Fisioterapi PENATALAKSANAAN TEMPOROMANDIBULA DISORDER

d. Edukasi pasien. Berikan penyuluhan kepada pasien untuk mengontrol kondisi psikologisnya, misalnya dengan menghindari stres. Sebab sebagian besar dari pasien whiplash injury akan mengalami trauma yang secara tidak langsung juga dapat mempengaruhi kondisi psikososial pasien.

4.1 Fisioterapi

Sejumlah penelitian terbaru menyatakan bahwa hampir sembilan puluh sembilan persen kasus trauma temporomandibula akibat whiplash injury menimbulkan keluhan utama berupa rasa nyeri terhadap pasien. 16 Pasien yang mengalami whiplash injury akan mengeluhkan rasa nyeri dan tidak nyaman pada area disekitar temporal dan mandibula. Berikut ini merupakan beberapa langkah untuk menangani kasus temporomandibula disorder akibat whiplash injury 3,4,5,7,21,24,26 : 1. Pasien yang mengalami whiplash injury cenderung memiliki postur tubuh yang bungkuk. Lakukan pengkoreksian postur tubuh pasien yaitu dengan mensejajarkan tulang belakang dengan tulang kranium membentuk garis lurus. Gambar 5. a.Posisi salah b Posisi Benar. Nadler SF, Malanga GA. Whiplash injury:a Universitas Sumatera Utara continuing dilemma in the 21st century. In whiplash.Nadler SF,Malanga GA Eds. Whiplash. Philadelphia: HanleyBelfus INC, 2002 : 225 2. Lakukan perhitungan dengan mengunakan goniometer untuk membandingkan kesimetrisan pada posisi fleksi, ekstensi, miring ke samping dan saat rotasi. Keterangan : juga dapat digunakan alat sederhana sebagai pengukuran kesimetrisan posisi leher, misalnya dengan menggunakan penggaris. Gambar 6. aPosisi fleksi bPosisi ekstensi cMiring ke samping d Rotasi. Nadler SF, Malanga GA. Whiplash injury:a continuing dilemma in the 21st century in whiplash.Nadler SF,Malanga GA Eds. Whiplash. Philadelphia: HanleyBelfus INC, 2002 : 226 Universitas Sumatera Utara 3. Lakukan palpasi pada daerah sekitar otot sternokleidomastoid. Palpasi pada daerah disekitar otot sternokleidomastoid ini berfungsi untuk mengidentifikasi letak sumber rasa nyeri pada leher, khususnya akibat whiplash injury. Gambar 7. Palpasi di sekitar otot sternokleidomastoid. Nadler SF, Malanga GA. Whiplash injury:a continuing dilemma in the 21st century in whiplash.Nadler SF,Malanga GA Eds. Whiplash. Philadelphia: HanleyBelfus INC, 2002. 228 Otot sternokleidomastoid dilaporkan sebagai otot yang paling rentan mendapat trauma akibat whiplash injury. 3 Kemudian hentikan evaluasi palpasi jika : a. Etiologi atau sumber utama nyeri memang berasal dari otot sternokleidomastoid. b. Rasa nyeri tidak hanya pada otot sternokleidomastoid tetapi juga telah melingkupi gangguan pada sendi temporomandibulanya TMJ. Apabila sumber nyeri belum juga ditemukan, maka lakukan palpasi berikutnya pada area yang dirasakan tidak nyaman oleh pasien. Sehingga akan ada sedikit perubahan dan rencana perawatan dalam melakukan terapi. Sebuah teknik palpasi yang baik dapat menemukan area trigger point atau titik kekakuan otot. Universitas Sumatera Utara Berikut ini akan diberikan peta panduan palpasi untuk menentukan titik kekakuan otot secara lengkap. Regio dengan arsiran yang lebih terang hanya dilakukan palpasi dengan sedikit tekanan saja, sedangkan bagian yang gelap dilakukan palpasi dengan tekanan lebih kuat. Gambar 8. Peta distribusi palpasi kranial. Wright A Edward. Manual of temporomandibular disorder. USA : Blackwell Munksgard. 2005 Universitas Sumatera Utara 4. Latihan untuk merenggangkan otot rahang dengan membuka dan menutup mulut sebanyak sepuluh kali. Letakkan jari telunjuk pada pertengahan gigi atas dan bawah selama 30 - 60 detik dan terus pertahankan posisinya gambar 1. Kemudian apabila gejala masih tidak berkurang lakukan penambahan menjadi dua jari gambar 2 bahkan tiga jari gambar 3 dan pertahankan posisi tersebut selama 30 - 60 detik. Gambar 9. 1 Masukkan satu jari 2 Dua jari 3 Tiga jari. Wright A Edward. Manual of temporomandibular disorder. USA : Blackwell Munksgard. 2005:298 5. Usahakan latihan chin tucks, yaitu letakkan dagu diatas tulang sternum, sehingga telinga dan bahu membentuk sebuah garis lurus. Lakukan sepuluh kali dalam satu jam selama 5 detik. Gambar 10. Latihan chin tucks Wright A Edward. Manual of temporomandibular disorder. USA : Blackwell Munksgard. 2005:301 Universitas Sumatera Utara 6. Chest stretch, yaitu pasien berdiri pada suatu ruang terbuka ataupun di sudut ruangan. Tangan digerakkan maju, kira-kira didepan dada hingga menyentuh dinding, kemudian dorong ke arah atas. Lakukan rutin setiap tiga kali sehari dengan dua kali pengulangan, selama 15 detik. Gambar 11. Latihan Chest stretch. Wright A Edward. Manual of temporomandibular disorder. USA : Blackwell Munksgard. 2005:301 7. On-your-back chest stretch, yaitu punggung berada di lantai tempat yang datar dengan tangan memegang kepala bagian belakang. Tarik punggung secara perlahan kearah atas hingga siku menyentuh wajah depan. Tarik napas perlahan saat siku mulai menyentuh lantai. Lakukan latihan ini sebelum pasien merasa lelah, kira- kira sebanyak sepuluh kali pengulangan. Universitas Sumatera Utara Gambar 12. Latihan On-your-back Chest stretch. Wright A Edward. Manual of temporomandibular disorder. USA : Blackwell Munksgard. 2005:302 8. Face-down arm lifts, yaitu posisi seperi gambar 1 letakkan siku pada posisi 90 terhadap bahu, sedangkan gambar 2 letakkan siku pada posisi 90 terhadap telinga. Naikkan siku ke kepala dan dada berada dilantai, dengan badan didorong ke atas secara berulang, lakukan sekali sehari setiap 5 hari dalam seminggu. Gambar 13. Latihan Face-down arm lifts. Wright A Edward. Manual of temporomandibular disorder. USA : Blackwell Munksgard. 2005:302

4.2 Farmakoterapi