Sel-Sel Kayu Lunak Sel-Sel Kayu Keras Komposisi Kimia Kayu

250 mm dan penampang lintang kemungkinan persegi rata-rata 3 x 10mm. Menurut model ini molekul selulosa berkesinambungan melalui sejumlah kristalit. Molekul-molekul selulosa yang tidak teratur ataupun hemiselulosa dan lignin terdapat dalam ruang-ruang diantara mikrofibril. Hemiselulosa dianggap amorf meskipun nampaknya mereka berorientasi dalam arah yang sama seperti mikrifibril selulosa. Lignin adalah amorf dan isotropic.

2.1.1. Sel-Sel Kayu Lunak

Bahan kayu dalam kayu lunak terdiri atas dua sel yang berbeda, trakeid 90-95 dan sel jari-jari 5-10 . Trakeid memberikan pada kayu lunak kekuatan mekanik yang dibutuhkan terutama trakeid kayu akhir berdinding tebal dan mengadakan pengangkutan air, yang terjadi melalui trakeid kayu awal berdinding tipis dengan rongga-rongga yang besar. Seperti dalam sel-sel lain, ukuran trakeid bervariasi tergantung pada faktor- faktor genetic dan kondisi pertumbuhan. Panjang rata-rata trakeid kayu lunak dari skandinavia adalah 2-4 mm dan lebar dalam arah tangensial adalah 0,02-0,04mm. Trakeid jari-jari sering terdapat pada tepi bagian atas dan bawah dari deretan bertingkat. Seperti contoh jari-jari dalam scots pine, mengandung trakeid jari-jari 25- 31 setiap mm persegi dalam penampang tangensial.

2.1.2. Sel-Sel Kayu Keras

Kayu keras mengandung sejumlah tipe sel , terspesialisasi untuk fungsi yang berbeda. Jaringan penguat terutama terdiri atas sel-sel libriform, jaringan-jaringan pembuluh pengangkut dengan rongga-rongga yang besar dan jaringan penimbun sel- Universitas Sumatera Utara sel parenkim jari-jari. Disamping itu, kayu keras mengandung hybrid dari sel-sel yang disebut diatas yang diklasifikasi sebagai trakeid-trakeid serabut. Sel-sel libriform adalah sel-sel memanjang, berdinding tebal dengan rongga- rongga kecil mengandung beberapa noktah sederhana. Ukuran serabut libriform adalah 0,8-1,6mm atau rata-rata 1,1-1,2mm panjang, 14-40 mm lebar, dan 3-4mm tebal dinding sel. Jari-jari kayu keras semata-mata terdiri atas sel-sel parenkim. Lebar jari-jari bervariasi dalam arah tangensial. Jumlah jari-jari 5-30 dari volume batang.

2.1.3. Komposisi Kimia Kayu

Sepanjang menyangkut komponen kimia kayu, maka perlu dibedakan antara komponen-komponen makro molekul utama dinding sel selulosa, poliosa dan lignin yang terdapat pada semua kayu, dan komponen-komponen minor dengan berat molekul kecil ekstraktif dan zat-zat mineral, yang biasanya berkaitan dengan jenis kayu tertentu dalam jenis dan jumlahnya. Perbandingan dengan komposisi kimia lignin dan poliosa berbeda pada kayu lunak dan kayu keras, sedangkan selulosa merupakan komponen yang seragam pada semua kayu. Selulosa merupakan komponen kayu yang terbesar, yang dalam kayu lunak dan kayu keras jumlahnya mencapai hampir setengahnya. Selulosa merupakan polimer linier dengan berat molekul tinggi yang tersusun seluruhnya atas β-D- Glukosa. Karena sifat-sifat kimia dan fisikanya maupun struktur supra molekulnya maka ia dapat memenuhi fungsinya sebagai komponen struktur utama dinding sel tumbuhan. Universitas Sumatera Utara Poliosa hemiselulosa sangat dekat asosiasinya dengan selulosa dalam dinding sel. Lima gula netral, yaitu heksosa-heksosa glukosa, manosa, galaktosa dan pentose- pentosa xilosa dan arabinosa merupakan konstituen utama poliosa. Sejumlah poliosa mengandung senyawa tambahan asam uronat. Rantai molekulnya jauh lebih pendekl bila dibandingkan dengan selulosa, dan dalam beberapa senyawa mempunyai rantai cabang. Kandungan poliosa dalam kayu keras lebih besar daripada kayu lunak dan komposisi gulanya berbeda. Lignin merupakan komponen makromolekul kayu ketiga.Struktur molekul lignin sangat berbeda bila dibandingkan dengan polisakarida karena terdiri atas system aromatic yang tersusun atas unit-unit fenilpropana.Dalam kayu lunak kandungan lignin lebih banyak bila dibandingkan dalam kayu keras dan juga terdapat beberapa perbedaan struktur lignin dalam kayu keras dan juga terdapat beberapa perbedaan struktur lignin dalam kayu keras dan kayu lunak. Senyawa polimer minor.Terdapat dalam kayu dalam jumlah sedikit sebagai pati dan senyawa pectin.Sel Parenkim kayu mengandung protein sekitar 1 tetapi terutama terdapat dalam bagian batang bukan kayu,yaitu cambium dan kulit bagian dalam. Disamping komponen-komponen dinding sel terdapat juga sejumlah zat-zat yang disebut bahan tambahan atau ekstraktif kayu.Meskipun komponen-komponen tersebut hanya memberikan saham beberapa persen pada massa kayu,mereka dapat memberikan pengaruh yang besar pada sifat-sifat dan kualitas pengolahan kayu.Beberapa komponen,seperti ion-ion logam tertentu,bahkan sangat penting untuk kehidupan pohon. Universitas Sumatera Utara Senyawa aromatic.Senyawa yang paling penting dari kelompok ini adalah senyawa tannin yang dapat dibagi menjadi tannin yang dapat dihidrolisis.Senyawa fenolat lain adalah misalnya stilbena,lignin dan turunannya.Senyawa sederhana yang diturunkan dari metabolism lignin juga termasuk dalam kelompok kimia ini. Senyawa anorganik.Komponen mineral kayu dari daerah iklim sedang terutama adalah unsure-unsur kalium,kalsium dan magnesium.Unsur-unsur lain dalam kayu tropika,misalnya silicon dapat merupakan komponen anorganik utama.

