Konsep Perubahan Sosial Konsep-Konsep Realitas Sosial

perilaku yang oleh sejumlah besar orang dianggap sebagai hal yang tercela dan di luar batas toleransi. c. Pengendalian Sosial Pengendalian sosial atau disebut pula “pengawasan sosial” yaitu segenap cara dan proses yang ditempuh oleh masyarakat sehingga para anggotanya dapat bertindak sesuai dengan harapan masyarakat itu sendiri. Sikap dan perilaku tiap individu bisa diselaraskan dengan sikap sosial atau kesepakatan yang ada dalam masyarakat. Negara atau bangsa sudah pasti memiliki kebijakan atau aturan. Aturan tersebut dibuat oleh institusi yang berwenang. Institusi yang berwenang adalah Pemerintah. Pemerintahan terdiri atas Eksekutif, Yudikatif, dan Legislatif. Ketiga elemen ini yang menjadi sumber utama bergeraknya suatu roda bangsa. Jika salah satu saja dari ketiga elemen ini rusak, rusaklah seluruh bangsa. Bayangkan jika ketiga institusi ini rusak, sangatlah tidak berguna adanya pemerintahan dalam suatu bangsa atau negara.

3.4. Konsep Perubahan Sosial

Semua konsep yang kita perlukan apabila kita ingin menganalisis proses-proses dinamika serta perubahan masyarakat dan kebudayaan antara lain internalisasi internalization, sosialisasi socialization, dan enkulturasi enculturation, difusi diffusion, akulturasi acculturation, asimilasi assimilation, pembaruan atau inovasi inovation, dan penemuan baru discovery atau invention. a. Internalisasi, adalah proses panjang sejak seorang individu dilahirkan sampai ia hampir meninggal. Dalam proses ini, ia belajar menanamkan segala perasaan, hasrat, nafsu, dan emosi yang diperlukan selama hidup dalam kepribadiannya. b. Sosialisasi, adalah proses seorang individu dari masa anak-anak sampai masa tuanya untuk mempelajari pola-pola tindakan dan berinteraksi dengan berbagai macam individu di sekelilingnya, dalam menempati posisi dan peranan sosial di masyarakat. c. Enkulturasi, adalah proses seorang individu mempelajari dan menyesuaikan pikiran serta sikapnya dengan adat istiadat, sistem norma, dan peraturan-peraturan yang hidup dalam kebudayaannya. Proses ini sudah dimulai sejak kecil di dalam lingkungan keluarga dan teman sepermainan atau di sekolah. Seringkali ia belajar dengan meniru berbagai tindakan, kemudian dari tindakan tersebut diinternalisasikan dalam kepribadiannya. Dengan berkali- kali meniru, tindakannya menjadi suatu pola yang mantap dan norma yang mengatur tindakannya dibudayakan. d. Difusi, adalah proses penyebaran unsur-unsur kebudayaan dan sejarah ke seluruh dunia bersamaan dengan penyebaran dan migrasi kelompok-kelompok manusia di muka bumi. e. Akulturasi, adalah proses sosial yang timbul apabila bertemu suatu kebudayaan tertentu dengan unsur-unsur dari suatu kebudayaan asing sehingga unsur-unsur kebudayaan asing itu lambat laun diterima dan diolah ke dalam kebudayaan itu sendiri tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian budaya tersebut. f. Asimilasi, adalah proses perpaduan dua kebudayaan. Proses ini dapat terjadi apabila ada hal-hal seperti: 1. golongan-golongan manusia dengan latar belakang kebudayaan yang berbeda-beda; 2. saling bergaul langsung secara intensif untuk waktu yang lama; 3. kebudayaan-kebudayaan golongan-golongan tadi masing-masing berubah sifatnya yang khas, dan juga unsur-unsurnya berubah wujudnya menjadi unsur-unsur kebudayaan campuran. g. Inovasi atau penemuan, adalah suatu proses pembaruan dari penggunaan sumber- sumber alam, energi, dan modal, pengaturan baru dari tenaga kerja dan penggunaan teknologi baru yang semua akan menyebabkan adanya sistem produksi, dan dibuatnya produk-produk yang baru. Inovasi biasanya berkaitan dengan pembaruan kebudayaan yang khusus mengenai unsur teknologi dan ekonomi.

D. Hubungan Masyarakat dan Lingkungan