Menurut Hayadi dan Kristiani 2007 istilah kinerja sering dipakai untuk menyebut prestasi atau tingkat keberhasilan individu atau kelompok individu.
Pengukuran kinerja merupakan suatu aktivitas penilaian pencapaian target-target tertentu yang mempuyai tujuan strategis organisasi. Hasil pengukuran terhadap
capaian kinerja sebagai dasar bagi pengelola organisasi untuk perbaikan kinerja periode berikutnya.
2.2.3. Persepsi
Persepsi merupakan pengalaman tentang obyek, peristiwa atau hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan penafsiran peran. Setiap
orang memiliki pengalaman yang berbeda-beda, maka persepsinya pun berbeda- beda pula terhadap stimulus yang diterimanya, meskipun dengan objek yang sama
Rakhmat, 1992.
Persepsi adalah pengindraan yang dipengaruhi oleh pengalaman, kebiasaan dan kebutuhan kemampuan mempersepsi antara orang yang satu
dengan yang lain, tidak akan sama meskipun mereka sama-sama dalam satu organisasi atau kelompok. Hal ini disebabkan persepsi tersebut dipengaruhi oleh
aktifitas komunikasi orang tersebut baik yang ia seorang komunikator atau komunikan Effendy,2003.
Menurut Asngari 1984, persepsi orang dipengaruhi oleh pandangan seseorang pada suatu keadaan, fakta, atau tindakan. Terdapat tiga mekanisme
pembentukan persepsi, yaitu selectivity, closure, interpretation. Informasi yang sampai kepada seseorang menyebabkan individu yang bersangkutan membentuk
persepsi, dimulai dengan pemilihan atau menyaringnya, kemudian informasi yang
Universitas Sumatera Utara
masuk tersebut disusun menjadi kesatuan yang bermakna, dan akhirnya terjadilah interpretasi mengenai fakta keseluruhan informasi.
Empat hal yang berpengaruh dalam persepsi, yaitu persepsi dalam belajar yang berbeda, kesiapan mental atau kematangan usia, kebutuhan dan motivasi,
serta persepsi gaya berpikir yang berbeda. Persepsi atau tanggapan di dalam bentuk data aktualnya disebut informasi Widayatun, 1999.
2.2.4. Model CIPP
Model Evaluasi Decision oriented Evaluation adalah salah satu model yang banyak digunakan oleh para ahli, salah satu contoh adalah CIPP Context,
Input, Process, dan Product. Model ini melihat kepada empat dimensi yaitu dimensi konteks, dimensi input, dimensi proses, dimensi produk. Keunikan model
ini adalah pada setiap tipe evaluasi terkait pada perangkat pengambil keputusan decision yang menyangkut perencanaan operasional sebuah program.
Keunggulan model CIPP memberikan suatu format evaluasi yang komperhensif pada setiap tahapan yaitu tahap konteks, msukan, proses dan produk.
Evaluasi konteks mencakup analisis masalah yang berkaitan dengan lingkungan program atau kondisi obyektif yang akan dilaksanakan. Berisi tentang
analisis kekuatan dan kelemahan obyek tertentu. Evaluasi konteks sebagai fokus institusi yang mengidentifikasi peluang dan menilai kebutuhan. Suatu kebutuhan
dirumuskan sebagai suatu kesenjangan discrepancy view kondisi nyata reality dengan kondisi yang diharapkan ideality. Dengan kata lain evaluasi konteks
berhubungan dengan analisis masalah kekuatan dan kelemahan dari obyek tertentu yang akan atau sedang berjalan. Evaluasi konteks memberikan informasi bagi
Universitas Sumatera Utara
pengambil keputusan dalam perencanaan suatu program yang akan on going. Selain itu, konteks juga bermaksud bagaimana rasionalnya suatu program.
Analisis ini akan membantu dalam merencanakan keputusan, menetapkan kebutuhan dan merumuskan tujuan program secara lebih terarah dan demokratis.
Evaluasi konteks juga mendiagnostik suatu kebutuhan yang selayaknya tersedia sehingga tidak menimbulkan kerugian jangka panjang Isaac and Michael, 1981.
