Persepsi Petani Terhadap Kinerja Kemitraan Kelompok Tani Dengan Perusahaan Eksportir

(1)

PERSEPSI PETANI TERHADAP KINERJA KEMITRAAN

KELOMPOK TANI DENGAN PERUSAHAAN EKSPORTIR

(Kasus : Kelompok Tani Lau Lengit, Desa Samura, Kecamatan Kabanjahe,

Kabupaten Karo)

SKRIPSI

OLEH :

FEBRINA SORAYA TANJUNG

090304134

AGRIBISNIS

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(2)

PERSEPSI PETANI TERHADAP KINERJA KEMITRAAN

KELOMPOK TANI DENGAN PERUSAHAAN EKSPORTIR

(Kasus : Kelompok Tani Lau Lengit, Desa Samura, Kecamatan Kabanjahe,

Kabupaten Karo)

SKRIPSI

OLEH :

FEBRINA SORAYA TANJUNG

090304134

Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana di Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian

Universitas Sumatera Utara

Disetujui Oleh

Komisi Pembimbing

Ketua Anggota

( Ir. Yusak Maryunianta, M.Si ) ( Dr. Ir. Salmiah,MS ) NIP. 196206241986031001 NIP.195702171986032001

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(3)

ABSTRAK

FEBRINA SORAYA TANJUNG (090304134), dengan judul skripsi

“PERSEPSI PETANI TERHADAP KINERJA KEMITRAAN KELOMPOK TANI DENGAN PERUSAHAAN EKSPORTIR”. Penelitian skripsi ini dibimbing oleh Bapak Ir. Yusak Maryunianta, M.Si sebagai Ketua Komisi Pembimbing dan Ibu Dr. Ir. Salmiah, MS sebagai Anggota Komisi Pembimbing. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui kinerja kemitraan antara Kelompok Tani Lau Lengit dengan PD Rama Putra dan untuk mengetahui persepsi petani terhadap kinerja kemitraan antara Kelompok Tani Lau Lengit dengan PD Rama Putra. Daerah penelitian ditentukan secara sengaja (purposive) berdasarkan pertimbangan tertentu. Metode pengambilan sampel adalah metode sensus,yaitu

seluruh petani yang ada di kelompok tani menjadi sampel dalam penelitian ini. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode CIPP (context, input, process, product) dan Skala Likert.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja kemitraan antara Kelompok Tani Lau Lengit dengan PD Rama Putra adalah baik. Dan persepsi petani terhadap kinerja kemitraan antara Kelompok Tani Lau Lengit dengan PD Rama Putra adalah positif.


(4)

RIWAYAT HIDUP

FEBRINA SORAYA TANJUNG lahir pada tanggal 10 Februari 1991 di Medan, sebagai anak ketiga dari empat bersaudara dari Ayahanda (Alm.) Ir. H. Ahmad Zulham Tanjung dan Ibunda Hj. Nur Sakdiah Tanjung.

Pendidikan yang telah ditempuh penulis adalah sebagai berikut:

1. Tahun 1997 masuk sekolah dasar di SDN 0604034 Medan dan tamat pada tahun 2003.

2. Tahun 2003 masuk sekolah menengah pertama di SLTP Al - Azhar Medan dan tamat pada tahun 2006.

3. Tahun 2006 masuk sekolah menengah atas di SMA Al - Azhar Medan dan tamat pada tahun 2009.

4. Tahun 2009 diterima di Departemen Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara melalui jalur UMB−Mandiri.

Kegiatan yang pernah diikuti penulis adalah sebagai berikut:

1. Bulan Juli 2013 melaksanakan Praktek Kerja Lapangan di Desa Rambung Sialang Tengah, Kecamatan Sei Rampah, Kabupaten Serdang Bedagai. 2. Bulan Oktober 2013 melaksanakan penelitian di Desa Samura, Kecamatan


(5)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Adapun judul skripsi ini

adalah “Persepsi Petani Terhadap Kinerja Kemitraan Kelompok Tani

Dengan Perusahaan Eksportir”. Skripsi ini dibuat dengan tujuan untuk memenuhi sebagian dari syarat-syarat guna memperoleh gelar sarjana pertanian di Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara.

Penyelesaian skripsi ini tidak lepas dari bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih sebanyak-banyaknya kepada:

1. Bapak Ir. Yusak Maryunianta, M.Si selaku Ketua Komisi Pembimbing dan Ibu Dr. Ir. Salmiah, MS selaku Anggota Komisi Pembimbing yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, arahan serta saran sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

2. Ibu Dr. Ir. Salmiah, MS dan Bapak Dr. Ir. Satia Negara Lubis, M.Ec selaku ketua dan sekretaris Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara.

3. Seluruh dosen yang telah membekali ilmu pengetahuan kepada penulis dalam masa perkuliahan serta seluruh pegawai Program Studi Agribisnis FP-USU.

4. Para responden, seluruh staf desa di Desa Samura, dan seluruh instansi yang terkait dengan penelitian ini, atas bantuannya kepada penulis dalam melakukan penelitian.


(6)

Segala hormat dan terima kasih penulis ucapkan kepada Ibunda Hj. Nur Sakdiah Tanjung dan Ayahanda (Alm) Ir. H. Amad Zulham Tanjung yang

selalu memberikan nasihat,didikan, kasih sayang, pengorbanan, dan dukungan baik secara materi maupun doa yang diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan studi. Terima kasih banyak atas dukungan dan doa yang diberikan oleh kakak Rosdina Sari Tanjung, kakak Zuraidah Tanjung, adik Chaidir Azhari Tanjung, dan abang Fachrurruzi. Terimakasih juga kepada Mamak H. Yusuf Lubis dan Om Ismanto Tarigan beserta keluarga atas doa, bantuan, pengorbanan, motivasi ,dan dorongan semangat yang diberikan selama ini.

Penulis juga berterima kasih kepada Yati, Fani, Aida, Dewi, Dian, Karina, Tami, Nana, Yudi, Aidi, Fany, Shufia, dan Dwi. Dan seluruh teman-teman Agribisnis Stambuk 2009 yang namanya tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah memberikan bantuan dan dukungan selama penulis menempuh pendidikan dan menyusun skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan karya selanjutnya. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih dan semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.

Medan, Maret 2014


(7)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

RIWAYAT HIDUP ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 3

1.3 Tujuan Penelitian ... 4

1.4 Kegunaan Penelitian ... 4

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Tinjauan Pustaka ... 5

2.2 Landasan Teori ... 7

2.2.1 Kemitraan ... 7

2.2.2 Kinerja ... 9

2.2.3 Persepsi ... 10

2.2.4 Model CIPP ... 11

2.3 Kerangka Pemikiran ... 14

2.4 Hipotesis Penelitian ... 15

BAB III. METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penentuan Daerah Penelitian ... 16

3.2 Metode Penentuan Objek Penelitian ... 16

3.3 Metode Pengumpulan Data ... 16

3.4 Metode Analisis Data ... 17

3.5 Definisi dan Batasan Operasional ... 24

3.5.1 Definisi ... 24

3.5.2 Batasan Operasional ... 25

BAB IV. DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN 4.1 Letak Geografis, Batas, dan Luas Wilayah Desa Penelitian 26 4.2 Tata Guna Lahan ... 26


(8)

4.3 Keadaan Penduduk ... 27

4.3.1 Komposisi Penduduk Menurut Jenis Kelamin ... 27

4.3.2 Komposisi Penduduk Menurut Pekerjaan ... 27

4.3.3 Komposisi Penduduk Menurut Mata Pencaharian .... 27

4.4 Karakteristik Petani Sampel ... 28

4.5 Kelompok Tani Lau Lengit ... 29

4.6 PD. Rama Putra ... 30

4.7 Sejarah Kemitraan ... 30

4.6 Prosedur Kemitraan ... 31

BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Kinerja Kemitraan Kelompok Tani dengan Perusahaan Eksportir di Daerah Penelitian ... 32

5.2.Persepsi Petani Terhadap Kinerja Kemitraan Kelompok Tani dan Perusahaan Eksportir di Daerah Penelitian ... 43

BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan ... 45

6.2. Saran ... 45

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(9)

DAFTAR TABEL

No. Keterangan Hal

1. Indikator Kinerja Kemitraan Kelompok Tani dengan Perusahaan

Eksportir di Daerah Penelitian 19

2. Skor Penilaian Kinerja Kemitraan Kelompok Tani dengan

Perusahaan Eksportir di Daerah Penelitian 20

3. Daftar Pernyataan Positif dan Negatif 22 4. Kategori Jawaban Pernyataan Persepsi Positif Petani terhadap

Kinerja Kemitraan Kelompok Tani dengan Perusahaan Eksportir 23 5. Kategori Jawaban Pernyataan Persepsi Negatif Petani terhadap

Kinerja Kemitraan Kelompok Tani dengan Perusahaan Eksportir 23 6. Keadaan Tata Guna Tanah di Desa Samura 26 7. Komposisi Penduduk Usia >15 Tahun di Desa Samura Menurut

Status Pekerjaan 27 8. Komposisi penduduk Menurut Mata Pencaharian di Desa

Samura 28 9. Karakteristik Petani Sampel Anggota Kelompok Tani Lau Lengit 28 10. Penilaian Kinerja Kemitraan Kelompok Tani dan Perusahaan

Eksportir di Daerah Penelitian 33 11. Hasil Transformasi Nilai Kinerja Kemitraan Kelompok Tani

dengan Perusahaan Eksportir Pada Indikator Context (Konteks) 35 12. Hasil transformasi Nilai Kinerja Kemitraan Kelompok Tani

dengan Perusahaan Eksportir Pada Indikator Input (Masukan) 36 13. Hasil transformasi Nilai Kinerja Kemitraan Kelompok Tani

dengan Perusahaan Eksportir Pada Indikator Process (Proses) 38 14. Hasil transformasi Nilai Kinerja Kemitraan Kelompok Tani

dengan Perusahaan Eksportir Pada Indikator Products (Hasil) 40 15. Hasil transformasi Nilai Kinerja Kemitraan Kelompok Tani

dengan Perusahaan Eksportir 42 16. Persepsi Petani Terhadap Kinerja kemitraan Kelompok Tani


(10)

DAFTAR GAMBAR

No. Keterangan Hal

1. Kerangka Pemikiran Persepsi Petani Terhadap Kinerja Kemitraan


(11)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Keterangan

1. Daftar Nama – Nama Anggota Kelompok Tani Lau Lengit Desa Samura, Kecamatan Kabanjahe, Kabupaten Karo

2. Karakteristik Petani Sampel

3. Daftar Pertanyaan Kuisioner Kinerja Kemitraan Berdasarkan Context

(Konteks)

4. Penilaian Kinerja Kemitraan Berdasarkan Context

5. Daftar Pertanyaan Kuisioner Kinerja Kemitraan Berdasarkan Input (Masukan)

6. Penilaian Kinerja Kemitraan Berdasarkan Input

7. Daftar Pertanyaan Kuisioner Kinerja Kemitraan Berdasarkan Process

(Proses)

8. Penilaian Kinerja Kemitraan Berdasarkan Process

9. Daftar Pertanyaan Kuisioner Kinerja Kemitraan Berdasarkan Product

(Hasil)

10. Penilaian Kinerja Kemitraan Berdasarkan Product

11. Daftar Pernyataan Persepsi Petani Terhadap Kinerja Kemitraan Kelompok Tani Lau Lengit dengan Perusahaan Eksportir (PD. Rama Putra)

12. Jumlah Responden Yang Menjawab Pernyataan Dengan Persepsi Positif dan Negatif

13. Interpretasi Skor Persepsi Petani Responden


(12)

ABSTRAK

FEBRINA SORAYA TANJUNG (090304134), dengan judul skripsi

“PERSEPSI PETANI TERHADAP KINERJA KEMITRAAN KELOMPOK TANI DENGAN PERUSAHAAN EKSPORTIR”. Penelitian skripsi ini dibimbing oleh Bapak Ir. Yusak Maryunianta, M.Si sebagai Ketua Komisi Pembimbing dan Ibu Dr. Ir. Salmiah, MS sebagai Anggota Komisi Pembimbing. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui kinerja kemitraan antara Kelompok Tani Lau Lengit dengan PD Rama Putra dan untuk mengetahui persepsi petani terhadap kinerja kemitraan antara Kelompok Tani Lau Lengit dengan PD Rama Putra. Daerah penelitian ditentukan secara sengaja (purposive) berdasarkan pertimbangan tertentu. Metode pengambilan sampel adalah metode sensus,yaitu

seluruh petani yang ada di kelompok tani menjadi sampel dalam penelitian ini. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode CIPP (context, input, process, product) dan Skala Likert.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja kemitraan antara Kelompok Tani Lau Lengit dengan PD Rama Putra adalah baik. Dan persepsi petani terhadap kinerja kemitraan antara Kelompok Tani Lau Lengit dengan PD Rama Putra adalah positif.