2.1.4 Analisis Kayu

Dokumen yang terkait

Pengaruh Jumlah Naoh Yang Digunakan Pada Proses Pemutihan EoP Stage Terhadap Brightness Di Unit Bleaching PT. Toba Pulp LestarI, Tbk Porsea

1 26 65

Pengaruh Jumlah Pemakaian Hidrogen Peroksida (H2O2) Pada Tahap EP2 Terhadap Brightness Pulp Di Unit Bleaching PT. Toba Pulp Lestari, Tbk Porsea

2 36 60

Pengaruh Penambahan H2O2 Terhadap Kecerahan (Brightness) Tahap Ekstraksi/Oksidasi/Peroksida (E/O/P)Di Pemutihan (Bleaching) Pada Pengolahan Kayu PT Toba Pulp Lestari, Tbk Porsea

3 27 51

Pengaruh Penambahan Hidrogen Peroksida (H2o2) Terhadap Derajat Keputihan (Brightness) Pada Tahap D2 Di Unit Bleaching PT. Toba Pulp Lestari, Tbk-Porsea

2 34 54

Pengaruh Penambahan Hidrogen Peroksida (H2O2) Pada Stage Ekstraksi Terhadap Brightness Pulp Di Unit Bleaching PT Toba Pulp Lestari.Tbk Porsea

3 47 49

Pengaruh PH dan Jumlah Penggunaan Larutan NaOH Pada Proses Pemutihan Pulp Pada Tahap Ekstraksi Oksidasi (Eop) di Unit Pemutihan Fiber Line PT.TOBA PULP LESTARI,Tbk PORSEA.

9 58 49

Pengaruh PH dan Jumlah Penggunaan Larutan NaOH Pada Proses Pemutihan Pulp Pada Tahap Ekstraksi Oksidasi (Eop) di Unit Pemutihan Fiber Line PT.TOBA PULP LESTARI,Tbk PORSEA.

0 0 10

Pengaruh PH dan Jumlah Penggunaan Larutan NaOH Pada Proses Pemutihan Pulp Pada Tahap Ekstraksi Oksidasi (Eop) di Unit Pemutihan Fiber Line PT.TOBA PULP LESTARI,Tbk PORSEA.

0 0 2

Pengaruh PH dan Jumlah Penggunaan Larutan NaOH Pada Proses Pemutihan Pulp Pada Tahap Ekstraksi Oksidasi (Eop) di Unit Pemutihan Fiber Line PT.TOBA PULP LESTARI,Tbk PORSEA.

1 1 6

Pengaruh PH dan Jumlah Penggunaan Larutan NaOH Pada Proses Pemutihan Pulp Pada Tahap Ekstraksi Oksidasi (Eop) di Unit Pemutihan Fiber Line PT.TOBA PULP LESTARI,Tbk PORSEA.

0 2 20