Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti menuangkan penelitiannya dalam bentuk skripsi dengan judul : “Pengaruh Current Ratio, Debt to Equity Ratio,
Long Term Debt to Equity Ratio, Total Assets Turn Over, Return On Investment, Return On Equity, dan Price Earnings Ratio terhadap Harga Saham pada
Perusahaan Real Estate dan Property yang Terdaftar di BEI”
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan sebelumnya, maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut :
apakah current ratio, debt to equity ratio, long term debt to equity ratio, total assets turn over, return on investment, return on equity, dan price earnings ratio
berpengaruh signifikan terhadap harga saham baik secara parsial maupun secara simultan ?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh current ratio, debt to equity ratio, long term debt to equity ratio, total assets turn over, return on
investment, return on equity, dan price earnings ratio terhadap harga saham baik secara parsial maupun secara simultan.
2. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah :
Universitas Sumatera Utara
1. Bagi Peneliti
Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan peneliti mengenai pengaruh current ratio, debt to equity
ratio, long term debt to equity ratio, total assets turn over, return on investment, return on equity, dan price earnings ratio terhadap harga
saham. 2.
Bagi Perusahaan Penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan kepada
manajemen perusahaan untuk meningkatkan kinerja keuangan yang diperkirakan berpengaruh terhadap harga saham yaitu current ratio,
debt to equity ratio, long term debt to equity ratio, total assets turn over, return on investment, return on equity, dan price earnings
ratio. 3.
Bagi Peneliti Lain Penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan wawasan dan
referensi bagi peneliti lain yang akan melakukan penelitian lanjutan mengenai pengaruh rasio-rasio keuangan yang berkaitan dengan
penilaian harga saham, seperti current ratio, debt to equity ratio, long term debt to equity ratio, total assets turn over, return on
investment, return on equity, dan price earnings ratio.
Universitas Sumatera Utara
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teoritis 1. Harga Saham
a. Pengertian Harga Saham
Menurut Haugen 1990 : 577, “the market value of a common stock is based on the discounted value of expected dividends throughout the life of
the firm”. Nilai pasar saham biasa adalah berdasarkan nilai diskonto dividen yang diharapkan sepanjang masa hidup perusahaan. Harga saham
juga dapat didefinisikan sebagai harga yang dibentuk dari interaksi antara para penjual dan pembeli saham yang dilatarbelakangi oleh harapan
mereka terhadap keuntungan perusahaan. Harga pasar saham menunjukkan penilaian sentral dari seluruh pelaku pasar sehingga harga
pasar saham bertindak sebagai barometer kinerja keuangan dan manajemen perusahaan. Harga saham yang digunakan dalam penelitian ini
adalah rata-rata harga saham penutupan average closing price selama suatu periode tertentu.
b. Penilaian Harga Saham
Dalam penilaian harga saham dikenal adanya tiga jenis nilai, yaitu nilai buku, nilai pasar, dan nilai intrinsik saham. Nilai buku merupakan
nilai yang dihitung berdasarkan pembukuan perusahaan penerbit saham emiten. Nilai pasar adalah nilai saham di pasar, yang ditunjukkan oleh
Universitas Sumatera Utara
harga saham tersebut di pasar. Nilai intrinsik atau nilai fundamental adalah nilai saham yang sebenarnya atau seharusnya terjadi.