(13)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Pembangunan seringkali diartikan pada pertumbuhan dan perubahan. Jadi pembangunan pertanian yang berhasil dapat diartikan kalau terjadi pertumbuhan sektor pertanian yang tinggi sekaligus terjadi perubahan masyarakat tani dari yang kurang baik menjadi yang lebih baik. Seperti diketahui sektor pertanian di Indonesia dianggap penting. Hal ini terlihat dari peranan sektor pertanian terhadap penyediaan lapangan kerja, penyedia pangan, penyumbang devisa negara malalui ekspor dan sebagainya. Oleh karena itu wajar kalau biaya pembangunan untuk sektor pertanian ini selalu tiga besar diantara sektor-sektor yang lain (Soekartawi,1993)

Pembangunan pertanian dilaksanakan melalui berbagai program, yaitu program peningkatan produksi tanaman pangan, program peningkatan produksi perkebunan, program peningkatan produksi peternakan, program peningkatan produksi perikanan dan pogram peningkatan produksi kehutanan dan program peningkatan produksi tanaman holtikultura. Usaha meningkatkan produksi berbagai komoditi tersebut merupakan upaya untuk meningkatkan hasil ekspor hasil pertanian dan untuk menanggulangi masalah kemiskinan bagi petani. Keberhasilan pembangunan disektor pertanian tentu saja tidak terlepas dari besarnya peranan dan dukungan para petani Indonesia (Lemhannas, 1997).

Indonesia tercatat sebagai salah satu negara pemasok buah dan sayuran ke Singapura selama periode tahun 80 an. Namun pada lima tahun terahir, kontribusi Indonesia dalam memasok kebutuhan buah dan sayuran Singapura menurun. Pada


(14)

tahun 2010 kontribusi Indonesia terhadap kebutuhan buah dan sayuran Singapura kurang dari 10% saja. Keadaan ini menjadi sangat ironis mengingat potensi agronomis untuk buah dan sayur tropis Indonesia sangat besar. Untuk menindaklanjuti hal tersebut, dalam pertemuan Presiden RI dengan Perdana Menteri Singapura pada bulan Mei 2010, disepakati beberapa hal antara lain peningkatan pangsa pasar buah dan sayur Indonesia di Singapura kembali menjadi 30%. Langkah-langkah yang ditempuh antara lain membentuk Indonesia – Singapore Agribusiness Working Group

(Direktorat Jendral. Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian, 2010).

Untuk menindaklanjuti pembentukan Indonesia – Singapore Agribusiness Working Group, pemerintah melakukan akselerasi ekspor hortikultura khusus ke Singapura. Bagian dari kegiatan ini adalah pembinaan Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan). Pemerintah juga menghadirkan pihak swasta yang akan menjadi mitra petani anggota Gapoktan yang akan bertindak sebagai eksportir. Dengan kata lain dalam upaya peningkatan kualitas dan kuantitas produk hortikultura ekspor pemerintah memfasilitasi petani melalui Gapoktan dengan eksportir dalam sebuah sistem kemitraan agribisnis.

Peningkatan ekspor melalui kerja sama pemasaran antara petani dan eksportir merupakan bentuk terobosan pemerintah dalam meningkatkan pendapatan petani. Hal itu juga merupakan upaya menjaga harga di tingkat petani agar tidak terlalu fluktuatif dan memberikan jaminan kepastian pasar bagi produk sayuran dan buah petani.

Provinsi Sumatera Utara, khususnya Kabupaten Karo, merupakan salah satu daerah penyangga dan pemasok sayur dan buah untuk diekspor ke Singapura.


(15)

Kubis dan kentang dari Karo sangat diminati oleh Singapura dibandingkan dari daerah lain (Manjorang, 2011).

PD. Rama Putra merupakan salah satu perusahaan eksportir yang menjadi mitra petani dalam kegiatan ekspor hortikultura ke Singapura, Malaysia, Taiwan dan Korea Selatan. Di Kabupaten Karo, PD Rama Putra bekerjasama dengan salah satu kelompok tani yaitu Kelompok Tani Lau Lengit yang berada di Desa Samura, Kecamatan Kabanjahe.

Untuk mengukur kinerja pelaksanaan program kemitraan perlu dilakukan penelitian tersendiri sesuai dengan kaidah – kaidah keilmuan. Penelitian tersebut dapat dilakukan oleh semua pihak, baik pemerintah, lembaga pendidikan, lembaga penelitian, maupun pihak lainnya. Program kemitraan agribisnis yang dilakukan antara Kelompok Tani Lau Lengit dengan PD Rama Putra adalah bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan anggota kelompok tani. Karena itu perlu dilakukan penelitian bagaimana persepsi petani terhadap kinerja pelaksanaan program kemitraan tersebut.

1.2. Identifikasi Masalah

Adapun masalah yang diidentifikasi dalam penelitian ini dibuat dalam bentuk pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana kinerja kemitraan antara Kelompok Tani Lau Lengit dengan PD Rama Putra ?

2. Bagaimana persepsi petani terhadap kinerja kemitraan antara Kelompok Tani Lau Lengit dengan PD Rama Putra ?


(16)

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan identifikasi masalah yang dikemukakan di atas, maka penelitian diarahkan untuk mencapai tujuan sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui kinerja kemitraan antara Kelompok Tani Lau Lengit dengan PD Rama Putra.

2. Untuk mengetahui persepsi petani terhadap kinerja kemitraan antara Kelompok Tani Lau Lengit dengan PD Rama Putra.

1.4. Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Sebagai bahan evaluasi bagi kelompok tani dan perusahaan eksportir dalam perbaikan kualitas kinerja kemitraan.

2. Dapat digunakan sebagai bahan masukan bagi pemerintah untuk

menentukan kebijakan yang tepat.

3. Sebagai bahan informasi dan referensi bagi pihak-pihak yang


(17)

BAB II

TINJUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA

PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

2.1.Tinjauan Pustaka

Petani adalah setiap orang yang melakukan usaha untuk memenuhi sebagian atau seluruh kebutuhan hidupnya di bidang pertanian dalam arti luas yang meliputi usahatani pertanian, peternakan, perikanan dan pemungutan hasil laut. Peranan petani sebagai pengelola usahatani berfungsi mengambil keputusan dalam mengorganisir faktor-faktor produksi yang diketahui (Hernanto, 1993).

Moore (1966), mencirikan petani sebagai kelompok yang berbeda dengan kelompok masyarakat yang lain, dengan melihat posisinya sebagai golongan yang tersubordinasi serta mempunyai budaya yang tersendiri.

Petani selain sebagai manusia dan juru tani, seorang petani umumnya juga pengelola atau “manajer” dari usahataninya. Hal ini berati bahwa petani adalah orang yang memiliki wewenang untuk mengambil keputusan sendiri tentang usahatani yang dikelolanya, serta terbiasa mempertanggungjawabkan hasil pengelolaannya itu kepada keluarga serta masyarakat di lingkungannya (Mosher, 1987).

Dalam upaya memberdayakan petani diperlukan pengelolaan kelompok yang dilakukan dari, oleh dan untuk petani. Pada dasarnya menajemen kelompok

tani meliputi empat pokok penting yakni perencanaan (planning),

pengorganisasian (organizing), pelaksanaan (actuating) dan evaluasi (evaluating)

yang semuanya ini diharapkan dapat dilakukan oleh kelompok tani sendiri (Dinas Pertanian Tanaman Pangan Dati I Kal-Sel, 1999).


(18)

Kelompok tani pada dasarnya merupakan sistem sosial yaitu suatu kumpulan unit yang berbeda secara fungsional dan terikat oleh kerjasama untuk memecahkan masalah dalam rangka mencapai tujuan bersama. Dalam kelompok ini akan terjadi suatu situasi kelompok dimana setiap petani anggota telah melakukan interaksi untuk mencapai tujuan bersama dan mengenal satu sama lain. (Samsudin, 1993).

Menurut Suhardiyono (1992), kelompok tani biasanya dipimpin oleh seorang ketua kelompok, yang dipilih atas dasar musyawarah dan mufakat diantara anggota kelompok tani. Pada waktu pemilihan ketua kelompok tani sekaligus dipilih kelengkapan struktur organisasi kelompok tani yaitu sekretaris kelompok, bendahara kelompok, serta seksi-seksi yang mendukung kegiatan kelompoknya. Seksi-seksi yang ada disesuai kan dengan tingkat dan volume kegiatan yang akan dilakukan. Masing-masing pengurus dan anggota kelompok tani harus memiliki tugas dan wewenang serta tanggung jawab yang jelas dan dimengerti oleh setiap pemegang tugasnya. Selain itu juga kelompok tani harus memiliki dan menegakkan peraturan-peraturan yang berlaku bagi setiap kelompoknya dengan sanksi-sanksi yang jelas dan tegas. Biasanya jumlah anggota kelompok tani berkisar antara 10 ─ 25 orang anggota.

Perusahaan ekportir adalah perusahaan yang telah lebih dari tiga tahun melakukan kegiatan ekspor dan nilai penjualan ekspornya minimal satu persen dari total penjualan kotornya (gross annual sales) per tahun (Ogram,1982).

Suatu perusahaan eksportir harus memiliki kemampuan dan fasilitas pengolahan untuk bisa melakukan ekspor, serta bersedia membeli seluruh produksi dari petani untuk selanjutnya diolah di pabrik dan atau diekspor.


(19)

Disamping itu, perusahaan perlu memberikan bimbingan teknis usaha dan membantu dalam pengadaan sarana produksi untuk keperluan petani.

2.2.Landasan Teori 2.2.1. Kemitraan

Kemitraan adalah kerjasama yang sinergis antar dua atau lebih pihak untuk melaksanakan suatu kegiatan (in acion with). Kerjasama tersebut merupakan pertukaran sosial yang saling memberi (sosial rewards), bersifat timbal balik (dyadic) dan saling menerima (reinforcement). Kemitraan mempunyai beberapa prinsip dasar yang harus dilakukan agar proses kemitraan tersebut dapat berjalan baik serta tujuan dapat tercapai. Prinsip-prinsip kemitraan adalah saling membutuhkan, saling ketergantungan, saling percaya, saling menguntungkan,

saling mendukung, saling membangun dan saling melindungi

( Mardikanto, 2009).

Martodireso, S dan Suryanto, W.A, (2002) mengatakan bahwa kemitraan usaha pertanian merupakan salah satu instrumen kerja sama yang mengacu kepada terciptanya suasana keseimbangan, keselarasan, dan keterampilan yang didasari saling percaya antara perusahaan mitra dan kelompok melalui perwujudan sinergi kemitraan, yaitu terwujudnya hubungan yang saling membutuhkan, saling menguntungkan dan saling memperkuat.

Hafsah (1999), mengatakan bahwa tujuan kemitraan yang ingin dicapai dalam pelaksanaan kemitraan adalah meningkatkan pendapatan usaha kecil dan masyarakat, meningkatkan perolehan nilai tambah bagi pelaku kemitraan, meningkatkan pemerataan dan pemberdayaan masyarakat, meningkatakan


(20)

pertumbuhan ekonomi pedesaan, wilayah dan nasional, memperluas kesempatan kerja, meningkatkan ketahanan ekonomi nasional.

