data demografi dan data pengetahuan yang merupakan keadaan nyata yang diperoleh penulis. Data yang diperoleh tersebut dijadikan acuan tolak ukur dalam melakukan pembahasan dari hasil dapat dinyatakan sebagai berikut.
(39)
1. Karakteristik responden a. Kelompok Umur
Dari hasil penelitian terlihat bahwa berdasarkan golongan umur, diperoleh dari data sebagian besar ibu nifas berumur antara 20-35 tahun sebanyak yaitu 50 orang (71,4%). Menurut teori Hurlock yang dikutip oleh Nursalam, 2001, semakin cukup tingkat kematangan dan kekuatan seseorang, maka akan lebih matang orang tersebut dalam berfikir dan bekerja. Hal ini sebagai akibat dari kematangan jiwanya. Kemampuan berfikir kreatif mencapai puncaknya pada umur 20-an. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian, yaitu responden yang berumur 20-35 tahun memiliki pengetahuan yang cukup tentang manfaat senam nifas. Untuk itu dalam usia ini sangat tepat memberikan informasi yang jelas tentang cara dan metode senam nifas, selain itu umur juga akan mempengaruhi pengetahuan seseorang. Semakin muda usia semakin sedikit pengalaman yang dimiliki oleh karena itu sangat penting bila umur ini lebih sering mendapatkan penyuluhan.
b. Tingkat Pendidikan
Dari hasil penelitian terlihat bahwa berdasarkan tingkat pendidikan ibu nifas yang berpendidikan SMA sebagian besar adalah sebanyak yaitu 29 orang (41,4%). Menurut teori mengungkapkan bahwa tingkat pendidikan dapat mempengaruhi prilaku seseorang, makin tinggi pendidikan seseorang makin tinggi pula tingkat intelektualnya. Namun pendidikan yang baik tidak mempengaruhi seseorang untuk bersikap baik pula (Notoatmojo, 2003). Menurut Kuncoro Ningrat yang dikutip Nursalam, 2001, semakin tinggi pendidikan seseorang, semakin mudah dalam menerima informasi, sehingga semakin banyak
(40)
pengetahuan yang dimiliki. Hal ini dapat dilihat dengan pendidikan ibu nifas di Camar 1 RSUD Arifin Achmad Pekanbaru tahun 2009 adalah SMA sebagian besar yakni sebanyak 29 orang (41,4%).
c. Jenis Pekerjaan
Dilihat dari sisi pekerjaan, hampir semua responden tidak bekerja atau hanya sebagai ibu rumah tangga saja sebagian besar yaitu sebanyak 44 orang (62,9%). Seperti yang telah dikemukakan oleh Istiarti, 2003, bahwa pengetahuan bisa diperolah dari berbagai macam sumber, seperti media massa ataupun elektronik. Hal ini sulit untuk mereka para wanita yang bekeja di luar rumah. Karena menurut Notoadmodjo, 1997, bahwa dengan bekerja seseorang akan memerlukan banyak waktu dan tenaga untuk menyelesaikan pekerjaan yang dianggap penting dan memerlukan perhatian. Masyarakat yang sibuk, hanya memiliki sedikit waktu untuk memperoleh informasi, sehingga pengetahuan yang mereka peroleh juga kemungkinan kurang. Namun sebagian besar ibu nifas berpengetahuan cukup yang terbukti dari hasil penyebaran kuesioner.
2. Pengetahuan responden
a. Pengetahuan responden tentang pengertian senam nifas
Dari hasil penelitian dapat dilihat bahwa pengetahuan ibu nifas mengenai pengertian senam nifas sebagian besar adalah cukup dan kurang sebanyak yaitu 26 orang (37,1%).
Hal ini disebabkan karena ibu nifas kurang memahami tentang senam nifas, ini juga dilatar belakangi oleh pendidikan responden yang sebagian besar tamat SMA sebanyak yaitu 29 orang (41,4%).
(41)
Dari hasil penelitian dapat dilihat bahwa pengetahuan ibu nifas mengenai manfaat senam nifas sebagian besar adalah cukup yaitu sebanyak 26 orang (37,1%).
