Perencanaan Bisnis Minyak Goreng Kelapa Melalui Pendekatan Wirakoperasi Di Kabupaten Bogor. Dibimbing Oleh

PERENCANAAN BISNIS MINYAK GORENG KELAPA
MELALUI PENDEKATAN WIRAKOPERASI
DI KABUPATEN BOGOR

FEBER FEBRIANTO NUGROHO

DEPARTEMEN AGRIBISNIS
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Perencanaan Bisnis
Minyak Goreng Kelapa melalui Pendekatan Wirakoperasi di Kabupaten Bogor
adalah benar karya saya dengan arahan dari dosen pembimbing dan belum
diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber
informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak
diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam
Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.

Bogor, Juni 2015

Feber Febrianto Nugroho
NIM H34110026

*Pelimpahan hak cipta atas karya tulis dari penelitian kerja sama dengan pihak
luar IPB harus didasarkan pada perjanjian kerja sama yang terkait.

ABSTRAK
FEBER FEBRIANTO NUGROHO. Perencanaan Bisnis Minyak Goreng Kelapa
melalui Pendekatan Wirakoperasi di Kabupaten Bogor. Dibimbing oleh
LUKMAN MOHAMMAD BAGA.
Kelapa atau Cocos nucifera merupakan tanaman perkebunan yang memiliki
berbagai manfaat. Salah satu produk turunan buah kelapa adalah minyak goreng
kelapa dengan kandungan asam laurat di dalamnya. Kandungan asam laurat sama
seperti kandungan di dalam air susu ibu yang mampu membunuh virus, dan
kuman parasit termasuk HIV dan Hepatitis C. Potensi bahan baku yang tinggi di

Kabupaten Bogor dapat dijadikan peluang bisnis yang potensial jika dilakukan
bisnis secara bersama atau dengan pendekatan wirakoperasi. Pendekatan
wirakoperasi dapat menjadi lokomotif penggerak petani agar memiliki daya tawar
tinggi, motivasi, etos kerja, kualitas, dan kuantitas yang meningkat. Pembuatan
rencana pengolahan minyak goreng kelapa dengan pendekatan wirakoperasi
menghasilkan bisnis yang layak sesuai kriteria investasi antara lain NPV yang
dihasilkan Rp2.4 milyar, PP 1.8 tahun, dan Gross B/C 1.18. Pendapatan petani
juga meningkat dengan seiring meningkatnya harga bahan baku kelapa
Kata kunci : kelapa, minyak goreng kelapa, perencanaan bisnis, wirakoperasi.

ABSTRACT
FEBER FEBRIANTO NUGROHO. Business Plan Coconut Cooking Oil with
Cooperative Entrepreneur Approach in Bogor Regency. Supervised by
MOHAMMAD LUKMAN BAGA.
Coconut or Cocos nucifera is a plantation crop that has a lot of benefits.
One of the coconut products is coconut cooking oil with lauric acid content in it.
This lauric acid content is the same as that found in breast milk that can kill
viruses, parasites and germs, including HIV and Hepatitis C. The abundant raw
material of coconuts in Bogor can be a potential business especially when run by
coopertive entrepreneur. Cooperative entrepreuner approach can be the

locomotive driving farmers to have higher bargaining power, motivation, work
ethic, quality, and quantity. The design of coconut cooking oil processing plan
using cooperative entrepreuner approach may create a viable business which
meets investment criteria such as, Rp2.4 billion of NPV, 1.8 years Payback
Periode, and Gross B / C 1.18. Farmers' income will also increase along with the
increase of the raw materials price.
Keywords: business plan, coconut, coconut cooking oil, cooperative entrepreneur.

PERENCANAAN BISNIS MINYAK GORENG KELAPA
MELALUI PENDEKATAN WIRAKOPERASI
DI KABUPATEN BOGOR

FEBER FEBRIANTO NUGROHO

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi
pada
Departemen Agribisnis


DEPARTEMEN AGRIBISNIS
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karuniaNya sehingga karya tulis ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam
penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Desember 2014 sampai Maret 2015
ialah Perencanaan Bisnis, dengan judul Perencanaan Bisnis Minyak Goreng
Kelapa melalui Pendekatan Wirakoperasi di Kabupaten Bogor.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Dr Ir Lukman M Baga, MA.Ec selaku
pembimbing. Dalam kesempatan ini, penulis ingin ungkapan terima kasih kepada
pihak-pihak yang telah banyak membantu, baik bantuan moril maupun materi,
serta memberikan kritik, saran, dan dukungan dalam persiapan, pelaksanaan
maupun penyusunan skripsi ini. Ungkapan terima kasih juga saya ucapkan kepada
ayah, ibu, keluarga, serta sahabat, atas doa dan kasih sayangnya.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Juni 2015


Feber Febrianto Nugroho

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL

viii

DAFTAR GAMBAR

viii

DAFTAR LAMPIRAN

ix

PENDAHULUAN

1


Latar Belakang

1

Perumusan Masalah

3

Tujuan Penelitian

4

Manfaat Penelitian

5

Ruang Lingkup

5


TINJAUAN PUSTAKA

5

KERANGKA PEMIKIRAN

7

Kerangka Pemikiran Teoritis
Kerangka Pemikiran Operasional
METODE PENELITIAN

7
17
20

Waktu dan Tempat Penelitian

20


Jenis dan Sumber Data

20

Metode Pengumpulan Data

20

Metode Analisis Data

20

GAMBARAN UMUM USAHA

25

Profil Usaha

25


Lokasi Usaha

26

ANALISIS SITUASIONAL

27

Industri Minyak Goreng Kelapa

27

Analisis Pasar

27

Analisis Pesaing

29


Analisis Produksi

30

Analisis Manajemen

31

Analisis Five Force

31

RENCANA BISNIS

33

Asumsi Dasar

33


Strategi Pemasaran

34

Rencana Teknis dan Teknologi

37

Rencana Manajemen

47

Risiko Bisnis

53

Rencana Keuangan

55

SIMPULAN DAN SARAN

59

Simpulan

59

Saran

59

DAFTAR PUSTAKA

60

LAMPIRAN

62

DAFTAR TABEL
1
2
3

Produksi kelapa berdasarkan negara tahun 2012
Realisasi ekspor minyak kelapa kasar Indonesia 2008 - 2012
Luas dan produksi kelapa perkebunan rakyat Kabupaten Bogor menurut
lima kecamatan dengan produksi kelapa tertinggi
4 Bentuk cash flow
5 Format laporan laba rugi
6 Rincian kebutuhan tenaga kerja berdasarkan deskripsi kerja
7 Kandungan minyak goreng sesuai SNI
8 Upah dan gaji karyawan
9 Keuntungan petani, wirakoperasi, dan penanam modal
10 Biaya investasi awal usaha
11 Modal awal

1
2
2
24
24
46
47
51
53
55
57

DAFTAR GAMBAR

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20

Kerangka operasional
Tipe Risiko
Logo Koperasi Kelapa Jaya
Realisasi Impor Minyak Goreng Kasar 2005-2007
Jumlah kasus baru HIV berdasarkan tahun pelaporan 2006–2013
Diagram analisis Five Force
Minyak goreng kelapa
Rencana desain kemasan produk minyak goreng kelapa
Mesin pencungkil kelapa
Mesin parut kelapa
Mesin press kelapa
Mesin minyak goreng
Mesin penyaring minyak goreng
Mesin pengemas botol
Alir manajemen pengumpulan bahan baku
Tata letak pabrik pengolahan minyak goreng kelapa
Alir produksi
Struktur organisasi koperasi
Struktur organisasi unit usaha pengolahan minyak goreng
Diagram hubungan dan alir informasi

19
22
25
27
28
31
35
35
38
38
39
40
40
41
43
44
45
48
48
52

DAFTAR LAMPIRAN
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19

Asumsi komponen biaya
Rincian biaya investasi alat produksi dan komponen pabrik
Rincian biaya investasi sarana perkantoran
Rincian biaya investasi bangunan dan infrastruktur
Rincian biaya investasi perizinan usaha
Rincian biaya penyusutan
Rincian biaya operasional tahun pertama
Rincian biaya operasional tahun selanjutnya
Asumsi komponen biaya tetap
Rincian biaya tetap komponen biaya tenaga kerja
Rincian biaya tetap komponen biaya kesekretariatan
Asumsi komponen biaya variabel
Rincian biaya variabel komponen biaya listrik
Penerimaan perusahaan pada tahun pertama (bulan pertama 80%)
Penerimaan perusahaan pada tahun selanjutnya
Arus kas proyeksi sepuluh tahun (Rp 000)
Laba rugi proyeksi sepuluh tahun (Rp 000)
Arus kas tahun pertama (Rp 000)
Bagi hasil (Rp 000)

62
63
63
64
64
65
66
67
67
68
68
68
69
69
69
70
71
72
73

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Kelapa atau Cocos nucifera dinilai sangat penting di negara-negara Asia
Pasifik karena menghasilkan devisa dan membantu perekonomian rakyat. Pada
tahun 1976, menurut FAO (Food and Agricultural Organization) Asia Pasifik
menghasilkan 82 persen produksi kelapa dunia, dan sisanya dihasilkan oleh
negara-negara Afrika dan Amerika Selatan (Suhardiyono 1988). Pada tahun 2012,
produksi kelapa Tertinggi berasal dari negara Indonesia dengan produksi 18 juta
metrik ton, lalu diikuti Filipina, India, Brasil, Srilanka, Vietnam, Thailand,
Mexico, Papua New Guinea, dan Malaysia (FAOSTAT 2012).
Tabel 1 Produksi kelapa berdasarkan negara tahun 2012
Ranking
Negara
Produksi (metrik ton)
1
Indonesia
18 000 000
2
Filipina
15 862 386
3
India
10 560 000
4
Brasil
2 888 532
5
Sri Lanka
2 000 000
6
Vietnam
1 250 000
7
Thailand
1 100 000
8
Mexico
1 050 000
9
Papua New Guinea
900 000
10
Malaysia
606 530
Sumber : FAO Statistik (2012)

Perkebunan kelapa di Indonesia didominasi oleh perkebunan rakyat
sebesar 98 persen (Awang 1991). Luas areal yang dimiliki mencapai 3.8 juta Ha
menempati posisi pertama di dunia (APCC 2012). Walaupun menempati posisi
pertama dalam hal luas areal dan produksi, Indonesia masih di bawah Filipina
dalam pemanfaatan nilai tambah kelapa. Oleh karena itu, upaya pengolahan nilai
tambah kelapa dengan cara melakukan pengembangan produk turunan berbahan
baku kelapa. Upaya ini dilakukan untuk memanfaatkan sumber daya alam secara
optimal untuk meningkatkan pendapatan petani dan menambah devisa negara.
Upaya pengolahan produk turunan produk kelapa ini akan tercipta aneka produk
olahan lain yang memiliki nilai ekonomi yang tinggi (Rindengan dan Novarianto
2004).
Produk olahan kelapa dapat berasal dari sabut kelapa, tempurung kelapa,
air kelapa, dan daging buah kelapa. Salah satu produk olahan daging buah kelapa
yang memiliki nilai ekonomi tinggi adalah minyak goreng kelapa. Minyak goreng
kelapa dapat dihasilkan dari daging kelapa yang dikeringkan (kopra) atau dari
daging buah segar. Kandungan minyak yang terdapat pada kopra lebih banyak
yaitu sekitar 60-65 persen sedangkan di daging kelapa segar sekitar 43 persen

2
(Suhirman 2004). Minyak kelapa mengandung asam lemak jenuh justru
merupakan asam lemak unik yang dikenal sebagai medium-chain fatty acid
(MCFA) atau asam lemak rantai sedang. Tubuh mencerna MCFA secara berbeda
dibandingkan dengan lemak lainnya. Ukuran molekul MCFA tergolong kecil
sehingga tubuh hanya membutuhkan sedikit energi dan enzim. Sebesar 50 persen
dari asam lemak jenuh tersebut berupa asam laurat (Enig 1999).
Minyak goreng kelapa dinilai penting karena salah satu minyak yang
mengandung asam laurat (Enig 1999). Kandungan asam laurat ini setara dengan
kandung asam laurat di air susu ibu. Khasiat yang dimilikinya sebagai antibiotik
yang mampu membunuh virus, penyakit, dan kuman parasit termasuk HIV dan
Hepatitis C (Budiarso 2003). Potensi minyak goreng kelapa di Indonesia terlihat
dari posisi Indonesia sebagai negara pengekspor minyak goreng kelapa kedua
tertinggi setelah Filipina. Ekspor minyak goreng kelapa Indonesia sudah ditujukan
keempat puluh negara dengan jumlah ekspor yang hampir merata antara negara
yang satu dengan negara lainnya (Ratri 2004). Ekspor yang setiap tahunnya
memiliki kecenderungan naik sehingga memiliki peluang untuk dikembangkan.
Tabel 2 Realisasi ekspor minyak kelapa kasar Indonesia 2008-2012
Tahun
Nilai (US$)
Berat (kg)
2008
565 426 362
479 805 138
2009
267 906 506
409 043 243
2010
357 237 557
362 188 654
2011
530 941 612
324 244 127
2012
639 648 236
549 577 914
Sumber : Kementerian Perdagangan RI (2014)

Pengembangan minyak goreng kelapa membutuhkan ketersediaan bahan
baku pembuatannya yaitu kopra atau daging kelapa segar. Kabupaten Bogor
merupakan salah satu penghasil kelapa di Indonesia. Pada tahun 2013 luas lahan
kelapa di Kabupaten Bogor seluas 6 716.61 Ha dengan total produksi kelapa
mencapai 16 208.40 ton (BPS 2013). Lima kecamatan dengan produksi kelapa
tertinggi di Kabupaten Bogor yaitu Kecamatan Ciampea, Leuwiliang, Gunung
Sindur, Cibungbulang, dan Kelapa Nunggal. Potensi bahan baku yang tinggi serta
masih minimnya pengusaha minyak goreng kelapa dapat dijadikan peluang usaha
yang potensial.
Tabel 3 Luas dan produksi kelapa perkebunan rakyat kabupaten bogor menurut
lima kecamatan dengan produksi kelapa tertinggi 2013
Kelapa
No
Kecamatan
Luas (Ha)
Produksi (ton)
1
Ciampe
485.76
1 167.88
2
Leuwiliang
466.56
1 059.68
4
Gunung Sindur
404.10
997.65
3
Cibungbulang
463.41
983.03
5
Kelapa Nunggal
367.95
932.22
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Bogor 2013

3
Potensi minyak goreng kelapa yang sangat besar dapat dijadikan modal
dalam pengembangan bisnis pengolahan minyak goreng kelapa. Pengembangan
bisnis pengolahan minyak goreng kelapa dapat berjalan dengan baik jika
dilakukan secara bersama. Hal ini dikarenakan potensi bahan baku berasal dari
perkebunan rakyat yang diusahakan secara individu oleh para petani. Pendekatan
usaha bersama lebih dikenal dengan pendekatan cooperative entrepreuner atau
yang lebih sering disebut wirakoperasi. Wirakoperasi adalah suatu sikap yang
positif dalam melakukan usaha yang kooperatif, inovatif, dan memiliki keberanian
dalam mengambil risiko, serta memegang prinsip identitas dari koperasi yang
bertujuan mewujudkan terpenuhinya kebutuhan serta peningkatan kesejahteraan
bersama (Hendar dan Kusnadi dalam Fajrian 2013). Wirakop adalah seorang
wirausaha (entrepreneur) yang bukan hanya menjalankan bisnis sendiri melainkan
bersama dengan puluhan atau bahkan ribuan anggotanya. Bukan hanya aspek
bisnis yang diperhatikan dalam sikap wirakoperasi tetapi aspek organisasi
koperasi, dimana tujuan dari kedua pengembangan tersebut adalah kesejahteraan
para anggota koperasi (Baga 2009).
Secara sederhana wirakoperasi adalah motor penggerak dalam bidang bisnis
ataupun organisasi koperasi yang membantu para anggota khususnya para petani
kelapa untuk memiliki daya tawar, motivasi, etos kerja, kualitas dan kuantitas
yang meningkat. Pendekatan wirakoperasi dan potensi yang dimiliki oleh minyak
goreng kelapa harus melalui pengelolaan dengan baik, salah satunya dengan
membuat suatu rencana bisnis untuk meningkatkan pengolahan minyak goreng
kelapa yang sesuai dengan kriteria standar yang dibutuhkan oleh pasar

Perumusan Masalah

Pada masa sebelum orde baru sampai awal Pembangunan Jangka Panjang
(PJP) tahap I, minyak goreng yang dikonsumsi masyarakat didominasi oleh
minyak goreng kelapa. Namun, sejak tahun 1970 bersamaan dengan
meningkatnya produksi kelapa sawit, minyak goreng kelapa mulai tergeser oleh
minyak goreng kelapa sawit (Sumaryandu dan Rantetana dalam Ratri 2004).
Peningkatan produksi kelapa yang berjalan lambat mengakibatkan harga bahan
baku minyak goreng kelapa lebih mahal, sehingga mempengaruhi biaya produksi
dan harga jual minyak goreng kelapa (Ditjen Perkebunan 2002). Minyak goreng
kelapa menempati posisi ke-9 dari total volume yang dihasilkan di dunia (APCC
2013). Meskipun begitu, minyak goreng kelapa masih memiliki potensi dilihat
dari besarnya impor yang dilakukan oleh Indonesia. Pada tahun 2007 impor
minyak goreng kelapa kasar sebesar 7.3 juta kg (Kementrian Perdagangan 2008).
Minyak kelapa biasa yang diproses secara tradisional umumnya sudah
mengalami fermentasi selama lebih dari 12 jam. Namun pada umumnya selama
proses fermentasi tidak terkontrol maka minyak yang dihasilkan pun mengandung
asam lemak bebas dengan kadar air yang tinggi. Akibatnya, secara organoleptik
minyak yang dihasilkan tidak berbau harum dan cepat tengik serta berwarna
kuning kecoklatan. Daya simpan minyak pun kurang dari dua bulan (Rindengan
dan Novarianto 2004).

4
Kepemilikan perkebunan kelapa di Indonesia terdiri dari tiga jenis
kepemilikan yaitu perkebunan rakyat, perkebunan besar negara, dan perkebunan
besar swasta. Perkebunan kelapa rakyat meliputi 98 persen dari perkebunan
kelapa yang ada di Indonesia. Dengan persentase yang tinggi menjadikan tanaman
kelapa adalah tanaman rakyat yang paling banyak diusahakan (Awang 1991).
Besarnya pengusahaan perkebunan kelapa secara individu oleh petani akan
memunculkan hambatan dalam pengumpulan bahan baku, sehingga perlu adanya
pengumpulan secara bersama agar ketersediaan bahan baku akan mudah
dilakukan.
Melihat dari permasalahan yang terjadi, peran wirakoperasi sangat
dibutuhkan untuk menjalankan usaha minyak goreng kelapa ini. Wirakoperasi
akan menjadi jembatan informasi dalam pengumpulan secara kolektif bahan baku
kelapa dari petani, penggunaan teknologi yang efektif dan efisien, serta teknik
budidaya kelapa yang menunjang produksi minyak goreng kelapa.
Peran wirakoperasi bukan hanya sebagai pendorong para anggota untuk
meningkatkan kesejahteraan tetapi berkaitan dengan motivasi, menyeimbangkan
usaha dan organisasi koperasi, serta peran dalam menularkan sifat inovasi kepada
para anggota untuk bersama menyelesaikan permasalahan yang sedang dihadapi.
Oleh karena itu, wirakoperasi sangat dibutuhkan untuk menjembatani petani
kelapa agar petani dapat memiliki pengetahuan untuk menjadikan bahan baku
kelapa yang sesuai untuk diolah menjadi minyak goreng kelapa. Tidak hanya itu,
dengan peran wirakoperasi bahan baku kelapa akan memiliki harga yang lebih
tinggi karena diubah menjadi minyak goreng kelapa yang berkualitas dan dapat
bersaing dengan produk sejenis.
Hasil dari peningkatan harga akan membuat petani memiliki daya tawar,
motivasi, etos kerja, kualitas, dan kuantitas akan tanamannya yang semakin
meningkat. Secara otomatis akan menimbulkan efek domino yang positif yaitu
terciptanya rantai suplai (supply chain) antara pemasok, industri, dan pasar. Tidak
akan terjadi jika para petani masih melakukan penjualan individu dan skala yang
kecil. Hal ini berdampak pula pada tingkat kesejahteraan para petani itu sendiri.
Dari penjelasan tersebut, perumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Apakah rencana bisnis pengolahan minyak goreng berbahan baku kelapa dapat
memberikan keuntungan dan meningkatkan kesejahteraan anggota koperasi?
2. Sejauh mana bisnis pengolahan minyak goreng kelapa dapat dikelola dengan
sistem bersama melalui pendekatan wirakoperasi?

Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut.
1. Menganalisis keuntungan yang diperoleh oleh anggota petani kelapa atas
rencana bisnis pengolahan minyak goreng kelapa dengan pendekatan
wirakoperasi.
2. Mengembangkan produk minyak goreng kelapa yang berkualitas dengan
pendekatan wirakoperasi.

5
Manfaat Penelitian

1. Bagi petani kelapa di Kabupaten Bogor
Dengan adanya penelitian ini diharapkan petani dapat terbantu dari segi
peningkatan pendapatan dan peningkatan kesejahteraan.
2. Bagi investor
Mendapatkan informasi mengenai potensi dan prospek minyak goreng
kelapa sebagai acuan untuk keputusan berinvestasi.

Ruang Lingkup

Penelitian ini membahas mengenai potensi dan peluang bisnis minyak
goreng kelapa dengan rencana bisnis yang berbasis wirakoperasi (cooperative
enterpreneur). Perencanaan bisnis minyak goreng kelapa yang dilakukan di
Kabupaten Bogor khususnya Kecamatan Ciampea. Pemilihan Kecamatan
Ciampea dikarenakan potensi bahan baku yang besar dan berdekatan dengan pusat
produksi kelapa lain yaitu Kecamatan Leuwiliang dan Kecamatan Cibungbulang.
Data potensi bahan baku yang besar didapat dari Badan Pusat Statistik (BPS)
Kabupaten Bogor.
Pendirian usaha pengolahan minyak goreng kelapa di Kabupaten Bogor
diasumsikan menjadi bagian dari unit usaha koperasi yang telah berdiri. Asumsi
koperasi tersebut adalah Koperasi Kelapa Jaya, koperasi tersebut dipilih karena
telah berdiri di Kecamatan Ciampea sebagai tempat produksi minyak goreng
kelapa. Usaha pengolahan minyak goreng kelapa akan dijadikan salah satu unit
usaha koperasi, sehingga hal-hal yang berkaitan dengan pembentukan koperasi
dan lain-lain tidak dijelaskan. Perencanaan bisnis ini hanya yang berkaitan dengan
usaha pengolahan minyak goreng kelapa. Aspek perencanaan bisnis yang
dianalisis terdiri atas aspek pasar, aspek teknis dan produksi, aspek operasional
serta aspek keuangan. Seluruh aspek menggunakan data-data yang berasal dari
berbagai penelitian terdahulu dan dari perusahaan penyedia alat-alat produksi.

TINJAUAN PUSTAKA

Pohon kelapa yang termasuk dalam keluarga Palmae adalah tanaman tropis
yang penyebarannya banyak ditemukan di pantai (habitat asli). Pohon kelapa
memiliki ciri-ciri umum yaitu batang tinggi besar, dasar membentuk bol, tinggi
batang 15-18 m, mahkota terdiri dari 25-40 daun, dan terbuka penuh panjang daun
5-7 m. Pembungaan pohon kelapa lambat hingga 7-8 tahun, dan fase pembuahan
selama 12 bulan. Pohon kelapa juga memiliki jumlah buah 6-12 buah per tandan
dan dapat memiliki umur hidup hingga mencapai 90 tahun. Namun dalam

6
pengembangan budidayanya, pohon kelapa dapat ditemui hingga pedalaman. Ini
menandakan pohon kelapa sangat toleran terhadap iklim mikro (tanah, air, udara,
angin kencang, sinar matahari, dan terlebih hara tanah). Hal ini sangat
berpengaruh terhadap kandungan minyak dan senyawa kimia lain yang
mendukungnya (Suhardiman 1999).
Minyak kelapa telah ada sejak 4000 tahun lalu di India untuk dijadikan
makanan untuk menyembuhkan penyakit. Minyak kelapa juga dijadikan obat
penyembuh 69 penyakit di China lebih dari 2 000 tahun (Fife 2015). Kandungan
yang terdapat pada minyak kelapa kebanyakan berupa kandungan asam lemak.
Kandungan asam lemak terdiri: asam lemak jenuh diperkirakan 91% (terdiri atas
caproic, caprycil, capric, lauric, myristic, palmitic, stearic, dan arachidic) dan
asam lemak tidak jenuh sekitar 9 persen (oleic dan linoleic). Sifat asam yang tidak
jenuh akan mengakibatkan bau tengik bila terlalu lama disimpan, karena
teroksidasi oleh udara (Suhirman 2004).
Manfaat minyak goreng kelapa sangat banyak, yaitu dapat menyembuhkan
infeksi, obesitas, diabetes, bahkan kanker (Chomchalow 2011). Minyak goreng
kelapa memiliki antioksidan tinggi sehingga dapat mengurangi bahaya radikal
bebas, dan menjauhkan bahaya patogen atau racun karena di dalam minyak kelapa
mengandung antimikrobakteria dan meningkatkan imunitas tubuh. Minyak goreng
kelapa memiliki kandungan asam laurat tinggi dibandingkan dengan minyak lain.
Kandungan ini setara dengan kandung asam laurat di air susu ibu. Dengan khasiat
yang dimiliki sebagai antibiotik yang mampu membunuh virus, penyakit, dan
kuman parasit termasuk HIV dan Hepatitis C. Minyak goreng kelapa juga setelah
dikonsumsi langsung diserap ke dalam dinding usus tanpa harus dihidrolisa dan
melalui proses enzimatis, lalu selanjutnya masuk ke hati untuk melalui proses
metabolisme. Minyak kelapa di dalam hati akan diproses untuk menghasilkan
energi dan mengaktifkan kelenjar-kelenjar endoktrin, organ, dan jaringan tubuh
(Budiarso 2003).
Penurunan kualitas minyak goreng kelapa dapat disebabkan oleh oksidasi,
hidrolisis, polimerasi, pirolisis, dan menyerap rasa dan bau dari luar. Oksidasi bisa
disebabkan oleh beberapa faktor yaitu ionisasi, bersentuhan dengan logam, dan
metaloprotein, reaksi oksigen dengan lemak tidak jenuh, proses kimiawi, dan
mekanisme enzimatis lainnya (Moigradean et al. 2012). Fadli (2011) menyatakan
sistem pengolahan minyak goreng berbahan mentah kelapa dimulai dari
penimbangan, pengumpulan di penampungan, pengadukan, pemasakan,
penyaringan, pengepresan pertama, pengepresan kedua, penyimpanan dan
pengepakan. Proses produksi telah menggunakan teknologi mulai dari
pengadukan sampai pengepakan. Masalah-masalah yang dihadapi dalam usaha
pengolahan minyak bahan mentah kelapa adalah masalah ketersediaan bahan
baku, masalah bahan penunjang (bentonit), dan masalah bahan bakar (kayu api).
Perkembangan industri minyak goreng kelapa relatif lambat karena
kurangnya permintaan dan perusahaan yang memproduksi minyak goreng kelapa.
Faktor yang menyebabkan perkembangan industri minyak goreng melambat
dilihat dari luas areal perkebunan, produksi kelapa, dan kopra. Permintaan minyak
goreng kelapa dipengaruhi oleh harga minyak goreng kelapa, harga minyak
goreng kelapa sawit, pendapatan per kapita, tren dan konsumsi sebelumnya.
Produksi minyak kelapa sebenarnya meningkat dari tahun ke tahun, namun jika

7
dilihat dari proporsi produksi minyak goreng kelapa memiliki proporsi produksi
yang kecil terhadap total produksi minyak goreng Indonesia (Ratri 2004).
Pengembangan industri minyak goreng kelapa dapat diatasi dengan
pendekatan wirausaha pertanian. Profil dan peran wirausaha dalam pengembangan
agribisnis yang ditulis oleh Baga (2011) melihat bahwa potensi pada sektor
agribisnis yang sebenarnya masih sangat besar ternyata masih sedikit para
wirausaha yang terjun di dalam sektor ini. Terdapat beberapa alasan yang
menghambat petani untuk terjun sebagai wirausaha pada sektor agribisnis.
Adapun alasannya adalah keterbatasan informasi teknologi inovatif, pembinaan,
fasilitas modal, proteksi usaha, dan kesempatan. Melihat fenomena tersebut
wirakoperasi merupakan pendorong positive sum game yang saling memperkuat
satu sama lain.
Wirakop adalah seorang wirausaha (entrepreuner) yang bekerja lebih
kompleks dibandingkan wirausaha biasanya. Dalam pengembangan agribisnis,
wirakop sebagai lokomotif yang menarik banyak gerbong dibelakangnya. Selain
bertujuan menyukseskan usahanya, tetapi tidak lupa usaha para petani juga harus
mengikutinya. Sistem simultan yang digunakan untuk pembinaan sumberdaya
manusia pengembang agribisnis dimulai dari perencanaan, pelaksanaan, sampai
tahap evaluasi. Pemahaman akan bisnis yang dilakukan bersama juga tidak boleh
dilupakan, karena dengan menjalankan secara bersama suatu bisnis akan lebih
bersinergi (postive sum game).
Fajrian (2013) mengungkapkan wirakoperasi digambarkan dengan karakter
locus of control yang internal, mempunyai social motives atau orientasi
berprestasi yang tinggi, dan memiliki sikap altruisme yang tinggi. Peran
wirakoperasi yang digambarkan dalam sosok Wahyudin juga telah memberikan
hal yang positif terhadap petani yang bergabung dengan CV Bunga Indah Farm.
Kegiatan pelatihan, pendampingan, dan permodalan membuat para petani
mendapatkan pendapatan yang lebih tinggi dari sebelum bergabung.

KERANGKA PEMIKIRAN

Kerangka Pemikiran Teoritis

Potensi bahan baku kelapa yang melimpah di Kabupaten Bogor dijadikan
landasan kerangka pemikiran teoritis. Potensi bahan baku kelapa yang melimpah
akan diubah menjadi usaha pengolahan minyak goreng kelapa menggunakan
peran wirakop di dalam usaha tersebut. Pembuatan rencana bisnis ini digunakan
untuk melihat potensi usaha pengolahan minyak goreng kelapa.

8
Cooperative Entrepreneur (Wirakoperasi)
Wirakop adalah seseorang yang memiliki pemahaman secara mendalam
hakekat dan prinsip-prinsip koperasi serta melaksanakan secara konsisten dalam
pengembangan koperasi. Idealnya wirakoperasi memiliki sikap yang inovatif,
pengambil risiko dengan tetap berpegang teguh dengan nilai yang terkandung
dalam koperasi guna mengembangkan koperasinya maupun sistem koperasinya.
Seorang cooperative entrepreneur yakin bahwa untuk meningkatkan
kesejahteraan anggotanya memalui gerakan koperasi yang hasilnya nyata dapat
diwujudkan.
Peran Wirakoperasi
Seorang wirakoperasi dalam menjalankan perannya harus tetap fokus pada
tujuan utama dalam mensejahterakan anggotanya. Oleh karena itu wirakoperasi
harus mampu dalam:
1. Menjaga loyalitas para anggota koperasi dan memotivasi mereka terus
berpartisipasi aktif dalam aktivitas koperasi.
2. Meningkatkan kualitas anggota koperasi, baik secara individu ataupun secara
kolektif.
3. Menjaga kemurnian jati diri koperasi, khususnya prinsip dan nilai koperasi.
4. Menggunakan segala upaya untuk mengoptimalkan penggunaan sumberdaya
yang dimiliki koperasi.

Minyak Goreng Kelapa
Minyak kelapa merupakan minyak yang dihasilkan dari daging buah kelapa.
Secara umum pembuatan minyak kelapa terbagi menjadi 3 macam cara, yaitu
sebagai berikut (Awang (1991).
1. Cara Kering
a. Daging kelapa dicacah, kemudian dihaluskan menjadi serbuk kasar.
b. Serbuk dipanaskan, kemudian dipres sehingga mengeluarkan minyak.
Ampas yang dihasilkan masih mengandung minyak. Ampas digiling
sampai halus, kemudian dipanaskan dan dipres untuk mengeluarkan
minyaknya.
c. Minyak yang terkumpul diendapkan dan disaring.
d. Minyak hasil penyaringan diberi perlakuan berikut.
 Penambahan bahan penyerap (absorben) warna, biasanya
menggunakan arang aktif atau bentonit agar dihasilkan minyak yang
jernih dan bening.
 Pengaliran uap air panas ke dalam minyak untuk menguapkan dan
menghilangkan senyawa-senyawa yang menyebabkan bau yang tidak
dikehendaki.
e. Minyak yang telah bersih, jernih, dan tidak berbau dikemas di dalam kotak
kaleng, botol plastik atau botol kaca.

9
2. Cara Basah
Cara basah yang terbagi atas beberapa metode diantaranya adalah
pemancingan (merangsang proses pemisahan antara skim dan krim),
pengasaman, mekanik, enzimatik, dan penggaraman. Pembuatan minyak
dengan cara basah dapat dilakukan melalui pembuatan santan terlebih dahulu
atau dapat juga dipres dari daging kelapa setelah digoreng. Santan kelapa
merupakan cairan hasil ekstraksi dari kelapa parut dengan menggunakan air.
Bila santan didiamkan, secara pelan-pelan akan terjadi pemisahan bagian yang
kaya minyak dan bagian yang miskin minyak. Bagian yang kaya dengan
minyak disebut sebagai krim, dan bagian yang miskin dengan minyak disebut
dengan skim. Krim lebih ringan dibandingkan dengan skim, karena itu krim
berada pada bagian atas dan skim pada bagian bawah. Kemudian krim akan
dimasak kembali untuk menghasilkan minyak, sedangkan skim dilarutkan
kembali untuk mengambil minyak yang tersisa dan diproses kembali untuk
menjadi minyak.
3. Cara Ekstraksi Pelarut
Cara ini menggunakan cairan pelarut (selanjutnya disebut pelarut saja)
yang dapat melarutkan minyak. Pelarut yang digunakan bertitik didih rendah,
mudah menguap, tidak berinteraksi secara kimia dengan minyak dan residunya
tidak beracun. Walaupun cara ini cukup sederhana, tetapi jarang digunakan
karena biaya yang relatif mahal. Uraian ringkas cara ekstraksi pelarut ini
adalah sebagai berikut.
a. Kopra dicacah, kemudian dihaluskan menjadi serbuk.
b. Serbuk kopra ditempatkan pada ruang ekstraksi, sedangkan pelarut pada
ruang penguapan. Kemudian pelarut dipanaskan sampai menguap. Uap
pelarut akan naik ke ruang kondensasi. Kondensat (uap pelarut yang
mencair) akan mengalir ke ruang ekstraksi dan melarutkan lemak serbuk
kopra. Jika ruang ekstraksi telah penuh dengan pelarut, pelarut yang
mengandung minyak akan mengalir (jatuh) dengan sendirinya menuju
ruang penguapan semula.
c. Pada ruang penguapan, pelarut yang mengandung minyak akan menguap,
sedangkan minyak tetap berada di ruang penguapan. Proses ini
berlangsung terus menerus sampai tiga jam.
d. Pelarut yang mengandung minyak kemudian diuapkan. Uap yang
terkondensasi pada kondensat tidak dikembalikan lagi ke ruang penguapan,
tapi dialirkan ke tempat penampungan pelarut. Pelarut ini dapat digunakan
lagi untuk ekstraksi. Penguapan dilakukan sampai diperkirakan tidak ada
lagi residu pelarut pada minyak.

Perencanaan Bisnis
Bisnis adalah kegiatan atau usaha yang dilakukan untuk memperoleh
keuntungan sesuai dengan tujuan dan target yang diinginkan dalam berbagai
bidang, baik jumlah maupun waktunya. Keuntungan merupakan tujuan utama
dalam dunia bisnis, terutama bagi pemilik bisnis. Bentuk keuntungan yang
diharapkan lebih banyak dalam bentuk finansial (Kasmir dan Jakfar 2007).

