Dalam organisasi sosial atau kelompok sosial, juga dikenal adanya lembaga sosial. Di dalam sosiologi yang dimaksud dengan lembaga sosial institusi sosial adalah suatu sistem
yang menunjukkan bahwa peranan sosial dan norma-norma saling berkaitan yang telah disusun guna mencapai suatu tujuan atau kegiatan dan oleh masyarakat dianggap penting.
Jadi, lembaga adalah proses-proses yang tersusun untuk melaksanakan berbagai kegiatan tertentu, misalnya lembaga agama. Lembaga agama tersebut bukan sekelompok orang,
melainkan suatu sistem gagasan, kepercayaan, praktik, dan hubungan. Lembaga sekolah bukan sekelompok siswa, melainkan mendidik para anggota suatu kelompok dan
melestarikan warisan budaya dalam kehidupan
suatu masyarakat. Lembaga perkawinan berfungsi kontrol terhadap pola relasi seks dan melahirkan generasi baru.
3.3. Dinamika Sosial
Secara umum, tidak ada masyarakat yang bersifat statis tetap. Dihadapkan pada salah satu kebutuhan primer saja, misalnya kebutuhan untuk makan, maka manusia harus
bekerja. Dinamika sosial merupakan telaah terhadap adanya perubahan-perubahan dalam realitas sosial yang saling berhubungan satu dengan lainnya. Beberapa konsep yang
berhubungan dengan dinamika sosial adalah sebagai berikut.
a. Mobilitas Sosial
Mobilitas sosial atau gerak sosial didefinisikan sebagai perpindahan orang atau kelompok dari strata sosial ke strata yang lain dan dari satu lapisan ke lapisan sosial lain. Dengan kata
lain, seseorang mengalami perubahan kedudukan status sosial dari suatu lapisan ke lapisan lain, baik menjadi lebih tinggi atau menjadi lebih rendah dari sebelumnya atau hanya
berpindah peran tanpa mengalami perubahan kedudukan. Dengan demikian, perpindahan ini memiliki dua arah, yaitu ke arah atas upward mobility dan ke arah bawah downward
mobility.
b. Penyimpangan Sosial
Baik dalam proses maupun hasil dari perubahan, tidak selamanya sesuai dengan hal yang diinginkan masyarakat atau terjadi penyimpangan. Penyimpangan sosial merupakan
perilaku yang oleh sejumlah besar orang dianggap sebagai hal yang tercela dan di luar batas toleransi.
c. Pengendalian Sosial
Pengendalian sosial atau disebut pula “pengawasan sosial” yaitu segenap cara dan proses yang ditempuh oleh masyarakat sehingga para anggotanya dapat bertindak sesuai dengan
harapan masyarakat itu sendiri. Sikap dan perilaku tiap individu bisa diselaraskan dengan sikap sosial atau kesepakatan yang ada dalam masyarakat.
Negara atau bangsa sudah pasti memiliki kebijakan atau aturan. Aturan tersebut dibuat oleh institusi yang berwenang. Institusi yang berwenang adalah Pemerintah. Pemerintahan terdiri
atas Eksekutif, Yudikatif, dan Legislatif. Ketiga elemen ini yang menjadi sumber utama bergeraknya suatu roda bangsa. Jika salah satu saja dari ketiga elemen ini rusak, rusaklah
seluruh bangsa. Bayangkan jika ketiga institusi ini rusak, sangatlah tidak berguna adanya pemerintahan dalam suatu bangsa atau negara.
3.4. Konsep Perubahan Sosial