Kubis dan kentang dari Karo sangat diminati oleh Singapura dibandingkan dari daerah lain Manjorang, 2011.
PD. Rama Putra merupakan salah satu perusahaan eksportir yang menjadi mitra petani dalam kegiatan ekspor hortikultura ke Singapura, Malaysia, Taiwan
dan Korea Selatan. Di Kabupaten Karo, PD Rama Putra bekerjasama dengan salah satu kelompok tani yaitu Kelompok Tani Lau Lengit yang berada di Desa
Samura, Kecamatan Kabanjahe. Untuk mengukur kinerja pelaksanaan program kemitraan perlu dilakukan
penelitian tersendiri sesuai dengan kaidah – kaidah keilmuan. Penelitian tersebut dapat dilakukan oleh semua pihak, baik pemerintah, lembaga pendidikan, lembaga
penelitian, maupun pihak lainnya. Program kemitraan agribisnis yang dilakukan antara Kelompok Tani Lau Lengit dengan PD Rama Putra adalah bertujuan untuk
meningkatkan kesejahteraan anggota kelompok tani. Karena itu perlu dilakukan penelitian bagaimana persepsi petani terhadap kinerja pelaksanaan program
kemitraan tersebut.
1.2. Identifikasi Masalah
Adapun masalah yang diidentifikasi dalam penelitian ini dibuat dalam bentuk pertanyaan penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimana kinerja kemitraan antara Kelompok Tani Lau Lengit dengan PD Rama Putra ?
2. Bagaimana persepsi petani terhadap kinerja kemitraan antara Kelompok Tani Lau Lengit dengan PD Rama Putra ?
Universitas Sumatera Utara
1.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan identifikasi masalah yang dikemukakan di atas, maka penelitian diarahkan untuk mencapai tujuan sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui kinerja kemitraan antara Kelompok Tani Lau Lengit dengan PD Rama Putra.
2. Untuk mengetahui persepsi petani terhadap kinerja kemitraan antara Kelompok Tani Lau Lengit dengan PD Rama Putra.
1.4. Kegunaan Penelitian
Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Sebagai bahan evaluasi bagi kelompok tani dan perusahaan eksportir dalam
perbaikan kualitas kinerja kemitraan. 2. Dapat digunakan sebagai bahan masukan bagi pemerintah untuk
menentukan kebijakan yang tepat. 3. Sebagai bahan informasi dan referensi bagi pihak-pihak yang
membutuhkan
Universitas Sumatera Utara
BAB II TINJUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA
PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN
2.1.Tinjauan Pustaka
Petani adalah setiap orang yang melakukan usaha untuk memenuhi sebagian atau seluruh kebutuhan hidupnya di bidang pertanian dalam arti luas
yang meliputi usahatani pertanian, peternakan, perikanan dan pemungutan hasil laut. Peranan petani sebagai pengelola usahatani berfungsi mengambil keputusan
dalam mengorganisir faktor-faktor produksi yang diketahui Hernanto, 1993. Moore 1966, mencirikan petani sebagai kelompok yang berbeda dengan
kelompok masyarakat yang lain, dengan melihat posisinya sebagai golongan yang tersubordinasi serta mempunyai budaya yang tersendiri.
Petani selain sebagai manusia dan juru tani, seorang petani umumnya juga pengelola atau “manajer” dari usahataninya. Hal ini berati bahwa petani adalah
orang yang memiliki wewenang untuk mengambil keputusan sendiri tentang usahatani yang dikelolanya, serta terbiasa mempertanggungjawabkan hasil
pengelolaannya itu kepada keluarga serta masyarakat di lingkungannya Mosher, 1987.
Dalam upaya memberdayakan petani diperlukan pengelolaan kelompok yang dilakukan dari, oleh dan untuk petani. Pada dasarnya menajemen kelompok
tani meliputi empat pokok penting yakni perencanaan planning, pengorganisasian organizing, pelaksanaan actuating dan evaluasi evaluating
yang semuanya ini diharapkan dapat dilakukan oleh kelompok tani sendiri Dinas Pertanian Tanaman Pangan Dati I Kal-Sel, 1999.
