Latar Belakang Hubungan Karakteristik dengan Tingkat Pengetahuan Ibu Postpartum tentang Perawatan Masa Nifas di Ruang Camar I Rumah Sakit Umum Daerah Arifin Achmad Pekanbaru Tahun 2009

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perawatan masa nifas mengacu pada pelayanan medis dan keperawatan yang diberikan kepada wanita selama masa nifas, yakni periode 6 minggu setelah melahirkan, dimulai dari akhir persalinan dan berakhir dengan kembalinya organ- organ reproduksi seperti keadaan sebelum hamil Stright, 2004, hlm. 187. Perawatan yang dilakukan pada masa nifas meliputi perawatan fisik dan psikologis ibu untuk mencapai kesehatan yang optimal. Perawatan masa nifas ini sangat diperlukan karena dalam masa nifas sering terjadi kematian pada ibu yang disebabkan oleh berbagai macam masalah seperti perdarahan dan infeksi, hal ini dapat terjadi karena perawatan masa nifas yang kurang baik Bobak, 2004, hlm. 492 Angka kematian ibu merupakan salah satu indikator keberhasilan pelayanan kesehatan di suatu negara. Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia SDKI tahun 20022003 Angka Kematian Ibu di Indonesia berada pada angka 307 per 100.000 kelahiran hidup Depkes, 2007. Angka kematian ibu 60 terjadi pada kehamilan dan komplikasi persalinan, sedangkan 50 terjadi pada masa nifas yaitu 24 jam pertama. Adapun penyebab kematian ibu disebabkan oleh perdarahan, toxemia gravidarum, infeksi, partus lama, komplikasi abortus, dan penyebab lainnya Saifuddin, 2002, hlm. 122. Menurut Wheeler, 2003. Morbiditas pada minggu pertama pospartum biasanya disebabkan karena endrometritis, mastitis, infeksi pada episiotomi atau laserasi, infeksi traktus urinerius, dan penyakit lain. Universitas Sumatera Utara Dari data Dinas Kesehatan Provinsi Riau, angka kematian ibu setelah melahirkan di Riau cenderung meningkat dibandingkan tahun-tahun sebelumnya yaitu pada tahun 2006 terdapat 179 per 100 ribu kelahiran hidup, sedangkan pada tahun 2007 angka kematian ibu setelah melahirkan mencapai 182 per 100 ribu kelahiran hidup Dinkes, 20062007 Di Kota Pekanbaru angka kematian ibu dari tahun 2006 sampai tahun 2007 mengalami peningkatan dari 8 per 100 ribu kelahiran hidup menjadi 17 per 100 ribu kelahiran hidup. Pada tahun 2006 di rumah sakit umum daerah Arifin Achmad Pekanbaru terdapat 4 kasus kematian ibu yang di sebabkan perdarahan dan infeksi Dinkes, 2007. Berdasarkan tingginya angka mematian ibu tersebut, Departemen Kesehatan pada tahun 2000 telah menyusun rencana strategi jangka panjang untuk menurunkan angka kematian ibu yaitu dengan program “Making Pregnancy Safer” dan 80 kematian ibu dapat dicegah melalui kegiatan yang efektif yaitu pemeriksaan kehamilan, pemberian gizi yang memadai, pengawasan komplikasi saat melahirkan, dan perawatan masa nifas Irdjiati, 2000. Dengan melakukan perawatan yang baik oleh tenaga kesehatan maupun oleh ibu sendiri dapat menghindari dan mengatasi kemungkinan masalah yang timbul pada masa nifas seperti: perdarahan postpartum, infeksi nifas, dan gangguan emosi Baby blues Prawirohardjo, 2006. Berdasarkan survei awal yang penulis lakukan di ruang Camar 1 Rumah Sakit Umum Daerah Arifin Achmad Pekanbaru dengan melakukan wawancara kepada 6 orang ibu postpartum hanya 2 orang yang mengerti tentang perawatan masa nifas yang baik. Hal ini menunjukkan masih rendahnya pengetahuan ibu postpartum Universitas Sumatera Utara tentang perawatan pada masa nifas. karena sebagian ibu masih bergantung pada tenaga kesehatan dan keluarga untuk melakukan perawatan pada dirinya sendiri seperti melakukan perawatan luka pada kemaluan, masih takut untuk buang air kecil karena ibu masih trauma pada proses persalinan, defekasi, perawatan payudara, dan lain-lain. Dari uraian diatas, peneliti tertarik melakukan penelitian yang berjudul Hubungan Karakteristik dengan Tingkat Pengetahuan Ibu Postpartum tentang Perawatan Masa Nifas di Ruang Camar 1 Rumah Sakit Umum Daerah Arifin Achmad Pekanbaru Tahun 2009.

B. Perumusan Masalah