D. Kerangka Teoritis dan Konseptual
1. Kerangka Teoritis
Kerangka teoritis adalah konsep-konsep yang merupakan abstraksi dari hasil pemikiran atau kerangka acuan yang pada dasarnya bertujuan untuk mengadakan
identifikasi terhadap dimensi-dimensi sosial yang dianggap relevan oleh peneliti.
4
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak. Anak adalah seseorang yang belum berusia 18 delapan
belas tahun, termasuk anak yang masih dalam kandungan. Sedangkan tindak pidana perkkosaan adalah suatu usaha melampiaskan nafsu seksual oleh seseorang
laki-laki terhadap seorang perempuan dengan cara menurut moral dan atau hukum yang berlaku melanggar.
Perlindungan anak sendiri perlu dilaksanakan sejak sedini mungkin, yakni sejak
dari janin dalam kandungan sampai anak berumur 18 delapan belas tahun. Selain itu, perlindungan hukum terhadap anak korban tindak pidana perkosaan juga
dilakukan selama proses peradilan yang dapat dilihat dalam uraian sebagai berikut
5
: a
Sebelum Sidang Pengadilan b
Selama Sidang Pengadilan c
Setelah Sidang Pengadilan
4
Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, Jakarta : Universitas Indonesia, 1986 hlm 125.
5
Hasil wawancara yang dilakukan terhadap Sarupi Kunang selaku Kaur Bin Ops Reskrim Polres Lampung Utara pada tanggal 22 July 2013 pukul 10:00 WIB
Pengertian Perlindungan anak adalah kegiatan yang menjamin dan melindungi anak dan hak-haknya agar dapat hidup, tumbuh, berkembang dan berprestasi
secara optimal sesuai dengan harkat manusia, serta mendapatkan perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi sesuai dengan Undang-Undang No. 23 Tahun
2002 Tentang Perlindungan Anak. Dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2004 Tentang Penghapusan Kekerasan
Dalam Rumah Tangga perlindungan adalah segala upaya yang ditujukan untuk memberikan rasa aman kepada korban yang dilakukan oleh pihak keluarga,
advokat, lembaga sosial, kepolisian, kejaksaan, pengadilan, atau pihak lainnya baik sementara maupun berdasarkan penetapan pengadilan. Sedangkan
perlindungan yang tertuang dalam PP No. 2 Tahun 2002 adalah suatu bentuk pelayanan yang wajib dilaksanakan oleh aparat penegak hukum atau aparat
keamanan untuk memberikan rasa aman baik fisik maupun mental, kepada korban dan saksi, dari ancaman, gangguan, teror, dan kekerasan dari pihak
manapun, yang diberikan pada tahap penyelidikan, penyidikan, penuntutan, dan atau pemeriksaan di sidang pengadilan.
Perlindungan terhadap korban tindak pidana perkosaan harus diperhatikan karena
mereka sangat peka terhadap berbagai macam ancaman gangguan mental, fisik, dan sosial. Selain itu, kerap kali mereka tidak mempunyai kemampuan untuk
memelihara, membela serta mempertahankan dirinya.
6
Menjawab permasalah mengenai faktor penghambat upaya perlindungan hukum maka dapat menggunakan teori mengenai faktor-faktor yang berpengaruh
6
Arif Gosita, Bunga Rampai Viktimisasi, Bandung, PT. Eresco, 1995 hlm 136.
terhadap penegakan hukum. Faktor-faktor yang mempengaruhi perlindungan hukum dalam penegakan hukum adalah sebagai berikut
7
: a.
Faktor hukumnya sendiri Undang-Undang b.
Faktor penegak hukum, yakni pihak-pihak yang membentuk maupun yang menerapkan hukum
c. Faktor sarana atau fasilitas yang mendukung perlindungan hukum.
d. Faktor masyarakat, yakni lingkungan dimana hukum tersebut berlaku atau
diterapkan e.
Faktor kebudayaan. Kelima faktor tesebut saling berkaitan erat karena merupakan esensi dari
penegakan hukum dalam perlindungan hukum, serta juga merupakan tolak ukur daripada efektfitas penegakan hukum. Dengan demikian, maka kelima faktor
tersebut diatas sangat tepat digunakan sebagai faktor yang mempengaruhi penegakan hukum dalam perlindungan hukum terhadap korban tindak pidana
perkosaan.
2. Konseptual
Kerangka konseptual adalah kerangka yang menggambarkan hubungan antara
konsep-konsep khusus yang akan diteliti, baik dalam penelitian hukum normatif maupun empiris.
8
Untuk mempertajam dan merumuskan suatu definisi sesuai dengan konsep judul maka perlu adanya suatu definisi yang untuk dijelaskan
dalam penulisan ini, yaitu:
7
Soerjono Soekanto, Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penegakan Hukum, Bandung : Rajawali 1983 hlm 6.
8
Ibid. hlm. 24