Universitas Sumatera Utara
Kelompok tani pada dasarnya merupakan sistem sosial yaitu suatu kumpulan unit yang berbeda secara fungsional dan terikat oleh kerjasama untuk
memecahkan masalah dalam rangka mencapai tujuan bersama. Dalam kelompok ini akan terjadi suatu situasi kelompok dimana setiap petani anggota telah
melakukan interaksi untuk mencapai tujuan bersama dan mengenal satu sama lain. Samsudin, 1993.
Menurut Suhardiyono 1992, kelompok tani biasanya dipimpin oleh seorang ketua kelompok, yang dipilih atas dasar musyawarah dan mufakat
diantara anggota kelompok tani. Pada waktu pemilihan ketua kelompok tani sekaligus dipilih kelengkapan struktur organisasi kelompok tani yaitu sekretaris
kelompok, bendahara kelompok, serta seksi-seksi yang mendukung kegiatan kelompoknya. Seksi-seksi yang ada disesuai kan dengan tingkat dan volume
kegiatan yang akan dilakukan. Masing-masing pengurus dan anggota kelompok tani harus memiliki tugas dan wewenang serta tanggung jawab yang jelas dan
dimengerti oleh setiap pemegang tugasnya. Selain itu juga kelompok tani harus memiliki dan menegakkan peraturan-peraturan yang berlaku bagi setiap
kelompoknya dengan sanksi-sanksi yang jelas dan tegas. Biasanya jumlah anggota kelompok tani berkisar antara 10
─ 25 orang anggota. Perusahaan ekportir adalah perusahaan yang telah lebih dari tiga tahun
melakukan kegiatan ekspor dan nilai penjualan ekspornya minimal satu persen dari total penjualan kotornya gross annual sales per tahun Ogram,1982.
Suatu perusahaan eksportir harus memiliki kemampuan dan fasilitas pengolahan untuk bisa melakukan ekspor, serta bersedia membeli seluruh
produksi dari petani untuk selanjutnya diolah di pabrik dan atau diekspor.
Universitas Sumatera Utara
Disamping itu, perusahaan perlu memberikan bimbingan teknis usaha dan membantu dalam pengadaan sarana produksi untuk keperluan petani.
2.2.Landasan Teori 2.2.1. Kemitraan
Kemitraan adalah kerjasama yang sinergis antar dua atau lebih pihak untuk melaksanakan suatu kegiatan in acion with. Kerjasama tersebut merupakan
pertukaran sosial yang saling memberi sosial rewards, bersifat timbal balik dyadic dan saling menerima reinforcement. Kemitraan mempunyai beberapa
prinsip dasar yang harus dilakukan agar proses kemitraan tersebut dapat berjalan baik serta tujuan dapat tercapai. Prinsip-prinsip kemitraan adalah saling
membutuhkan, saling ketergantungan, saling percaya, saling menguntungkan, saling mendukung, saling membangun dan saling melindungi
Mardikanto, 2009. Martodireso, S dan Suryanto, W.A, 2002 mengatakan bahwa kemitraan
usaha pertanian merupakan salah satu instrumen kerja sama yang mengacu kepada terciptanya suasana keseimbangan, keselarasan, dan keterampilan yang didasari
saling percaya antara perusahaan mitra dan kelompok melalui perwujudan sinergi kemitraan, yaitu terwujudnya hubungan yang saling membutuhkan, saling
menguntungkan dan saling memperkuat. Hafsah 1999, mengatakan bahwa tujuan kemitraan yang ingin dicapai
dalam pelaksanaan kemitraan adalah meningkatkan pendapatan usaha kecil dan masyarakat, meningkatkan perolehan nilai tambah bagi pelaku kemitraan,
meningkatkan pemerataan dan pemberdayaan masyarakat, meningkatakan
Universitas Sumatera Utara
pertumbuhan ekonomi pedesaan, wilayah dan nasional, memperluas kesempatan kerja, meningkatkan ketahanan ekonomi nasional.
Pengembangan kelembagaan kemitraan dalam sistem agribisnis telah memberikan dampak positif bagi keberhasilan pengembangan sistem agribisnis.
Dampak positif tersebut Sumardjo dan Darmono, 2004 adalah : 1. Keterpaduan dalam sistem pembinan yang saling mengisi antara materi
pembinaan dengan kebutuhan riil petani, meliputi permodalan sarana, teknologi, bentuk usaha bersama atau koperasi dan pemasaran.