10
Rencana bisnis mengandung semua yang dibutuhkan para investor dan kredit
potensial untuk keputusan memberikan atau tidak memberikan investasi atau
pinjaman (Miller 2005).
Rencana bisnis berisi deskripsi visi dan tujuan bisnis dalam strategi dan
taktik untuk mencapai kesuksesan. Rencana bisnis tersebut menceritakan
bagaimana bisnis dapat sukses jika tujuan yang dimiliki konsisten (Friend dan
Zehle 2004). Deskripsi bisnis dituangkan dalam dokumen tertulis yang berisi
peluang-peluang usaha dilingkungan eksternal perusahaan, keunggulan bersaing
usaha, serta menjelaskan langkah apa saja agar bisnis tersebut menjadi usaha yang
nyata (Solihin 2007). Tujuan perencanaan bisnis adalah agar kegiatan bisnis yang
akan dilaksanakan maupun sedang berjalan tetap berada di jalur yang benar sesuai
dengan yang direncanakan. Perencanaan bisnis juga digunakan sebagai pedoman
untuk mempertajam rencana-rencana yang diharapkan, karena di dalam
perencanaan bisnis, posisi perusahaan, arah tujuan perusahaan, dan cara mencapai
sasaran yang ingin dicapai dapat diketahui.

Isi Perencanaan Bisnis
Solihin (2007) menjelaskan bahwa dalam perencanaan bisnis harus
mencakup tujuh elemen pokok dalam penyusunanya. Tujuh elemen pokok
tersebut sebagai berikut.
1. Ringkasan Eksekutif
Ringkasan eksekutif berisi mengenai tujuan usaha, strategi usaha, tujuan
penyusunan rencana bisnis, uraian umum usaha, rencana pemasaran, rencana
produksi, rencana keuangan, dan risiko-risiko di masa depan. Ringkasan
eksekutif ini hanya memuat intisari dari setiap bagian dan memiliki alur yang
jelas agar mudah dimengerti.
2. Gambaran Umum Usaha
Subbab ini akan menjelaskan tentang jenis usaha yang dijalankan, produk
yang dihasilkan, dan di mana produk dibuat. Berisi juga tujuan yang ingin
perusahaan capai disertai strategi yang dilakukan. Akan dijelaskan pula
mengenai target pasar, keunggulan kompetitif, tempat usaha didirikan, tokoh
kunci sebagai pelaksana, badan usaha, dan juga bidang fungsional manajemen
yang akan dijalankan.
3. Rencana Pemasaran
Analisis Pasar
Dalam membuat perencanaan bisnis, aspek pasar merupakan aspek
terpenting yang harus dianalisis terlebih dahulu untuk menentukan pasar
potensial bagi produk yang akan dihasilkan oleh usaha tersebut. Pasar
merupakan mekanisme yang terjadi antara pembeli dan penjual atas sebuah
produk, untuk saat ini penjual dan pembeli tidak harus bertemu dalam suatu
tempat namun dapat melalui transaksi elektronik (Kasmir 2006). Aspek pasar
harus memperhatikan permintaan dan penawaran minyak goreng kelapa serta

11
melihat peluang pasar, segmentasi pasar, dan strategi pemasaran. Permintaan
pasar pada dasarnya menunjukkan besarnya jumlah permintaan konsumen
terhadap produk maupun jasa. Penawaran adalah produk maupun jasa yang
tersedia untuk memenuhi kebutuhan konsumen.
Analisis yang dilakukan mengenai target pasar mencakup permintaan dan
penawaran, pengembangan pasar, serta bauran pemasaran yang dapat
meningkatkan kepuasan konsumen. Strategi pemasaran terdiri dari market
selection dan marketing mix development. Strategi market selection terdiri dari
pengenalan peluang pasar, analisis pelanggan, dan pemilihan pasar sasaran.
Sedangkan strategi marketing mix development terdiri dari aspek produk,
harga, promosi, dan distribusi (Nurmalina et al. 2009).
Pada analisis permintaan dan penawaran, jumlah permintaan dan jumlah
penawaran pada periode tertentu akan menghasilkan selisih. Jika jumlah
permintaan lebih besar dibandingkan dengan jumlah penawaran maka akan
terjadi kelebihan permintaan. Sebaliknya, jika jumlah penawaran lebih besar
dibandingkan jumlah permintaan maka akan terjadi kelebihan penawaran.
Peluang pasar akan muncul apabila jumlah permintaan lebih besar
dibandingkan jumlah penawaraan yang akan mengakibatkan terjadinya
kelebihan permintaan.
Segmentasi pasar merupakan bagian penting dalam menentukan strategi
pemasaran. Dengan melakukan segmentasi pasar, konsumen potensial bagi
produk yang akan ditawarkan dapat digolongkan atas dasar kebutuhan dan
keinginan mereka secara umum. Analisis aspek pasar yang dilakukan
hendaknya dapat menentukan jenis pasar yang akan dipilih apakah berupa
pasar persaingan sempurna, pasar monopoli, maupun pasar monopolistik agar
dapat menentukan strategi pemasaran yang tepat. Selain itu informasi
mengenai siklus hidup produk (Life Cycle Product) dan informasi mengenai
pangsa pasar (market share) untuk produk sejenis sebagai pesaing dari usaha
yang akan didirikan harus diketahui dan ditentukan (Umar 2003). Pesaing
adalah perusahaan yang menghasilkan produk yang sama atau mirip dengan
produk yang dihasilkan (Kasmir 2006). Ancaman yang dilakukan oleh pesaing
dapat secara langsung menyerang atau secara pelan-pelan. Hal-hal yang perlu
diketahui dari para pesaing adalah sebagai berikut.
a. Kelengkapan, mutu, desain, dan bentuk produk.
b. Harga yang ditawarkan.
c. Promosi yang dijalankan.
d. Rencana kegiatan pesaing kedepan.
Strategi Pemasaran
Pasar merupakan tempat berkumpulnya pedagang dan pembeli, tidak
hanya sebatas itu pasar yang lebih luas memiliki makna bertemunya tingkat
permintaan (demand) dan tingkat penawaran (supply) sehingga terjadi
kesepakatan harga suatu barang atau jasa. Analisis pasar sangat diperlukan
karena terkait dengan tingkat harga yang ditawarkan. Suatu barang atau jasa
dapat dikatakan potensial jika dapat dianalisis dengan baik pasar yang tersedia.
Analisis pasar terkait dengan kekuatan produk, peluang, ancaman, ketersediaan
pasar, dan kapasitas produksi sehingga mempengaruhi pengambilan keputusan.

