66
mendengarkannya melalui headset. Fungsi guru adalah mendampingi siswa jika terdapat hal yang belum dimengerti dari
penjelasan yang terdapat pada multimedia.
3.3.2.6 Evaluate and Review Mengevaluasi dan Merevisi
Evaluasi dan merevisi dilakukan untuk melihat seberapa jauh pembelajaran efektif dalam pencapaian kompetensi yang telah
direncanakan. Jika kompetensi belum tercapai maka perlu dilakukan revisi terhadap perencanaan pembelajaran.
Evaluasi pembelajaran dilakukan melalui dua macam tes, yaitu tes tertulis dan evaluasi unjuk kerja. Karena materi pembelajaran ini
bersifat praktik sehingga diperlukan evaluasi unjuk kerja untuk melihat kemampuan siswa dalam menguasai menggambar dengan
software AutoCAD.
Bentuk perencanaan pembelajaran diterjemahkan dalam silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran RPP, dilengkapi dengan analisis
Kompetensi Dasar. Rincian dari silabus dapat dilihat pada Lampiran 4, sedangkan RPP dan analisis Kompetensi Dasar dapat dilihat pada
Lampiran 5 dan 6.
3.3.3 Desain Produk Awal
Langkah pengembangan desain produk awal terdiri dari beberapa langkah persiapan yang diuraikan sebagai berikut :
67
3.3.3.1 Analisis Bentuk Media
Analisis bentuk media menggunakan instrumen angket dan wawancara langsung, yang isinya adalah daftar kebutuhan bentuk
media pembelajaran yang diperlukan oleh guru pengampu mata diklat dan siswa sebagai pengguna produk media, rincian kisi-kisi
dan instrument analisis kebutuhan bentuk media dapat dilihat pada Lampiran 2 dan 3.
Hasil dari daftar kebutuhan bentuk media tersebut yang dijadikan acuan dalam pembuatan media, agar produk media yang dihasilkan
tepat sasaran dan bermanfaat dalam pembelajaran. Selain itu dengan me-review produk-produk yang serupa yang telah beredar
dipasaran, agar produk yang dikembangkan layak digunakan pada pembelajaran.
3.3.3.2 Membuat Garis Besar Isi Program Media GBIPM
GBIPM berisi identifikasi program, yang merupakan petunjuk yang dijadikan pedoman bagi penulis naskah dalam pembuatan
naskah program media. GBIPM mengacu pada tujuan dan materi yang akan dikembangkan. Rencana GBIPM dapat dilihat pada
Lampiran 7.
3.3.3.3 Membuat Flowchart
Sebelum diwujudkan dalam diagram alir atau flowchart, terlebih dahulu direncanakan structurchart yang berisi garis besar menu
yang akan diterapkan pada bahan ajar multimedia interaktif,
68
rincian structurchart dapat dilihat pada Lampiran 8. Selanjutnya dibuatlah flowchart.
Flowchart adalah diagram yang memberikan gambaran alir dari suatu scene tampilan ke scene lainnya. Dibuat mulai dari
pembuka start, isi sampai keluar program exitquit, skenario media yang akan dikembangkan secara jelas
tergambar pada flowchart. Rencana flowchart dapat dilihat pada Lampiran 9.
3.3.3.4 Membuat Story Board
Merupakan gambaran dari cerita yang akan dibuat, maka dibuat mudah agar dimengerti oleh semua pihak. Merupakan rangkaian
gambar manual yang dibuat secara keseluruhan sehingga menggambarkan suatu cerita. Merupakan deskripsi dari setiap
scene yang secara jelas menggambarkan obyek multimedia serta perilakunya.
Storyboard ini akan memuat: 1 sketsa atau gambaran layar, halaman atau frame 2 warna, penempatan dan ukuran grafik,
3 teks asli pada halaman atau layar , 4 warna, ukuran dan tipe font, 5 narasi, 6 animasi , 7 video, dan 8 audio.
Rincian rencana storyboard dapat dilihat pada Lampiran 10.
69
3.3.3.5 Mengumpulkan Bahan
Bahan-bahan yang perlu disiapkan diantaranya literatur- literatur yang berkaitan dengan Kompetensi Dasar berupa teks
presentasi, video, rekaman suara, animasi, dan gambar- gambar.
Program utama yang digunakan dalam pengembangan multimedia interaktif dalam penelitian ini adalah Lectora.