2. Kejelasan aturan atau kesepakatan, sehingga menumbuhkan kepercayaan dalam hubungan kemitraan bisnis yang ada. Kesepakatan tentang aturan,
perubahan harga, dan pembagian hasil harus dibuat secara adil oleh pihak- pihak yang bermitra. Dengan demikian, tujuan, kepentingan dan
kesinambungan bisnis dari kedua pihak dapat terlaksana dan saling menguntungkan.
3. Keterkaitan antarpelaku dalam sistem agribisnis hulu-hilir yang mempunyai komitmen terhadap kesinambungan bisnis. Komitmen ini
menyangkut mutu dan kuantitas, serta keinginan saling melestarikan hubungan dengan menjalin kerjasama saling menguntungkan secara adil.
4. Terjadinya penyerapan tenaga kerja yang cukup banyak dan berkesinambungan di sektor pertanian.
Terdapat 3 prinsip kunci yang perlu dipahami dalam membangun suatu kemitraan oleh masing-masing anggota kemitraan yaitu:
Universitas Sumatera Utara
1. Prinsip Kesetaraan Equity, Individu, organisasi atau institusi yang telah bersedia menjalin kemitraan harus merasa sama atau sejajar kedudukannya
dengan yang lain dalam mencapai tujuan yang disepakati. 2. Prinsip Keterbukaan, Keterbukaan terhadap kekurangan atau kelemahan
masing-masing anggota serta berbagai sumber daya yang dimiliki. Semua itu harus diketahui oleh anggota lain. Keterbukaan ada sejak awal
dijalinnya kemitraan sampai berakhirnya kegiatan. Dengan saling keterbukaan ini akan menimbulkan saling melengkapi dan saling
membantu diantara golongan mitra. 3. Prinsip Azas manfaat bersama mutual benefit, Individu, organisasi atau
institusi yang telah menjalin kemitraan memperoleh manfaat dari kemitraan yang terjalin sesuai dengan kontribusi masing-masing. Kegiatan
atau pekerjaan akan menjadi efisien dan efektif bila dilakukan bersama Notoatmodjo, 2005.
2.2.2.Kinerja
Kinerja adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu programkebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi organisasi
yang tertuang dalam strategic planing suatu organisasi . Indikator kinerja adalah ukuran kuantitatif danatau kualitatif yang menggambarkan tingkat pencapaian
suatu sasaran atau tujuan yang telah ditetapkan. Oleh karena itu indikator kinerja harus merupakan sesuatu yang akan dihitung dan diukur serta digunakan sebagai
dasar untuk menilai atau melihat tingkat kinerja, baik dalam tahap perencanaan, tahap pelaksanaan maupun tahap setelah kegiatan selesai Mahsun,2006.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Hayadi dan Kristiani 2007 istilah kinerja sering dipakai untuk menyebut prestasi atau tingkat keberhasilan individu atau kelompok individu.
Pengukuran kinerja merupakan suatu aktivitas penilaian pencapaian target-target tertentu yang mempuyai tujuan strategis organisasi. Hasil pengukuran terhadap
capaian kinerja sebagai dasar bagi pengelola organisasi untuk perbaikan kinerja periode berikutnya.
2.2.3. Persepsi
Persepsi merupakan pengalaman tentang obyek, peristiwa atau hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan penafsiran peran. Setiap
orang memiliki pengalaman yang berbeda-beda, maka persepsinya pun berbeda- beda pula terhadap stimulus yang diterimanya, meskipun dengan objek yang sama
Rakhmat, 1992.
Persepsi adalah pengindraan yang dipengaruhi oleh pengalaman, kebiasaan dan kebutuhan kemampuan mempersepsi antara orang yang satu
dengan yang lain, tidak akan sama meskipun mereka sama-sama dalam satu organisasi atau kelompok. Hal ini disebabkan persepsi tersebut dipengaruhi oleh
aktifitas komunikasi orang tersebut baik yang ia seorang komunikator atau komunikan Effendy,2003.
Menurut Asngari 1984, persepsi orang dipengaruhi oleh pandangan seseorang pada suatu keadaan, fakta, atau tindakan. Terdapat tiga mekanisme
pembentukan persepsi, yaitu selectivity, closure, interpretation. Informasi yang sampai kepada seseorang menyebabkan individu yang bersangkutan membentuk
persepsi, dimulai dengan pemilihan atau menyaringnya, kemudian informasi yang
Universitas Sumatera Utara
masuk tersebut disusun menjadi kesatuan yang bermakna, dan akhirnya terjadilah interpretasi mengenai fakta keseluruhan informasi.