Pengembangan kelembagaan kemitraan dalam sistem agribisnis telah memberikan dampak positif bagi keberhasilan pengembangan sistem agribisnis. Dampak positif tersebut (Sumardjo dan Darmono, 2004) adalah :

1. Keterpaduan dalam sistem pembinan yang saling mengisi antara materi pembinaan dengan kebutuhan riil petani, meliputi permodalan sarana, teknologi, bentuk usaha bersama atau koperasi dan pemasaran.

2. Kejelasan aturan atau kesepakatan, sehingga menumbuhkan kepercayaan dalam hubungan kemitraan bisnis yang ada. Kesepakatan tentang aturan, perubahan harga, dan pembagian hasil harus dibuat secara adil oleh pihak-pihak yang bermitra. Dengan demikian, tujuan, kepentingan dan kesinambungan bisnis dari kedua pihak dapat terlaksana dan saling menguntungkan.

3. Keterkaitan antarpelaku dalam sistem agribisnis (hulu-hilir) yang mempunyai komitmen terhadap kesinambungan bisnis. Komitmen ini menyangkut mutu dan kuantitas, serta keinginan saling melestarikan hubungan dengan menjalin kerjasama saling menguntungkan secara adil.

4. Terjadinya penyerapan tenaga kerja yang cukup banyak dan

berkesinambungan di sektor pertanian.

Terdapat 3 prinsip kunci yang perlu dipahami dalam membangun suatu kemitraan oleh masing-masing anggota kemitraan yaitu:


(21)

1. Prinsip Kesetaraan (Equity), Individu, organisasi atau institusi yang telah bersedia menjalin kemitraan harus merasa sama atau sejajar kedudukannya dengan yang lain dalam mencapai tujuan yang disepakati.

2. Prinsip Keterbukaan, Keterbukaan terhadap kekurangan atau kelemahan masing-masing anggota serta berbagai sumber daya yang dimiliki. Semua itu harus diketahui oleh anggota lain. Keterbukaan ada sejak awal dijalinnya kemitraan sampai berakhirnya kegiatan. Dengan saling keterbukaan ini akan menimbulkan saling melengkapi dan saling membantu diantara golongan (mitra).

3. Prinsip Azas manfaat bersama (mutual benefit), Individu, organisasi atau institusi yang telah menjalin kemitraan memperoleh manfaat dari kemitraan yang terjalin sesuai dengan kontribusi masing-masing. Kegiatan atau pekerjaan akan menjadi efisien dan efektif bila dilakukan bersama (Notoatmodjo, 2005).

2.2.2.Kinerja

Kinerja adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu program/kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi organisasi yang tertuang dalam strategic planing suatu organisasi . Indikator kinerja adalah ukuran kuantitatif dan/atau kualitatif yang menggambarkan tingkat pencapaian suatu sasaran atau tujuan yang telah ditetapkan. Oleh karena itu indikator kinerja harus merupakan sesuatu yang akan dihitung dan diukur serta digunakan sebagai dasar untuk menilai atau melihat tingkat kinerja, baik dalam tahap perencanaan, tahap pelaksanaan maupun tahap setelah kegiatan selesai (Mahsun,2006).


(22)

Menurut Hayadi dan Kristiani (2007) istilah kinerja sering dipakai untuk menyebut prestasi atau tingkat keberhasilan individu atau kelompok individu. Pengukuran kinerja merupakan suatu aktivitas penilaian pencapaian target-target tertentu yang mempuyai tujuan strategis organisasi. Hasil pengukuran terhadap capaian kinerja sebagai dasar bagi pengelola organisasi untuk perbaikan kinerja periode berikutnya.

2.2.3. Persepsi

Persepsi merupakan pengalaman tentang obyek, peristiwa atau hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan penafsiran peran. Setiap orang memiliki pengalaman yang beda, maka persepsinya pun berbeda-beda pula terhadap stimulus yang diterimanya, meskipun dengan objek yang sama (Rakhmat, 1992).

Persepsi adalah pengindraan yang dipengaruhi oleh pengalaman, kebiasaan dan kebutuhan kemampuan mempersepsi antara orang yang satu dengan yang lain, tidak akan sama meskipun mereka sama-sama dalam satu organisasi atau kelompok. Hal ini disebabkan persepsi tersebut dipengaruhi oleh aktifitas komunikasi orang tersebut baik yang ia seorang komunikator atau komunikan (Effendy,2003).

Menurut Asngari (1984), persepsi orang dipengaruhi oleh pandangan seseorang pada suatu keadaan, fakta, atau tindakan. Terdapat tiga mekanisme pembentukan persepsi, yaitu selectivity, closure, interpretation. Informasi yang sampai kepada seseorang menyebabkan individu yang bersangkutan membentuk persepsi, dimulai dengan pemilihan atau menyaringnya, kemudian informasi yang


(23)

masuk tersebut disusun menjadi kesatuan yang bermakna, dan akhirnya terjadilah interpretasi mengenai fakta keseluruhan informasi.

Empat hal yang berpengaruh dalam persepsi, yaitu persepsi dalam belajar yang berbeda, kesiapan mental atau kematangan usia, kebutuhan dan motivasi, serta persepsi gaya berpikir yang berbeda. Persepsi atau tanggapan di dalam bentuk data aktualnya disebut informasi (Widayatun, 1999).

2.2.4. Model CIPP

Model Evaluasi Decision oriented Evaluation adalah salah satu model yang banyak digunakan oleh para ahli, salah satu contoh adalah CIPP (Context, Input, Process, dan Product). Model ini melihat kepada empat dimensi yaitu dimensi konteks, dimensi input, dimensi proses, dimensi produk. Keunikan model ini adalah pada setiap tipe evaluasi terkait pada perangkat pengambil keputusan (decision) yang menyangkut perencanaan operasional sebuah program. Keunggulan model CIPP memberikan suatu format evaluasi yang komperhensif pada setiap tahapan yaitu tahap konteks, msukan, proses dan produk.

Evaluasi konteks mencakup analisis masalah yang berkaitan dengan lingkungan program atau kondisi obyektif yang akan dilaksanakan. Berisi tentang analisis kekuatan dan kelemahan obyek tertentu. Evaluasi konteks sebagai fokus institusi yang mengidentifikasi peluang dan menilai kebutuhan. Suatu kebutuhan dirumuskan sebagai suatu kesenjangan (discrepancy view) kondisi nyata (reality) dengan kondisi yang diharapkan (ideality). Dengan kata lain evaluasi konteks berhubungan dengan analisis masalah kekuatan dan kelemahan dari obyek tertentu yang akan atau sedang berjalan. Evaluasi konteks memberikan informasi bagi


(24)

pengambil keputusan dalam perencanaan suatu program yang akan on going. Selain itu, konteks juga bermaksud bagaimana rasionalnya suatu program. Analisis ini akan membantu dalam merencanakan keputusan, menetapkan kebutuhan dan merumuskan tujuan program secara lebih terarah dan demokratis. Evaluasi konteks juga mendiagnostik suatu kebutuhan yang selayaknya tersedia sehingga tidak menimbulkan kerugian jangka panjang (Isaac and Michael, 1981).

Evaluasi input meliputi analisis personal yang behubungan dengan bagaimana penggunaan sumber-sumber yang tersedia, alternatif-alternatif strategi yang harus dipertimbangkan untuk mencapai suatu program. Mengidentifikasi dan menilai kapabilitas sistem, alternatif strategi program, desain prosedur untuk strategi implementasi, pembiayaan dan penjadwalan. Evaluasi masukan bermanfaat untuk membimbing pemilihan strategi program dalam menspesifikasikan rancangan prosedural. Informasi dan data yang terkumpul dapat digunakan untuk menentukan sumber dan strategi dalam keterbatasan yang ada. Pertanyaan yang mendasar adalah bagaimana rencana penggunaan sumber-sumber yang ada sebagai upaya memperoleh rencana program yang efektif dan efisien (Isaac and Michael, 1981).

Evaluasi proses merupakan evaluasi yang dirancang dan diaplikasikan dalam praktik implementasi kegiatan. Termasuk mengidentifikasi permasalahan prosedur baik tatalaksana kejadian dan aktivitas. Setiap aktivitas dimonitori perubahan-perubahan yang terjadi secara jujur dan cermat. Pencatatan aktivitas harian demikian penting karena berguna bagi pengambil keputusan untuk menentukan tindak lanjut penyempurnaan. Disamping itu catatan akan berguna


(25)

untuk menentukan kekuatan dan kelemahan atau program ketika dikaitkan dengan keluaran yang ditemukan. Tujuan utama evaluasi proses, yaitu:

1. Mengetahui kelemahan selama pelaksanaan termasuk hal-hal yang baik untuk dipertahankan.

2. Memperoleh informasi mengenai keputusan yang ditetapkan.

3. Memelihara catatan-catatan lapangan mengenai hal-hal penting saat implementasi dilaksanakan (Isaac and Michael, 1981).

Evaluasi produk merupakan kumpulan deskripsi dan judgement outcomes

dalam hubungannya dengan konteks, input, dan proses, kemudian diinterpretasikan harga dan jasa yang diberikan. Evaluasi produk adalah evaluasi mengukur keberhasilan pencapaian tujuan. Evaluasi ini merupakan catatan pencapaian hasil dan keputusan-keputusan untuk perbaikan dan aktualisasi. Aktivitas evaluasi produk adalah mengukur dan menafsirkan hasil yang telah dicapai. Pengukuran dikembangkan dan diadministrasikan secara cermat dan teliti. Keakuratan analisis akan menjadi bahan penarikan kesimpulan dan pengajuan saran sesuai standar kelayakan. Secara garis besar, kegiatan evaluasi produk meliputi kegiatan penetapan tujuan operasional program, kriteria-kriteria pengukuran yang telah dicapai, membandingkannya antara kenyataan lapangan

dengan rumusan tujuan, dan menyusun penafsiran secara rasional (Isaac and Michael, 1981).

2.3.Kerangka Pemikiran

Kelompok Tani Lau Lengit adalah salah satu kelompok tani yang berada di Kabupaten Karo yang memproduksi tanaman hortikultura. Dan PD. Rama Putra


(26)

merupakan perusahaan eksportir yang melakukan ekspor tanaman hortikultura ke berbagai negara seperti ke Taiwan , Singapura, Malaysia dan Korea Selatan. Antara Kelompok Tani Lau Lengit dengan PD Rama Putra telah terjalin kemitraan yang berlangsung kurang lebih selama 4 tahun. Maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sampai dimana tingkat pencapaian pelaksanaan program kemitraan yang telah terjalin dengan mengukur kinerja kemitraan antara Kelompok Tani Lau Lengit dengan PD Rama Putra dengan menggunakan model evaluasi CIPP ( Context, Input, Process, Product).

Berdasarkan penilaian terhadap kinerja kemitraan kelompok tani dan perusahaan eksportir, maka dapat dilihat juga bagaimana persepsi petani terhadap kinerja kemitraan tersebut, apakah petani memiliki persepsi yang positif atau persepsi negatif terhadap kinerja kemitraan yang telah terjalin.

Berdasarkan uraian diatas, maka dibuat kerangka pemikiran penelitian dalam skema berikut:


(27)

Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran Persepsi Petani Terhadap Kinerja Kemitraan Kelompok Tani dengan Perusahaan Eksportir

Keterangan :

: Menyatakan Hubungan : Menyatakan Mitra

: Menyatakan dievaluasi dengan

2.4.Hipotesis Penelitian

1. Kinerja kemitraan kelompok tani dengan perusahaan eksportir adalah baik.

2. Persepsi petani terhadap kinerja kemitraan kelompok tani denga

perusahaan eksportir adalah positif.