Hal ini dilatar belakangi dari jenis pekerjaan ibu nifas sebagian besar ibu rumah tangga (IRT) sebanyak 44 orang (62,9%). Dimana tidak semua ibu rumah tangga yang tahu tentang senam nifas khususnya manfaat senam nifas ini disebabkan sempitnya informasi dan pengetahuan yang didapat karena kurangnya berinteraksi dengan bidan maupun tenaga kesehatan.
c. Pengetahuan responden tentang cara dan metode senam nifas
Dari hasil dapat dilihat bahwa sebagian besar pengetahuan ibu nifas tentang cara dan metode senam nifas adalah kurang sebanyak yaitu 33 orang (47,1%).
Hal ini juga didukungi dari jenis pekerjaan ibu nifas yang sebagian besar ibu rumah tangga (IRT) sebanyak yaitu 44 orang (62,9%), sehingga mempersempit untuk berinteraksi dan bersosialisasi dengan lingkungan luar, tetapi dengan baiknya pengetahuan ibu tersebut diharapkan responden dapat meningkatkan lagi dan dapat lebih aktif lagi dalam mencari informasi tentang senam nifas khususnya tentang cara dan metode senam nifas
d. Pengetahuan responden tentang tingkat pengetahuan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, diketahui bahwa rata-rata sebagian besar tingkat pengetahuan adalah cukup yaitu sebanyak 42 orang responden atau (60,0%)
Menurut Prasetya, 2007, pengetahuan adalah segala sesuatu yang ada di kepala, kita. Kita dapat mengetahui sesuatu berdasarkan pengalaman yang kita
(42)
miliki. Selain pengalaman, kita juga bisa tahu karena diberitahu oleh orang lain. Pengetahuan seseorang biasanya diperoleh dari pengalaman yang berasal dari berbagai macam sumber, misalnya media massa, media elektronik, buku petunjuk, petugas kesehatan, media poster, kerabat dekat, dan sebagainya. Pengetahuan juga dapat membentuk keyakinan tertentu, sehingga seseorang berperilaku sesuai dengan keyakinannya. (istiart, 2000)
Hal ini berkaitan dengan kelompok umur responden yang sebagian besar adalah usia reproduksi adalah 20-35 tahun yaitu sebanyak 50 orang (71,4%), seperti yang diketahui semakin bertambahnya umur seseorang maka semakin banyak pengetahuan dan pengalaman yang lebih matang yang diperolehnya disini mayoritas umur responden adalah dibawah 25 tahun dan sekarang jelaslah bahwa semakin mudanya umur seseorang semakin sedikit pengalaman yang dimilikinya sedangkan yang berkaitan dengan tingkat pendidikan yang sebagian besar adalah SMA sebanyak 29 orang (41,4%) dimana kita ketahui pendidikan SMA adalah pendidikan umum yang tidak mengarah kesatu bidang tertentu terutama bidang kesehatan dan semakin tinggi pendidikan seseorang semakin tinggi pula wawasannya, hal ini juga dilatar belakangi dengan pekerjaan responden yang sebagian besar Ibu Rumah Tangga (IRT) sebanyak 44 orang (62,9%) dimana tidak semua ibu rumah tangga yang tahu sementara selebihnya belum mengetahui.
C. Implikasi Terhadap Pelayanan dan Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa sebagian besar pengetahuan responden tentang senam nifas adalah cukup, namun dalam hal ini masih ada juga beberapa responden yang tidak mengetahui tentang senam nifas . Hal ini mungkin
(43)
disebabkan karena tingkat pengetahuan responden yang dilatarbelakangi oleh pendidikan dan jenis pekerjaan sehingga masih sulit dalam penerimaan informasi tentang senam nifas khususnya pengertian, manfaat, cara dan metode senam nifas .
(44)
KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tentang pengetahuan ibu nifas di Camar 1 RSUD Arifin Achmad Pekanbaru tahun 2009 diperoleh hasil sebagai berikut :
1. Sebagian besar responden berumur 20-35 tahun sebanyak 50 orang (71,4%), responden berpendidikan SMA sebanyak 29 orang (41,4%), dan responden pekerjaannya IRT sebanyak 44 orang (62,9%).
2. Sebagian besar pengetahuan ibu nifas tentang pengertian senam sebanyak 26 orang (37,1%), pengetahuan ibu nifas tentang manfaat senam nifas sebanyak 26 orang (37,1%), pengetahuan ibu nifas tentang cara dan metode senam nifas sebanyak 33 orang (47,1%), dan rata-rata tingkat pengetahuan senam nifas sebanyak 42 orang (60,0%).
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, pengetahuan ibu nifas tentang senam nifas dalam kategori cukup sehingga perlu dilakukan upaya peningkatan pengetahuan. Berikut ini saran-saran untuk upaya peningkatan pengetahuan yaitu:
1. Bagi penulis selanjutnya
Untuk lebih menyempurnakan penelitian ini, perlu diadakan penelitian yang berkesinambungan terkait dengan senam nifas. Untuk penelitian selanjutnya, diharapkan agar dapat lebih memperdalam dan lebih merincikan lagi masalah-masalah yang terkait dengan senam nifas ini.
(45)
2. Bagi Tenaga Kesehatan
Tentu saja dalam hal ini, peran bidan selaku tenaga kesehatan ditengah masyarakat juga dituntut lebih dapat meningkatkan profesionalisme dan kemampuan berkomunikasi, informasi, motifasi baik melalui konseling secara langsung pada saat ibu pemeriksa hamil maupun brosur yang biasa menarik simpati ibu nifas agar apa yang disampaikan dapat dengan mudah diterima.
3. Kepada institusi pendidikan
Diharapkan kepada pihak pendidikan untuk lebih banyak lagi memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk melakukan penelitian yang sama. Dan diharapkan juga penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan bacaan bagi mahasiswa atau peneliti lainnya. Kemudian pengetahuan senam nifas, khususnya tentang pengertian, manfaat, cara dan metode senam nifas dapat dimasukkan dalam kurikulum pengajaran, sehingga para mahasiswa nantinya dapat menerapkan senam nifas pada saat mereka melakukan praktek klinik.
(46)
DAFTAR PUSTAKA
Asnah, Asiah, dan Manik. 2008. Panduan Penelitian Karya Tulis Ilmiah. Medan : Program D IV Bidan Pendidik.
Bobak. 2004. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Jakarta: EGC Coad, Jane. 2006. Anatomi dan Fisiologi Untuk Bidan. Jakarta: EGC
Dinas Kesehatan Provinsi Riau. 2007. Profil Angka Kematian Ibu. Jakarta: USAID Eileen, Brayshaw. 2007. Senam Hamil dan Nifas. Jakarta: EGC
Hidayat, A, Aziz Balimul. 2007. Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis Data. Jakarta: Salemba Medika.
Istiarti, T. 2000. Menanti Buah Hati, Kaitan Antara Kemiskinan Dan Kesehatan. Yogyakarta : Media Pressindo.
Khasanah, 2008, senam nifas, September 2008
Ladewig, P. 2005. Asuhan Keperawatan Ibu-Bayi Baru Lahir. Jakarta: EGC
Llewellyn-Jones, Derek. 2001. Dasar-Dasar Obstetri Dan Ginekologi. Jakarta: Hipokrates
Manuaba, Ida Bagus G. 1999. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta: Arcan Notoatmodjo, S. 2002. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Cet-2. Jakarta: Renika Cipta
---. 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Renika Cipta
---. 2005. Metedologi Penelitian Kesehatan. Cet-3. Jakarta: Renika Cipta Nursalam. 2003. Konsep Dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan Pedoman Skripsi, Tesis Dan Instrumen Penelitian Keperawatan. Jakarta, Salemba Medika.
Prasetyo, Bambang. 2007. Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.
Prawirohardjo, S. 2006. Ilmu Kandungan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
(47)
Saifuddin, Abdul Bari. 2002. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Ed-11. Jakarta: EGC
Salam, Burhanudin. 2003. Logika Materil Filsafat Ilmu Pengetahuan. Jakarta: Renika Cipta
Salamah Ummu Hamnah , 2003, Senam nifas. tanggal 23 Oktober 2008.
Samin, Ahmad. 2008. Bahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi. Universitas Sumatera Utara Press.
SDKI, 2007, Cakupan AKI. September 2008
Simkin, Penny. 2007. Kehamilan, Melahirkan, Dan Bayi. Jakarta: Arcan
Straight, Barbara R. 2004. Panduan Belajar Keperawatan Ibu-Bayi Baru Lahir, Jakarta: EGC
Varney, Helen. 2006. Buku Ajar Asuhan Kebidanan, Vol-1. Jakarta: EGC ---. 2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Vol-2. Jakarta: EGC
(48)
Formulir Persetujuan Menjadi Responden Penelitian
Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Senam Nifas Di Camar I RSUD Arifin Achmad Pekanbaru
Saya mahasiswa D-IV Bidan Pendidik FK USU meminta partisipan ibu sebagai responden dalam penelitian saya yang bersifat sukarela dan kegiatan yang akan dilakukan responden dalam penelitian ini adalah mengisi kuisioner yang telah disediakan oleh peneliti dalam rangka pengumpulan data. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengetahuan ibu nifas tentang senam.