Evaluasi input meliputi analisis personal yang behubungan dengan bagaimana penggunaan sumber-sumber yang tersedia, alternatif-alternatif strategi
yang harus dipertimbangkan untuk mencapai suatu program. Mengidentifikasi dan menilai kapabilitas sistem, alternatif strategi program, desain prosedur untuk
strategi implementasi, pembiayaan dan penjadwalan. Evaluasi masukan bermanfaat untuk membimbing pemilihan strategi program dalam
menspesifikasikan rancangan prosedural. Informasi dan data yang terkumpul dapat digunakan untuk menentukan sumber dan strategi dalam keterbatasan yang
ada. Pertanyaan yang mendasar adalah bagaimana rencana penggunaan sumber- sumber yang ada sebagai upaya memperoleh rencana program yang efektif dan
efisien Isaac and Michael, 1981. Evaluasi proses merupakan evaluasi yang dirancang dan diaplikasikan
dalam praktik implementasi kegiatan. Termasuk mengidentifikasi permasalahan prosedur baik tatalaksana kejadian dan aktivitas. Setiap aktivitas dimonitori
perubahan-perubahan yang terjadi secara jujur dan cermat. Pencatatan aktivitas harian demikian penting karena berguna bagi pengambil keputusan untuk
menentukan tindak lanjut penyempurnaan. Disamping itu catatan akan berguna
Universitas Sumatera Utara
untuk menentukan kekuatan dan kelemahan atau program ketika dikaitkan dengan keluaran yang ditemukan. Tujuan utama evaluasi proses, yaitu:
1. Mengetahui kelemahan selama pelaksanaan termasuk hal-hal yang baik untuk dipertahankan.
2. Memperoleh informasi mengenai keputusan yang ditetapkan. 3. Memelihara catatan-catatan lapangan mengenai hal-hal penting saat
implementasi dilaksanakan Isaac and Michael, 1981. Evaluasi produk merupakan kumpulan deskripsi dan judgement outcomes
dalam hubungannya dengan konteks, input, dan proses, kemudian diinterpretasikan harga dan jasa yang diberikan. Evaluasi produk adalah evaluasi
mengukur keberhasilan pencapaian tujuan. Evaluasi ini merupakan catatan pencapaian hasil dan keputusan-keputusan untuk perbaikan dan aktualisasi.
Aktivitas evaluasi produk adalah mengukur dan menafsirkan hasil yang telah dicapai. Pengukuran dikembangkan dan diadministrasikan secara cermat dan
teliti. Keakuratan analisis akan menjadi bahan penarikan kesimpulan dan pengajuan saran sesuai standar kelayakan. Secara garis besar, kegiatan evaluasi
produk meliputi kegiatan penetapan tujuan operasional program, kriteria-kriteria pengukuran yang telah dicapai, membandingkannya antara kenyataan lapangan
dengan rumusan tujuan, dan menyusun penafsiran secara rasional Isaac and Michael, 1981.
2.3.Kerangka Pemikiran
Kelompok Tani Lau Lengit adalah salah satu kelompok tani yang berada di Kabupaten Karo yang memproduksi tanaman hortikultura. Dan PD. Rama Putra
Universitas Sumatera Utara
merupakan perusahaan eksportir yang melakukan ekspor tanaman hortikultura ke berbagai negara seperti ke Taiwan , Singapura, Malaysia dan Korea Selatan.
Antara Kelompok Tani Lau Lengit dengan PD Rama Putra telah terjalin kemitraan yang berlangsung kurang lebih selama 4 tahun. Maka tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mengetahui sampai dimana tingkat pencapaian pelaksanaan program kemitraan yang telah terjalin dengan mengukur kinerja kemitraan antara
Kelompok Tani Lau Lengit dengan PD Rama Putra dengan menggunakan model evaluasi CIPP Context, Input, Process, Product.
Berdasarkan penilaian terhadap kinerja kemitraan kelompok tani dan perusahaan eksportir, maka dapat dilihat juga bagaimana persepsi petani terhadap
kinerja kemitraan tersebut, apakah petani memiliki persepsi yang positif atau persepsi negatif terhadap kinerja kemitraan yang telah terjalin.
Berdasarkan uraian diatas, maka dibuat kerangka pemikiran penelitian dalam skema berikut:
Universitas Sumatera Utara
Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran Persepsi Petani Terhadap Kinerja Kemitraan Kelompok Tani dengan Perusahaan Eksportir
Keterangan : : Menyatakan Hubungan
: Menyatakan Mitra : Menyatakan dievaluasi dengan
2.4.Hipotesis Penelitian
1. Kinerja kemitraan kelompok tani dengan perusahaan eksportir adalah baik. 2. Persepsi petani terhadap kinerja kemitraan kelompok tani denga
perusahaan eksportir adalah positif.
Kelompok Tani Lau Lengit
Kemitraan PD Rama Putra
Persepsi Petani Kinerja Kemitraan
Model CIPP
Negatif Positif
Universitas Sumatera Utara
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Metode Penentuan Daerah Penelitian