Kelompok Tani

Lau Lengit Kemitraan PD Rama Putra

Persepsi Petani Kinerja Kemitraan Model CIPP

Negatif Positif


(28)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Metode Penentuan Daerah Penelitian

Daerah penelitian ditentukan secara sengaja (purposive). Adapun daerah yang dipilih yang menjadi lokasi penelitian adalah Desa Samura Kecamatan Kabanjahe Kabupaten Karo. Hal ini dilakukan dengan alasan di daerah tersebut terdapat satu-satunya Kelompok Tani pemasok komoditi hortikultura yang bekerjasama dengan perusahaan eksportir PD Rama Putra yaitu Kelompok Tani Lau Lengit.

3.2. Metode Penetuan Objek Penelitian

Objek dalam penelitian ini adalah petani yang tergabung dalam Kelompok Tani Lau Lengit yang terdiri dari 26 orang. Penelitian ini dilakukan dengan metode sensus, artinya seluruh petani yang ada di kelompok tani Lau Lengit menjadi objek dalam penelitian ini.

3.3. Metode Pengumpulan Data

Data penelitian terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari hasil wawancara langsung dengan responden, yaitu pengurus dan anggota kelompok tani dengan meggunakan daftar pertanyaan yang telah disiapkan terlebih dahulu sesuai dengan tujuan dan kebutuhan penelitian. Sedangkan data sekunder merupakan data pelengkap yang bersumber dari berbagai instansi terkait dengan penelitian ini serta literatur pendukung lainnya.


(29)

3.4. Metode Analisis Data

Untuk hipotesis pertama, dianalisis dengan deskriptif menggunakan model CIPP (context, input, process, product). Model ini dikembangkan oleh Stufflebeam,yang melihat kepada empat dimensi yaitu dimensi Konteks, dimensi Input, dimensi Proses, dimensi Produk. Keunikan model ini adalah pada setiap tipe evaluasi terkait pada perangkat pengambil keputusan (decission) yang menyangkut perencanaan dan operasional sebuah program. Keunggulan program CIPP memberikan suatu format evaluasi yang komperhensif pada setiap tahapan evaluasi yaitu konteks, masukan, proses, dan produk (Isaac and Michael,1981).

Model CIPP berorientasi pada suatu keputusan. Tujuannya adalah untuk membantu administrator didalam membuat keputusan.

1. Context Evaluation to serve planning decision. Konteks evaluasi ini membantu merencanakan keputusan, menentukan kebutuhan yang akan dicapai oleh program dan merumuskan tujuan program.

2. Input evaluation, structuring decision. Evaluasi ini menolong mengatur keputusan, menentukan sumber-sumber yang ada, alternatif apa yang diambil, apa rencana dan strategi untuk mencapai kebutuhan. Bagaimana prosedur kerja untuk mencapainya.

3. Process Evaluation, to serve implementing decision. Evaluasi proses untuk membantu mengimplimentasikan keputusan. Sampai sejauh mana rencana telah diterapkan? Apa yang harus direvisi? Begitu pertanyaan tersebut terjawab, prosedur dapat dimonitor, dikontrol dan diperbaiki. Process

merupakan pelaksanaan beragam kegiatan dan mekanisme kerja program bagi pencapaian tujuan.


(30)

4. Product Evaluation, to serve recycling decision. Evaluasi produk untuk menolong keputusan selanjutnya. Apa hasil yang telah dicapai? apa yang dilakukan setelah program berjalan? Produk merupakan hasil dari proses kegiatan program yang menggambarkan tingkat efektivitasnya, dengan adanya product ini dapat meningkatkan kemampuan dan keterampilan petani


(31)

Tabel 1. Indikator Kinerja Kemitraan Kelompok Tani dengan Perusahaan Eksportir di Daerah Penelitian

No. Model CIPP Indikator Kinerja

1. Context 1. Perencanaan kualitas dan kuantitas komoditi hortikultura yang akan dihasilkan dalam kegiatan kemitraan

2. Perencanaan harga komoditi hortikultura yang akan dihasilkan petani dalam kegiatan kemitraan

3. Perencanaan pemasaran komoditi hortikultura yang akan dihasilkan petani dalam kegiatan kemitraan

4. Perencanaan penyediaan sarana dan prasarana

penunjang kemitraan

2. Input 1. Kesiapan kelompok tani dalam kegiatan kemitraan agribisnis

2. Adanya kepercayaan dari pihak yang bermitra

3. Adanya komunikasi yang terbuka dari pihak yang

bermitra

4. Partisipasi petani dalam kegiatan kemitraan

5. Penyuluhan dan pelatihan yang diberikan oleh petugas Penyuluhan Pertanian Lapangan (PPL)

3. Process 1. Kinerja petani dan kelompok tani dalam memenuhi kebutuhan pasokan ke perusahaan eksportir

2. Kinerja petani dalam meningkatkan kualitas dan kuantitas komoditi

3. Frekuensi eksportir dalam memonitor, mengevaluasi dan memberikan pembinaan kepada kelompok tani 4. Kinerja perusahan eksportir dalam menerima dan

memasarkan komoditi hortikultura yang dihasilkan petani

4. Product 1. Peningkatan pendapatan usahatani setelah memanfaatkan kegiatan kemitraan agribisnis

2. Kemampuan petani dalam meningkatkan produksi

pertanian berorientasi ekspor

3. Perubahan kemampuan kelompok tani dalam mengelola hasil produksi hortikultura

4. Kepastian pasar yang diperoleh petani dengan adanya kemitraan agribisnis dengan perusahaan eksportir

5. Kepuasan petani terhadap kegiatan program kemitraan agribisnis dengan perusahaan eksportir


(32)

Berdasarkan Tabel 1 dibuat pertanyaan kepada petani yang menjadi responden mengenai kinerja kemitraan kelompok tani dengan perusahaan eksportir di daerah penelitian, kemudian jawaban dari petani yang menjadi responden diskorsingkan berdasarkan pemberian skor atas kinerja kemitraan kelompok tani dengan perusahaan eksportir, skor penilainnya ditentukan sebagai berikut:

- Skor 5 diberikan jika jawaban “a” - Skor 4 diberikan jika jawaban “b” - Skor 3 diberikan jika jawaban “c” - Skor 2 diberikan jika jawaban “d” - Skor 1 diberikan jika jawaban “e”

Untuk mengetahui hasil penjumlahan seluruh skor dari masing-masing kinerja kemitraan kelompok tani dengan perusahaan eksportir dapat dilihat pada tabel 2.

Tabel 2. Skor Penilaian Kinerja Kemitraan Kelompok Tani dengan Perusahaan Eksportir di Daerah Penelitian

No. Model CIPP Jumlah

Parameter Skor Rentang

1. Context 4 1 – 5 4 - 20

2. Input 5 1 – 5 5 - 25

3. Process 4 1 – 5 4 - 20

4. Product 5 1 – 5 5 - 25

Total 18 - 18 - 90

Hasil penilaian menghasilkan skor, dari skor tersebut akan ditentukan bagaimana kinerja kemitraan kelompok tani dengan perusahaan eksportir. Skor kinerja kemitraan berada di antara 18 – 90, dimana panjang kelas dapat dihitung


(33)

dengan range dibagi jumlah kelas. Range adalah jarak/selisih antara data terbesar dan terkecil (Subagyo, 1992).

Keterangan :

Skor < 76 ─ < 90.5 : Kinerja sangat baik Skor > 61.5 ─ < 76 : Kinerja baik Skor > 47 ─ < 61.5 : Kinerja cukup baik Skor > 32.5 ─ < 47 : Kinerja tidak baik Skor 18 ─ < 32.5 : Kinerja sangat tidak baik

Untuk hipotesis kedua, yaitu untuk mengetahui persepsi petani terhadap kinerja kemitraan kelompok tani dengan perusahaan eksportir di daerah penelitian dianalisis dengan menggunakan metode analisis teknik penskalaan Likert.

Menurut Nazir (2003), skala likert telah banyak digunakan oleh para peneliti guna mengukur persepsi atau sikap seseorang. Skala ini menilai sikap atau persepsi yang diinginkan oleh para peneliti dengan cara mengajukan beberapa pernyataan kepada responden. Kemudian responden diminta member jawaban atau dalam skala ukur yang telah disediakan, misalnya sangat setuju, setuju, tidak setuju, dan sangat tidak setuju.

Metode ini dilakukan dengan mencatat (tally) penguatan respon pada setiap pilihan jawaban atas suatu pernyataan positif atau negatif.


(34)

Tabel 3. Daftar Pernyataan Positif dan Negatif

No. Pernyataan Positif Pernyataan Negatif

1 Petani mengetahui dengan baik program kemitraan yang terjalin antara Kelompok Tani Lau Lengit dengan perusahaan eksportir

Petani tidak diberi kebebasan untuk mengajukan pendapat dalam perencanaan kemitraan antara perusahaan eksportir dengan Kelompok Tani.

2 Adanya perubahan cara

berusahatani untuk menghasilkan komoditi sayuran berorientasi ekspor ketika petani bermitra dengan perusahaan eksportir

Petani merasa program kemitraan dengan perusahaan eksportir tidak terlalu berpengaruh terhadap pendapatan petani.

3 Produk yang dikirim ke

perusahaan eksportir adalah produk yang terbaik yang dihasilkan petani.

Ketentuan produk yang diberikan eksportir menyulitkan petani.

4 Petani merasa bangga hasil

pertaniannya dapat dipasarkan sampai ke luar negri melalui kegiatan kemitraan dengan eksportir.

Petani merasa kesulitan dalam menyampaikan aspirasi kepada Perusahaan eksportir

5 Kemitraan dapat menjadi alternatif menyelesaikan permasalahan petani dalam memperluas pemasaran komoditi.

Harga yang diterima petani dari perusahan eksportir tidak lebih besar dari pedagang lokal.

6 Kegiatan kemitraan mampu

mengembangkan pertanian di Kabupaten Karo.

Tidak semua petani menyukai dijalinnya kemitraan dengan perusahaan eksportir.

7 Program kemitraan yang

dilakukan memberikan dorongan dan semangat bagi petani untuk meningkatkan produktivitas usaha tani

Perusahaan eksportir tidak berperan sesuai dengan yang diharapkan petani.

8 Dalam proses produksi, eksportir selalu aktif memantau perkembangan produksi di lahan.

Perusahaan eksportir selalu tidak tepat waktu dalam pengembalian dana kemitraan.

9 Petani mengharapkan kemitraan yang sudah terjalin akan terus berlanjut.

10 Pihak eksportir selalu menerima hasil panen yang dipasok oleh petani.


(35)

Untuk pernyataan positif, dapat diberikan skor untuk masing-masing pilihan jawaban dengan kategori seperti terlihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Kategori Jawaban Pernyataan Persepsi Positif Petani terhadap Kinerja Kemitraan Kelompok Tani dengan Perusahaan Eksportir

No. Kategori Jawaban Skor

1. SS (Sangat Setuju) 5

2. S (Setuju) 4

3. R (Ragu-Ragu) 3

4. TS (Tidak Setuju) 2

5. STS (Sangat Tidak Setuju) 1

Untuk pernyataan negatif juga diberikan skor untuk masing-masing pilihan jawaban dengan kategori seperti yang terlihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Kategori Jawaban Pernyataan Persepsi Negatif Petani terhadap Kinerja Kemitraan Kelompok Tani dengan Perusahaan Eksportir

No. Kategori Jawaban Skor

1. STS (Sangat Tidak Setuju) 5

2. TS (Tidak Setuju) 4

3. R (Ragu-Ragu) 3

4. S (Setuju) 2

5. SS (Sangat Setuju) 1

Untuk mengukur skala likert tersebut digunakan rumus sebagai berikut :

Keterangan:

T : Skor standar X : Skor responden

X : Rata-rata skor kelompok S : Deviasi standar kelompok


(36)

Uji T, apabila:

T > 50 = Persepsi Positif

T < 50 = Persepsi Negatif (Mueller, 1992).

