Penatalaksanaan Temporomandibula Disorder Akibat Whiplash Injury

(1)

AKIBAT

WHIPLASH INJURY

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat guna memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Gigi

Oleh :

DESY PURNAMA SARI NIM : 070600062

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2011

AKIBAT

WHIPLASH INJURY

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat guna memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Gigi

Oleh :

DESY PURNAMA SARI NIM : 070600062

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2011

AKIBAT

WHIPLASH INJURY

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat guna memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Gigi

Oleh :

DESY PURNAMA SARI NIM : 070600062

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2011


(2)

Departemen Bedah Mulut dan Maksilofasial Tahun 2011

Desy Purnama Sari

PenatalaksanaanTemporomandibula Disorder AkibatWhiplash Injury

x + 31 halaman

Regio temporomandibula merupakan salah satu organ yang berperan penting dalam sistem stomatognatik dan merupakan struktur yang paling kompleks dijumpai di kepala. Sehingga regio temporomandibular sangat rentan terhadap berbagai jenis trauma. Menurut Jurnal American Dental Association tahun 1990, 40% sampai 99% kasustemporomandibula disorderdisebabkan oleh trauma.

Penelitian terbaru juga menunjukkan trauma yang terjadi pada saat berkendaraan dapat menyebabkan temporomandibula, yang lebih sering dikenal sebagai whiplash injury. Whiplash merupakan istilah untuk menentukan mekanisme cedera hiperekstensi cervical spine yang secara tiba-tiba diikuti dengan hiperfleksi leher yang dapat menyebabkan kerusakan pada otot, ligamen dan tendon - khususnya organ yang mendukung kepala.

Whiplash injury dapat menimbulkan ketidaknyamanan terhadap penderita, diantaranya; rasa nyeri, kesulitan dalam membuka dan menutup mulut, bunyi kliking pada saat mengunyah makanan, sensasi tidak enak saat menggigit sesuatu. Berdasarkan penelitian, rasa nyeri dilaporkan sebagai keluhan utama terjadinya


(3)

hingga 1 tahun pasca terjadinya injuri.

Terdapat dua jenis penatalaksanaan temporomandibula disorder akibat

whiplash injury, yaitu teknik tanpa pembedahan seperti fisioterapi dan farmakoterapi serta teknik dengan pembedahan. Teknik tanpa pembedahan diindikasikan untuk penanganan kasus whiplash association disorder level ringan. Sedangkan teknik pembedahan untuk penanganan kasus severe maupun moderate, dengan indikasi adanya gangguan anatomis temporomandibula sebagai sumber utama etiologi nyeri, rasa sakit atau nyeri menimbulkan kecacatan seumur hidup, serta adanya gangguan psikologis tidak terkontrol yang dapat mengganggu kelancaran terapi tanpa pembedahan.


(4)

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan tim penguji skripsi

Medan, 23 Maret 2011

Pembimbing Tanda tangan

Indra Basar Siregar, drg.,M.Kes ....


(5)

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan tim penguji pada tanggal 23 Maret 2011

TIM PENGUJI KETUA :Abdullah Oes, drg

ANGGOTA :1. Indra Basar Siregar, drg., M.Kes 2. Shaukat Osmani Hasbi, drg., Sp.BM 3. Olivia Avriyanti Hanafiah, drg., Sp.BM


(6)

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, skripsi ini telah selesai disusun sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Kedokteran Gigi.

Dalam penulisan skripsi ini penulis banyak mendapat pengarahan, bimbingan, bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Terutama dan teristimewa sekali penulis ingin mengucapkan rasa hormat dan terima kasih yang tak terhingga kepada orangtua tercinta, papa Syafrudin Tanjung,SE dan mama Erita yang telah mendoakan dan mendukung penulis sehingga mampu menyelesaikan pendidikan ini. Selain itu penulis juga mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Indra Basar Siregar, drg.,M.Kes, sebagai dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan, saran dan petunjuk dalam penulisan skripsi ini.

2. Eddy A. Ketaren, drg., Sp.BM, sebagai Kepala Departemen Bedah Mulut dan Maksilofasial Fakultas Kedoketran Gigi USU Medan.

3. Seluruh staf pengajar di Departemen Bedah Mulut dan Maksilofasial yang telah memberikan ilmu dan bimbingan.

4. Saudara-saudaraku tersayang, Dede Oktria Syaferi, Dewi Meilda Eka Sari, Khairul Nuzli, mudah-mudahan kita bisa mewujudkan cita-cita kedua orangtua kita, sukses dunia akhirat dan disayangi Allah, amin.

5. Semua keluarga penulis yang berada di Medan, buk Rosmaniar, papa Chaidir, makwo Lisna, pakwo Surya, buk Yus, kak Etty, bang Acam, Syearin, dan sepupu lainnya yang selalu memberikan dukungan dan semangat kepada penulis.


(7)

6. Teman terbaikku Rio Saputra dan sahabat-sahabatku Gusmalini, Marina Nofalia, Defi Marizal, Fauzan Akmal, Nur Irmaulina, Yogi Olhari, Dewi Hartika, Dadi Pradja, Yusuf, Kepsu atas dukungan, semangat, doa dan harapan yang selama ini diberikan kepada penulis.

7. Teman-teman angkatan 2007, teman-teman seperjuangan di bedah mulut, dan senior-senior yang telah memberikan dukungan dan semangat selama ini serta semua pihak yang telah banyak membantu dan tidak bisa disebutkan satu persatu.

Akhirnya penulis mengharapkan semoga hasil karya atau skripsi ini dapat memberikan sumbangan pikiran yang berguna bagi fakultas, pengembangan ilmu dan masyarakat.

Medan. 23 Maret 2011 Penulis

Desy Purnama Sari NIM : 070600062


(8)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ..

HALAMAN PERSETUJUAN ...

HALAMAN TIM PENGUJI SKRIPSI ..

KATA PENGANTAR vi

DAFTAR ISI .. viii

DAFTAR GAMBAR . ix

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

BAB 2 TEMPOROMANDIBULA DISORDER

2.1 Defenisi ... ... 4

2.2 Mekanisme .. .. ... 5

2.3 Gejala ... . ... 8

BAB 3 WHIPLASH INJURY

3.1 Defenisi ... ... 9

3.2 Mekanisme .. .. ... 10

3.3 Gejala ... . ... 13

BAB 4 PENATALAKSANAANTEMPOROMANDIBULA DISORDER

4.1 Fisioterapi ... 16

4.2 Farmakoterapi .. .. .. 22

4.3 Pembedahan . ... . 23

BAB 5 PENUTUP

5.1 Kesimpulan .. 25

5.2 Saran ... 27


(9)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1 Mekanisme arah terjadinya gerakan padawhiplash injury ... 6

