Education, di Amerika dengan nama CTL Contextual Teaching Learning in Mathematics. Gagasan RME muncul sebagai jawaban
terhadap adanya gerakan matematika modern di Amerika Serikat dan praktek pembelajaran matematika yang terlalu mekanistik di Belanda.
5. Model Pengajaran Langsung. Muhammad Nur 2000: 12 menyebutkan bahwa pembelajaran langsung
khusus dirancang untuk mengembangkan belajar siswa tentang pengetahuan prosedural dan pengetahuan deklaratif, yang dapat diajarkan
dengan pola selangkah demi selangkah. Lebih lanjut disebutkan pula, pengetahuan deklaratif yang dapat diungkapkan dengan kata-kata adalah
pengetahuan tentang sesuatu , sedangkan pengetahuan prosedural adalah pengetahuan tentang bagaimana melakukan sesuatu.
2.4 Model Pembelajaran Kooperatif
Model pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang mengutamakan adanya kelompok-kelompok. Setiap siswa yang ada dalam
kelompok mempunyai tingkat kemampuan yang berbeda-beda tinggi, sedang dan rendah dan jika memungkinkan anggota kelompok berasal dari ras,
budaya, suku yang berbeda serta memperhatikan kesetaraan gender. Model pembelajaran kooperatif mengutamakan kerja sama dalam
menyelesaikan permasalahan
untuk menerapkan
pengetahuan dan
keterampilan dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Menurut Sugandi 2002:14 Pembelajaran kooperatif lebih dari sekedar
belajar kelompok karena dalam belajar kooperatif ada tugas yang bersifat kooperatif sehingga memungkinkan terjadinya interaksi secara terbuka dan
hubungan yang bersifat saling ketergantungan efektif diantara anggota.
Rosalin, 2008:111 mengatakan bahwa pembelajaran kooperatif sesuai dengan fitrah manusia sebagai makhluk sosial yang penuh ketergantungan
dengan orang lain, mempunyai tujuan dan tanggung jawab bersama, pemberian tugas, dan rasa senasib. Dengan dilatih dan dibiasakan
memanfaatkan kenyataan itu, belajar berkelompok secara kooperatif, siswa dilatih dan dibiasakan untuk saling berbagi sharing pengetahuan,
pengalaman, tugas dan tanggung jawab.
Senada dengan pendapat di atas Anita Lie dalam Cooperative Learning 2007 menyatakan model pembelajaran kooperatif merupakan suatu model
pembelajaran yang mengutamakan adanya kelompok-kelompok serta di dalamnya menekankan kerjasama. Tujuan model pembelajaran kooperatif
adalah hasil belajar akademik siswa meningkat dan siswa dapat menerima berbagai keragaman dari temannya serta mengembangkan keterampilan
sosial.
Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa pembelajaran kooperatif merupakan salah satu pendekatan pembelajaran
yang dapat diterapkan guru di sekolah sesuai dengan tuntutan materi pelajaran yang mengandung unsur kerjasama antara siswa dalam melakukan
kerja kelompok dan siswa dilatih serta dibiasakan untuk saling berbagi pengetahuan, pengalaman, tugas serta tanggungjawab, sehingga timbul rasa
saling ketergantungan positif diantara sesama siswa.
Unsur-unsur dasar cooperative learning menurut Ibrahim dalam Miyandari, 2005:12 adalah sebagai berikut:
Siswa dalam kelompoknya haruslah beranggapan bahwa mereka “sehidup
sepenanggungan bersama”
Siswa bertanggung jawab atas segala sesuatu di dalam kelompoknya, seperti milik mereka sendiri
Siswa harus melihat bahwa semua anggota di dalam kelompoknya
memiliki tujuan yang yang sama
Siswa haruslah membagi tugas dan tanggung jawab yang sama diantara anggota kelompoknya
Siswa akan dikenakan evaluasi atau diberikan hadiahpenghargaan yang
juga akan dikenakan untuk semua anggota kelompok
Siswa berbagi kepemimpinan dan mereka membutuhkan keterampilan untuk belajar bersama selama proses belajarnya
Siswa akan diminta mempertanggungjawabkan secara individual materi
yang ditangani dalam kelompok kooperatif
Pembelajaran yang menggunakan model kooperatif menurut Ibrahim dalam Miyandari, 2005:13 dapat memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
Siswa bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk menuntaskan
materi belajarnya
Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang dan rendah
Apabila mungkin, anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku, jenis
kelamin berbeda-beda
Penghargaan lebih berorientasi kelompok daripada individu.
Proses pembelajaran kooperatif menggunakan 6 langkah atau tahapan yang pelaksanaannya bervariasi tergantung pada pendekatan atau model yang
digunakan. Enam langkah tersebut terangkum dalam tabel di bawah ini :
Tabel 2.1 Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif Fase
Tindakan Guru
Fase 1 Menyampaikan
tujuan dan
memotivasi siswa Fase 2
Menyampaikan informasi Fase 3
Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar
Fase 4 Membimbing kelompok bekerja dan
belajar Fase 5
Evaluasi Fase 6
Memberikan Penghargaan Guru menyampaikan semua tujuan
pelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi
siswa belajar Guru menyajikan informasi kepada
siswa dengan jalan demonstrasi atau lewat bahan bacaan
Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana
caranya membentuk
kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agar melakukan
transisi secara efisien Guru
membimbing kelompok-
kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas mereka
Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari
atau
masing-masing kelompok
mempresentasikan hasil kerjanya Guru
mencari cara-cara
untuk menghargai baik upaya maupun
hasil belajar individu dan kelompok
Sumber: Ibrahim dalam Miyandari, 2005:13 Ada bermacam-macam model pembelajaran kooperatif menurut Arends,
Abdurrahman dan Bintoro dalam Nurhadi dkk, 2004:64 yaitu, Model STAD Student Teams Achievement Divisions, Model Jigsaw, Model GI
Group Investigation dan Model Struktural.
2.5 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw