Asal-Usul Dan Makna Perayaan Perahu Naga Bagi Masyarakat Tionghoa

(1)

i

ASAL-USUL DAN MAKNA PERAYAAN PERAHU NAGA BAGI

MASYARAKAT TIONGHOA

印尼华人端午节龙舟的来源与意义

Yìnní huárén du

ānw

ǔ

jié lóngzhōu de láiyuán y

ǔ

yìy

ì

SKRIPSI

OLEH

RENI EVAULINA SIHALOHO

080710002

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU BUDAYA

SASTRA CINA


(2)

ii

ASAL-USUL DAN MAKNA PERAYAAN PERAHU NAGABAGI MASYARAKAT TIONGHOA

印尼华人端午节龙舟的来源与意义

Yìnní huárén duānwǔjié lóngzhōu de láiyuán yǔ yìyì

Skripksi ini diajukan kepada Panitia Ujian Program Studi Sastra Cina Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara Medan untuk melengkapi salah satu syarat Ujian Sarjana dalam bidang ilmu Sastra Cina.

Oleh:

RENI EVAULINA SIHALOHO 080710002

PEMBIMBING I PEMBIMBING II

Dra.Nur Cahaya Bangun, M.Si Niza Ayuningtias, S.S.,MTCSOL

PROGRAM STUDI SASTRA CINA FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(3)

iii

Disetujui Oleh:

Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara Medan

Program Studi S-1 Sastra Cina Ketua,

NIP. 19630109 198803 2 001 Dr.T.Thyrhaya Zein, M.A.


(4)

i

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan pada suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh Negara lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. Apabila pernyataan yang saya buat ini tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi berupa pembatalan gelar sarjana yang saya peroleh.

Medan, Februari 2015


(5)

ii

ABSTRACT

Judul skripsi ini adalah "Asal-Usul Dan Makna Perayaan Perahu Naga Bagi Masyarakat Tionghoa”. Tujuan dari penulisan skripsi ini adalah untuk mengetahui asal-asul perayaan perahu naga dan juga makna perayaan perahu naga bagi masyarakat Tionghoa. Metode yang digunakan peneliti dalam penulisan skripsi ini adalah metode penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Teori yang digunakan dalam tulisan ini adalah teori Historycal. Alasan peneliti mengambil judul ini karena perayaan perahu naga bukan hanya sekedar perayaan tahunan saja tetapi juga mempunyai makna dan arti yang khusus bagi masyarakat Tionghoa itu sendiri yaitu dengan melakukan perayaan perahu naga yang di tujukan untuk mengenang seorang menteri yang bernama Qu Yuan.


(6)

iii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat-Nya yang telah memberikan kesehatan dan kekuatan kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi iniyang berjudul “Asal-Usul Dan Makna Perayaan Perahu Naga Bagi Masyarakat Tionghoa” sebagai salah satu syarat kelulusan dalam menyelesaikan studi Sastra Cina, Universitas Sumatera Utara untuk memperoleh gelar Sarjana Sastra.

Dalam penulisan skripsi ini penulis menyadari bahwa skripsi yang penulis sajikan ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang mebangun demi kesempurnaan skripsi ini. Akhirnya penulis mengharapkan agar nantinya skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak di kemudian hari, khususnya diri pribadi.

Dengan segala kerendahan hati, penulis juga mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Dr. Syahron Lubis, M.A. selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya

Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dr. T. Thyrhaya Zein, M.A, selaku Ketua Program Studi Sastra

Cina Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dra. Nur Cahaya Bangun, M.Si, selaku Sekretaris Program Studi

Sastra Cina Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara sekaligus Dosen Pembimbing I, dan orang tua penulis yang selama


(7)

iv

masa studi saya di Sastra Cina telah memberikan bimbingan, pengarahan, nasehat, dan motivasi dalam penyusunan skripsi ini.

4. IbuYang Yang, M.A atau 杨杨老师, selaku Dosen Pembimbing II yang

telah memberi arahan serta dengan tabah dan ikhlas membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi yang menggunakan bahasa mandarin

5. Bapak Peng Pai, M.A atau澎湃老师, selaku Dosen pengajar yang telah

memberikan ilmunya dan telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi yang menggunakan bahasa mandarin.

6. Kepada Niza Ayuningtias, S.S. MTCSOL selaku Dosen Pembimbing II

yang juga banyak memberi bimbingan, pengarahan, masukan, kritik dan motivasi kepada penulis selama berlangsungnya proses penyusunan skripsi ini.

7. Bapak dan Ibu Staf pengajar Program Studi Sastra Cina Fakultas

Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara yang telah banyak memberikan bimbingan dan pengajaran selama penulis mengikuti perkuliahan.

8. Seluruh narasumber yang telah membantu penulis dalam proses

penelitian sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

9. Ayahanda dan Ibunda tercinta,yang banyak memberikan pertolongan


(8)

v

10. Kepada seluruh teman-teman mahasiswa Stambuk 2008 di Program

Studi Sastra Cina Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.Lasma Darnica J. Hutabarat, Dedi, Roney, Wilton, Joy Sefri, Caca, Nelly, Tere, Lia, Cicilia, Dameria, dll yang tidak bisa disebutkan satu persatu. Terima kasih atas persahabatan yang telah terbina selama empat tahun menuntut ilmu di sini dan memberikan dorongan bagi penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

11. Kepada keluarga besar penulis di Sastra Cina mulai dari stambuk

2007, 2009, 2011, 2012, 2013 dan 2014. Terutama buat adik-adik Joy, Devi, Dona, Bernardsyah, Paska, Yati, Ade, Amel, Jems, Iring, Grace, Romel, Daniel, dll. Terimakasih atas semangat dan motivasi yang telah diberikan bagi penulis.

12. Kepada teman-teman sepermainan, Martina Hutagaol, Ferry Hutagaol,

Alexander Tuahta Sihombing, dll. Terima kasih telah membantu, memberi semangat dan motivasi kepada penulis.


(9)

vi

yang telah diberikan kepada penulis. Penulis hanya bisa mendoakan dan memohon kepada Tuhan agar diberikan balasan yang jauh melebihi dari bantuan yang telah diberikan. Amin.

Medan, Februari Penulis

RENI EVAULINA NIM. 080710002


(10)

vii

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR GAMBAR ... vii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2 Batasan Masalah... 8

1.3 Rumusan Masalah ... 8

1.4 Tujuan Penelitian ... 8

1.5 Manfaat Penelitian ... 8

1.5.1 Manfaat Teoritis ... 9

1.5.2 Manfaat Praktis ... 9

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA ... 10

2.1 Konsep ... 10

2.1.1 Asal-Usul ... 10

2.1.2 Makna ... 11

2.1.3 Perayaan ... 12

2.1.4 Masyarakat Tionghoa ... 12

2.2 Landasan Teori ... 14

2.2.1 Historycal ... 15

2.3 Tinjauan Pustaka ... 17

BAB III METODE PENELITIAN ... 19

3.1 Metode Penelitian... 19

3.1.1 Data dan Sumber Data ... 20

3.1.2 Data ... 20

3.1.3 Sumber Data ... 20

3.1.4Teknik Pengumpulan Data ... 22

3.1.4.1 Observasi ... 22

3.1.4.2 Wawancara (Interview) ... 22

3.1.4.3 Studi Pustaka ... 23

3.2 Teknik Analisis Data ... 23

BAB IV PEMBAHASAN ... 24

4.1.1 Latar Belakang Munculnya Perahu Naga ... 24

4.1.2 Jenis-jenis Perahu Naga ... 26

4.1.3Asal-usul Perayaan Parahu Naga ... 29


(11)

viii

4.1.4.1 Perahu ... 30

4.1.4.2 Genderang Besar ... 32

4.1.4.3 Dayung ... 33

4.1.5 Tempat Pelaksanaan Upacara Perayaan Perahu Naga... 33

4.2 Makna Perayaan Perahu Naga Dalam Kehidupan Budaya Masyarakat Tionghoa ... 34

4.2.1Pelaksanaan Perayaan Upacara Perahu Naga ... 35

4.2.2 Pandangan Masyarakat Tionghoa Terhadap Upacara Perayaan Perahu Naga ... 37

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 40

5.1 Kesimpulan ... 41

5.2 Saran ... 42

DAFTAR PERTANYAAN ... 43


(12)

