Farmakoterapi Pembedahan PENATALAKSANAAN TEMPOROMANDIBULA DISORDER

Gambar 12. Latihan On-your-back Chest stretch. Wright A Edward. Manual of temporomandibular disorder. USA : Blackwell Munksgard. 2005:302 8. Face-down arm lifts, yaitu posisi seperi gambar 1 letakkan siku pada posisi 90 terhadap bahu, sedangkan gambar 2 letakkan siku pada posisi 90 terhadap telinga. Naikkan siku ke kepala dan dada berada dilantai, dengan badan didorong ke atas secara berulang, lakukan sekali sehari setiap 5 hari dalam seminggu. Gambar 13. Latihan Face-down arm lifts. Wright A Edward. Manual of temporomandibular disorder. USA : Blackwell Munksgard. 2005:302

4.2 Farmakoterapi

Selain terapi fisik, teknik medikamentasi juga dapat digunakan untuk menunjang pengurangan rasa nyeri akibat whiplash injury. Berikut ini akan dijelaskan beberapa obat-obatan yang digunakan, diantaranya adalah 4,5,7,21 : 1. Analgesik. Analgesik sering digunakan untuk penanganan temporomandibula disorder guna mengurangi rasa nyeri. Biasanya digunakan aspirin, parasetamol dan kodein. 2. Anti inflamasi non steroid. Universitas Sumatera Utara Biasanya digunakan untuk penanganan gangguan muskuloskeletal seperti gangguan nyeri dan osteoartritis. Misalnya pengunaan ibuprofen sebanyak 400 mg, tiga kali sehari setelah makan. 3. Trisiklik anti depresan. Berfungsi untuk merelaksasi otot dan mengurangi rasa nyeri yang timbul. Misalnya penggunaan dothiepin hydrochloride sebanyak 25-50 mg setiap malam,30 menit sebelum tidur. 4. Sedatif. Penggunaan sedatif dalam pengobatan temporomandibula disorder pada saat ini masih menjadi kontroversial. Fungsi sedatif untuk mengurangi rasa nyeri pada pasien. 5. Suplemen dan mineral, seperti mengkonsumsi vitamin B kompleks. Berfungsi untuk membantu meningkatkan daya tahan tubuh pasien dan menambah asupan vitamin dan mineral tubuh.

4.3 Pembedahan

Beberapa referensi menyatakan bahwa temporomandibula disorder akibat whiplash injury tidak perlu dilakukan pembedahan. 7,21,24 Teknik pembedahan merupakan tindakan akhir yang dilakukan setelah melalui tahap investigasi pra pembedahan dan dilakukan jika teknik fisioterapi dan farmakoterapi tidak berhasil dilakukan pada pasien. American Association of Oral and Maxillofascial menyatakan bahwa intervensi pembedahan harus dilakukan berdasarkan pada kriteria berikut 7 : Universitas Sumatera Utara 1. Adanya gangguan anatomis dan fungsional disekitar temporomandibula yang merupakan sumber utama penyebab rasa sakit dan nyeri. Contoh : adanya neoplasma yang mengarah pada keganasan disekitar area temporomandibula. 2. Rasa sakit dan nyeri tersebut dapat menimbulkan kecacatan seumur hidup bagi pasien. 3. Gangguan mental, psikologis dan konflik emosional pasien yang tidak terkontrol sehingga dapat mengganggu kelancaran terapi tanpa pembedahan. Selain itu, American Association of Oral and Maxillofascial juga menyatakan bahwa temporomandibula disorder akibat whiplash injury bukanlah sebuah kasus utama yang harus ditanggulangi segera, tetapi tanggulangilah masalah gangguan pada cervical spine terlebih dahulu. 7,21,24 Sebab gangguan terhadap area temporomandibula merupakan manifestasi klinis akibat whiplash injury yang keluhannya akan muncul setelah 6 bulan sampai 1 tahun kedepan setelah terjadinya kecelakaan. Sehingga tidak perlu dilakukan pembedahan dan dikategorikan sebagai kasus ringan yang mana penanganannya hanya sebatas pengembalian rasa nyaman terhadap pasien melalui teknik fisioterapi dan farmakoterapi. 17,19,25,31 Universitas Sumatera Utara

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN