seperti pencernaan, pernapasan, asimilasi dan pertumbuhan. Air juga memberikan fasilitas untuk masuknya oksigen ke dalam biji. Dinding sel yang kering hampir
tidak permeabel untuk gas, tetapi jika dinding sel diimbibisi oleh air, maka gas akan masuk ke dalam sel secara difusi. Penyaluran oksigen pada sel-sel hidup
meningkat yang dapat memungkinkan pernapasan lebih aktif. Karbondioksida yang dihasilkan oleh pernapasan tersebut lebih mudah berdifusi keluar.
2.5 Pengakaran Pada Kedelai
Hasil penelitian Azriati, E., Asmeliza dan Yurmita, N. 2003 menunjukkan
bahwa p emberian NAA 0,5 μM dapat meningkatkan pembentukan akar sebanyak
25 . Selanjutnya pada pemberian NAA 1 μM menunjukkan persentase
pembentukan akar sebanyak 20 dan p emberian NAA 1,5 μM menunjukkan
persentase pembentukan akar sebanyak 5 . Sedangkan pada perlakuan tanpa NAA, eksplan kedelai dapat membentuk akar 10. Akar yang terbentuk tanpa
pemberian NAA diduga karena auksin endogen didalam eksplan relatif mampu merangsang pembentukan akar. Peningkatan konsentrasi NAA cenderung akan
menghambat pembentukan akar. Tanpa pemberian zat tumbuh, tanaman mempunyai hormon pertumbuhan yang
membantu pertumbuhannya seperti auksin, sitokinin, giberelin dan asam absisat. Dengan demikian, pertumbuhan tanaman secara alami dikendalikan oleh hormon
endogen dan hormon tersebut terdapat pada tanaman dalam jumlah yang kecil. Pemberian senyawa-senyawa sintetik tersebut akan merubah keseimbangan
hormon dalam tanaman sehingga memberikan suatu respon tertentu Sofia, 2007.
III. BAHAN DAN METODE
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Tanaman Fakultas Pertanian Universitas Lampung, dimulai dari Maret sampai dengan Mei 2013.
3.2 Bahan dan Alat
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini antaralain benih kedelai varietas Detam 1, Detam 2, Burangrang, dan Panderman, HCl, bayclin, deterjen,
air suling, spirtus, gula pasir, agar-agar, air steril, KOH 1 N, HCl 1 N, larutan stok penyusun media dasar MS Murashige and Skoog, zat pengatur tumbuh dari
golongan sitokinin yaitu BA dan zat pengatur tumbuh dari golongan auksin yaitu NAA.
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini antaralain botol kultur, pinset,
skapel nomor 3, blade pisau nomor 15, cawan petri petri dish, bunsen burner, korek api gas, laminar air flow, erlenmeyer, labu takar, gelas ukur, gelas piala,
botol tera, desikator, vaselin, plastik wrap, kertas wrap, sarung tangan, masker, plastik bening, timbangan elektrik, autoklaf steril, autoklaf Bedenburg, bak air,
ember, kereta dorong, keranjang plastik, pH-meter, pipet tetes, pipet volumetrik,
handsprayer, magnetic stirer, dirigen, kompor gas, gunting, kertas alas menimbang, karet gelang, tisu, kapas, kamera, dan alat tulis.
3.3 Metode Penelitian