ii

ABSTRACT

Judul skripsi ini adalah "Asal-Usul Dan Makna Perayaan Perahu Naga Bagi Masyarakat Tionghoa”. Tujuan dari penulisan skripsi ini adalah untuk mengetahui asal-asul perayaan perahu naga dan juga makna perayaan perahu naga bagi masyarakat Tionghoa. Metode yang digunakan peneliti dalam penulisan skripsi ini adalah metode penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Teori yang digunakan dalam tulisan ini adalah teori Historycal. Alasan peneliti mengambil judul ini karena perayaan perahu naga bukan hanya sekedar perayaan tahunan saja tetapi juga mempunyai makna dan arti yang khusus bagi masyarakat Tionghoa itu sendiri yaitu dengan melakukan perayaan perahu naga yang di tujukan untuk mengenang seorang menteri yang bernama Qu Yuan.


(13)

1

BAB I PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Penelitian

Kebudayaan mempunyai ruang lingkup yang sangat luas, kebudayaan meliputi segala daya dan aktivitas manusia untuk mengolah dan mengubah alam. Sesuai dengan yang dinyatakan oleh Prasetya dalam bukunya yang berjudul ilmu Budaya Dasar (2004) bahwa,” arti kebudayaan sangat luas, yang meluputi kelakuan dan hasil kelakuan manusia, yang teratur oleh tata kelakuan yang harus didapatkan dengan belajar dan semuanya tersusun dalam kehidupan masyarakat.”

Kebudayaan memiliki defenisi yang sangat banyak. Dua orang antropolog, yaitu Kroeber dan Kluckhohn mencoba mengumpulkan sebanyak mungkin defenisi tentang kebudayaan. Pengertian kebudayaan juga didefenisikan oleh Taylor (dalam Mintargo, 1993:83)sebagai, “keseluruhan yang kompleks yang meliputi pengetahuan, kepercayaan, seni, moral, hukum, adat-istiadat (custom),

dan kemampuan-kemampuan lainnya serta kebiasaan (habit) yang didapat

manusia sebagai anggota masyarakat”.

Ditinjau dari asal kata, kebudayaan berasal dari bahasa latin colere yang artinya mengolah, mengerjakan, menyuburkan, dan mengembangkan, terutama

mengolah tanah atau bertani. Dari segi arti ini berkembanglah arti culture


(14)

2

Koentjaraningrat dalam bukunya yang berjudul Ilmu Antropologi (2009 : 353) mengemukakan bahwa, Indonesia juga memiliki kebudayaan etnis yang berasal dari luar negara Indonesia itu sendiri. Misalnya seperti etnis Tionghoa, India, Arab, dan lain-lain.Berdasarkan catatan sejarah, orang Tionghoa yang ada di Indonesia sebenarnya tidak merupakan satu kelompok yang berasal dari satu daerah di negara China, tetapi terdiri dari beberapa suku yang berasal dari dua provinsi yaitu Fukien dan Kwangtung.

Para imigran Tionghoa yang terbesar masuk ke Indonesia mulai abad ke-16 sampai kira-kira pertengahan abad ke-19, berasal dari suku Hokkien. Mereka berasal dari provinsi Fukien bagian selatan. Imigran Tionghoa lain yang datang ke Indonesia adalah suku Hakka (Khek). Mereka pada umumnya berprofesi sebagai buruh ataupun “kuli” perkebunaan dan pertambangan di Indonesia. Suku-bangsa Hakka ini berasal dari pedalaman provinsi Kwangtung yang terutama terdiri dari daerah gunung-gunung kapur yang tandus. Mereka merantau karena terpaksa atas kebutuhan mata pencarian hidup.

Etnis Tionghoa yang telah tinggal dan menetap di Indonesia tetap menjunggung tinggi kebudayaan asal. Hal ini diturunkan dari generasi ke generasi. Kebudayaan etnis Tionghoa tersebut meliputi perayaan tahun baru China

(Imlek), upacara perkawinan, upacara kematian, perayaan Cheng Beng, tradisi

minum teh, perayaan perahu naga (Duan Wu Jie), dan masih banyak lagi. Masing-masing dari kebudayaan etnis Tionghoa tersebut memiliki makna yang penting


(15)

3

dan sangat menarik untuk dipelajari. Dalam penelitian ini penulis merasa tertarik untuk meneliti makna dari perayaan perahu naga.