Empat hal yang berpengaruh dalam persepsi, yaitu persepsi dalam belajar yang berbeda, kesiapan mental atau kematangan usia, kebutuhan dan motivasi,
serta persepsi gaya berpikir yang berbeda. Persepsi atau tanggapan di dalam bentuk data aktualnya disebut informasi Widayatun, 1999.
2.2.4. Model CIPP
Model Evaluasi Decision oriented Evaluation adalah salah satu model yang banyak digunakan oleh para ahli, salah satu contoh adalah CIPP Context,
Input, Process, dan Product. Model ini melihat kepada empat dimensi yaitu dimensi konteks, dimensi input, dimensi proses, dimensi produk. Keunikan model
ini adalah pada setiap tipe evaluasi terkait pada perangkat pengambil keputusan decision yang menyangkut perencanaan operasional sebuah program.
Keunggulan model CIPP memberikan suatu format evaluasi yang komperhensif pada setiap tahapan yaitu tahap konteks, msukan, proses dan produk.
Evaluasi konteks mencakup analisis masalah yang berkaitan dengan lingkungan program atau kondisi obyektif yang akan dilaksanakan. Berisi tentang
analisis kekuatan dan kelemahan obyek tertentu. Evaluasi konteks sebagai fokus institusi yang mengidentifikasi peluang dan menilai kebutuhan. Suatu kebutuhan
dirumuskan sebagai suatu kesenjangan discrepancy view kondisi nyata reality dengan kondisi yang diharapkan ideality. Dengan kata lain evaluasi konteks
berhubungan dengan analisis masalah kekuatan dan kelemahan dari obyek tertentu yang akan atau sedang berjalan. Evaluasi konteks memberikan informasi bagi
Universitas Sumatera Utara
pengambil keputusan dalam perencanaan suatu program yang akan on going. Selain itu, konteks juga bermaksud bagaimana rasionalnya suatu program.
Analisis ini akan membantu dalam merencanakan keputusan, menetapkan kebutuhan dan merumuskan tujuan program secara lebih terarah dan demokratis.
Evaluasi konteks juga mendiagnostik suatu kebutuhan yang selayaknya tersedia sehingga tidak menimbulkan kerugian jangka panjang Isaac and Michael, 1981.
Evaluasi input meliputi analisis personal yang behubungan dengan bagaimana penggunaan sumber-sumber yang tersedia, alternatif-alternatif strategi
yang harus dipertimbangkan untuk mencapai suatu program. Mengidentifikasi dan menilai kapabilitas sistem, alternatif strategi program, desain prosedur untuk
strategi implementasi, pembiayaan dan penjadwalan. Evaluasi masukan bermanfaat untuk membimbing pemilihan strategi program dalam
menspesifikasikan rancangan prosedural. Informasi dan data yang terkumpul dapat digunakan untuk menentukan sumber dan strategi dalam keterbatasan yang
ada. Pertanyaan yang mendasar adalah bagaimana rencana penggunaan sumber- sumber yang ada sebagai upaya memperoleh rencana program yang efektif dan
efisien Isaac and Michael, 1981. Evaluasi proses merupakan evaluasi yang dirancang dan diaplikasikan
dalam praktik implementasi kegiatan. Termasuk mengidentifikasi permasalahan prosedur baik tatalaksana kejadian dan aktivitas. Setiap aktivitas dimonitori
perubahan-perubahan yang terjadi secara jujur dan cermat. Pencatatan aktivitas harian demikian penting karena berguna bagi pengambil keputusan untuk
menentukan tindak lanjut penyempurnaan. Disamping itu catatan akan berguna
Universitas Sumatera Utara
untuk menentukan kekuatan dan kelemahan atau program ketika dikaitkan dengan keluaran yang ditemukan. Tujuan utama evaluasi proses, yaitu:
1. Mengetahui kelemahan selama pelaksanaan termasuk hal-hal yang baik untuk dipertahankan.
2. Memperoleh informasi mengenai keputusan yang ditetapkan. 3. Memelihara catatan-catatan lapangan mengenai hal-hal penting saat
implementasi dilaksanakan Isaac and Michael, 1981. Evaluasi produk merupakan kumpulan deskripsi dan judgement outcomes
dalam hubungannya dengan konteks, input, dan proses, kemudian diinterpretasikan harga dan jasa yang diberikan. Evaluasi produk adalah evaluasi
mengukur keberhasilan pencapaian tujuan. Evaluasi ini merupakan catatan pencapaian hasil dan keputusan-keputusan untuk perbaikan dan aktualisasi.