2 (a) Posisi normal mandibula .., 7

(b) Otot-otot submandibula menahan mandibula pada posisinya ... 7

(c) Regangan pada perlekatan diskus posterior .. 7

(d) Regangan pada perlekatan diskus posterior .. 7

3 Mekanismewhiplash injurymenyebabkan hiperekstensi dan

hiperfleksi ... 12 4 Syndrome long thoracic nerve palsy (LTNP) dan spinal accessory

nerve palsy (SANP) . . 14

5 (a) Posisi salah . . 16

(b) Posisi benar .. 16

6 (a) Posisi fleksi . . 17

(b) Posisi ekstensi .. 17

(c) Miring ke samping. . . 17

(d) Rotasi . .. 17

7 Palpasi di sekitar otot sternokleidomastoid . 18

8 Peta distribusi palpasi kranial .. 19

9 (1) Masukkan satu jari. . .. 20

(2) Dua jari . 20

(3) Tiga jari . . 20


(10)

11 LatihanChest stretch .. 21

12 LatihanOn-your-back Chest stretch 21


(11)

BAB 1 PENDAHULUAN

Regio temporomandibula merupakan salah satu organ yang berperan penting dalam sistem stomatognatik dan merupakan struktur yang paling kompleks dijumpai di kepala. Oleh sebab itu, regio temporomandibula sangat rentan terhadap berbagai jenis kerusakan yang diakibatkan oleh gangguan biopsikososial multifaktorial, baik faktor-faktor dari luar seperti trauma, atau dari dalam seperti tumor atau artritis. 1-6,9

Trauma merupakan penyebab utama Temporo Mandibula Disorder (TMD). Menurut jurnal American Dental Association tahun 1990, 40% sampai 99% kasus

TMDmerupakan akibat trauma. Trauma dapat berupa trauma yang sederhana seperti pukulan pada rahang atau trauma yang lebih kompleks seperti yang mengenai kepala, leher dan rahang. Penelitian terbaru juga menunjukkan benturan terhadap pengaman

airbag dalam berkendaraan dapat menyebabkan TMD, yang lebih sering dikenal sebagaiwhiplash injury.1,7

Whiplash merupakan istilah untuk menentukan mekanisme cedera hiperekstensi cervical spine yang secara tiba-tiba diikuti dengan hiperfleksi leher yang dapat menyebabkan kerusakan pada otot, ligamen dan tendon, khususnya organ yang mendukung kepala.7,9Kerusakan langsung pada sendi temporomandibula

dihasilkan oleh kombinasi kekuatan mekanis. Kekuatan mekanis berasal dari percepatan benturan kendaraan dengan kekuatan otot abnormal yang terjadi pada saat terjadi ayunan mendadak. Dimana, otot normal pelindung akan berkerja sinergis untuk mengimbangi kekuatan merugikan. Sehingga, percepatan benturan ini akan


(12)

mempengaruhi otot-otot pterigoid eksternal yang menyebabkan cedera pada sendi kompleks.7,9

Terdapat dua jenis penatalaksanaan temporomandibula disorder akibat

whiplash injury, yaitu teknik tanpa pembedahan seperti fisioterapi dan farmakoterapi serta teknik dengan pembedahan. Teknik tanpa pembedahan di indikasikan untuk penanganan kasus whiplash association disorder level ringan. Sedangkan teknik pembedahan untuk kasus severe maupun moderate, dapat dilakukan dengan indikasi jika adanya gangguan anatomis temporomandibula sebagai sumber utama etiologi nyeri, rasa sakit atau nyeri menimbulkan kecacatan seumur hidup, serta adanya gangguan psikologis tidak terkontrol yang dapat mengganggu kelancaran terapi tanpa pembedahan.13,19

Whiplash injury dapat menimbulkan ketidaknyamanan terhadap penderita, diantaranya; adanya rasa nyeri, kesulitan dalam membuka dan menutup mulut, bunyi kliking pada saat mengunyah makanan, sensasi tidak enak saat menggigit sesuatu. Namun berdasarkan penelitian, rasa nyeri atau sakit dilaporkan sebagai tanda-tanda utama terjadinya temporomandibula disorder. Rasa nyeri akan muncul setelah 6 bulan hingga 1 tahun pasca terjadinya injuri, sehingga perawatannya lebih difokuskan untuk penanganan ringan saja (tanpa pembedahan). Sedangkan untuk kasus dengan pembedahan jarang dijumpai di klinis.17,19

Tujuan penulisan ini adalah untuk menjelaskan gangguan pada otot dan sendi temporomandibula dan perawatannya akibat whiplash injury. Sehingga dokter gigi dapat menentukan diagnosa dan perawatan yang tepat dalam menangani gangguan pada otot dan sendi tempromandibula terkait dengan terjadinya whiplash injury serta mengembalikan fungsi normal otot dan sendi temporomandibula tersebut.


(13)

Manfaat penulisan ini adalah untuk menambah pengetahuan dokter gigi dan mahasiswa kedokteran gigi mengenai gangguan otot dan sendi temporomandibula yang disebabkan oleh whiplash injury dan mekanisme terjadinya, hubungan

temporomandibula disorder akibatwhiplash injury serta teknik perawatan yang tepat untuk menangani gangguan pada otot dan sendi temporomandibula, sehingga nantinya dapat memberikan perawatan yang sempurna kepada pasien.


(14)

BAB 2

TEMPOROMANDIBULA DISORDER

2.1 Defenisi

Temporomandibula disorder merupakan istilah kolektif yang mencakup sejumlah masalah klinis yang berkaitan dengan ganguan pada otot-otot pengunyahan, sendi temporomandibula dan struktur klinis lainnya.2,3Regio temporal dan mandibula

merupakan regio yang sangat penting dan merupakan komponen yang sangat aktif menjalankan fungsinya, terutama dalam proses berbicara dan mengunyah makanan. Sehingga, sedikit saja gangguan kecil yang terjadi disekitar area temporal dan mandibula dapat menimbulkan rasa ketidaknyaman terhadap pasien.

American Academy of Orofacial Pain (AAOP) mengklasifikasikan sindrom temporomandibula disorder atas dua golongan yaitu :

a. Muscle-related (miogenus temporomandibula) yaitu gangguan temporomandibula yang berkaitan dengan nyeri dan disfungsi miofasial.

b. Joint-related (artrogenus temporomandibula), disebut juga dengan gangguan temporomandibula yang berkaitan dengan sendi, seperti gangguan disc displacement, artritis, ankilosis, dislokasi berulang kronis, infeksi, kelainan sendi degeneratif dan neoplasma.