12
Analisis pasar juga terkait dengan jenis pasar yang dimasuki seperti pasar
persaingan sempurna atau pasar monopoli
Alat analisis pasar yang biasa digunakan adalah STP (segmenting,
targeting, positioning). Segmenting yaitu membagi pasar kedalam kelompok
pembeli yang berbeda-beda berdasarkan kebutuhan, karakteristik atau perilaku
yang mungkin membutuhkan bauran produk dan bauran pemasaran. Targeting
yaitu proses mengevaluasi daya tarik masing-masing segmen pasar dan
pemilihan satu atau lebih segmen yang akan dimasuki. Positioning yaitu
pengaturan agar suatu produk menempati tempat yang jelas, terbedakan, dan
diinginkan dalam benak konsumen sasaran dibandingkan dengan produk
pesaing.
Analisis lain yang digunakan dalam analisis pasar adalah bauran
pemasaran (marketing mix). Bauran pemasaran terdiri dari 4P yaitu produk
(product), promosi (promotion), lokasi/distribusi (place), dan harga (price).
Produk menyangkut menentukan logo, menciptakan merek, kemasan, dan
keputusan label. Promosi terkait dengan empat sarana yang dapat digunakan
yaitu periklanan, promosi penjualan, publisitas, dan penjualan pribadi. Lokasi
atau distribusi terkait dengan fungsi transaksi, fungsi logistik, dan fungsi
fasilitas. Harga menyangkut tujuan perusahaan dalam bertahan hidup,
memaksimalkan laba, memperbesar market share, mutu produk, dan
persaingan (Kasmir 2006).
Rencana Pemasaran
Perencanaan adalah proses menentukan dengan tepat apa yang dilakukan
organisasi untuk mencapai tujuannya. Sedangkan pemasaran adalah seluruh
sistem yang berhubungan dengan kegiatan untuk merencanakan dan
menentukan harga hingga mempromosikan dan mendistribusikan barang dan
jasa yang dapat memuaskan kebutuhan pembeli. Jadi, rencana pemasaran
adalah proses menentukan dengan tepat untuk mempromosikan dan
mendistribusikan barang dan jasa sampai mencapai tujuannya yaitu
memuaskan kebutuhan pembeli. Tujuan dibuat rencana pemasaran sebelum
memasarkan sebuah produk adalah agar dalam memasarkan produk tesebut
sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
Kegiatan pemasaran harus menghasilkan win-win solution yang artinya
pelanggan ingin membeli produk kalau produk tersebut sesuai dengan
keinginan. Sebaliknya perusahaan dapat memperoleh keuntungan dari produk
yang dihasilkan jika produk tersebut dibeli oleh pelanggan. Berdasarkan
keuntungan tersebut, perusahaan dapat melanjutkan bisnis hingga memenuhi
keinginan pelanggan lebih besar di masa yang akan datang. Dengan kata lain,
perusahaan selalu berpedoman atau berfokus kepada nilai-nilai yang terdapat
dalam diri pelanggan, sehingga kegiatan pemasaran tersebut dapat berhasil
dengan baik. Oleh karena itu, untuk dapat mencapai semua itu membutuhkan
perencanaan pemasaran agar sesuai dengan tujuannya.. Manfaat penyusunan
sebuah rencana antara lain mendorong pemikiran sistematik mengenai masa
depan, meningkatkan koordinasi, menetapkan standar kinerja untuk mengukur
tren, memberikan dasar logis bagi pembuatan keputusan, meningkatkan
kemampuan untuk menangani perubahan, dan meningkatkan kemampuan
untuk mengidentifikasi peluang pasar.

13
4. Rencana Teknis dan Teknologi
Rencana Jumlah Produksi
Dalam aspek produksi, hal yang perlu dianalisis dalam kegiatan produksi
adalah rencana jumlah produksi. Jumlah produksi akan berhubungan dengan
beberapa hal dalam kegiatan produksi, yaitu sebagai berikut.
a. Tingkat permintaan terhadap produk.
b. Kapasitas mesin.
c. Pasokan bahan baku.
d. Modal kerja.
e. Peraturan pemerintah dan ketentuan teknis lainnya.
Teknologi
Penggunaan teknologi dalam proses produksi harus menggunakan
teknologi yang tepat, selain dapat meningkatkan efisiensi juga dapat
memberikan keuntungan bagi usaha yang dijalankan. Penggunaan teknologi
yang tepat, dukungan tenaga kerja terampil juga dibutuhkan. Hal ini
menimbulkan adanya konsekuensi bagi perusahaan untuk melakukan pelatihan
terhadap tenaga kerja.
Tenaga Kerja (Tenaga Teknis)
Kebutuhan tenaga kerja yang terlibat dalam seluruh kegiatan usaha perlu
direncanakan dengan baik dari segi jumlah, deskripsi pekerjaan, serta
penetapan gaji dan upah. Perencanaan tenaga kerja perlu diidentifikasi
berdasarkan kuantitas dan kualitas yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan.
Kuantitas tenaga kerja yang dibutuhkan disesuaikan dengan latar belakang dan
lokasi perusahaan, serta tingkat persaingan untuk mendapatkan tenaga kerja
teknis. Sedangkan kualitas tenaga kerja menunjukkan keahlian yang sesuai
dengan deskripsi pekerjaan yang didukung dengan tingkat pendidikan.
Perencanaan Bahan Baku
Bahan baku merupakan input kegiatan produksi untuk menghasilkan
produk yang ditawarkan oleh suatu usaha. Agar menghasilkan produk yang
sesuai dengan standar mutu yang telah ditetapkan, bahan baku harus
diperhatikan dari semua faktor yang terkait. Perencanaan bahan baku meliputi
sebagai berikut.
a. Jenis bahan baku.
b. Kuantitas bahan baku.
c. Kualitas bahan baku.
d. Persediaan bahan baku.
e. Kemungkinan penggunaan jenis bahan baku lain.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pasokan bahan baku meliputi sebagai
berikut.
a. Sediaan bahan baku.
b. Kualitas bahan baku.
c. Harga bahan baku.
d. Transportasi bahan baku.

14
e.
f.

Jalur pengadaan bahan baku.
Faktor-faktor non ekonomis.

Perencanaan Lokasi dan Tata Letak
Dalam menyusun perencanaan bisnis, lokasi dan tata letak menjadi hal
awal yang harus dipertimbangkan, karena pemilihan lokasi yang tepat dapat
meningkatkan efisiensi kegiatan usaha. Pemilihan lokasi dapat ditentukan
berdasarkan kedekatannya dengan bahan baku, pasar potensial, tenaga listrik
dan air, supply tenaga kerja, serta fasilitas transportasi. Perancangan tata letak
dapat menggambarkan rancangan ekonomis dari tempat-tempat kerja yang
ekonomis, sehingga dirancang dengan memahami konsep tata letak (Apple
1990). Perancangan tata letak bangunan usaha yang terdiri dari ruang produksi,
ruang penyimpanan, ruang administrasi, dan ruangan lain yang dibutuhkan
dalam kegiatan usaha harus dipertimbangkan dengan baik agar dapat
meningkatkan efisiensi kegiatan usaha yang akan dilakukan.
5. Rencana Manajemen
Aspek Legal dan Ruang Lingkup Pengembangan Usaha
Untuk mendirikan suatu usaha, perlu dilakukan pembentukan badan
usaha serta melakukan pendaftaran izin usaha. Bentuk badan usaha dapat
berupa badan usaha tidak berbadan hukum seperti Firma dan CV serta badan
usaha berbadan hukum seperti PT. Setelah penentuan badan usaha, langkah
selanjutnya adalah mengajukan permohonan Akta Pendirian untuk
pembentukan badan usaha tersebut. Langkah selanjutnya adalah melengkapi
pendaftaran dan perizinan badan usaha seperti Domisili Perusahaan, NPWP,
SITU, SIUP, dan izin usaha lainnya.
Struktur Organisasi
Orang-orang yang terlibat dalam kepengurusan perusahaan dituangkan
dalam struktur organisasi perusahaan. Struktur organisasi terdiri dari nama
orang yang terlibat dalam kepengurusan beserta dengan jabatannya masingmasing. Dalam struktur organisasi ini menggambarkan hubungan kerja antara
orang yang satu dengan lainnya dengan memperhatikan aturan bentuk badan
hukum dan disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan.
Deskripsi Kerja
Tugas dan tanggung jawab dari masing-masing tenaga kerja maupun
pengurus perusahaan dipaparkan dalam bentuk deskripsi kerja. Deskripsi kerja
bagi tenaga kerja dan pengurus perusahaan berbeda-beda sesuai dengan jabatan
maupun bagiannya. Masing-masing orang yang terlibat dalam usaha yang akan
dijalankan memiliki hak, kewajiban, maupun tugas yang harus dipenuhi agar
kegiatan usaha menjadi lebih efektif.
Upah dan Gaji
Gaji dan upah merupakan imbalan atas jasa yang telah dilakukan oleh
seluruh tenaga kerja maupun pengurus perusahaan. Gaji dan upah dari masingmasing orang berbeda sesuai dengan jabatan dan deskripsi kerja yang

