Teori Belajar Kognitif Piegat

22 berjalan dengan baik jika materi pelajaran atau informasi baru beradaptasi dengan struktur kognitif yang telah dimiliki seseorang. Teori belajar kognitif telah dikembangkan oleh para pakar pendidikan, diantaranya Piaget, Bruner, dan Ausubel dalam Suherman, 2001:164 dinyatakan bahwa: Proses belajar terdiri dari tiga tahapan yaitu, asimilasi, akomodasi, dan equilibrasi. Proses asimilasi adalah penyatuan atau pengintegrasian informasi baru ke struktur kognitif yang sudah ada dalam benak siswa. Proses akomodasi adalah proses penyesuaian struktur kognitif ke dalam situasi yang baru. Proses equilibrasi adalah penyesuaian berkesinambungan antara asimilasi dan akomodasi. Berdasarkan hasil penelitiannya, Piaget dalam Suherman, 2001:166 mengemukakan bahwa ada empat tahap perkembangan kognitif dari setiap individu yang berkembang secara kronologis menurut usia kalender yaitu 1 tahap sensori motor, dari lahir sampai umur sekitar dua tahun, 2 tahap pra operasi, dari sekitar umur dua tahun sampai dengan umur tujuh tahun, 3 tahap operasi konkrit, dari sekitar umur tujuh tahun sampai dengan sekitar umur sebelas tahun, 4 tahap operasi formal, dari sekitar umur sebelas tahun dan seterusnya. Sementara Bruner dalam Suherman, 2001:170 menyatakan bahwa belajar matematika akan lebih berhasil jika proses pembelajaran dirahkan kepada konsep- konsep dan struktur yang terbuat dalam pokok bahasan yang dibelajarkan, disamping hubungan yang terkait antara konsep-konsep dan struktur-struktur. Dengan mengenal konsep dan struktur yang tercakup dalam bahan yang sedang dibicarakan, siswa akan memahami materi yang harus dikuasainya itu. Ini 23 menunjukkan bahwa materi yang mempunyai suatu pola atau struktur tertentu akan lebih mudah dipahami dan diingat siswa. Berdasarkan uraian di atas, keterlibatan siswa secara aktif dalam kegiatan pembelajaran sangat dipentingkan. Untuk menarik minat dan meningkatkan prestasi belajar perlu mengaitkan pengetahuan baru dengan struktur kognitif yang telah dimiliki siswa. Materi pelajaran disusun dengan menggunakan pola atau logika tertentu dari sederhana sampai ke yang kompleks, dan perbedaan individual pada diri siswa perhatikan, karena faktor ini sangat mempengaruhi keberhasilan belajar siswa.

2.1.1.2. Teori Belajar Sosial Vygotsky

Menurut Vigotsky dalam Trianto,2009: 26 bahwa siswa membentuk pengetahuan sebagai hasil dari pemikiran dan kegiatan siswa sendiri melalui bahasa. Selanjtunya Vigotsky berkeyakinan bahwa perkembangan tergantung baik pada faktor biologis yang menentukan fungsi-fungsi lementer memori, atensi, persepsi, dan stimulus respon. Sedangkan faktor sosial sangat penting artinya bagi perkembangan fungsi mental yang lebih tinggi untuk pengembangan konsep, penalaran logis, dan pengambilan keputusan. Teori pembelajaran ini lebih menekankan pada aspek sosial dari pembelajaran. Peranan siswa dalam teori pembelajaran ini adalah siswa diharapkan dapat belajar dengan keras dan menangani tugas-tugas yang belum dipelajari karena tugas-tugas tersebut masih berada dalam jangkauan mereka, yakni daerah tingkat 24 perkembangan sedikit di atas tingkat perkembangan saat ini Zona of proximal development. Siswa harus aktif melaksanakan kegiatan, aktif berfikir, menyusun konsep, dan memberi makna tentang hal-hal yang sedang dipelajari. Sementara peranan guru adalah memberi bantuan kepada anak selama tahap-tahap awal petkembangan dan berangsur-angsur mengurangi bantuan tersebut dan memberikan kesempatan kepada anak untuk mengambil alih tanggung jawab yang semakin besar segera setelah anak dapat melakukannya. Peranan utama guru dalam interaksi pembelajaran adalah pengendalian yang meliputi 1 menumbuhkan kemandirian dengan memberikan kesempatan untuk mengambil keputusan dan bertindak, 2 menunbuhkan kemampuan mengambil keputusan dan bertindak dengan menimgkatkan pengetahuan dan keterampilan siswa, 3 menyediakan sistem dukungan yang memberikan kemudahan belajar agar siswa mempunyai peluang optimal untuk berlatih. Vygotsky lebih menekankan pada peran aspek sosial dalam pengembangan intelektual atau kognitif anak. Vygotsky memandang bahwa kognitif anak berkembang melalui interaksi sosial. Anak mengalami interaksi dengan orang yang lebih tahu. Secara singkat, teori perkembangan sosial berpendapat bahwa interaksi sosial dengan budaya mendahului. Maksudnya dari relasi dengan budaya membuat seorang anak mengalami kesadaran dan perkembangan kognisi. Jadi intinya Vygotsky memusatkan perhatiannya pada hubungan dialektik antara individu dan masyarakat dalam pembentukan pengetahuan.

Dokumen yang terkait

Perbandingan antara model pembelajaran cooperative learning tipe stad dengan pembelajaran konvensional dalam rangka meningkatkan hasil belajar PAI (eksperimen kelas XI SMA Negeri 3 Tangerang)

2 14 159

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe (Student Team Achievement Divisions) STAD Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa SD

1 6 165

Upaya meningkatkan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe Stad (Student Teams Achievement Division) pada pembelajaran IPS kelas IV MI Miftahul Khair Tangerang

0 13 0

PERBEDAAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DAN STAD PADA SISWAKELAS IX TAHUN 2009/2010

0 6 82

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW DAN STAD TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPA DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS VIII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI SE WILAYAH NGAWI TIMUR

0 8 106

PENELITIAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DAN STAD Pengaruh Strategi Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Dan STAD Terhadap Hasil Belajar Matematika Ditinjau Dari Motivasi Belajar Siswa.

0 2 17

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DAN STAD TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA Pengaruh Strategi Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Dan STAD Terhadap Hasil Belajar Matematika Ditinjau Dari Motivasi Belajar Siswa.

0 4 16

penelitian adi wijaya

0 0 7

PENINGKATAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW

0 0 6

PERBEDAAN PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DAN TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA

1 2 13