Pada kasus whiplash injury, temporomandibula disorder dapat melibatkan gangguan miogenus dan artrogenus. Gangguan temporomandibula miogenus disebabkan karena kejangnya daerah seputar otot pengunyahan akibat adanya hiperaktivitas otot dalam merespon cepat perubahan mendadak pada saat terjadiya


(15)

hiperekstensi cervical spine. Sehingga menyebabkan terjadinya gangguang orofasial. Sedangkan dalam gangguan temporomandibula artrogenus lebih difokuskan terhadap gangguan perlekatan sendi temporomandibula.14,15

2.2 Mekanisme

Pada awalnya whiplash injury merupakan disfungsi pada daerah disekitar leher yang mengganggu fungsi normal pergerakan sendi faset cervical spine. Namun, penelitian terbaru membuktikan bahwa secara tidak langsung whiplash injury juga berpengaruh besar terhadap terjadinya temporomandibula disorder. Sebuah organisasi America, The Quebeck Task Force on Whiplash-Associated Disorders (WAD) mengindikasikan bahwa temporomandibula disorder dapat disebabkan oleh traumawhiplash injury.2,7,14,15,25

Temporomandibula disorder dilaporkan sebagai manifestasi klinis setelah terjadinya whiplash injury, dimana rasa nyeri pada regio temporomandibula tersebut akan muncul setelah 6 bulan hingga 1 tahun setelah terjadinya trauma. Secara teoritis, trauma hipertranslasi leher dalam whiplash injury juga dapat menyebabkan trauma pada jaringan disekitar leher saat terjadinya benturan. Berikut ini merupakan beberapa gaya-gaya yang bekerja pada saat terjadinya benturan 3,7:

1. Gaya kinematik merupakan suatu gerakan perpindahan tubuh tanpa adanya pengaruh tekanan

2. Gaya kinetik yaitu suatu gerakan perpindahan tubuh karena adanya pengaruh tekanan


(16)

4. Gaya rotasi merupakan perpindahan seluruh bagian tubuh secara instan melalui sumbu tetap pada leher.

Gaya-gaya inilah yang bekerja di leher selama terjadinya benturan dan pada akirnya juga mempengaruhi keadaan normal dari sendi temporomandibula. Akibat adanya percepatan gaya gravitasi, penyeimbangan kekuatan otot leher terhadap benturan akan bekerja sinergis terhadap kekuatan benturan, sehingga menyebabkan gerakan kepala pengemudi kendaraan menjadi bergerak ke depan dan ke belakang, seperti gambar dibawah ini :

Gambar 1. Mekanisme arah terjadinya gerakan pada whiplash injury. <http://uptownchiropractic.wordpress.com/2 010/04/02/whiplash>(14 Februari 2011)

Gerakan ke depan dan kebelakang akan menyebabkan terjadinya perpindahan vertikal dari cervical spine setelah adanya pergerakan mendadak yang menyebabkan


(17)

terjadinya kontak antara leher dan tempat duduk bagian belakang (airbag)kendaraan. Kepala berusaha untuk tetap diam pada sumbunya, sehingga menimbulkan gaya abnormal pada leher demi mengimbangi energi benturan yang dapat mempengaruhi fungsi normal otot sekitar temporomandibula.

Selain gerakan mendadak akibat whiplash injury menyebabkan gangguan miogenus (otot), kompresi tiba-tiba pada cervical spine dan adanya gaya gravitasi juga sangat mempengaruhi keabnormalitasan sendi temporomandibula. Selama terjadinya hiperekstensi, posisi mandibula berada dibelakang kranium (gambar A), otot-otot disekitar submandibula akan berusaha menyeimbangkan kekuatan dengan tetap berada pada posisi normal (gambar B). Kemudian akibat hiperekstensi yang terjadi pada kranium, menyebabkan terjadinya hipertranslasi kondilus sehingga adanya regangan pada perlekatan diskus posterior (gambar C dan D).3


(18)

Regangan pada perlekatan diskus posterior. (Nadler SF, Malanga GA. Whiplash injury:a continuing dilemma in the 21st century in whiplash.Nadler SF,Malanga GA Eds. Whiplash. Philadelphia: HanleyBelfus INC, 2002 : 143)

Karakteristik adanya gangguan pada sendi temporomandibula diantaranya adalah adanya keterbatasan atau pergerakan yang tidak teratur dari mandibula, rasa tidak nyaman atau suara aneh yang muncul pada saat proses membuka dan menutup mulut, seperti kliking, krepitasi, dll.

2.3 Gejala

Temporomandibula disorder dapat menimbulkan rasa tidak nyaman bagi penderitanya setelah lebih kurang 6 bulan hingga 1 tahun pasca terjadinya whiplash injury. Berikut ini beberapa gejalatemporomandibula disorder2,7,18,20,21,25:

a. Nyeri dan jika dipalpasi terasa kenyal di area sekitar sendi temporomandibula, otot-otot pengunyahan,daerah sekitar wajah, telinga dan leher.

b. Bunyi kliking, krepitasi dan lainnya pada saat membuka dan menutup mulut, terutama pada saat mengunyah makanan.

c. Terjadinya deviasi atau pembelokan sendi temporomandibula pada saat membuka dan menutup mulut.

d. Kesulitan atau keterbatasan dalam membuka dan menutup mulut. e. Kesulitan dan timbul rasa tidak nyaman pada saat mengunyah makanan. f. Sensasi tidak enak pada saat menggigit sesuatu.

g. Osteoartritis (degenerasi inflamasi yang mempengaruhi cairan sinovial temporomandibula) dan osteoartrosis (degenerasi non inflamasi yang mempengaruhi jaringan fibrokartilago dan oseus).


(19)

BAB 3

WHIPLASH INJURY

3.1 Defenisi

Whiplash injury pada awalnya berasal dari bahasa Inggris yaitu whipping

yang berarti cambukan atau ayunan dan injury yang bermakna cedera. Jadi, whiplash injury didefenisikan sebagai cedera pada leher (cervical spine) yang dihasilkan dari ayunan percepatan dan perlambatan mendadak akibat kecelakaan kendaraan bermotor. Istilah whiplash injury pertama kali diperkenalkan di dunia kedokteran pada tahun 1945 untuk membantu mengklarifikasikan cedera pada tulang belakang karena adanya tekanan hebat pada leher akibat adanya ayunan spontan dan intens saat kecelakaan berkendaraan.3,7,21,29

The Quebec Task Force on Whiplash-Associated Disorders (WAD)

mendefinisikan untuk sementara bahwa whiplash injury merupakan mekanisme perpanjangan dan perpendekan transfer energi ke leher, sehinga dapat menyebabkan perpindahan tulang servikal dan gangguan lainnya seperti temporomandibula disorder. 2,3,15,19,28 Selain itu, The Quebec Task Force on Whiplash-Associated

Disorders (WAD)mengklasifikasikan tingkatan keparahan injuri yaitu7,9,13,18,21: a. Level 0 : tidak ada komplain atau tanda-tanda fisik.

b. Level I : adanya keluhan rasa nyeri, kekakuan otot sekitar leher dan temporomandibula, tidak dijumpai ciri-ciri fisik yang signifikan.


(20)

e. Level IV : nyeri pada leher, adanya fraktur maupun dislokasicervical spine. Level 0 dan level I dikategorikan sebagai mild case (kasus ringan), level II sebagai severe case (kasus sedang) dan level III dan level IV dikategorikan sebagai

moderate case (kasus berat). Kasus ringan sampai sedang penatalaksanaannya cukup dengan terapi tanpa pembedahan, seperti fisioterapi dan farmakoterapi. Sedangkan untuk kasus yang tergolong berat, dilakukan terapi pembedahan.19

Berdasarkan penelitian, whiplash injury yang terkait dengan gangguan pada leher pada umumnya lebih sering terjadi pada wanita dibandingkan pria. 15,16,19

Meskipun terkadang ukuran kepala pria ada yang sama dengan ukuran kepala wanita, namun wanita memiliki massa otot leher yang lebih kecil dibandingkan pria. Hal inilah yang menyebabkan wanita lebih rentan menderita trauma akibat whiplash injury.3,7,19

3.2 Mekanisme

Whiplash injury merupakan serangkaian proses kecelakaan yang berlangsung cepat dan spontan. Berikut ini akan dijelaskan mekanisme whiplash injury yang mengakibatkan cedera. Selama tabrakan mobil dari belakang, tubuh akan mengalami percepatan yang sangat cepat dan intens serta mengalami perlambatan yang juga secara tiba-tiba.7,9,13,18,28Pada setiap fasewhiplash injury, terdapat beberapa kekuatan

dan gaya berbeda yang bekerja pada tubuh. Seperti yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, terdapat beberapa gaya yang berpengaruh selama terjadi benturan, diantaranya yaitu gaya kinematik, kinetik, translasi, dan gaya rotasi. Dimana, keseluruhan proses akan memberikan kontribusi terhadap struktur normal tubuh dan


(21)

dapat menimbulkan kerusakan tulang belakang, saraf, cakram, otot, dan ligamen leher dan tulang belakang.

Berikut ini akan digambarkan secara lengkap siklus yang terjadi pada komponen miofasial yang menyebabkan terjadinya penerimaan kelebihan beban pada jaringan ikat disekitar leher pada saat terjadinyawhiplash injury3:

Ayunan mendadak saat berkendaraan Cedera

Hiperekstensi-hiperfleksi

Disc injury / degeneration

Gangguan langsung pergerakan segmen vertebra

Tekanan psikologis Peningkatan kontrol otot sekitar trauma kelebihan beban postural

Kelelahan otot

Trigger point

Pembatasan gerak faset sendi NYERI-INFLAMASI Peningkatan tekanan otot

Kekakuan pada otot

Grafik mekanisme terjadinya whiplash injury. (Nadler SF, Malanga GA. Whiplash injury:a continuing dilemma in the 21st century in whiplash.Nadler SF,Malanga GA Eds. Whiplash. Philadelphia: HanleyBelfus INC, 2002)

Selama tahap pertama, benturan berkendaraan akan mendorong kepala mengalami percepatan ke arah depan. Hal ini menyebabkan terjadinya gaya translasi dan gaya kinetik yang bekerja ke arah atas cervical spine, dan mengakibatkan


(22)

terjadinya hiperekstensi maupun hiperfleksi pada daerah sekitar leher. Kemudian, gaya kinematik dan gaya rotasi akan berperan besar dalam mempertahankan posisi tubuh, sehingga menarik kepala ke arah belakang secara tiba-tiba dan menimbulkan kekuatan geser pada leher. Menurut penelitian di Amerika, sebagian besar kerusakan tulang belakang disebabkan adanya respon normal kepala dalam menahan gerakan rotasi dan kinetik signifikan yang terjadi ke arah belakang.

Gambar 3. Mekanisme whiplash injury

menyebabkan hiperekstensi dan hiperfleksi. <http://www.burtchiropractic.com/2010/07/31/w hat-is-whiplash> (25Februari 2011)

Selanjutnya, beberapa faktor predisposisi seperti ; tekanan psikologis, peningkatan kontrol otot sekitar trauma dan kelebihan beban postural dapat menyebabkan kelelahan otot dalam menyeimbangkan kekuatan gaya yang terjadi, khususnya daerah seputar leher.7,9,19,21,24,25,28,29,30 Sehingga terjadinya trigger point

yaitu titik pemicu (hyperirritable) pada otot rangka yang dapat memicu terjadinya ketegangan otot pada saat dipalpasi. Trigger point menimbulkan rasa sakit serta juga


(23)

dapat memicu terjadinya inflamasi di area sekitar cervical spine. Inflamasi yang muncul akan berdampak besar terhadap struktur normal leher. Hal inilah yang menyebabkan adanya peningkatan tekanan otot leher sehingga menyebabkan pembatasan gerakan otot pada leher. Demikianlah proses kekakuan otot leher yang terjadi akibatwhiplash injury.

3.3 Gejala

Dalam sebuah trauma yang menyebabkan fleksi-ekstensi pada leher yang disebabkan karena adanya ayunan mendadak pada saat berkendaran (whiplash injury) dapat menimbulkan ketidaknyamanan yang dirasakan oleh pasien. Berikut ini merupakan beberapa gejala yang dapat ditimbulkan akibat whiplash injury :

7,18,19,22,23,24,25

1. Nyeri leher

2. Kekakuan pada leher, pasien sulit menggerakkan maupun memutar kepala 3. Pusing atau sakit kepala, terutama pada regio temporal dan ocipital khususnya regio sekitar leher sampai kepala

4. Nyeri punggung

5. Temporomandibular disorder, seperti gangguan disc displacement, artritis atau perubahan degeneratif, neoplasma, dan gangguan sendi temporomandibula, telinga berdengung, kesulitan mengunyah makanan.

6. Gangguan penglihatan, seperti sensitif terhadap cahaya, pandangan kabur. 7. Gangguan ingatan atau mudah kehilangan konsentrasi dalam melakukan sesuatu.


(24)

8. Gangguan atau kelumpuhan saraf, seperti long thoracic nerve palsy (LTNP)

dan spinal accessory nerve palsy (SANP) yang mengakibatkan kelainan pada bahu khususnya penonjolan tulang skapula yang mengakibatkan pasien tidak sanggup mengangkat benda.23

Gambar 4. Syndrome long thoracic nerve palsy (LTNP) dan spinal accessory nerve palsy (SANP). (Omar N, Alvi F, Srinivasan MS. An unusual presentation of whiplash injury:long thoracic ang spinal accessory nerve injury. Eur Spine J 2007: 276)

9. Sering munculnya rasa cemas dan gejala depresi lainnya.

Keseluruhan gejala-gejala yang muncul dapat diketahui dengan menanyakan riwayat terjadinya trauma kepada pasien, guna mengidentifikasi gejala sebagai akibat terjadinyawhiplash injury.


(25)

BAB 4

PENATALAKSANAANTEMPOROMANDIBULA DISORDER

Penatalaksanaan temporomandibula disorder sebaiknya dilakukan dengan seefisien mungkin. Terdapat dua jenis penatalaksanaan temporomandibula disorder akibat whiplash injury, yaitu teknik tanpa pembedahan yang mencakup teknik fisioterapi dan farmakoterapi, serta teknik dengan pembedahan.

Berdasarkan literatur dan sejumlah penelitian, temporomandibula disorder

akibatwhiplash injurymemiliki manifestasi klinis berupa rasa nyeri. Rasa nyeri akan muncul setelah 6 bulan hingga 1 tahun pasca terjadinya injuri, sehingga perawatannya lebih difokuskan untuk penanganan ringan saja (tanpa pembedahan). Berikut ini merupakan beberapa langkah manajemen klinis dalam penanganan terapi diantaranya adalah :7,9,17,21,24,31

a. Anamnesa. Sebelum memulai terapi sebaiknya lakukan terlebih dahulu identifikasi terhadap faktor etiologi trauma dengan menanyakan riwayat terjadinya trauma kepada pasien.

b. Diagnosa.Hal ini mencakup pengobatan fisik, emosional dan faktor psikologis pasien. Lakukan evaluasi berkelanjutan terhadap pasien mengenai apa yang menjadi keluhan utama, sejarah maupun riwayat penyakit yang berhubungan dengan trauma, sertadiagnostic imaging, seperti pencitraan tomografi,CT scandanMRI.7,15,23

c. Terapi. Selanjutnya dapat dilakukan manajemen terapi untuk mengurangi atau bahkan menghilangkan semua keluhan yang diakibatkan oleh whiplash injuryseperti;


(26)

d. Edukasi pasien. Berikan penyuluhan kepada pasien untuk mengontrol kondisi psikologisnya, misalnya dengan menghindari stres. Sebab sebagian besar dari pasien

whiplash injury akan mengalami trauma yang secara tidak langsung juga dapat mempengaruhi kondisi psikososial pasien.

4.1 Fisioterapi

Sejumlah penelitian terbaru menyatakan bahwa hampir sembilan puluh sembilan persen kasus trauma temporomandibula akibat whiplash injury

menimbulkan keluhan utama berupa rasa nyeri terhadap pasien.16 Pasien yang

mengalamiwhiplash injuryakan mengeluhkan rasa nyeri dan tidak nyaman pada area disekitar temporal dan mandibula. Berikut ini merupakan beberapa langkah untuk menangani kasustemporomandibula disorderakibatwhiplash injury3,4,5,7,21,24,26:

1. Pasien yang mengalami whiplash injury cenderung memiliki postur tubuh yang bungkuk. Lakukan pengkoreksian postur tubuh pasien yaitu dengan mensejajarkan tulang belakang dengan tulang kranium membentuk garis lurus.

Gambar 5. (a).Posisi salah (b) Posisi Benar. (Nadler SF, Malanga GA. Whiplash injury:a


(27)

continuing dilemma in the 21st century. In whiplash.Nadler SF,Malanga GA Eds. Whiplash. Philadelphia: HanleyBelfus INC, 2002 : 225)

2. Lakukan perhitungan dengan mengunakan goniometer untuk membandingkan kesimetrisan pada posisi fleksi, ekstensi, miring ke samping dan saat rotasi. Keterangan : juga dapat digunakan alat sederhana sebagai pengukuran kesimetrisan posisi leher, misalnya dengan menggunakan penggaris.

Gambar 6. (a)Posisi fleksi (b)Posisi ekstensi (c)Miring ke samping (d) Rotasi. (Nadler SF, Malanga GA. Whiplash injury:a continuing dilemma in the 21st century in whiplash.Nadler SF,Malanga GA Eds. Whiplash. Philadelphia: HanleyBelfus INC, 2002 : 226)


(28)

3. Lakukan palpasi pada daerah sekitar otot sternokleidomastoid.Palpasi pada daerah disekitar otot sternokleidomastoid ini berfungsi untuk mengidentifikasi letak sumber rasa nyeri pada leher, khususnya akibatwhiplash injury.

Gambar 7. Palpasi di sekitar otot sternokleidomastoid. (Nadler SF, Malanga GA. Whiplash injury:a continuing dilemma in the 21st century in whiplash.Nadler SF,Malanga GA Eds. Whiplash. Philadelphia: HanleyBelfus INC, 2002. 228)

Otot sternokleidomastoid dilaporkan sebagai otot yang paling rentan mendapat trauma akibat whiplash injury.3Kemudian hentikan evaluasi palpasi jika :

a. Etiologi atau sumber utama nyeri memang berasal dari otot sternokleidomastoid.

b. Rasa nyeri tidak hanya pada otot sternokleidomastoid tetapi juga telah melingkupi gangguan pada sendi temporomandibulanya (TMJ).

Apabila sumber nyeri belum juga ditemukan, maka lakukan palpasi berikutnya pada area yang dirasakan tidak nyaman oleh pasien. Sehingga akan ada sedikit perubahan dan rencana perawatan dalam melakukan terapi. Sebuah teknik palpasi yang baik dapat menemukan areatrigger pointatau titik kekakuan otot.


(29)

Berikut ini akan diberikan peta panduan palpasi untuk menentukan titik kekakuan otot secara lengkap. Regio dengan arsiran yang lebih terang hanya dilakukan palpasi dengan sedikit tekanan saja, sedangkan bagian yang gelap dilakukan palpasi dengan tekanan lebih kuat.

Gambar 8. Peta distribusi palpasi kranial. (Wright A Edward. Manual of temporomandibular disorder. USA : Blackwell Munksgard. 2005)


(30)

4. Latihan untuk merenggangkan otot rahang dengan membuka dan menutup mulut sebanyak sepuluh kali. Letakkan jari telunjuk pada pertengahan gigi atas dan bawah selama 30 - 60 detik dan terus pertahankan posisinya (gambar 1). Kemudian apabila gejala masih tidak berkurang lakukan penambahan menjadi dua jari (gambar 2) bahkan tiga jari (gambar 3) dan pertahankan posisi tersebut selama 30 - 60 detik.

Gambar 9. (1) Masukkan satu jari (2) Dua jari (3) Tiga jari. (Wright A Edward.

Manual of temporomandibular disorder. USA : Blackwell Munksgard. 2005:298) 5. Usahakan latihan chin tucks, yaitu letakkan dagu diatas tulang sternum, sehingga telinga dan bahu membentuk sebuah garis lurus. Lakukan sepuluh kali dalam satu jam selama 5 detik.

Gambar 10. Latihan chin tucks (Wright A Edward. Manual of temporomandibular disorder. USA : Blackwell Munksgard. 2005:301)


(31)

6. Chest stretch, yaitu pasien berdiri pada suatu ruang terbuka ataupun di sudut ruangan. Tangan digerakkan maju, kira-kira didepan dada hingga menyentuh dinding, kemudian dorong ke arah atas. Lakukan rutin setiap tiga kali sehari dengan dua kali pengulangan, selama 15 detik.

Gambar 11. Latihan Chest stretch. (Wright A Edward. Manual of temporomandibular disorder. USA : Blackwell Munksgard. 2005:301)

7. On-your-back chest stretch, yaitu punggung berada di lantai (tempat yang datar) dengan tangan memegang kepala bagian belakang. Tarik punggung secara perlahan kearah atas hingga siku menyentuh wajah depan. Tarik napas perlahan saat siku mulai menyentuh lantai. Lakukan latihan ini sebelum pasien merasa lelah, kira-kira sebanyak sepuluh kali pengulangan.


(32)

Gambar 12. Latihan On-your-back Chest stretch. (Wright A Edward. Manual of temporomandibular disorder. USA : Blackwell Munksgard. 2005:302)

8. Face-down arm lifts, yaitu posisi seperi gambar 1 (letakkan siku pada posisi 900 terhadap bahu), sedangkan gambar 2 (letakkan siku pada posisi 900 terhadap

telinga). Naikkan siku ke kepala dan dada berada dilantai, dengan badan didorong ke atas secara berulang, lakukan sekali sehari setiap 5 hari dalam seminggu.

Gambar 13. Latihan Face-down arm lifts. (Wright A Edward. Manual of temporomandibular disorder. USA : Blackwell Munksgard. 2005:302)

4.2 Farmakoterapi

Selain terapi fisik, teknik medikamentasi juga dapat digunakan untuk menunjang pengurangan rasa nyeri akibat whiplash injury. Berikut ini akan dijelaskan beberapa obat-obatan yang digunakan, diantaranya adalah4,5,7,21:

1. Analgesik.

Analgesik sering digunakan untuk penanganan temporomandibula disorder guna mengurangi rasa nyeri. Biasanya digunakan aspirin, parasetamol dan kodein.


(33)

Biasanya digunakan untuk penanganan gangguan muskuloskeletal seperti gangguan nyeri dan osteoartritis. Misalnya pengunaan ibuprofen sebanyak 400 mg, tiga kali sehari setelah makan.

3. Trisiklik anti depresan.

Berfungsi untuk merelaksasi otot dan mengurangi rasa nyeri yang timbul. Misalnya penggunaan dothiepin hydrochloride sebanyak 25-50 mg setiap malam,30 menit sebelum tidur.

4. Sedatif.

Penggunaan sedatif dalam pengobatan temporomandibula disorder pada saat ini masih menjadi kontroversial. Fungsi sedatif untuk mengurangi rasa nyeri pada pasien.

5. Suplemen dan mineral, seperti mengkonsumsi vitamin B kompleks.

Berfungsi untuk membantu meningkatkan daya tahan tubuh pasien dan menambah asupan vitamin dan mineral tubuh.

4.3 Pembedahan

Beberapa referensi menyatakan bahwa temporomandibula disorder akibat

whiplash injury tidak perlu dilakukan pembedahan.7,21,24 Teknik pembedahan

merupakan tindakan akhir yang dilakukan setelah melalui tahap investigasi pra pembedahan dan dilakukan jika teknik fisioterapi dan farmakoterapi tidak berhasil dilakukan pada pasien.

American Association of Oral and Maxillofascial menyatakan bahwa intervensi pembedahan harus dilakukan berdasarkan pada kriteria berikut 7:


(34)

1. Adanya gangguan anatomis dan fungsional disekitar temporomandibula yang merupakan sumber utama penyebab rasa sakit dan nyeri. Contoh : adanya neoplasma yang mengarah pada keganasan disekitar area temporomandibula.

2. Rasa sakit dan nyeri tersebut dapat menimbulkan kecacatan seumur hidup bagi pasien.

3. Gangguan mental, psikologis dan konflik emosional pasien yang tidak terkontrol sehingga dapat mengganggu kelancaran terapi tanpa pembedahan.

Selain itu,American Association of Oral and Maxillofascial juga menyatakan bahwa temporomandibula disorder akibat whiplash injury bukanlah sebuah kasus utama yang harus ditanggulangi segera, tetapi tanggulangilah masalah gangguan pada

cervical spineterlebih dahulu.7,21,24Sebab gangguan terhadap area temporomandibula

merupakan manifestasi klinis akibat whiplash injury yang keluhannya akan muncul setelah 6 bulan sampai 1 tahun kedepan setelah terjadinya kecelakaan. Sehingga tidak perlu dilakukan pembedahan dan dikategorikan sebagai kasus ringan yang mana penanganannya hanya sebatas pengembalian rasa nyaman terhadap pasien melalui teknik fisioterapi dan farmakoterapi.17,19,25,31


(35)

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

Whiplash injury pada awalnya berasal dari bahasa Inggris yaitu Whipping

yang berarti cambukan atau ayunan dan injury yang bermakna cedera. The Quebec Task Force on Whiplash-Associated Disorders (WAD) mendefinisikan untuk sementara bahwa whiplash injury merupakan mekanisme perpanjangan dan perpendekan transfer energi ke leher, sehinga dapat menyebabkan perpindahan tulang servikal dan gangguan lainnya sepertitemporomandibula disorder 2,3,15,19.

Pada awalnya whiplash injury dianggap merupakan cedera yang dapat menimbulkan gangguan pada daerah leher atau cervical spine saja. Namun, seiring dengan perkembangan ilmu kedokteran serta adanya sejumlah penelitian terbaru menunjukkan bahwa whiplash injury secara tidak langsung juga dapat menyebabkan

temporomandibula disorder.2,3,715,19,28Hal ini dipengaruhi akibat adanya gaya kinetik,

kinematik, translasi dan rotasi yang terjadi bersamaan di leher selama terjadinya benturan dan yang terpenting adanya peranan gaya gravitasi. Sehingga pada akirnya juga dapat mempengaruhi keadaan normal dari otot dan sendi temporomandibula dan bahkan dapat menimbulkan cedera.

Akibat adanya percepatan gaya gravitasi, penyeimbangan kekuatan otot leher terhadap benturan akan bekerja sinergis terhadap kekuatan benturan, sehingga menyebabkan gerakan kepala pengemudi kendaraan menjadi bergerak ke depan dan


(36)

American Academy of Orofacial Pain (AAOP) mengklasifikasikan sindrom

temporomandibula disorder atas dua golongan yaitu : Muscle-related (miogenous TMD) dan Joint-related (artrogenus TMD). Dimana dalam kasus temporomandibula disorder akibat whiplash injury dapat melibatkan gangguan pada keduanya, baik gangguan terhadap otot maupun gangguan terhadap sendi temporomandibula..

Temporomandibula disorder akan menimbulkan rasa nyeri atau rasa ketidaknyamanan terhadap penderitanya setelah 6 bulan hingga 1 tahun pasca terjadinyawhiplash injury. Kesulitan dalam membuka dan menutup mulut merupakan keluhan utama yang dirasakan oleh pasien whiplash injury. Sehingga sebelum melakukan manajemen penanganan klinis dalam pelaksanaan terapi, operator sebaiknya melakukan anamnesa terhadap pasien berdasarkan keluhan pasien, riwayat penyakit dan menegakkan diagnosa dengan bantuan alat-alat penunjang seperti; pencitraan tomografi,CT-scandanMRI.19,21,25

Terdapat dua jenis penatalaksanaan temporomandibula disorder akibat

whiplash injury, yaitu teknik tanpa pembedahan seperti fisioterapi dan farmakoterapi serta teknik dengan pembedahan. Berdasarkan literatur dan penelitian,

temporomandibula disorder akibat whiplash injury memiliki manifestasi klinis berupa rasa nyeri. Rasa nyeri akan muncul setelah 6 bulan pasca injuri, sehingga perawatannya lebih difokuskan untuk penanganan ringan saja (tanpa pembedahan). Sedangkan untuk kasus dengan penanganan pembedahan jarang dijumpai di klinis.


(37)

5.2 Saran

Pada pengendara kendaraan bermotor (mobil), disarankan untuk senantiasa menggunakan sabuk pengaman, agar apabila terjadi trauma tidak menimbulkan cedera yang berakibat fatal. Selanjutnya pasien yang menderita temporomandibula disorder akibat whiplash injury dapat mengantisipasi gejala pasca trauma setelah 6 bulan hingga 1 tahun kedepan dengan melakukan terapi pada ahlinya. Selain itu, sebagai operator yang baik sebaiknya berikan penyuluhan kepada pasien untuk mengontrol kondisi psikologisnya, misalnya dengan menghindari stres. Sebab sebagian besar dari pasien whiplash injury akan mengalami trauma yang secara tidak langsung juga dapat mempengaruhi kondisi psikososial pasien.7,9,19,25,29,30


(38)

DAFTAR PUSTAKA

1. Suryonegoro H. Pencitraan temporomandibular discorder : clicking. 2009.

<http://www.pdgi-online.com/v2/index.php?option=com_search&Itemid=99999999&searchword=te mporomandibula&submit=Cari&searchphrase=any&ordering=newest> ( 31 Oktober 2010).