Perahu naga adalah satu tradisi penting yang ada pada etnis Tionghoa karena perahu naga merupakan perayaan yang dilakukan untuk mengenang atau memperingati menteri Qu Yuan yang hidup pada zaman dinasti Chu. Perayaan perahu naga ini merupakan simbol semangat kebudayaan bangsa Tionghoa. Perayaan perahu naga ini biasanya diadakan pada saat “lima dari lima”, yaitu kelima dari bulan kelima penanggalan cina. Di dalam perayaan perahu naga, warna merah mendominasi warna perahu yang digunakan karena warna merah merupakan lambang dari angka lima dan simbol dari panas, musim panas,dan api.

Perayaan perahu naga adalah sebuah upacara perayaan yang dilakukan oleh etnis Tionghoa untuk menghormati kematian Qu Yuan. Menurut tradisi, masyarakat Tionghoa melakukan tradisi makan bakcang, menggantungkan rumput Ai, Changpu, dan mandi tengah hari.

Di sini bakcang adalah makanan tradisional masyarakat tionghoa yang memiliki fungsi sebagai sajian atau sesajen dalam upacara tradisional masyarakat tionghoa. Bakcang itu sendiri pertama kali muncul pada zaman dinasti chu yang berkaitan dengan simpati rakyat kepada Qu Yuan yang bunuh diri dengan melompat ke sungai MiLuo. Pada saat itu, bakcang dilemparkan rakyat sekitar ke dalam sungai untuk mengalihkan perhatian makhluk-makhluk di dalamnya supaya tidak memakan jenazah Qu Yuan. Tetapi sesuai perkembangan zaman, hal tersebut


(16)

4

mengalami perubahan. Masyarakat tionghoa tidak lagi melemparkan kue bakcang ke dalam sungai, tetapi menjadi tradisi makan bakcang secara resmi disajikan sebagai salah satu makanan tradisional yang selalu disajikan pada saat perayaan berlangsung. Bakcang ini biasanya hanya kita temukan pada perayaan perahu naga.

Menggantungkan rumput Ai dan Changpu adalah tradisi yang dilakukan masyarakat tionghoa pada saat perayaan perahu naga yang jatuh pada musim panas yang biasanya dianggap sebagai bulan-bulan yang banyak penyakitnya. Sehingga rumah-rumah biasanya melakukan pembersihan, lalu menggantungkan rumput Ai dan Changpu di depan rumah untuk mengusir dan mencegah datangnya penyakit. Jadi, perayaan ini juga erat kaitannya dengan tradisi menjaga kesehatan dalam masyarakattionghoa.

Mandi tengah hari dalam masyarakat tionghoa hanya dilaksanakan oleh kalangan Fujian ( Hokian, Hokchiu, Hakka), Guangdong ( Teochiu, Kengchiu) , dan Taiwan. Mereka yakin dengan mengambil dan menyimpan air pada tengah hari perayaan perahu naga ini, dipercaya dapat digunakan untuk menyembuhkan penyakit bila dengan mandi ataupun diminum setelah dimasak.

Biasanya perayaan perahu naga diadakan dengan cara perlombaan perahu. Dalam perlombaan, perahu ini biasanya dihiasi dengan kepala dan ekor naga dan diharuskan untuk membawa genderang besar dalam perahunya.


(17)

5

mengingatkan usaha mencari jenazah Qu Yuan yang terjun ke sungai. Qu Yuan adalah seorang menteri yang sangat setia pada negara. Perayaan ini dilakukan setidaknya sekali dalam setahun. Bagi sebagian besar masyarakat Tionghoa, hanya mengetahui tradisi makan bakcang,tanpa mengetahui sejarah dan maknanya yang ternyata berkaitan langsung dengan upacara perahu naga.