Secara umum, keputusan membeli atau menjual saham ditentukan oleh perbandingan antara perkiraan nilai intrinsik dengan harga pasarnya
Halim, 2005 : 31, dengan kriteria sebagai berikut : 1
Jika nilai intrinsik dari harga pasar saham, maka saham tersebut undervalued artinya saham tersebut dinilai terlalu rendah. Oleh karena
itu, saham tersebut sebaiknya dibeli atau ditahan sementara. 2
Jika nilai intrinsik = harga pasar saham, maka saham tersebut menunjukkan nilai yang wajar dan berada dalam kondisi
keseimbangan. 3
Jika nilai intrinsik harga pasar saham, maka saham tersebut overvalued, artinya saham tersebut dinilai terlalu tinggi. Oleh karena
itu, saham tersebut sebaiknya dijual. Terdapat dua pendekatan dalam penentuan nilai intrinsik saham
berdasarkan analisis fundamental Halim, 2005 : 21, antara lain : 1
Pendekatan Dividen Dalam pendekatan ini, harga saham dapat diketahui dengan
menghitung nilai sekarang present value-PV dari proyeksi dividen yang akan diterima investor. Model dasar perhitungan harga saham
dengan pendekatan ini adalah sebagai berikut :
Keterangan : Po
= harga saham pada periode 0 d
t
= dividen yang diterima pada periode t i
= tingkat pengembalian yang diminta
Universitas Sumatera Utara
a Dividen dengan jumlah tetap zero growth
Diasumsikan tingkat pertumbuhan diukur dengan tingkat kenaikan dividen yang diharapkan, dan jika pertumbuhannya di
masa mendatang nol, dividen yang akan dibayarkan sama setiap tahun hingga tahun ke-t, maka harga saham dapat dirumuskan
sebagai berikut :
b Dividen dengan pertumbuhan normal normal growth
Dari tahun ke tahun, perusahaan selalu berupaya agar laba dan dividen akan tumbuh seperti yang direncanakan. Tingkat
pertumbuhan tersebut diharapkan terus berlanjut pada tingkat yang sama dengan tingkat pertumbuhan ekonomi produk nasional
bruto, dan bahkan dapat lebih tinggi dari pertumbuhan tersebut. Oleh karena itu, rumus umum besarnya dividen per tahun dengan
pertumbuhan normal dapat dinyatakan sebagai berikut :
Keterangan : d
n
= besarnya dividen pada tahun ke-n d
= besarnya dividen pada tahun ke-0 tahun sebelum pembayaran dividen saat ini
n =
periode waktu pembayaran dividen g
= pertumbuhan pembayaran dividen
2 Pendekatan Price Earnings Ratio PER
Pendekatan ini sering digunakan oleh analis saham untuk menilai harga saham. Pada dasarnya PER memberikan indikasi tentang jangka
waktu yang diperlukan untuk mengembalikan dana pada tingkat harga saham dan keuntungan perusahaan pada suatu periode tertentu. Oleh
karena itu, rasio ini menggambarkan kesediaan investor membayar suatu jumlah tertentu untuk setiap rupiah perolehan laba perusahaan,
sehingga PER dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :
Keterangan : P
= harga saham yang layak dibeli EPS
1
= laba per saham earning per share tahun mendatang RR
= bagian dari laba yang ditahan dalam perusahaan retention ratio
i = tingkat pengembalian yang diminta
g = pertumbuhan dividen
Universitas Sumatera Utara
c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Harga Saham
Arifin 2004 : 116 mengatakan bahwa ”faktor yang menentukan perubahan harga saham yaitu kondisi fundamental emiten, permintaan dan
penawaran, tingkat suku bunga, valuta asing, dana asing, indeks harga saham gabungan, dan rumors.” Berdasarkan pernyataan di atas maka dapat
ditarik kesimpulan yaitu faktor-faktor yang menentukan perubahan harga saham sangat beragam.
Terdapat berbagai faktor yang dapat mempengaruhi harga saham, antara lain :
1 Faktor fundamental perusahaan
Faktor fundamental berkaitan dengan kondisi perusahaan manajemen, sumber daya manusia, teknologi dan kondisi keuangan yang tercermin
dalam kinerja keuangan perusahaan. Apabila kinerja keuangan perusahaan mengalami peningkatan, maka saham perusahaan tersebut akan diminati
oleh investor sehingga harga saham akan meningkat. Sebaliknya, penurunan kinerja keuangan akan diikuti dengan penurunan harga saham
di pasar modal karena investor menjadi tidak tertarik pada saham perusahaan tersebut.
2 Pasar
Hukum permintaan dan penawaran mempengaruhi harga saham. Apabila permintaan terhadap saham meningkat, maka harga saham akan
naik. Sebaliknya, penurunan terhadap permintaan saham akan menurunkan
Universitas Sumatera Utara
harga saham. Transaksi jual-beli inilah yang mempengaruhi fluktuasi harga saham.
3 Tingkat suku bunga
Perubahan suku bunga akan mempengaruhi harga saham secara terbalik, ceteris paribus. Artinya, jika suku bunga meningkat, maka harga
saham akan turun, ceteris paribus. Demikian pula sebaliknya, jika suku bunga turun, harga saham akan naik.
4 Indeks harga saham
Kenaikan Indeks Harga Saham Gabungan IHSG sepanjang waktu tertentu menunjukkan kondisi investasi dan perekonomian negara dalam
keadaan baik. Sebaliknya, jika mengalami penurunan berarti iklim investasi sedang memburuk. Kondisi demikian akan mempengaruhi
fluktuasi harga saham di pasar modal. 5
News and rumors Berbagai berita dan rumor yang beredar di masyarakat menyangkut
beberapa hal seperti masalah ekonomi, sosial, politik, dan keamanan dapat mempengaruhi persepsi investor, yang pada akhirnya akan mempengaruhi
pergerakan harga saham di pasar modal.
2. Analisis Laporan Keuangan
Menurut Harahap 2008 : 190, analisis laporan keuangan berarti: Menguraikan pos-pos laporan keuangan menjadi unit informasi yang
lebih kecil dan melihat hubungannya yang bersifat signifikan atau yang mempunyai makna antara satu dengan yang lain baik antara
data kuantitatif maupun data non-kuantitatif dengan tujuan untuk
Universitas Sumatera Utara
mengetahui kondisi keuangan lebih dalam yang sangat penting dalam proses menghasilkan keputusan yang tepat.
Van Horne dan Wachowicz 2005 : 202 mengatakan bahwa rasio keuangan adalah “sebuah indeks yang menghubungkan dua angka akuntansi
dan didapat dengan membagi satu angka dengan angka lainnya.” Berdasarkan sumber datanya, rasio keuangan suatu perusahaan dapat digolongkan sebagai
berikut : a.
Rasio neraca yaitu membandingkan angka-angka yang hanya bersumber dari neraca.
b. Rasio laporan laba-rugi yaitu membandingkan angka-angka yang
hanya bersumber dari laporan laba rugi. c.
Rasio antarlaporan yaitu membandingkan angka-angka dari dua sumber, baik yang ada di neraca maupun di laporan laba rugi.
Weston dalam Kasmir 2008 : 106 mengatakan bahwa bentuk-bentuk rasio keuangan adalah sebagai berikut :
1. Rasio Likuiditas Liquidity Ratio 2. Rasio Solvabilitas Leverage Ratio
3. Rasio Aktivitas Activity Ratio 4. Rasio Profitabilitas Profitability Ratio
5. Rasio Pertumbuhan Growth Ratio 6. Rasio Penilaian Valuation Ratio
3. Current Ratio CR
Kasmir 2008 : 134 menyebutkan bahwa current ratio merupakan rasio yang mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban utang
Universitas Sumatera Utara
jangka pendek yang segera jatuh tempo dengan menggunakan aktiva lancarnya. Current Ratio merupakan ukuran fundamental likuiditas
perusahaan dan sering juga disebut sebagai rasio modal kerja working capital. Current Ratio dapat pula dikatakan sebagai bentuk untuk mengukur
tingkat keamanan margin of safety suatu perusahaan.
CR dihitung dengan cara membandingkan antara total aktiva lancar dengan total kewajiban lancar. Semakin besar rasio ini menunjukkan semakin
tinggi kemampuan perusahaan menutupi kewajiban jangka pendeknya. Dari hasil perhitungan, apabila rasio ini rendah berarti perusahaan memiliki
kemampuan yang rendah dalam membayar kewajiban jangka pendeknya. Namun, apabila rasio ini terlalu tinggi juga tidak baik karena mungkin
disebabkan adanya kas yang menganggur atau tidak dikelola dengan baik. Rumus untuk menghitung Current Ratio adalah sebagai berikut:
4. Debt to Equity Ratio DER
Kasmir 2008 : 166 menyebutkan bahwa debt to equity ratio merupakan rasio yang diukur dari perbandingan antara total utang dengan ekuitas modal
sendiri. Rasio ini berguna untuk mengetahui perbandingan jumlah dana yang disediakan oleh kreditor dengan pemilik perusahaan. Dengan kata lain, rasio
ini berfungsi untuk mengukur sampai sejauh mana modal pemilik dapat menutupi utang-utang kepada pihak luar.
Universitas Sumatera Utara
Bagi kreditor, semakin besar rasio ini akan semakin tidak menguntungkan karena semakin besar risiko yang harus ditanggung atas kegagalan yang
mungkin terjadi di perusahaan. Namun, bagi investor maupun perusahaan, semakin besar rasio ini akan semakin menguntungkan karena menurut
Brigham dan Houston 2001 : 84, “pendanaan dengan utang membuat pemegang saham dapat mempertahankan pengendalian atas perusahaan
dengan investasi yang terbatas dan risiko perusahaan sebagian besar ada pada kreditor”.
Rumus untuk menghitung Debt to Equity Ratio adalah sebagai berikut:
5. Long Term Debt to Equity Ratio LTDtER
Long Term Debt to Equity Ratio merupakan rasio yang diukur dari perbandingan antara utang jangka panjang dengan ekuitas Kasmir, 2008 :
166. Tujuannya adalah untuk mengukur berapa bagian dari ekuitas modal sendiri yang dijadikan jaminan utang jangka panjang. Semakin besar rasio ini
menunjukkan semakin besar beban bunga dan utang jangka panjang yang harus dibayar sehingga akan menurunkan laba perusahaan. LTDtER dihitung
dengan cara membandingkan antara utang jangka panjang dengan ekuitas yang disediakan oleh perusahaan.
Rumus untuk menghitung Long Term Debt to Equity Ratio adalah sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
6. Total Assets Turn Over TATO
Total Assets Turn Over merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur perputaran seluruh aktiva yang dimiliki perusahaan dan jumlah penjualan
yang diperoleh dari tiap aktiva Kasmir, 2008 : 185. Dengan kata lain, rasio ini berfungsi untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam menggunakan
seluruh aktiva untuk menghasilkan penjualan selama satu periode tertentu. Semakin besar rasio ini menunjukkan semakin tinggi penjualan yang
dihasilkan dan penggunaan aktiva perusahaan yang semakin efektif. TATO dihitung dengan cara membandingkan penjualan bersih selama satu periode
dengan rata-rata total aktiva pada periode tersebut. Rumus untuk menghitung Total Assets Turn Over adalah sebagai berikut :
7. Return On Investment ROI
Return On Investment merupakan rasio yang menunjukkan tingkat pengembalian hasil return atas jumlah aktiva yang digunakan dalam
perusahaan Kasmir, 2008 : 202. ROI juga merupakan suatu ukuran efektivitas perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan
memanfaatkan aktiva yang dimiliki. ROI diperoleh dengan cara membandingkan antara laba setelah bunga dan pajak earning after interest
Universitas Sumatera Utara
and tax dengan rata-rata total aktiva. Semakin tinggi ROI berarti semakin baik kinerja keuangan suatu perusahaan dan juga semakin besar keuntungan
yang dihasilkan sehingga dapat menarik minat investor. Rumus untuk menghitung Return On Investment adalah sebagai berikut :
8. Return On Equity ROE
Menurut Brigham dan Daves 2004 : 240, “Ultimately, the most important, or bottom line accounting ratio is the ratio of net income to
common equity, which measures the return on common equity ROE. Stockholders invest to get a return on their money, and thus ratio tells how
well they are doing in an accounting sense”. Rasio keuangan yang paling penting adalah rasio yang membandingkan laba bersih dengan ekuitas
pemegang saham, yang disebut dengan tingkat pengembalian atas ekuitas ROE.
Pemegang saham berinvestasi untuk mendapatkan keuntungan atas dana yang diinvestasikannya dan rasio ROE mengindikasikan seberapa baik
perusahaan dapat memberikan keuntungan bagi para pemegang saham secara akuntansi. Semakin tinggi ROE menunjukkan semakin efisien perusahaan
dalam menggunakan modal sendiri untuk menghasilkan laba bagi pemegang saham dan sebaliknya. Rumus untuk menghitung Return On Equity adalah :
Universitas Sumatera Utara
9. Price Earnings Ratio PER
Price Earnings Ratio merupakan rasio yang menunjukkan perbandingan antara harga pasar per lembar saham dengan laba per saham Harahap, 2008 :
311. PER menunjukkan penilaian pasar market valuation dari potensi pertumbuhan perusahaan dan prospek laba di masa yang akan datang. PER
yang tinggi menunjukkan bahwa pasar mengharapkan pertumbuhan dan laba yang tinggi di masa depan. Sebaliknya, PER yang rendah menunjukkan
ekspektasi pasar yang rendah terhadap pertumbuhan dan laba di masa depan. Rumus untuk menghitung Price Earnings Ratio adalah sebagai berikut:
B. Tinjauan Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu mengenai pengaruh rasio-rasio keuangan terhadap harga saham menunjukkan hasil-hasil yang berbeda. Penelitian ini merupakan penelitian
replikasi dari penelitian-penelitian terdahulu. Rincian mengenai penelitian- penelitian terdahulu dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.1 Ringkasan Tinjauan Penelitian Terdahulu
No Tahun Peneliti Judul
Variabel Hasil Penelitian
1 2008
Dipo Satria
Alam Pengaruh Rasio
Keuangan Likuiditas,
Solvabilitas, Aktivitas,
Profitabilitas, dan Pasar
terhadap Harga Saham Industri
Manufaktur di Bursa Efek
Jakarta Variabel
Independen : CR, DAR,
TATO, ITO, NPM, ROE,
dan PER. Variabel
Dependen : Harga
Saham. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa semua variabel
independen yang diteliti memiliki
pengaruh terhadap harga saham secara
simultan. Secara parsial, hanya
variabel CR, NPM, dan ROE yang
signifikan berpengaruh
terhadap
harga saham.
2 2008
Juventus Pengaruh Rasio Profitabilitas
dan Leverage terhadap Harga
Saham Perbankan di
Bursa Efek Jakarta
Variabel Independen :
ROA, ROE, DER, dan
DAR. Variabel
Dependen : Harga
Saham. Secara simultan,
ROE, DER, dan DAR berpengaruh
terhadap harga saham. Secara
parsial, hanya rasio ROE dan DAR yang
memiliki pengaruh positif terhadap
harga saham, sementara variabel
ROA didrop dari penelitian karena
terjadi kendala dalam uji asumsi
klasik yaitu uji multikolinearitas.
3 2009
Efendi Pengaruh Rasio
Profitabilitas, Rasio
Solvabilitas, dan Risiko
Sistematis terhadap Harga
Saham Properti di Bursa Efek
Jakarta Variabel
Independen : ROA, ROE,
DER, dan BETA.
Variabel Dependen :
Harga Saham.
Secara parsial, ROA, DER, dan BETA
mempunyai pengaruh positif
terhadap harga saham.
Universitas Sumatera Utara
No Tahun Peneliti Judul
Variabel Hasil Penelitian
4 2010
Yurico Pengaruh Cash
Dividend Coverage,
Operating Cash Flow per Share,
Return On Equity, Return
On Asset, Total Assets Turn
Over, dan Earnings per
Share terhadap Harga Saham
pada Perusahaan
Manufaktur yang Terdaftar
di BEI Variabel
Independen : CDC, OCPS,
ROE, ROA, TATO, dan
EPS. Variabel
Dependen : Harga
Saham. Secara simultan,
semua variabel independen yang
diteliti memiliki pengaruh signifikan
tehadap harga saham. Secara
parsial, hanya EPS yang berpengaruh
signifikan terhadap harga saham.
5 2010
Lenny Kielsan
Pengaruh Debt to Equity Ratio,
Net Profit Margin, Return
On Asset, dan Return On
Equity terhadap Harga Saham
Perusahaan Manufaktur
yang Terdaftar di BEI.
Variabel Independen :
DER, NPM, ROA, dan
ROE. Variabel
Dependen : Harga
Saham. Secara simultan,
semua variabel independen yang
diteliti memiliki pengaruh signifikan
terhadap harga saham. Secara
parsial, semua variabel yang diteliti
tidak berpengaruh signifikan terhadap
harga saham.
Sumber : Peneliti, 2010
C. Kerangka Konseptual dan Hipotesis 1. Kerangka Konseptual