2. Klasser GD, Greene CS. The changing field of temporomandibular disorder : what dentists need to know. Journal Canadian Dental Association 2009;75(1):49-53.

3. Nadler SF, Malanga GA. Whiphlash injury : a continuing dilemma in the 21st century. In Whiphlash. Nadler SF, Malanga GA Eds. Whiphlash. Philadelphia: HanleyBelfus INC, 2002. 1-3.

4. Gray R J M, Davies S J, Quayle A A. The clinical guide series : A clinical guide to temporomandibular disorder. London : Dennis Barber Ltd. 2003.

5. Wright A Edward. Manual of temporomandibular disorder. USA : Blackwell Munksgard. 2005:298-302.

6. Tucker MR, Ochs MW. Management of Temporomandibular Disorder. In: Peterso LJ, Ellis E, Hupp JR, Tucker MR, eds. Contemporary Oral and Maxillofacial Surgery. Missouri : Mosby, 2003:30:673.

7. Spine University.A Patient s Guide to Cervical Whiplash. eOrthopod 2003. 8. American Dental Association.Whiplash may cause jaw pain. ADA Articles 2007.


(39)

9. Kaale BR, Jostein K, Albrektsen G, Wester K. Whiplash-Associated Disorders Impairment Rating: Neck Disability Index Score According to Severity of MRI Findings of Ligaments and Membranes in the Upper Cervical Spine. Journal Of Neurotrauma 2005; 22 : 466-474.

10. Anonymous. American Dental Association. Whiplash may cause jaw pain. ADA Articles 2007.

11. Columbia University Collage of Dental Medicine. American Dental Association.

Temporomandibular disorders. ADA Articles 2007.

12. Wadhwa Sunil, Kapila Sunil. TMJ Disorders: Future Innovations in Diagnostics

and Therapeutics. J Dent Educ 2008 ; 72(8): 930-947.

13. K.-U. Schmitt KU, Walz F, Vetter D, Muser M. Whiplash injury: cases with a long period of sick leave. Euro Spine Journal 2002; 12; 247-254.

14. Hernandez IA, Fyfe KR, Heo G, Major PW. Mandibular kinematics associated with simulated lowvelocity rear-end impacts. Journal of Oral Rehabilitation 2006 33; 566 575.

15. Carroll LJ, Ferrari R, Cassidy JD. Reduced or painful jaw movement after collision-related injuries, a population-based study. J Am Dent Assoc 2007; 1: 86-93.

16. Sale Hanna, Isberg Jessica. Delayed temporomandibular joint pain and dysfunction induced by whiplash trauma. A controlled prospective study. J Am Dent Assoc 2007 ; 8 : 1084 - 1091.


(40)

whiplash injury. A prospective study on 186 consecutive patients. Euro Spine Journal 2008; 17: 930 935.

18. Bunketorp L, Lindh M, Carlsson J, Stener-Victorin E.The perception of pain and pain-related cognitions in subacute whiplash-associated disorders: Its influence on prolonged disability. Disability and Rehabilitation 2006; 28(5): 271 279. 19. Crutebo Sara, Nilsson Charlott, Skillgate Eva, Holm Lenaw. The Course of

Symptoms for Whiplash-Associated Disorders in Sweden: 6-Month Followup Study.The Journal of Rheumatology 2010; 37:7.

20. Häggman-Henrikson B, Österlund C, Eriksson PO. Endurance during chewing in whiplash-associated disorders and TMD.J Dent Res 2004; 83(12): 946-50. 21. Jaye Charlotte.Managing whiplash injury. Emergency nurse 2004; 12(7):28-33 22. Siegmund GP, Winkelstein BA, Ivancic PC, Svensson MY, Vasavada A. The

anatomy and biomechanics of acute and chronic whiplash injury. Traffic Injury Prevention 2009; 10: 101-12.

23. Omar N, Alvi F, Srinivasan MS. An unusual presentation of whiplash injury:long thoracic ang spinal accessory nerve injury.Eur Spine J 2007: 275-277.

24. Poorbaugh K, Brismee JS, Phelp SV,Sizer JPS. Tutorial:Late whiplash syndrome:A clinical science approach to evidence based diagnosis and management. 2008:65-89.

25. Kasch H, Hjorth T, Svensson P, Nyhuls L, Jensen TS. Temporomandibular disorder after whiplash injury:A controlled, prospective study. Journal Orofacial Pain 2002;16:118-28.


(41)

26. Amirfeyz R, Cook J, Gargan M, Barnister G. The role of physiotherapy in the treatmentof whiplash associated disorder:A prospective study. Arch Orthof Trauma Surg 2009; 129: 973-7.

27.Al-ani Z, Gray R J, Davies S J, Sloan P, Glenny A. Stabilization Splint Therapy for the Treatment of Temporomandibular Myofascial Pain: A Systematic Review. Journal of Dental Education 2005; 69(11): 1242-1250.

28. Schmitt M A. Understanding Functioning and Health in Patients with Whiplash-Associated Disorders. Thesis. Netherlands : Utrecht University, 2010. 4-12. 29. Livingston M. Whiplash injury:why are we achieving so little?. Journal of the

royal society of medicine 2000; 93: 526-529.

30. Mayou R, Bryant B. Psychiatry of whiplash neck injury. The british journal of psychiatry 2002 180: 441-448.

31. Cees J Vos, Arianne P Verhagen, Jan Passchier and Bart W Koes. Impact of motor vehicle accidents on neck pain and disability in general practice. British Journal of General Practice 2008; 58: 624 629.


(1)

American Academy of Orofacial Pain (AAOP) mengklasifikasikan sindrom temporomandibula disorder atas dua golongan yaitu : Muscle-related (miogenous TMD) dan Joint-related (artrogenus TMD). Dimana dalam kasus temporomandibula disorder akibat whiplash injury dapat melibatkan gangguan pada keduanya, baik gangguan terhadap otot maupun gangguan terhadap sendi temporomandibula..

Temporomandibula disorder akan menimbulkan rasa nyeri atau rasa ketidaknyamanan terhadap penderitanya setelah 6 bulan hingga 1 tahun pasca terjadinyawhiplash injury. Kesulitan dalam membuka dan menutup mulut merupakan keluhan utama yang dirasakan oleh pasien whiplash injury. Sehingga sebelum melakukan manajemen penanganan klinis dalam pelaksanaan terapi, operator sebaiknya melakukan anamnesa terhadap pasien berdasarkan keluhan pasien, riwayat penyakit dan menegakkan diagnosa dengan bantuan alat-alat penunjang seperti; pencitraan tomografi,CT-scandanMRI.19,21,25

Terdapat dua jenis penatalaksanaan temporomandibula disorder akibat whiplash injury, yaitu teknik tanpa pembedahan seperti fisioterapi dan farmakoterapi serta teknik dengan pembedahan. Berdasarkan literatur dan penelitian, temporomandibula disorder akibat whiplash injury memiliki manifestasi klinis berupa rasa nyeri. Rasa nyeri akan muncul setelah 6 bulan pasca injuri, sehingga perawatannya lebih difokuskan untuk penanganan ringan saja (tanpa pembedahan). Sedangkan untuk kasus dengan penanganan pembedahan jarang dijumpai di klinis.


(2)

5.2 Saran

Pada pengendara kendaraan bermotor (mobil), disarankan untuk senantiasa menggunakan sabuk pengaman, agar apabila terjadi trauma tidak menimbulkan cedera yang berakibat fatal. Selanjutnya pasien yang menderita temporomandibula disorder akibat whiplash injury dapat mengantisipasi gejala pasca trauma setelah 6 bulan hingga 1 tahun kedepan dengan melakukan terapi pada ahlinya. Selain itu, sebagai operator yang baik sebaiknya berikan penyuluhan kepada pasien untuk mengontrol kondisi psikologisnya, misalnya dengan menghindari stres. Sebab sebagian besar dari pasien whiplash injury akan mengalami trauma yang secara tidak langsung juga dapat mempengaruhi kondisi psikososial pasien.7,9,19,25,29,30


(3)

DAFTAR PUSTAKA

1. Suryonegoro H. Pencitraan temporomandibular discorder : clicking. 2009.

<http://www.pdgi-online.com/v2/index.php?option=com_search&Itemid=99999999&searchword=te mporomandibula&submit=Cari&searchphrase=any&ordering=newest> ( 31 Oktober 2010).

2. Klasser GD, Greene CS. The changing field of temporomandibular disorder : what dentists need to know. Journal Canadian Dental Association 2009;75(1):49-53.

3. Nadler SF, Malanga GA. Whiphlash injury : a continuing dilemma in the 21st century. In Whiphlash. Nadler SF, Malanga GA Eds. Whiphlash. Philadelphia: HanleyBelfus INC, 2002. 1-3.

4. Gray R J M, Davies S J, Quayle A A. The clinical guide series : A clinical guide to temporomandibular disorder. London : Dennis Barber Ltd. 2003.

5. Wright A Edward. Manual of temporomandibular disorder. USA : Blackwell Munksgard. 2005:298-302.

6. Tucker MR, Ochs MW. Management of Temporomandibular Disorder. In: Peterso LJ, Ellis E, Hupp JR, Tucker MR, eds. Contemporary Oral and Maxillofacial Surgery. Missouri : Mosby, 2003:30:673.

7. Spine University.A Patient s Guide to Cervical Whiplash. eOrthopod 2003. 8. American Dental Association.Whiplash may cause jaw pain. ADA Articles 2007.


(4)

9. Kaale BR, Jostein K, Albrektsen G, Wester K. Whiplash-Associated Disorders Impairment Rating: Neck Disability Index Score According to Severity of MRI Findings of Ligaments and Membranes in the Upper Cervical Spine. Journal Of Neurotrauma 2005; 22 : 466-474.

10. Anonymous. American Dental Association. Whiplash may cause jaw pain. ADA Articles 2007.

11. Columbia University Collage of Dental Medicine. American Dental Association. Temporomandibular disorders. ADA Articles 2007.

12. Wadhwa Sunil, Kapila Sunil. TMJ Disorders: Future Innovations in Diagnostics

and Therapeutics. J Dent Educ 2008 ; 72(8): 930-947.

13. K.-U. Schmitt KU, Walz F, Vetter D, Muser M. Whiplash injury: cases with a long period of sick leave. Euro Spine Journal 2002; 12; 247-254.

14. Hernandez IA, Fyfe KR, Heo G, Major PW. Mandibular kinematics associated with simulated lowvelocity rear-end impacts. Journal of Oral Rehabilitation 2006 33; 566 575.

15. Carroll LJ, Ferrari R, Cassidy JD. Reduced or painful jaw movement after collision-related injuries, a population-based study. J Am Dent Assoc 2007; 1: 86-93.

16. Sale Hanna, Isberg Jessica. Delayed temporomandibular joint pain and dysfunction induced by whiplash trauma. A controlled prospective study. J Am Dent Assoc 2007 ; 8 : 1084 - 1091.


(5)

whiplash injury. A prospective study on 186 consecutive patients. Euro Spine Journal 2008; 17: 930 935.

18. Bunketorp L, Lindh M, Carlsson J, Stener-Victorin E.The perception of pain and pain-related cognitions in subacute whiplash-associated disorders: Its influence on prolonged disability. Disability and Rehabilitation 2006; 28(5): 271 279. 19. Crutebo Sara, Nilsson Charlott, Skillgate Eva, Holm Lenaw. The Course of

Symptoms for Whiplash-Associated Disorders in Sweden: 6-Month Followup Study.The Journal of Rheumatology 2010; 37:7.

20. Häggman-Henrikson B, Österlund C, Eriksson PO. Endurance during chewing in whiplash-associated disorders and TMD.J Dent Res 2004; 83(12): 946-50. 21. Jaye Charlotte.Managing whiplash injury. Emergency nurse 2004; 12(7):28-33 22. Siegmund GP, Winkelstein BA, Ivancic PC, Svensson MY, Vasavada A. The

anatomy and biomechanics of acute and chronic whiplash injury. Traffic Injury Prevention 2009; 10: 101-12.

23. Omar N, Alvi F, Srinivasan MS. An unusual presentation of whiplash injury:long thoracic ang spinal accessory nerve injury.Eur Spine J 2007: 275-277.

24. Poorbaugh K, Brismee JS, Phelp SV,Sizer JPS. Tutorial:Late whiplash syndrome:A clinical science approach to evidence based diagnosis and management. 2008:65-89.

25. Kasch H, Hjorth T, Svensson P, Nyhuls L, Jensen TS. Temporomandibular disorder after whiplash injury:A controlled, prospective study. Journal Orofacial Pain 2002;16:118-28.


(6)

26. Amirfeyz R, Cook J, Gargan M, Barnister G. The role of physiotherapy in the treatmentof whiplash associated disorder:A prospective study. Arch Orthof Trauma Surg 2009; 129: 973-7.

27.Al-ani Z, Gray R J, Davies S J, Sloan P, Glenny A. Stabilization Splint Therapy for the Treatment of Temporomandibular Myofascial Pain: A Systematic Review. Journal of Dental Education 2005; 69(11): 1242-1250.

28. Schmitt M A. Understanding Functioning and Health in Patients with Whiplash-Associated Disorders. Thesis. Netherlands : Utrecht University, 2010. 4-12. 29. Livingston M. Whiplash injury:why are we achieving so little?. Journal of the

royal society of medicine 2000; 93: 526-529.

30. Mayou R, Bryant B. Psychiatry of whiplash neck injury. The british journal of psychiatry 2002 180: 441-448.

31. Cees J Vos, Arianne P Verhagen, Jan Passchier and Bart W Koes. Impact of motor vehicle accidents on neck pain and disability in general practice. British Journal of General Practice 2008; 58: 624 629.