Berdasarkan uji T tersebut, dapat diketahui secara langsung persepsi petani apakah positif atau negatif terhadap kinerja kemitraan kelompok tani dan perusahaan eksportir di daerah penelitian. Jika petani memiliki persepsi positif, maka itu menunjukkan bahwa kinerja kemitraan kelompok tani dan perusahaan eksportir di daerah penelitian berjalan sesuai dengan yang diharapkan petani, dan sebaliknya jika petani memiliki persepsi negatif, maka itu menunjukkan bahwa kinerja kemitraan kelompok tani dan perusahaan eksportir di daerah penelitian belum berjalan sesuai dengan yang diharapkan petani.

3.5. Definisi dan Batasan Operasional 3.5.1. Definisi

1. Kelompok Tani adalah organisasi non formal di pedesaan yang

ditumbuhkembangkan dari, oleh dan untuk petani.

2. Kelompok Tani Lau Lengit adalah salah satu kelompok tani di Kabupaten Karo yang memproduksi tanaman hortikultura.

3. Eksportir adalahperusahaan atau perorangan yang melakukan kegiatan ekspor komoditas pertanian.

4. PD Rama Putra adalah perusahaan eksportir yang melakukan ekspor tanaman hortikultura.

5. Kemitraan adalah kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk mencapai tujuan bersama.


(37)

6. Kinerja adalah tingkat pencapaian pelaksanaan program baik kuantitas maupun kualitas dalam suatu organisasi.

7. Kinerja kemitraan adalah tingkat pencapaian pelaksanaan program kemitraan yang dilakukan antara dua pihak atau lebih untuk mencapai tujuan bersama. 8. Persepsi adalah pengindraan yang dipengaruhi oleh pengalaman, kebiasaan

dan kebutuhan, kemampuan mempersepsi antara orang yang satu dengan yang lain tidak akan sama meskipun mereka sama-sama dalam satu organisasi atau kelompok.

9. Persepsi positif adalah penilaian individu terhadap suatu objek atau informasi dengan pandangan yang positif atau sesuai dengan yang diharapkan.

10.Persepsi negatif adalah persepsi individu terhadap objek atau informasi tertentu dengan pandangan yang negatif.

3.5.2. Batasan Operasional

1. Persepsi adalah penilaian petani terhadap kinerja dan kemitraan antara kelompok tani Lau Lengit dengan perusahaan ekportir.

2. Daerah penelitian adalah di Desa Samura Kecamatan Kabanjahe Kabupaten karo.


(38)

BAB IV

DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN

4.1 Letak Geografis, Batas dan Luas Wilayah Desa Penelitian

Desa Samura Kecamatan Kabanjahe Kabupaten Karo Provinsi Sumatera Utara berada pada ketinggian1200 m di atas permukaan laut dengan suhu udara 20o C – 28o C dan curah hujan 2000 – 3000 mm/tahun, wilayah ini berbatasan dengan:

• Sebelah Utara : Desa Ketaren • Sebelah Selatan : Desa Mulawari

• Sebelah Timur : Desa Lepar Samura

• Sebelah Barat : Kelurahan Gung Negri

4.2. Tata Guna Lahan

Pola penggunaan lahan di Desa Samura dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 6. Keadaan Tata Guna Tanah di Desa Samura

No. Jenis Penggunaan Tanah Luas (Ha) Persentase (%)

1. Tanah Kering 50 49.01

2. Sawah 7 6.86

3. Bangunan/Pekarangan 44.5 43.63

4. Lainnya 0.5 0.49

Total 102 100

Sumber : Arsip Desa Samura 2013

Dari Tabel 6 di atas memperlihatkan bahwa pemakaian lahan terluas adalah tanah kering dengan luas 50 Ha. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat di Desa Samura umumnya bertani, terutama tanaman hortikultura.


(39)

4.3.Keadaan Penduduk

4.3.1. Komposisi Penduduk Menurut Jenis Kelamin

Berdasarkan data yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik Sumatera Utara, jumlah Penduduk Desa Samura pada tahun 2012 terdiri dari 3718 jiwa (936 KK) dengan jumlah penduduk pria 1877 sebanyak jiwa dan wanita 1841jiwa.

4.3.2. Komposisi Penduduk Menurut Pekerjaan

Untuk Mengetahui jumlah penduduk di Desa Samura yang berusia >15 tahun menurut status pekerjaan dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 7. Komposisi Penduduk Usia >15 Tahun di Desa Samura Menurut Status Pekerjaan

No. Status Pekerjaan Usia >15 Tahun Jumlah (Jiwa)

Persentase (%)

1. Bekerja 3277 93.12

2. Tidak Bekerja 242 6.88

Total 3519 100

Sumber : BPS Sumatera Utara, Kecamatan Kabanjahe Dalam Angka, 2013

Tabel 7 menunujukkan bahwa jumlah penduduk Desa Samura menurut usia >15 tahun yang bekerja adalah sebanyak 3277 jiwa (93.12). Hal ini menandakan bahwa usia produktif cukup banyak di daerah penelitian.

4.3.3. Komposisi Penduduk Menurut Mata Pencaharian

Untuk Mengetahui jumlah penduduk di Desa Samura menurut mata pencahariaan dapat dilihat pada tabel 8 berikut.


(40)

Tabel 8. Komposisi Penduduk Menurut Mata Pencaharian di Desa Samura

No. Jenis Pekerjaan Jumlah

(Jiwa)

Persentase (%)

1. Petani 1565 47.76

2. PNS/ABRI/BUMN 407 12.42

3. Industri 596 18.19

4. Lainnya 709 21.63

Total 3277 100

Sumber : BPS Sumatera Utara, Kecamatan Kabanjahe Dalam Angka, 2013

Berdasarkan Tabel 8 di atas menunjukkan bahwa penduduk di Desa Samura memperoleh penghasilan terbesar dari pekerjaan sebagai petani sebanyak

1565 jiwa (47.76), kemudian dari pekerjaan selain Industri dan

PNS/ABRI/BUMN.

4.4. Karakteristik Petani Sampel

Adapun karakteristik petani sampel dalam penelitian ini meliputi luas lahan, umur, tingkat pendidikan, dan pengalaman bertani. Karakteristik petani sampel dapat dilihat dari tabel di bawah ini.

Tabel 9. Karakteristik Petani Sampel Anggota Kelompok Tani Lau Lengit

No. Karakteristik Range Rataan

1. Luas Lahan (Ha) 0.35 - 1 0.54

2. Umur (Tahun) 32 - 71 47.92

3. Tingkat Pendidikan (Tahun) 6 - 17 10.92

4. Pengalaman Bertani (Tahun) 15 – 56 28.85


(41)

Tabel 9 menunjukkan rataan luas lahan petani adalah 0.54 Ha, dengan range 0.35 ─ 1 Ha. Hal ini menunjukkan bahwa petani sampel termasuk petani yang memiliki luas lahan yang masih tergolong rendah.

Umur petani sampel mempunyai range antara 32 ─ 71 tahun dengan rataan sebesar 47.92 tahun. Data ini menjelaskan bahwa petani sampel masih berada dalam kategori usia produktif.

Pendidikan formal merupakan salah satu faktor penting dalam mengelola usaha tani. Tingkat pendidikan formal petani sampel mempunyai range 6 ─ 17 dengan rataan 10.92 tahun. Dengan demikian wawasan pengetahuan serta cara berpikir dan bertindak petani sampel dalam mengelola usaha tani nya tergolong sudah semakin baik.

Faktor yang sangat berpengaruh terhadap kemampuan petani dalam mengelola usaha taninya adalah lama bertani. Rataan lama bertani atau pengalaman bertani petani adalah 28.85 tahun dengan range 15 ─ 56 tahun. Dapat diasumsikan bahwa petani sampel adalah petani berpengalaman.

4.5. Kelompok Tani Lau Lengit

Kelompok Tani Lau Lengit adalah salah satu kelompok tani yang berada di Desa Samura Kecamatan Kabanjahe Kabupaten Karo. Kelompok Tani ini memiliki 26 anggota petani.

Kelompok Tani Lau Lengit pertama kali dibentuk pada tanggal 26 Agustus 2009. Pada awal pembentukannya adalah berdasarkan anjuran dari pemerintah untuk dapat menyalurkan pupuk bersubsidi ke petani. Kemudian pada sekitar


(42)

tahun 2010 Kelompok Tani Lau Lengit melakukan kerjasama dengan beberapa perusahaan eksportir untuk dapat memperluas pasar komoditi yang dihasilkan.

4.6. PD Rama Putra

PD Rama Putra adalah perusahaan dagang yang berdiri dibawah nama CV Buana Agri Sejahtera yang berdiri sejak tahun 1994. Alamat PD Rama Putra berada di Jalan Simpang Empat Desa Ndokum Siroga Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Karo. Perusahaan ini melakukan bidang usaha perdagangan khusus sayuran dan perdagangan khusus hasil pertanian lainnya.

PD. Rama Putra kini menjalin kemitraan dengan beberapa kelompok tani dan gapoktan di kabupaten karo dan simalungun sebagai mitra petani dalam mengekspor produk hortikultura. Kelompok Tani Lau Lengit, Gapoktan Dokan, Gapoktan Seribu Dolok, dan Gapoktan Sampun adalah beberapa gapoktan dan kelompok tani yang menjalin kemitraan dengan PD Rama Putra.

4.7. Sejarah Kemitraan

Pada awal sebelum kelompok tani Lau Lengit terbentuk, beberapa dari anggota kelompok tani sebelumnya sudah melakukan kemitraan dengan PD Rama Putra. Kemudian setelah kelompok tani dibentuk maka kemitraan tersebut dilanjutkan. Kemitraan antara Lau Lengit dengan Rama Putra berjalan dengan baik selama kurang lebih empat tahun dengan belum adanya kesepakatan yang formal. Dan kemudian pada tanggal 25 Maret 2013 bertepatan di kota Batam telah terjadi kesepakatan kemitraan yang formal yang dipelopori oleh Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pengembangan Hasil Pertanian, Kementerian Pertanian


(43)

Republik Indonesia dengan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU)kerjasama antara PD Rama Putra dan Kelompok tani Lau Lengit.

4.8. Prosedur Kemitraan

Prosedur kemitraan atau proses berlangsungnya kemitraan antara kelompok tani Lau Lengit dan PD Rama Putra di lapangan adalah ketika PD Rama Putra membutuhkan komoditi yang mereka butuhkan, seminggu sebelumnya Rama Putra menghubungi kelompok tani untuk menyediakannya. Dan ketika kelompok tani menyanggupi permintaan tersebut, anggota dari Rama Putra akan mendatangi lahan kelompok tani untuk mengambil komoditi tersebut. Di lahan, para petani sudah mengumpulkan dan menyusun komoditi - komoditi yang sudah mereka panen untuk dapat diangkut oleh perusahaan. Biasanya komoditi yang diminta oleh PD Rama Putra adalah kubis, kentang, dan sayur putih. Di lahan, anggota dari PD Rama Putra akan menyortir kembali komoditi - komoditi tersebut sebelum diangkut ke gudang mereka untuk dilakukan proses selanjutnya.


(44)

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Kinerja Kemitraan Kelompok Tani dengan Perusahaan Eksportir di Daerah Penelitian

Kinerja merupakan hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau kelompok orang dalam suatu organisasi dalan mencapai tujuan organisasi dalam periode waktu tertentu. Mengukur Kinerja berarti mengukur sejauh mana tingkat keberhasilan suatu kegiatan yang telah dilakukan.

Model CIPP merupakan model yang berorientasi

kepada pemegang keputusan. Model ini membagi evaluasi dalam empat macam, yaitu evaluasi konteks (melayani keputusan perencanaan), evaluasi input (untuk menolong mengatur keputusan menentukan sumber-sumber yang tersedia, alternatif-alternatif yang diambil, serta prosedur kerja untuk mencapai tujuan yang dimaksud), evaluasi proses (membantu keputusan sampai sejauh mana program telah dilaksanakan), evaluasi produk (yaitu meninjau kembali keputusan).

Keempat macam evaluasi CIPP (Context, Input, Process, Product)

tersebut dapat divisualisasi ke dalam aspek penilaian kinerja kemitraan Kelompok Tani dengan Perusahaan Eksportir di daerah penelitian.


(45)

Tabel 10. Penilaian Kinerja Kemitraan Kelompok Tani dan Perusahaan Eksportir di Daerah Penelitian

No. Indikator Kinerja Nilai Yang

diharapkan Nilai yang diperoleh % Ketercapaian Context

1 Perencanaan kualitas dan

kuantitas komoditi hortikultura yang akan dihasilkan dalam kegiatan kemitraan

5 4 80

2 Perencanaan harga komoditi

hortikultura yang akan dihasilkan petani dalam kegiatan kemitraan

5 4 80

3 Perencanaan pemasaran

komoditi hortikultura yang akan dihasilkan petani dalam kegiatan kemitraan

5 4.19 83.8

4 Perencanaan penyediaan sarana dan prasarana penunjang kemitraan

5 4.11 82.2

Jumlah 20 16.30 81.5

Input

1 Kesiapan kelompok tani dalam

kegiatan kemitraan agribisnis 5 3.96 79.2

2 Adanya kepercayaan dari pihak

yang bermitra 5 3.84 76.8

3 Adanya komunikasi yang

terbuka dari pihak yang bermitra 5 4.19 83.8

4 Partisipasi petani dalam kegiatan

kemitraan 5 4.08 81.6

5 Penyuluhan dan pelatihan yang diberikan oleh petugas Penyuluhan Pertanian Lapangan (PPL)

5 3.7 74


(46)

Lanjutan Tabel 10. Penilaian Kinerja Kemitraan Kelompok Tani dan Perusahaan Eksportir di Daerah Penelitian

Process

1 Kinerja petani dan kelompok tani dalam memenuhi kebutuhan pasokan ke perusahaan eksportir

5 4.15 83

2 Kinerja petani dalam meningkatkan kualitas produk sesuai standar yang ditetapkan

5 3.81 76.2

3 Frekuensi eksportir dalam memonitor, mengevaluasi dan memberikan pembinaan kepada kelompok tani

5 3.92 78.4

4 Kinerja perusahan eksportir dalam menerima dan memasarkan komoditi hortikultura yang dihasilkan petani

5 4 80

Jumlah 20 15.88 79.4

Product

1 Peningkatan pendapatan usahatani setelah memanfaatkan

kegiatan kemitraan agribisnis

5 3.7 74

2 Kemampuan petani dalam meningkatkan produksi pertanian berorientasi ekspor

5 3.7 74

3 Perubahan kemampuan kelompok tani dalam mengelola

hasil produksi hortikultura

5 3.96 79.2

4 Kepastian pasar yang diperoleh petani dengan adanya kemitraan agribisnis dengan perusahaan eksportir

5 3.96 79.2

5 Kepuasan petani terhadap kegiatan program kemitraan agribisnis dengan perusahaan eksportir

5 3.65 73

Jumlah 25 18.97 75.88

TOTAL 90 70.92 78.75


(47)

Dari indikator context dapat diketahui hasil transformasi nilai kinerja kemitraan Kelompok Tani dengan Perusahaan Eksportir di daerah penelitian pada tabel berikut.

Tabel 11. Hasil transformasi Nilai Kinerja Kemitraan Kelompok Tani dengan Perusahaan Eksportir Pada Indikator Context (Konteks)

Indikator Penilaian

A B C D E

1 0 26 (100%) 0 0 0

2 0 26 (100%) 0 0 0

3 5 (19.23%) 21 (80.77%) 0 0 0

4 3 (11.54%) 23 (88.46 %) 0 0 0

Rata- Rata 2 (7.70%) 24 (92.30 %) 0 0 0 Sumber : Analisis Data Primer, Lampiran 4

Berdasarkan dari Tabel 11, jumlah sampel petani yang menyatakan bahwa perencanaan program kemitraan antara Kelompok Tani Lau Lengit dengan PD Rama Putra sudah dilakukan dengan baik yaitu rata – rata petani yaitu 24 orang (92.30%), dan 2 orang (7.70 %) dari sampel petani menyatakan bahwa perencanaan program kemitraan dilakukan dengan sangat baik.

Indikator context dapat dikatakan dilakukan dengan baik dengan melihat pada Tabel 10, dimana indikator pertama mengenai perencanaan kualitas dan kuantitas komoditi hortikultura yang akan dihasilkan dalam kegiatan kemitraan memperoleh nilai 4 dengan persentase ketercapaian sebesar 80% artinya sebagian besar dari petani menanggapi dengan baik mengenai kesepakatan perencanaan dengan pihak eksportir untuk dapat menghasilkan komoditi yang mempunyai kualitas dan kuantitas yang bagus dan komoditas yang paling bagus kualitas dan kuantitasnya yang akan dipilih dan akan kemudian di ekspor oleh eksportir. Indikator kedua mengenai perencanaan harga komoditi hortikultura yang akan


(48)

dihasilkan petani dalam kegiatan kemitraan memperoleh nilai 4 dengan persentase ketercapaian sebesar 80% artinya sebagian besar petani menanggapi dengan baik mengenai kesepakatan harga komoditi yang ditetapkan oleh pihak eksportir untuk komoditi yang akan dihasilkan petani dalam kegiatan kemitraan. Indikator ketiga mengenai perencanaan pemasaran komoditi hortikultura yang akan dihasilkan petani dalam kegiatan kemitraan memperoleh nilai 4.19 dengan persentase sebesar 83.8% artinya sebagian besar petani menanggapi dengan baik kesepakatan pasar dan pemasaran yang dilakukan oleh pihak eksportir untuk komoditi yang akan dihasilkan petani. Dan indikator keempat mengenai perencanaan penyediaan sarana dan prasarana penunjang kemitraan memperoleh nilai 4.11 dengan persentase 82.2% artinya sebagian besar petani menanggapi dengan baik kesepakatan akan ketersediaan sarana dan prasarana yang akan disediakan oleh pemerintah dan eksportir untuk mendukung pelaksanaan kegiatan kemitraan.

Dari indikator input dapat diketahui hasil transformasi nilai kinerja kemitraan Kelompok Tani dengan Perusahaan Eksportir di daerah penelitian, yaitu pada tabel berikut.

Tabel 12. Hasil transformasi Nilai Kinerja Kemitraan Kelompok Tani dengan Perusahaan Eksportir Pada Indikator Input (Masukan)

Indikator Penilaian

A B C D E

1 0 25 (96.15%) 1 (3.85 %) 0 0

2 0 24 (100%) 0 0 0

3 5 (19.23%) 21 (80.77%) 0 0 0

4 2 (7.70%) 24 (92.30%) 0 0 0

5 0 17 (65.39%) 9 (34.61%) 0 0

Rata- Rata 1.4 (5.38%) 22.2 (86.92 %) 2 (7.7%) 0 0 Sumber : Analisis Data Primer, Lampiran 6


(49)

Berdasarkan dari Tabel 12 diatas, menunjukkan jumlah sampel petani yang menyatakan bahwa masukan (input) yang mendukung terlaksananya program kemitraan antara Kelompok Tani Lau Lengit dengan PD Rama Putra sudah dilakukan dengan baik yaitu rata - rata petani 22 orang (86.92%), 2 orang (7.70%) menyatakan berjalan cukup baik dan 2 orang (5.38%) menyatakan berjalan dengan sangat baik.

Dari kategori input dapat dikatakan dilakukan dengan baik dengan melihat pada Tabel 10, dimana indikator pertama yaitu kesiapan kelompok tani dalam kegiatan kemitraan agribisnis kemitraan memperoleh nilai 3.96 dengan persentase ketercapaian sebesar 79.2% artinya sebagain besar petani menilai baik untuk kesiapan yang dilakukan oleh kelompok tani dalam mengarahkan petani dalam kegiatan kemitraan dengan eksportir. Indikator kedua yaitu adanya kepercayaan dari pihak yang bermitra kemitraan memperoleh nilai 3.84 dengan persentase ketercapaian sebesar 76.8% artinya sebagain besar petani menilai baik untuk kepercayaan yang diberikan oleh eksportir kepada kelompok tani dalam menghasilkan komoditi yang berkualitas dan berkuantitas untuk dapat diekspor. Indikator ketiga yaitu adanya komunikasi yang terbuka dari pihak yang bermitra kemitraan memperoleh nilai 4.19 dengan persentase ketercapaian sebesar 83.8% artinya sebagain besar petani menilai baik mengenai selalu terjalinnya komunikasi yang baik dan terbuka antara petani dan perusahaan eksportir dalam kegiatan kemitraan. Indikator keempat yaitu partisipasi petani dalam kegiatan kemitraan kemitraan memperoleh nilai 4.08 dengan persentase ketercapaian sebesar 81.6% artinya sebagain besar petani menilai baik mengenai keikutsertaan mereka dalam kegiatan kemitraan dengan perusahaan eksportir. Indikator kelima yaitu


(50)

penyuluhan dan pelatihan yang diberikan oleh petugas Penyuluhan Pertanian Lapangan (PPL) kemitraan memperoleh nilai 3.7 dengan persentase ketercapaian sebesar 74% artinya sebagain besar petani menilai baik untuk penyuluhan dan pelatihan yang diberikan oleh petugas PPL dalam membantu mereka untuk dapat berusahatani dan menghasilkan komoditi yang baik dan sesuai dengan standar yang ditetapkan untuk dapat diekspor.

Kategori Process (Proses) dapat diketahui hasil transformasi nilai kinerja kemitraan Kelompok Tani dengan Perusahaan Eksportir di daerah penelitian, yaitu pada tabel berikut.

Tabel 13. Hasil transformasi Nilai Kinerja Kemitraan Kelompok Tani dengan Perusahaan Eksportir Pada Indikator Process (Proses)

Indikator Penilaian

A B C D E

1 5 (19.23%) 21 (80.77%) 0 0 0

2 0 21 (80.77%) 5 (19.23%) 0 0

3 0 23 (88.46%) 3 (11.54%) 0 0

4 0 26 (100%) 0 0 0

Rata- Rata 1.25 (4.80%) 22.75 (87.50%) 2 (7.70%) 0 0 Sumber : Analisis Data Primer, Lampiran 8

Dari Tabel 13 memperlihatkan bahwa sampel petani yang menyatakan bahwa proses berjalannya program kemitraan antara Kelompok Tani Lau Lengit dan PD Rama Putra di daerah penelitian sudah dilakukan dengan baik yaitu dengan jumlah rata- rata petani sebanyak 23 orang (87.50%). Petani yang menyatakan dilakukan dengan cukup baik yaitu 2 orang (7.70%), sedangkan yang menyatakan sangat baik yaitu sekitar 1 orang (4.80%). Dapat disimpulkan bahwa proses pelaksanaan program penyuluhan di daerah penelitian sudah berjalan dengan baik.


(51)

Untuk Kategori process dapat dikatakan dilakukan dengan baik dengan melihat pada Tabel 10, dimana indikator pertama yaitu kinerja petani dan kelompok tani dalam memenuhi kebutuhan pasokan ke perusahaan eksportir memperoleh nilai 4.15 dengan persentase ketercapaian sebesar 83% artinya sebagian besar petani menilai baik kinerja yang sudah mereka lakukan bersama kelompok tani dalam memenuhi kebutuhan pasokan komoditi hortikultura ke perusahaan eksportir. Indikator kedua yaitu kinerja petani dalam meningkatkan kualitas dan kuantitas komoditi memperoleh nilai 3.81 dengan persentase ketercapaian sebesar 76.2% artinya sebagian besar petani menilai baik kinerja yang sudah mereka lakukan dalam meningkatkan kualitas dan kuantitas komoditi yang bagus untuk dapat diekspor. Indikator ketiga yaitu frekuensi eksportir dalam memonitor, mengevaluasi dan memberikan pembinaan kepada kelompok tani memperoleh nilai 3.92 dengan persentase ketercapaian sebesar 78.4% artinya sebagian besar petani menilai baik kinerja eksportir ketika melakukan kegiatan memonitor, mengevaluasi dan pembinaan kepada petani dan kelompok tani dalam proses kegiatan kemitraan. Indikator keempat yaitu kinerja perusahan eksportir dalam menerima dan memasarkan komoditi hortikultura yang dihasilkan petani memperoleh nilai 4 dengan persentase ketercapaian sebesar 80% artinya sebagian besar petani menilai baik kinerja yang sudah dilakukan eksportir ketika menerima komoditi yang telah dihasilkan oleh petani dan memasarkannya dengan baik.