Saya menjamin kerahasian identitas dan jawaban yang responden berikan, jika responden setuju untuk berpartisipasi, maka saya mohon kepada responden untuk menandatangani surat persetujuan ini derngan mengisi lembaran persetujuan untuk menjadi responden.
Demikianlah penjelasan tentang atau maksud dan tujuan penelitian ini, atas partisipasi dan kerjasama yang baik saya ucapkan terima kasih.
Peneliti Responden
(49)
LEMBARAN KUESIONER
PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG SENAM NIFAS DI CAMAR 1 RSUD ARIFIN ACHMAD PEKANBARU
TAHUN 2008
No. urut responden:……… Petunjuk :
Pilihlah salah satu jawaban yang anda anggap benar. Dan berilah tanda (×) pada jawaban yang benar.
Karakteristik Responden
Umur : :………tahun
I. Pendidikan Terakhir :
a. SD b. SMP c. SMA
d. Perguruan Tinggi
II. Pekerjaan :
a. Ibu Rumah Tangga b. Pegawai Negeri (PNS) c. Swasta
(50)
Pertanyaan untuk Pengertian senam nifas terdiri dari 5 pertanyaan:
1. Menurut ibu senam nifas adalah senam yang dilakukan pada? a. Ibu-ibu setelah melahirkan.
b. Ibu-ibu hamil. c. Anak remaja.
2. Menurut ibu yang dimaksud dengan senam nifas adalah? a. Senam nifas menghilangkan rasa pusing.
b. Gerakan untuk mengembalikan kekendoran otot dinding rahim dan mengembalikan kekencangan otot dasar panggul.
c. Senam melatih dan mempertahankan kekuatan otot dinding perut dan panggul untuk menghadapi kehamilan.
3. Senam nifas adalah gerakan untuk mengembalikan otot perut yang kendur yang disebabkan oleh?
a. Disebabkan peregangan selama hamil b. Disebabkan aktifitas ibu selama hamil c. Disebabkan perut membesar selama hamil
4. Senam yang dilakukan pada masa setelah melahirkan, kecuali? a. Senam aerobik.
b. Senam setelah persalinan. c. Senam nifas.
5. Menurut ibu senam nifas sebaiknya dilakukan pada saat kondisi ibu.., kecuali? a. Benar-benar pulih
b. Dalam keadaan membaik dan dapat melakukan aktifitas c. Dalam keadaan belum membaik
(51)
Pertanyaan untuk Manfaat senam nifas terdiri dari 5 pertanyaan:
6. Coba ibu sebutkan salah satu manfaat dari senam nifas adalah?
a. Memperbaiki psikologi dan meningkatkan napsu makan ibu. b. Menghilangkan perdarahan.
c. Supaya ibu pulih lebih cepat dari penyembuhan setelah melahirkan. 7. Taukah ibu manfaat senam nifas selain mencegah pembuluh darah menonjol,
terutama di kaki, juga dapat mencegah?
a. Mencegah kesulitan buang air besar dan buang air kecil. b. Mencegah pemulihan dan penyembuhan dengan cepat. c. Mencegah memperbaiki sirkulasi darah.
8. Apa yang ibu ketahui tentang keluhan yang dirasakan ibu setelah melahirkan? a. Bentuk tubuh yang melar dan otot-otot perut yang mengendur b. Merasa tubuh semakin gemuk.
c. Tubuh menjadi kencang dan bugar.
9. Menurut yang ibu ketahui senam nifas itu dilakukan sebaiknya pada saat? a. 24 jam setelah melahirkan.
b. Setelah 1 minggu. c. Setelah 1 bulan.
10. Dengan melakukan senam nifas kondisi umum ibu jadi lebih baik, rehabilitasi atau pemulihan jadi bisa cepat, contohnya?
a. Kemungkinan ibu bisa terkena infeksi cepat.
b. Kemungkinan terkena infeksipun kecil karena sirkulasi atau peredaran darah bagus.