Perahu naga adalah perahu yang sangat panjang dan sempit yang digerakan oleh tenaga manusia dan digunakan pada olahraga dayung dalam perlombaan perahu naga. Panjang dari perahu naga ini antara tiga puluh sampai seratus kaki, dan merupakan kapal yang cukup lebar untuk menampung dua orang secara sejajar.Diluar kegiatan lomba, hiasan naga tidak digunakan, tetapi genderang tetap berada dalam perahu dan digunakan pada saat latihan.

Sejarah awal mulanya perayaan perahu naga ini bermula sekitar 2000 tahun yang lalu ketika para penganut kepercayaan yang ada, mempercayai bahwa pertandingan perahu dapat membawa kemakmuran dan kesuburan tanaman. Perayaan ini mengambil waktu pada musim panas, waktu dimana terjadi bencana dan kematian, dan dimana manusia merasa tidak berdaya atas kekuasaan alam. Pertandingan itu menjadi simbol atas perlawanan manusia menghadapi alam dan pertarungannya melawan musuh-musuh. Ada pun beberapa kisah yang mendasari asal muasalnya perayaan ini adalah kisah seorang menteri yang bernama Qu Yuan. Qu Yuan adalah seorang menteri yang penuh bakat dan dikenal sangat setia pada Negaranya. Banyak ide cemerlangnya yang dipersembahkan dalam


(18)

6

upaya memajukan dan mempersatukan Negeri Chu dengan Negeri Qi untuk memerangi Negeri Qin. Keluaraga sang raja tidak suka dengan menteri Qu Yuan. Oleh karena itu, menteri tersebut di usir dari Negeri Chu. Pengusiran itu menyebabkan sang menteri Qu Yuan menjadi sangat sedih akan masa depan Negeri Chu. Karena frustasi, maka menteri Qu Yuan pun bunuh diri dengan cara terjun ke sungai Mi Luo. Peristiwa ini dicatat dalam buku sejarah Shi Ji, meski tidak diketahui secara pasti tanggalnya namun dari melompatnya menteri ke sungai diperkirakan adalah tanggal lima bulan lima.

Kaitannya peristiwa ini dengan perayaan perahu naga adalah sesudah melompatnya menteri Qu Yuan ke sungai MiLou banyak warga melakukan pencarian dengan menggunakan perahu naga, sehingga aliran sungai MiLou kala itu menjadi sangat sibuk. Adapunkeberadaan bakchang dalam tradisi perayaan perahu naga ini juga masih ada kaitannya dengan peristiwa itu. Masyarakat percaya bahwa bakcang yang dibuang kesungai akan dimakan oleh menteri Qu Yuan. bakcang itu sendiri di bungkus dengan menggunakan daun bambu yang tidak akan hancur jika terendam air sungai. Hingga saat ini, untuk membungkus bakcang pun tetap digunakan daun bambu.

Upacara perayaan perahu naga kini cukup berbeda dengan perayaan pada zaman dahulu. Banyak perubahan – perubahan yang terjadi, baik dilihat dari segi fungsi, maupun makna perayaan perahu naga tersebut. Dahulu upacara perahu naga lebih bersifat sakral, Sedangkan saat ini upacara tersebut lebih banyak


(19)

7

berfungsi sebagai media hiburan. Sehingga pada saat ini, upacara perahu naga tidak lagi diperuntukkan untuk mengusir kejahatan dan untuk mendatangkan tahun yang baik. Tetapi untuk memberikan hiburan dan pengetahuan sejarah kepada masyarakat Tionghoa.

Menurut informasi yang penulis peroleh pada penelitian awal, diketahui bahwa perayaan perahu naga pernah diadakan di daerah Pangkalan Brandan tepatnya di sungai pelawi. Namun perayaan terakhir yang dilakukan adalah sekitar tahun 1984, dan sejak saat itu tidak pernah ada lagi masyarakat Tionghoa di Pangkalan Brandan tepatnya disungai pelawi tersebut yang melaksanakan upacara perayaan perahu naga. Oleh sebab itu masih banyak masyarakat Tionghoa di Medan khususnya Pangkalan Brandan belum mengetahui asal-usul dan makna diadakannya perayaan perahu naga tersebut.