15
dibebankan. Imbalan yang diberikan kepada tenaga kerja tetap maupun
pengurus perusahaan disebut sebagai gaji yang dibayarkan sekali dalam
sebulan. Upah merupakan imbalan yang diberikan kepada tenaga kerja tidak
tetap yang dibayarkan sesuai dengan pencapaian kerja yang telah dilakukan.
Gaji yang dibayarkan dapat disesuaikan dengan UMR (upah minimum
regional) yang berlaku dengan ketetapan yang dibuat oleh perusahaan.
6. Manajemen Risiko
Risiko adalah suatu keadaan ketidakpastian tentang suatu keadaan yang
akan terjadinya nantinya berdasarkan keputusan yang diambil pada saat ini
(Fahmi 2010). Sedangkan, manajemen risiko merupakan pendekatan yang
menggunakan ukuran dalam memetakan berbagai masalah secara
komprehensif dan sistematis. Secara umum risiko terdapat dua tipe yaitu risiko
murni (pure risk) dan risiko spekulatif (speculative risk). Bentuk tipe risiko
tersebut sebagai berikut.
a. Risiko murni dapat dikelompok pada tiga tipe risiko, yaitu:
 Risiko aset fisik adalah risiko yang mengakibatkan kerugian pada aset
fisik suatu perusahaan misalnya kebakaran, banjir, gempa bumi, dan lainlain.
 Risiko karyawan merupakan risiko yang diakibatkan oleh karyawan yang
bekerja di perusahaan misalnya kecelakaan kerja saat aktivitas
perusahaan.
 Risiko legal merupakan risiko dalam bidang kontrak yang
mengecewakan misalnya perselisihan dengan perusahaan lain sehingga
mengakibatkan kerugian.
b. Risiko spekulatif terdapat empat tipe risiko, yaitu:
 Risiko pasar ditimbulkan dari luar perusahaan yang berkaitan dengan
harga di pasar.
 Risiko kredit adalah risiko yang terjadi karena counter party tidak
memenuhi kewajiban kepada perusahaan misalnya kredit macet,
persentase piutang meningkat, dan sebagainya.
 Risiko likuidasi merupakan risiko karena tidak mampu memenuhi
kebutuhan kas.
 Risiko operasional merupakan risiko yang disebabkan pada kegiatan
yang tidak berjalan lancar.
Setiap kegiatan dalam lembaga bisnis tentunya mengandung risiko yang
dapat menimbulkan kerugian, sehingga perlu adanya tindakan yang dapat
mengelola risiko. Terdapat empat cara dalam mengelola risiko, yaitu:
a. Memperkecil risiko
Keputusan untuk memperkecil risiko adalah dengan cara tidak
mengambil keputusan diluar pemahaman manajemen perusahaan karena
keputusan tersebut sama artinya dengan melakukan keputusan yang bersifat
spekulatif.
b. Mengalihkan risiko
Cara mengalihkan risiko adalah dengan mengasuransikan bisnis yang
dimiliki, sehingga risiko pindah sebagian ke tempat lain.

16
c. Mengontrol risiko
Keputusan mengontrol risiko dengan cara melakukan kebijakan
antisipasi risiko sebelum risiko itu terjadi.
d. Pendanaan risiko
Menyangkut penyediaan dana sebagai cadangan guna mengantisipasi
timbulnya risiko dikemudian hari.
7. Rencana Keuangan
Cash Flow
Cash Flow (arus kas) adalah suatu laporan keuangan yang berisikan
pengaruh kas dari kegiatan operasi, kegiatan transaksi investasi dan kegiatan
transaksi pembiayaan ataupendanaan serta kenaikan atau penurunan bersih
dalam kas suatu perusahaan selama satu periode. Laporan keuangan ini berupa
ringkasan penerimaan dan pengeluaran kas perusahaan selama periode tertentu.
Laporan arus kas ini memberikan informasi mengenai penerimaan dan
pengeluaran kas perusahaan dari suatu periode tertentu, dengan
mengklasifikasikan transaksi berdasarkan pada kegiatan operasi, investasi, dan
pendanaan. Cash Flow terdiri dari dua aliran arus yaitu sebagai berikut.
a. Cash inflow
Cash inflow adalah arus kas yang terjadi dari kegiatan transaksi
yang melahirkan keuntungan kas (penerimaan kas). Arus kas masuk (cash
inflow) terdiri dari:
 hasil penjualan produk/jasa perusahaan,
 penagihan piutang dari penjualan kredit,
 penjualan aktiva tetap yang ada,
 penerimaan investasi dari pemilik atau saham bila perseroan terbatas,
 pinjaman/hutang dari pihak lain,
 penerimaan sewa dan pendapatan lain.
b. Cash outflow
Cash outflow adalah arus kas yang terjadi dari kegiatan transaksi yang
mengakibatkan beban pengeluaran kas. Arus kas keluar (cash outflow)
terdiri dari:
 pengeluaran biaya bahan baku, tenaga kerja langsung, dan biaya pabrik
lain-lain,
 pengeluaran biaya administrasi umum dan administrasi penjualan,
 pembelian aktiva tetap,
 pembayaran hutang-hutang perusahaan,
 pembayaran kembali investasi dari pemilik perusahaan,
 pembayaran sewa, pajak, deviden, bunga, dan pengeluaran lain-lain.

17
Break Event Point
Perhitungan ini bertujuan untuk melihat berapa unit yang harus dijual
atau berapa uang yang harus dihasilkan oleh perusahaan agar mencapai titik
impas, dalam arti perusahaan tidak mengalami kerugian maupun keuntungan.
Laba Rugi
Laporan laba rugi menggambarkan kinerja perusahaan dalam upaya
mencapai tujuan selama periode tertentu (Nurmalina et al. 2009). Empat jenis
kegiatan dalam sebuah bisnis dirangkum dalam laporan laba rugi ini
mencakup:
a. pendapatan dari penjualan produk barang dan jasa,
b. beban produksi untuk mendapatkan barang atau jasa yang akan dijual,
c. beban yang timbul dalam memasarkan dan mendistribusikan produk atau
jasa pada konsumen serta yang berkaitan dengan beban administratif,
d. beban keuangan dalam menjalankan bisnis, contohnya bunga yang
dibayarkan pada bank atau kreditur, penyusutan, dan lainnya.
Kriteria Investasi
Penentuan kelayakan berdasarkan beberapa kriteria investasi yang terdiri
dari Net Present Value (NPV), Internal Rate Return (IRR), Benefit Cost Ratio
(Net B/C), dan Payback Periode (PP) (Nurmalina et al. 2009).
a. Net Present Value (NPV)
Net Present Value (NPV) merupakan selisih antara total present value
penerimaan (benefit) dengan total present value pengeluaran (cost) atau
jumlah present value dari manfaat bersih tambahan selama umur bisnis.
Suatu bisnis dikatakan layak atau dapa