Aktivitas evaluasi produk adalah mengukur dan menafsirkan hasil yang telah dicapai. Pengukuran dikembangkan dan diadministrasikan secara cermat dan
teliti. Keakuratan analisis akan menjadi bahan penarikan kesimpulan dan pengajuan saran sesuai standar kelayakan. Secara garis besar, kegiatan evaluasi
produk meliputi kegiatan penetapan tujuan operasional program, kriteria-kriteria pengukuran yang telah dicapai, membandingkannya antara kenyataan lapangan
dengan rumusan tujuan, dan menyusun penafsiran secara rasional Isaac and Michael, 1981.
2.3.Kerangka Pemikiran
Kelompok Tani Lau Lengit adalah salah satu kelompok tani yang berada di Kabupaten Karo yang memproduksi tanaman hortikultura. Dan PD. Rama Putra
Universitas Sumatera Utara
merupakan perusahaan eksportir yang melakukan ekspor tanaman hortikultura ke berbagai negara seperti ke Taiwan , Singapura, Malaysia dan Korea Selatan.
Antara Kelompok Tani Lau Lengit dengan PD Rama Putra telah terjalin kemitraan yang berlangsung kurang lebih selama 4 tahun. Maka tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mengetahui sampai dimana tingkat pencapaian pelaksanaan program kemitraan yang telah terjalin dengan mengukur kinerja kemitraan antara
Kelompok Tani Lau Lengit dengan PD Rama Putra dengan menggunakan model evaluasi CIPP Context, Input, Process, Product.
Berdasarkan penilaian terhadap kinerja kemitraan kelompok tani dan perusahaan eksportir, maka dapat dilihat juga bagaimana persepsi petani terhadap
kinerja kemitraan tersebut, apakah petani memiliki persepsi yang positif atau persepsi negatif terhadap kinerja kemitraan yang telah terjalin.
Berdasarkan uraian diatas, maka dibuat kerangka pemikiran penelitian dalam skema berikut:
Universitas Sumatera Utara
Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran Persepsi Petani Terhadap Kinerja Kemitraan Kelompok Tani dengan Perusahaan Eksportir
Keterangan : : Menyatakan Hubungan
: Menyatakan Mitra : Menyatakan dievaluasi dengan
2.4.Hipotesis Penelitian
1. Kinerja kemitraan kelompok tani dengan perusahaan eksportir adalah baik. 2. Persepsi petani terhadap kinerja kemitraan kelompok tani denga
perusahaan eksportir adalah positif.
Kelompok Tani Lau Lengit
Kemitraan PD Rama Putra
Persepsi Petani Kinerja Kemitraan
Model CIPP
Negatif Positif
Universitas Sumatera Utara
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Metode Penentuan Daerah Penelitian
Daerah penelitian ditentukan secara sengaja purposive. Adapun daerah yang dipilih yang menjadi lokasi penelitian adalah Desa Samura Kecamatan
Kabanjahe Kabupaten Karo. Hal ini dilakukan dengan alasan di daerah tersebut terdapat satu-satunya Kelompok Tani pemasok komoditi hortikultura yang
bekerjasama dengan perusahaan eksportir PD Rama Putra yaitu Kelompok Tani Lau Lengit.
3.2. Metode Penetuan Objek Penelitian
Objek dalam penelitian ini adalah petani yang tergabung dalam Kelompok Tani Lau Lengit yang terdiri dari 26 orang. Penelitian ini dilakukan dengan
metode sensus, artinya seluruh petani yang ada di kelompok tani Lau Lengit menjadi objek dalam penelitian ini.
3.3. Metode Pengumpulan Data
Data penelitian terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari hasil wawancara langsung dengan responden, yaitu pengurus dan
anggota kelompok tani dengan meggunakan daftar pertanyaan yang telah disiapkan terlebih dahulu sesuai dengan tujuan dan kebutuhan penelitian.
Sedangkan data sekunder merupakan data pelengkap yang bersumber dari berbagai instansi terkait dengan penelitian ini serta literatur pendukung lainnya.
Universitas Sumatera Utara
3.4. Metode Analisis Data