Lectora Inspire telah terintegrasi dengan berbagai tool yang dibutuhkan untuk membuat konten multimedia yang bersifat
interaktif dengan sangat mudah dan cepat karena dibundling dengan Camtasia®, Snaglt®, Flypaper™.
Gambar 3.2. Tampilan Camtasia Studio
Camtasia digunakan untuk merekam pergerakan monitor mengolah video serta sebagai pengolah audio, tampilannya
seperti pada Gambar 3.2.
70
Gambar 3.3. Tampilan SnagIt
Snagit merupakan perlengkapan untuk memudahkan menangkap tampilan layar dan menyuntingnya, dengan kata lain pengganti dari
“ Print Screen”, tampilannya seperti pada Gambar 3.3.
Gambar 3.4. Tampilan Flypaper
Aplikasi lainnya yaitu Flypaper seperti pada Gambar 3.4 adalah software yang memiliki kemampuan untuk membuat slide show
presentasi dan animasi flash dalam satu aksi.
71
Gambar 3.5 merupakan tampilan menu publish atau menu untuk mencetak produk. Terdapat beberapa pilihan mencetak produk
yaitu publish untuk single file, publish untuk bentuk CD, publish HTML, dan lain-lain. Pada penelitian ini publish yang digunakan
adalah publish dalam bentuk Compact Disk.
Gambar 3.5. Tampilan Menu Publish
Pada pengembangan multimedia interaktif ini untuk pembuatan video menggunakan aplikasi Camtasia Studio, untuk pembuatan
presentasi materi menggunakan Ms.Power Point, untuk merangkai semua menjadi aplikasi multimedia yang menarik menggunakan
Lectora.
3.3.3.6 Pembuatan Program
Tahap ini merupakan rangkaian semua bahan-bahan yang telah dikumpulkan pada langkah-langkah sebelumnya sesuai
dengan GBIPM, flowchart dan storyboard. Hasil pembuatan
72
program ini merupakan sebuah prototype produk multimedia interaktif, yang siap untuk diujicobakan dan dilakukan
perbaikan pada uji coba tahap 1.
3.3.4 Uji Coba Produk Tahap I
Pada langkah uji coba produk tahap pertama ini, terdapat dua 2 kegiatan inti yang dilakukan, yaitu evaluasi produk oleh ahli, dan uji
coba terbatas siswa. Uji coba ini dilakukan untuk menganalisis kendala yang terjadi, dan hasilnya dijadikan dasar untuk mengurangi
kendala tersebut pada saat penerapan model berikutnya. Selain langkah evaluasi juga merupakan langkah yang melibatkan siswa
untuk menilai produk hasil pengembangan.
Uji ahli dilakukan oleh beberapa ahli yang berkualifikasi akademik minimal S2, yaitu 1 ahli desain pembelajaran untuk
menilai kriteria pembelajaran instructional criteria, 2 ahli materi bidang teknik sipilarsitektur material review, dan 3
ahli multimedia untuk menilai kriteria penampilan presentation criteria.
Uji ahli dilakukan menggunakan instrumen observasi, data hasil observasi dapat berupa masukan, tanggapan, kritik, dan saran
perbaikan produk yang dituangkan dalam lembar obsevasi, maupun diskusi bersama. Kisi-kisi dan instrument dapat dilihat pada
Lampiran 11 dan 12.
73
Untuk uji terbatas terbatas dilakukan dua 2 tahap, yaitu uji coba satu lawan satu dan uji coba kelompok kecil. Subyek yang dipakai
adalah siswa kelas XI SMK Negeri 3 Kotabumi dan SMK Negeri 2 Bandar Lampung sebanyak 6 orang untuk uji satu lawan satu dan 12
orang untuk pengujian kelompok kecil, yang dipilih mewakili kelompok nilai tinggi, sedang dan rendah. Uji coba ini menggunakan
instrument angket, yang berisi penilaian produk pengembangan media. Selain itu, pada angket ini pula responden diberi ruang untuk
memberikan saran dan kritik bagi pengembangan media agar apa yang dikembangkan memenuhi kriteria produk yang baik. Penilaian
pada tahap ini meliputi hal-hal sebagai berikut: a.
Kemudahan mengoperasikan multimedia pembelajaran interaktif,
b. Keserasian tampilan multimedia pembelajaran interaktif
c. Kemudahan responden dalam memahami materi
pembelajaran
Rincian kisi-kisi dan instrumen untuk uji coba satu lawan satu dan kelompok kecil dapat dilihat pada Lampiran 13 dan 14.
3.3.5 Revisi Produk Operasional
Revisi produk dilakukan dengan menganalisis kekurangan yang ditemui, kemudian segera melakukan perbaikan terhadap produk.
Revisi produk operasional dilakukan setelah data-data hasil analisis uji coba tahap I telah didapatkan, dari data tersebut dapat dilihat
74
hasil sementara penggunaan media. Selain dari data uji coba tahap II, juga dilakukan diskusi bersama teman sejawat serta meminta
tanggapan dan masukan dari media yang dikembangkan. Hasil diskusi tersebut dapat digunakan untuk menyempurnakan produk
media yang dikembangkan.
3.3.6 Uji Coba Produk Tahap II
Pada tahap ini, peneliti kembali mengujicobakan produk dengan sasaran yang lebih luas, dilakukan di dua sekolah yaitu SMKN
3 Kotabumi dan SMKN 2 Bandar Lampung. Tujuan dari tahapan penelitian ini adalah menentukan apakah produk yang
dikembangkan telah menunjukkan performansi sebagaimana kriteria yang telah ditetapkan atau tidak. Terdiri dari uji coba
efektifitas, efisiensi dan daya tarik. Kisi-kisi dan instrumen untuk daya tarik dapat dilihat pada
Lampiran 15 dan 16, sedangkan instrumen untuk pengujian efektifitas dapat dilihat pada Lampiran 17.
3.3.7 Produk
Produk yang yang didapatkan adalah hasil akhir yang telah melewati uji tahap II, yang menyatakan bahwa produk siap digunakan
3.4 Subjek Uji Coba Pengembangan
Subjek uji coba pada penelitian ini adalah siswa SMK Kelas XI Jurusan Teknik Gambar Bangunan, terdiri dari 4 empat kelas yaitu 2 dua kelas
75
siswa SMK Negeri 3 Kotabumi dan 2 dua kelas siswa SMK Negeri 2 Bandar Lampung.
Dalam menentukan subjek uji coba pada masing-masing tahapan penelitian, mengacu pada prosedur penelitian pengembangan, sehingga
ditetapkan sesuai dengan kebutuhan pada masing-masing tahapan penelitian.
3.4.1 Subjek Uji Coba Analisis Kebutuhan
Subjek Uji Coba dalam menentukan analisis kebutuhan yaitu siswa SMK kelas XI Jurusan Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 3
Kotabumi yang berjumlah 50 orang. Seluruh siswa diberikan pertanyaan-pertanyaan dalam bentuk angket untuk mengetahui
seberapa besar kebutuhan siswa terhadap produk multimedia ini.
3.4.2 Validasi Ahli
Penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan multimedia interaktif materi menggambar dengan perangkat
lunak software. Validasi ahli expert judgement ditetapkan menggunakan teknik purposive sampling, yaitu oleh ahli desain
pembelajaran, ahli materi teknik sipilarsitektur, dan untuk ahli multimedia.
3.4.3 Subjek Uji Coba Terbatas
Pada tahapan uji coba terbatas ini dilakukan dua tahap, yaitu uji coba satu lawan satu dan uji coba kelompok kecil. Untuk uji
76
coba satu lawan satu, subjek uji cobanya adalah enam 6 orang responden yaitu masing-masing tiga 3 orang siswa kelas XI
SMK Negeri 3 Kotabumi dan SMK Negeri 2 Bandar Lampung. Sedangkan untuk uji coba kelompok kecil subjek uji coba
berjumlah 12 orang yaitu masing-masing 6 orang dari SMKN 3 Kotabumi dan SMK Negeri 2 Bandar Lampung.
3.4.4 Subjek Uji Coba Kelompok Besar
Uji coba kelompok besar merupakan uji eksperimen apakah produk multimedia interaktif hasil penelitian pengembangan ini
dapat menunjukkan performansi yang baik atau tidak. Dilakukan di 2 dua sekolah yang menjadi subjek uji coba
dalam penelitian pengembangan ini, yaitu di SMK Negeri 3 Kotabumi dan SMK Negeri 2 Bandar Lampung. Dengan
mengambil kelas yang belum dijadikan sebagai kelas uji coba satu lawan satu dan uji coba kelompok kecil.
3.4.5 Subjek Uji Coba Efektifitas dan Efisiensi
Uji coba efektifitas dan efisiensi dilakukan di SMK N 3 Kotabumi, yang terdiri dari 2 dua kelas siswa kelas XI
Jurusan Teknik Gambar Bangunan. Dengan memberikan perlakuan pembelajaran menggunakan multimedia interaktif.