Dari Kategori Product (Hasil) dapat diketahui hasil transformasi nilai kinerja kemitraan Kelompok Tani dengan Perusahaan Eksportir di daerah penelitian pada tabel berikut.


(52)

Tabel 14. Hasil transformasi Nilai Kinerja Kemitraan Kelompok Tani dengan Perusahaan Eksportir Pada Indikator Products (Hasil)

Indikator Penilaian

A B C D E

1 0 18 (69.23%) 8 (30.77%) 0 0

2 0 18 (69.23%) 8 (30.77%) 0 0

3 0 25 (96.15%) 1 (3.85%) 0 0

4 0 25 (96.15%) 1 (3.85%) 0 0

5 0 17 (65.39%) 9 (34.61%) 0 0

Rata- Rata 0 20.6 (79.23%) 5.4 (20.77%) 0 0 Sumber : Analisis Data Primer, Lampiran 10

Dari Tabel 14 diatas, memperlihatkan bahwa sampel petani yang menyatakan bahwa product (hasil) dari pelaksanaan program kemitraan antara Kelompok Tani Lau Lengit dan PD Rama Putra di daerah penelitian sudah baik, yaitu sekitar 21 orang (79.23%), sampel petani yang menyatakan cukup baik yaitu sekitar 5 orang (20.77%). Dapat disimpulkan bahwa product atau hasil dari pelaksanaan program kemitraan yang terjalin antara Kelompok Tani Lau Lengit dengan PD Rama Putra di daerah penelitian sudah baik.

Indikator product dapat dikatakan dilakukan dengan baik dengan melihat pada Tabel 10, dimana indikator pertama yaitu peningkatan pendapatan usahatani setelah memanfaatkan kegiatan kemitraan agribisnis memperoleh nilai 3.7 dengan persentase ketercapaian sebesar 74% artinya sebagian besar petani menilai baik adanya peningkatan untuk pendapatan mereka setelah ikut berpartisipasi dalam kegiatan kemitraan yang telah mereka lakukan dengan perusahaan eksportir. Indikator kedua yaitu kemampuan petani dalam meningkatkan produksi pertanian berorientasi ekspor memperoleh nilai 3.7 dengan persentase ketercapaian sebesar 74% artinya sebagian besar petani menilai baik adanya peningkatan kemampuan mereka yang semakin baik dalam berusahatani untuk menghasilkan komoditi


(53)

yang dapat diekspor. Indikator ketiga yaitu perubahan kemampuan kelompok tani dalam mengelola hasil produksi hortikultura memperoleh nilai 3.96 dengan persentase ketercapaian sebesar 79.2% artinya sebagian besar petani menilai baik hasil dari keikutsertaan mereka dalam kegiatan kemitraan dengan terdapatnya perubahan kemampuan kelompok tani dalam mengelola hasil produksi hortikultura. Indikator keempat yaitu kepastian pasar yang diperoleh petani dengan adanya kemitraan agribisnis dengan perusahaan eksportir memperoleh nilai 3.96 dengan persentase ketercapaian sebesar 79.2% artinya sebagian besar petani menilai baik bahwa ketika mereka ikut serta dalam kegiatan kemitraan mereka memperoleh kepastian pasar yang lebih baik untuk komoditi yang telah mereka hasilkan. Indikator kelima yaitu kepuasan petani terhadap kegiatan program kemitraan agribisnis dengan perusahaan eksportir memperoleh nilai 3.65 dengan persentase ketercapaian sebesar 73% artinya sebagian besar petani merasa adanya kepuasan bagi mereka dengan mengikuti kegiatan program kemitraan agribisnis dengan perusahaan eksportir karena membantu mereka dalam memasarkan komoditi yang telah mereka hasilkan dan memotivasi mereka untuk selalu berusahatani dan menghasilkan komoditi yang selalu berkualitas dan berkuantitas.

Berdasarkan indikator penilaian pelaksanaan yang telah diuraikan sebelumnya maka dapat diketahui hasil transformasi kinerja program kemitraan di daerah penelitian secara keseluruhan (context, input, process dan product) dapat dilihat pada tabel 15.


(54)

Tabel 15. Hasil transformasi Nilai Kinerja Kemitraan Kelompok Tani dengan Perusahaan Eksportir

No. Uraian Indikator Nilai Yang diharapkan

Nilai yang diperoleh

% Ketercapaian

1 Context (konteks) 4 - 20 16.30 81.50% 2 Input (masukan) 5 - 25 19.77 79.08% 3 Process (proses) 4 - 20 15.88 79.40% 4 Product (produk) 5 - 25 18.97 75.88%

Jumlah 90 70.92 78.96

Sumber : Analisis Data Primer, Lampiran 4,6,8,10

Dari Tabel 15 dapat diketahui bahwa indikator kinerja kemitraan berdasarkan context (konteks) dengan nilai yang diharapkan pada kisaran 4 ─ 20 dan nilai yang diperoleh 16.30 dengan persentase ketercapaian sebesar 81.50%.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh, dapat dilihat bahwa

context (konteks) atau perencanaan program kemitraan belum mencapai nilai optimal, tetapi telah dapat dikatakan berjalan dengan baik karena sudah memperoleh nilai yang memuaskan.

Adapun nilai yang diperoleh untuk kinerja kemitraan pada indikator input

(masukan) dengan nilai yang diharapkan pada kisaran 5 – 25 dan nilai yang diperoleh sebesar 19.77 dengan presentase ketercapaian sebesar 79.08%. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan, ketercapaian nilai indikator

input (masukan) belum mencapai nilai optimal, seperti belum optimalnya indikator input Penyuluhan Pertanian Lapangan (PPL) dalam melakukan penyuluhan dan pelatihan karena ternyata tidak semua petani mengetahui keberadaan PPL di desa mereka, tetapi kinerja kemitraan pada indikator input

(masukan) telah dapat dikatakan berjalan dengan baik.

Nilai yang diperoleh untuk kinerja kemitraan pada indikator process


(55)

diperoleh sebesar 15.88 dengan presentase ketercapaian sebesar 79.40%. Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh, dapat dilihat bahwa process

(proses) belum mencapai nilai optimal tetapi sudah dikatakan berjalan dengan baik.

Dalam bagian ini dapat dilihat hasil akhir dari semua tahapan yang dilaksanakan dalam pelaksanaan program kemitraan. Dari tabel 15, dapat kita lihat bahwa nilai yang diperoleh untuk kinerja kemitraan pada indikator product

(hasil) dengan nilai yang diharapkan pada kisaran antara 5 – 25 dan nilai yang diperoleh sebesar 18.97 dengan presentase ketercapaian sebesar 75.88%.. Hal ini menunjukkan bahwa pelaksanaan program kemitraan didaerah penelitian sudah berjalan dengan baik walaupun belum mencapai nilai yang maksimal.

Berdasarkan data pada Tabel 15, secara keseluruhan dapat dilihat bahwa kinerja kemitraan antara kelompok tani dan perusahaan eksportir di daerah penelitian diperoleh nilai sebesar 70.88 dengan persentase sebesar 78.75% dan dengan nilai yang diharapkan sebesar 90. Hal ini dapat diartikan bahwa kinerja kemitraan di daerah penelitian berjalan dengan baik .

5.2. Persepsi Petani Terhadap Kinerja Kemitraan Kelompok Tani dengan Perusahaan Eksportir di Daerah Penelitian

Persepsi petani terhadap kinerja kemitraan antara Kelompok Tani Lau Lengit dengan PD Rama Putra dapat diketahui dengan melihat jawaban - jawaban petani responden terhadap kuesioner yang berisi pernyataan - pernyataan yang diberikan. Pernyataan ini dibagi ke dalam 10 pernyataan positif dan 8 pernyataan negatif.


(56)

Persepsi dalam hal ini merupakan suatu respon dalam wujud suka atau tidak suka terhadap objek. Persepsi petani bisa positif dan negatif. Untuk pernyataan positif jawaban Sangat Tidak Setuju (STS) diberi nilai 1, Tidak Setuju (TS) diberi nilai 2, Ragu ragu (R) diberi nilai 3, Setuju (S) diberi nilai 4, dan Sangat Setuju (SS) diberi nilai 5, demikian juga sebaliknya untuk pernyataan negatif, jawaban Sangat Tidak Setuju (STS) diberi nilai 5, Tidak Setuju (TS) diberi nilai 4, Ragu - ragu (R) diberi nilai 3, Setuju (S) diberi nilai 2, dan Sangat Setuju (SS) diberi nilai 1. Dari setiap jawaban pernyataan akan diperoleh distribusi frekuensi responden bagi setiap kategori kemudian secara kumulatif dilihat deviasinya menurut deviasi normal, sehingga diperoleh skor (nilai skala untuk masing masing kategori jawaban), kemudian skor terhadap masing masing pernyataan dijumlahkan.

Interpretasi terhadap skor masing masing responden dilakukan dengan mengubah skor tersebut ke dalam skor standart, dimana dalam hal ini digunakan model Skala Likert (Skor T). Dengan mengubah skor pada skala persepsi menjadi skor T menyebabkan skor ini mengikuti distribusi skor yang mempunyai mean sebesar T = 50 dan standart deviasi S = 0.815, sehingga apabila skor standart > 50 berarti mempunyai sikap yang positif dan jika skor standart < 50 berarti mempunyai sikap negatif. Persepsi petani terhadap kinerja kemitraan dengan PD Rama Putra dapat dilihat pada Tabel 16.


(57)

Tabel 16. Persepsi Petani Terhadap Kinerja Kemitraan Kelompok Tani Lau Lengit dengan PD.Rama Putra

No. Persepsi Jumlah Responden

(Jiwa) Persentase %

1 Positif 16 61.54

2 Negatif 10 38.46

Total 26 100

Sumber : Analisis Data Primer, Lampiran 13

Berdasarkan hasil pada Tabel 16 dapat diketahui bahwa dari 26 petani sampel, jumlah petani yang menyatakan persepsi positif sebanyak 16 orang (61.54%) dan yang menyatakan persepsi negatif sebanyak 10 orang (38.46%). Mayoritas persepsi petani sampel adalah positif sehingga, dapat dikatakan bahwa persepsi petani terhadap kinerja kemitraan kelompok tani dengan perusahaan eksportir di daerah penelitian adalah positif.


(58)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan sebagai berukut :

1. Hasil penelitian menggunakan model CIPP (Context, Input, Process, Product) yaitu evaluasi konteks (perencanaan), evaluasi input (sumber-sumber yang tersedia, alternatif-alternatif yang diambil, serta prosedur kerja untuk mencapai tujuan yang dimaksud), evaluasi proses (sampai sejauh mana program telah dilaksanakan), evaluasi produk (keberhasilan pencapaian tujuan), menunjukkan bahwa pelaksanaan kinerja kemitraan diperoleh nilai sebesar 70.92 dengan persentase ketercapaian sebesar 78.96%. Artinya pelaksanaan kinerja kemitraan antara Kelompok Tani Lau Lengit dengan PD Rama Putra di daerah penelitian sudah berjalan dengan baik.

2. Persepsi petani terhadap kinerja kemitraan antara Kelompok Tani Lau Lengit dengan PD Rama Putra adalah positif. Hal ini dapat dilihat dari sebanyak 16 orang petani yang memberikan respon positif dengan persentase sebesar 61.54%.


(59)

1. Saran untuk Pemerintah

Diharapakan kepada pemerintah agar lebih memperhatikan program kemitraan yang sedang berlangsung dan menjadi pendamping dalam membina petani menjalani program kemitraan. Dan memberikan kebijakan untuk menyediakan pengadaan sarana dan prasarana yang lebih baik untuk memperlancar program kemitraan yang sedang berlangsung.