(52)
Pertanyaan untuk cara dan metode senam nifas terdiri dari 5 pertanyaan:
11. Menurut ibu berapa lama waktu yang diperlukan untuk senam nifas? a. Dimulai dari 10-20 minggu.
b. Dimulai dari 1-10 hari. c. Dimulai dari 5-10 hari.
12. Apa yang ibu ketahui tentang cara dan metode senam nifas? a. Menggerakkan kaki, tangan, bokong dan perut.
b. Menggerakkan kaki, tangan, bokong, perut, dan sit up. c. Menggerakkan kaki, tangan, bokong, perut dan push up. 13. Menurut ibu dimanakah sebaiknya senam nifas itu dilakukan?
a. Di lantai b. Di bangku. c. Di tempat tidur.
14. Menurut ibu posisi yang baik saat melakukan senam nifas adalah? a. Dengan posisi berdiri, posisi jongkok
b. Dengan posisi tidur terlentang, posisi duduk dan posisi berdiri c. Dengan posisi duduk, posisi sujud, posisi rukuk
15. Menurut ibu latihan memperkuat tonus otot vagina pada minggu ke 6 setelah persalinan ibu harus mengerjakan setiap gerakan sebanyak?
a. 30 kali b. 15 kali c. 25 kali
(53)
Lampiran
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
NAMA : Gesty Andriani
TEMPAT / TANGGAL LAHIR : Sei. Pakning / 12 Juli 1986
AGAMA : Islam
ALAMAT : Jl. Kasah Gg. Mawar No
66 RT.04/RW.02 Kec. Marpoyan Damai Kode pos 28282 Pekanbaru
RIWAYAT PENDIDIKAN
NO JENIS PENDIDIKAN TEMPAT
PENDIDIKAN
TAHUN LULUS
1 TK Aisyiyah Pekanbaru 1992
2 SD Negeri 025 Tanjung Pinang 1998
3 SLTP Negeri 1 Pekanbaru 2001
4 SMU Negeri 9 Pekanbaru 2004
5 Program Studi D-III Kebidanan Abdurrab
Pekanbaru 2007
6 Program D-IV Bidan Pendidik USU
(1)
Formulir Persetujuan Menjadi Responden Penelitian
Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Senam Nifas Di Camar I RSUD Arifin Achmad Pekanbaru
Saya mahasiswa D-IV Bidan Pendidik FK USU meminta partisipan ibu sebagai responden dalam penelitian saya yang bersifat sukarela dan kegiatan yang akan dilakukan responden dalam penelitian ini adalah mengisi kuisioner yang telah disediakan oleh peneliti dalam rangka pengumpulan data. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengetahuan ibu nifas tentang senam.
Saya menjamin kerahasian identitas dan jawaban yang responden berikan, jika responden setuju untuk berpartisipasi, maka saya mohon kepada responden untuk menandatangani surat persetujuan ini derngan mengisi lembaran persetujuan untuk menjadi responden.
Demikianlah penjelasan tentang atau maksud dan tujuan penelitian ini, atas partisipasi dan kerjasama yang baik saya ucapkan terima kasih.
(2)
LEMBARAN KUESIONER
PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG SENAM NIFAS DI CAMAR 1 RSUD ARIFIN ACHMAD PEKANBARU
TAHUN 2008
No. urut responden:……… Petunjuk :
Pilihlah salah satu jawaban yang anda anggap benar. Dan berilah tanda (×) pada jawaban yang benar.
Karakteristik Responden
Umur : :………tahun
I. Pendidikan Terakhir : a. SD
b. SMP c. SMA
d. Perguruan Tinggi
II. Pekerjaan :
a. Ibu Rumah Tangga b. Pegawai Negeri (PNS) c. Swasta
(3)
Pertanyaan untuk Pengertian senam nifas terdiri dari 5 pertanyaan: 1. Menurut ibu senam nifas adalah senam yang dilakukan pada?
a. Ibu-ibu setelah melahirkan. b. Ibu-ibu hamil.
c. Anak remaja.
2. Menurut ibu yang dimaksud dengan senam nifas adalah? a. Senam nifas menghilangkan rasa pusing.
b. Gerakan untuk mengembalikan kekendoran otot dinding rahim dan mengembalikan kekencangan otot dasar panggul.
c. Senam melatih dan mempertahankan kekuatan otot dinding perut dan panggul untuk menghadapi kehamilan.