2. Saran untuk Petani

Petani sebaiknya proaktif dalam menjalani program kemitraan ini dan memanfaatkan lembaga Kelompok Tani sebagai wadah dalam menjalin kemitraan. Hendaknya petani dapat mau menjalankan kemitraan sesuai dengan kesepakatan yang telah dibuat.

3. Saran untuk Eksportir

Eksportir merupakan lembaga yang bermitra dengan petani juga sebagai penyalur informasi hendaknya dapat lebih mencari tahu kemungkinan pasar untuk komoditi - komoditi lain yang juga mempunyai pasar, sehingga petani lebih banyak memiliki keragamaan komoditi yang dapat diproduksi dari sebelumnya.

4. Saran untuk Peneliti Selanjutnya

Diharapkan kepada peneliti selanjutnya agar meneliti kinerja kemitraan dan dampak kemitraan antara kelompok tani dan gapoktan lainnya yang ikut bermitra dengan perusahaan eksportir.


(60)

DAFTAR PUSTAKA

Asngari, 1984. Persepsi Direktur Penyuluhan Tingkat Karesidenan dan Kepala Penyuluh Pertanian terhadap Peranan dan Fungsi Lembaga Penyuluh Pertanian di Negara bagian Texas Amerika Serikat. Media Peternakan Vol 9 No. 2 Fakultas Peternakan. Bogor: Institut Pertanian Bogor.

Dinas Pertanian Tanaman Pangan Dati I Kal-Sel, 1999. Petunjuk Teknis Pembinaan Kelembagaan dan Pemberdayaan Kelompok. Banjarbaru Dirjend. Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian Kementrian Pertanian, 2010.

Pedoman Teknis Akselerasi Peningkatan Ekspor Hortikultura ke Singapura (Dana Konsentrasi). Jakarta.

Effendy, 2003. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung: PT Citra Aditya Bakti.

Hafsah, Muhammad Jafar, 1999. Kemitraan Usaha. Jakarta :Pustaka Sinar Harapan.

Hayadi, F. Kristiani, 2006. Analisis Kinerja Bidan Puskesmas Dalam Pelayanan Antenatal di Bengkulu Selatan. Yogyakarta

Hernanto, F., 1993. Ilmu Usahatani. Jakarta: Penebar Swadaya. Lemhannas, 1997. Disiplin Nasional. Jakarta: Balai Pustaka.

Mahsun, Mohamad, 2006. Pengukuran Kinerja Sektor Publik, Yogyakarta: Penerbit BPFE,

Manjorang, Abdullah Lathif. 2011. Mentan: Karo penyangga ekspor hortikultura

RI

Mardikanto, T., 1993. Penyuluhan Pembangunan Pertanian. Jakarta: Universitas Terbuka.

Martodireso, S. dan Suryanto, W.A., 2001. Terobosan Teknologi Pemupukan dalam Era Pertanian Organik: Budidaya Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.

Moore Jr., Barrington, 1977. Social Origins of Dictatorship and Democracy: Lord and Peasant in the Making of the Modern World. Boston: Beacon Press.

Mosher,A.T.,1987. Menggerakkan Dan Membangun Pertanian. Jakarta:

Yasaguna.

Mueller, D.J., 1992. Mengukur Sikap Sosial. Jakarta: Bumi Aksara. Nazir, M., 2003. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.


(61)

Notoatmodjo, S., 2005. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika

Ogram, E.W., Jr., 1982. Exporters and nonexporters: A profile of small manufacturing firms in Georgia. In M.R. Czinkota and G. Tesar, eds.

Export management: An international context. New York: Praeger Publishers.

Rakhmat, Jalaludin, 1992. Psikologi komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Samsudin. 1993. Manajemen Penyuluhan Pertanian. Bandung: Bina Cipta.

Soekartawi, 1993. Agribisnis Teori dan Aplikasinya, Jakarta: Raja Garfindo Persada,

Stephen Isaac and William B. Michael, 1981.Handbook in Reasearch and Evaluation. Edisi Kedua.Edit Publishers, San Diego, California

Subagyo, P. 1992. Statistik Deskriptif. Yogyakarta: BPFE. Suhardiyono, 1992, Penyuluhan. Jakarta: Erlangga,

Sumardjo, Sulaksana, J, dan Darmono, W., 2004. Teori dan Praktik Kemitraan Agribisnis. Jakarta: Penebar Swadaya.

Widayatun, T.R. 1999. Ilmu Prilaku. Jakarta: Sagung Seto.


(62)

Lampiran 1. Daftar Nama – Nama Anggota Kelompok Tani Lau Lengit Desa Samura Kecamatan Kabanjahe Kabupaten Karo

NO NAMA JABATAN

1 Natangsa Tarigan Ketua

2 Harapenta Sembiring Sekretaris

3 Jeheskel Purba Bendahara

4 Mester Tarigan Anggota

5 Rizaldi Purba Anggota

6 Matius Ginting Anggota

7 Sakius Ginting Anggota

8 Sudarmin Purba Anggota

9 Untung Purba Anggota

10 Minpin Sembiring Anggota

11 Rencana Ginting Anggota

12 Sair Br Purba Anggota

13 Japen Sembiring Anggota

14 Japet Bangun Anggota

15 Daniel Sembiring Anggota

16 Jasa Ginting Anggota

17 Arjuna Ginting Anggota

18 Ramli Purba Anggota

19 Jusak Sembiring Anggota

20 Naksir Purba Anggota

21 Asli Sinulingga Anggota

22 Jemat Br Purba Anggota

23 Jem Bukit Anggota

24 Sekda Sinuraya Anggota

25 Dalan Git Ginting Anggota


(1)

6. Kegiatan kemitraan mampu mengembangkan pertanian di Kabupaten Karo. a. Sangat Setuju (SS)

b. Setuju (S) c. Ragu- Ragu (R) d. Tidak Setuju (TS)

e. Sangat Tidak Setuju (STS)

7. Program kemitraan yang dilakukan memberikan dorongan dan semangat bagi petani untuk meningkatkan produktivitas usaha tani

a. Sangat Setuju (SS) b. Setuju (S)

c. Ragu- Ragu (R) d. Tidak Setuju (TS)

e. Sangat Tidak Setuju (STS)

8. Dalam proses produksi, eksportir selalu aktif memantau perkembangan produksi di lahan.

a. Sangat Setuju (SS) b. Setuju (S)

c. Ragu- Ragu (R) d. Tidak Setuju (TS)

e. Sangat Tidak Setuju(STS)

9. Petani mengharapkan kemitraan yang sudah terjalin akan terus berlanjut. a. Sangat Setuju (SS)

b. Setuju (S) c. Ragu- Ragu (R) d. Tidak Setuju (TS)

e. Sangat Tidak Setuju (STS)

10.Pihak eksportir selalu menerima hasil panen yang dipasok oleh petani. a. Sangat Setuju (SS)

b. Setuju (S) c. Ragu- Ragu (R) d. Tidak Setuju (TS)


(2)

Pernyataan Negatif

1. Petani tidak diberi kebebasan untuk mengajukan pendapat dalam perencanaan kemitraan antara perusahaan eksportir dengan Kelompok Tani.

a. Sangat Tidak Setuju (STS) b. Tidak Setuju (TS)

c. Ragu- Ragu (R) d. Setuju (S)

e. Sangat Setuju (SS)

2. Petani merasa program kemitraan dengan perusahaan eksportir tidak terlalu berpengaruh terhadap pendapatan petani.

a. Sangat Tidak Setuju (STS) b. Tidak Setuju (TS)

c. Ragu- Ragu (R) d. Setuju (S)

e. Sangat Setuju (SS)

3. Ketentuan produk yang diberikan eksportir menyulitkan petani. a. Sangat Tidak Setuju (STS)

b. Tidak Setuju (TS) c. Ragu- Ragu (R) d. Setuju (S)

e. Sangat Setuju (SS)

4. Petani merasa kesulitan dalam menyampaikan aspirasi kepada Perusahaan eksportir

a. Sangat Tidak Setuju (STS) b. Tidak Setuju (TS)

c. Ragu- Ragu (R) d. Setuju (S)

e. Sangat Setuju (SS)

5. Harga yang diterima petani dari perusahan eksportir tidak lebih besar dari pedagang lokal.

a. Sangat Tidak Setuju (STS) b. Tidak Setuju (TS)

c. Ragu- Ragu (R) d. Setuju (S)


(3)

6. Tidak semua petani menyukai dijalinnya kemitraan dengan perusahaan eksportir.

a. Sangat Tidak Setuju (STS) b. Tidak Setuju (TS)

c. Ragu- Ragu (R) d. Setuju (S)

e. Sangat Setuju (SS)

7. Perusahaan eksportir tidak berperan sesuai dengan yang diharapkan petani. a. Sangat Tidak Setuju (STS)

b. Tidak Setuju (TS) c. Ragu- Ragu (R) d. Setuju (S)

e. Sangat Setuju (SS)

8. Perusahaan eksportir (PD. Rama Putra) selalu tidak tepat waktu dalam pengembalian dana kemitraan.

a. Sangat Tidak Setuju (STS) b. Tidak Setuju (TS)

c. Ragu- Ragu (R) d. Setuju (S)


(4)

Lampiran 12. Jumlah Responden Yang Menjawab Pernyataan Dengan Persepsi Positif dan Negatif

Pernyataan Positif Nomor Pernyataan

SS S R TS STS Jumlah

1 11 15 0 0 0 26

2 6 20 0 0 0 26

3 7 19 0 0 0 26

4 15 11 0 0 0 26

5 8 18 0 0 0 26

6 10 16 0 0 0 26

7 7 19 0 0 0 26

8 4 22 0 0 0 26

9 4 22 0 0 0 26

10 0 17 9 0 0 26

Pernyataan Negatif Nomor Pernyataan

STS TS R S SS Jumlah

1 2 22 0 0 0 26

2 4 22 0 0 0 26

3 6 26 0 0 0 26

4 5 21 0 0 0 26

5 2 24 0 0 0 26

6 0 20 6 0 0 26

7 7 19 0 0 0 26


(5)

Lampiran 13. Interpretasi Skor Persepsi Petani Responden Nomor

Sampel Xi Xi-X (Xi-X)2 Xi2 Nilai T Interpretasi

1 75 0.23 0.0529 5625 52.82 Positif

2 76 1.23 1.5129 5776 65.09 Positif

3 76 1.23 1.5129 5776 65.09 Positif

4 75 0.23 0.0529 5625 52.82 Positif

5 75 0.23 0.0529 5625 52.82 Positif

6 75 0.23 0.0529 5625 52.82 Positif

7 75 0.23 0.0529 5625 52.82 Positif

8 76 1.23 1.5129 5776 65.09 Positif

9 75 0.23 0.0529 5625 52.82 Positif

10 74 -0.77 0.5929 5476 40.56 Negatif

11 75 0.23 0.0529 5625 52.82 Positif

12 75 0.23 0.0529 5625 52.82 Positif

13 74 -0.77 0.5929 5476 40.56 Negatif

14 75 0.23 0.0529 5625 52.82 Positif

15 74 -0.77 0.5929 5476 40.56 Negatif

16 73 -1.77 3.1329 5329 28.29 Negatif

17 76 1.23 1.5129 5776 65.09 Positif

18 74 -0.77 0.5929 5476 40.56 Negatif

19 76 1.23 1.5129 5776 65.09 Positif

20 75 0.23 0.0529 5625 52.82 Positif

21 75 0.23 0.0529 5625 52.82 Positif

22 74 -0.77 0.5929 5476 40.56 Negatif

23 74 -0.77 0.5929 5476 40.56 Negatif

24 74 -0.77 0.5929 5476 40.56 Negatif

25 74 -0.77 0.5929 5476 40.56 Negatif

26 74 -0.77 0.5929 5476 40.56 Negatif

Jumlah 1944 145368

Rata-Rata 74.77

Ket : Deviasi Standart (S) = 0.815 S = √nΣ��2−(Σ��) 2

n(1)


(6)