3. Senam nifas adalah gerakan untuk mengembalikan otot perut yang kendur yang disebabkan oleh?
a. Disebabkan peregangan selama hamil b. Disebabkan aktifitas ibu selama hamil c. Disebabkan perut membesar selama hamil
4. Senam yang dilakukan pada masa setelah melahirkan, kecuali? a. Senam aerobik.
b. Senam setelah persalinan. c. Senam nifas.
5. Menurut ibu senam nifas sebaiknya dilakukan pada saat kondisi ibu.., kecuali? a. Benar-benar pulih
b. Dalam keadaan membaik dan dapat melakukan aktifitas c. Dalam keadaan belum membaik
(4)
Pertanyaan untuk Manfaat senam nifas terdiri dari 5 pertanyaan: 6. Coba ibu sebutkan salah satu manfaat dari senam nifas adalah?
a. Memperbaiki psikologi dan meningkatkan napsu makan ibu. b. Menghilangkan perdarahan.
c. Supaya ibu pulih lebih cepat dari penyembuhan setelah melahirkan. 7. Taukah ibu manfaat senam nifas selain mencegah pembuluh darah menonjol,
terutama di kaki, juga dapat mencegah?
a. Mencegah kesulitan buang air besar dan buang air kecil. b. Mencegah pemulihan dan penyembuhan dengan cepat. c. Mencegah memperbaiki sirkulasi darah.
8. Apa yang ibu ketahui tentang keluhan yang dirasakan ibu setelah melahirkan? a. Bentuk tubuh yang melar dan otot-otot perut yang mengendur b. Merasa tubuh semakin gemuk.
c. Tubuh menjadi kencang dan bugar.
9. Menurut yang ibu ketahui senam nifas itu dilakukan sebaiknya pada saat? a. 24 jam setelah melahirkan.
b. Setelah 1 minggu. c. Setelah 1 bulan.
10. Dengan melakukan senam nifas kondisi umum ibu jadi lebih baik, rehabilitasi atau pemulihan jadi bisa cepat, contohnya?
a. Kemungkinan ibu bisa terkena infeksi cepat.
b. Kemungkinan terkena infeksipun kecil karena sirkulasi atau peredaran darah bagus.
(5)
Pertanyaan untuk cara dan metode senam nifas terdiri dari 5 pertanyaan: 11. Menurut ibu berapa lama waktu yang diperlukan untuk senam nifas?
a. Dimulai dari 10-20 minggu. b. Dimulai dari 1-10 hari. c. Dimulai dari 5-10 hari.
12. Apa yang ibu ketahui tentang cara dan metode senam nifas? a. Menggerakkan kaki, tangan, bokong dan perut.
b. Menggerakkan kaki, tangan, bokong, perut, dan sit up. c. Menggerakkan kaki, tangan, bokong, perut dan push up. 13. Menurut ibu dimanakah sebaiknya senam nifas itu dilakukan?
a. Di lantai b. Di bangku. c. Di tempat tidur.
14. Menurut ibu posisi yang baik saat melakukan senam nifas adalah? a. Dengan posisi berdiri, posisi jongkok
b. Dengan posisi tidur terlentang, posisi duduk dan posisi berdiri c. Dengan posisi duduk, posisi sujud, posisi rukuk
15. Menurut ibu latihan memperkuat tonus otot vagina pada minggu ke 6 setelah persalinan ibu harus mengerjakan setiap gerakan sebanyak?
a. 30 kali b. 15 kali c. 25 kali
(6)
Lampiran
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
NAMA : Gesty Andriani
TEMPAT / TANGGAL LAHIR : Sei. Pakning / 12 Juli 1986
AGAMA : Islam
ALAMAT : Jl. Kasah Gg. Mawar No
66 RT.04/RW.02 Kec. Marpoyan Damai Kode pos 28282 Pekanbaru
RIWAYAT PENDIDIKAN
NO JENIS PENDIDIKAN TEMPAT
PENDIDIKAN
TAHUN LULUS
1 TK Aisyiyah Pekanbaru 1992
2 SD Negeri 025 Tanjung Pinang 1998
3 SLTP Negeri 1 Pekanbaru 2001
4 SMU Negeri 9 Pekanbaru 2004
5 Program Studi D-III Kebidanan Abdurrab
Pekanbaru 2007
6 Program D-IV Bidan Pendidik USU