Namun perayaan perahu naga hingga kini tetap dilaksanakan setahun sekali danperayaan ini biasanya diadakan di sungai yang besar. Oleh karena di Medan sulit atau tidak ada sungai yang besar yang menjadi tempat pelaksanaan perayaan perahu tersebut,maka pada tanggal perayaan perahu naga masyarakat Tionghoa hanya memperingatinya dengan membuat kue Cang sebagai bagian dari perayaan perahu naga tersebut. Untuk daerah Sumatera Utara biasanya perayaan perahu naga dilakukan di daerah Bagan Siapi-api, kabupaten rokan hilir provinsi Riau. Untuk memperoleh data mengenai asal - usul perayaan perahu naga tersebut, penulis tidak melakukan penelitian ke daerah bagan siapi-api,


(20)

8

dikarenakan lokasi penelitian yang terlalu jauh,serta keadaan penulis yang lemah yang tidak dapat melakukan perjalanan jauh, dan keterbatasan ekonomi penulis. Oleh karena itu, penulis hanya membahas secara umum saja dengan memperoleh data melalui buku-buku, jurnal, artikel, dan melakukan wawancara dengan masyarakat tionghoa yang masih memahami sejarah dan makna perayaan perahu naga tersebut di daerah medan.

Sesuai dengan fenomena – fenomena yang telah dipaparkan di atas, maka peneliti merasa tertarik untuk meneliti lebih lanjut mengenai makna perayaan perahu naga dengan judul, “Asal-usul dan Makna Perayaan Perahu Naga Bagi Masyarakat Tionghoa.”

1.2 Batasan Masalah

Untuk menghindari batasan yang terlalu luas, maka penulis membatasi ruang lingkup ini hanya pada “asal-usul perayaan perahu naga dan juga makna dari upacara perayaan naga tersebut.”

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah penulis kemukakan diatas, beberapa masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini, yaitu :

1. Bagaimana asal-usul terjadinya perayaan perahu naga ?

2. Apakah makna upacara perayaan perahu naga bagi masayarakat


(21)

9

1.4 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan masalah penelitian yang telah diuraikan terlebih dahulu, maka penelitian ini bertujuan :

1. Mendeskripsikan asal usul terjadinya perayaan perahu naga.

2. Mendeskripsikan makna perayaan perahu naga bagi masyarakat Tionghoa.

1.5 Manfaat Penelitian

Sesuai latar belakang,rumusan masalah, dan tujuan penelitian yang telah penulis uraikan sebelumnya maka manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:

1.5.1 Manfaat Teoritis

Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan konstribusi positif dalam pengembangan keilmuan serta pemahaman tentang asal-usul dan makna perayaan perahu naga bagi masyarakat luas. Penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi referensi ataupun dapat menjadi informasi bagi masyarakat secara umum maupun mahasiswa yang ingin mengkaji lebih lanjut tentang makna perayaan perahu naga. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber dan pengetahuan bagi penulis pada bidang kebudayaan dan memberi manfaat bagi kelestarian budaya etnis Tionghoa.


(22)

10

1.5.2 Manfaat Praktis

Secara praktis, manfaat yang diperoleh dari hasil penelitian asal-usul dan makna perayaan perahu naga bagi masyarakat Tionghoa adalah memberikan pengetahuan bagi masyarakat luas yang pada umumnya belum mengetahui asal-usul dan makna perayaan perahu naga sehingga diharapkan mereka dapat lebih memahami asal-usul dan makna perayaan perahu naga secara mendalam.

BAB II

KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

2.1Konsep

Konsep merupakan rancangan ide pemikirian yang akan dituangkan secara konkret melalui pemahaman dan pengertian dari para ahli. Konsep merupakan rancangan, ide atau pengertian yang diabstrakkan dalam istilah kongkret,


(23)

11

gambaran mental dari objek atau apapun yang ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain (KBBI, 1990 : 456).

Konsep merupakan peta perencanaan untuk masa depan sehingga dapat dijadikan pedoman dalam melangkah kedepan. Konsep biasanya dipakai untuk mendekripsikan dunia empiris yang diamati oleh peneliti, baik merupakan gejala sosial tertentu yang sifatnya abstrak. Untuk memahami hal-hal yang ada dalam penelitian ini perlu dipaparkan beberapa konsep yaitu:

2.1.1 Asal-usul

Untuk mengetahui asal usul dari perayaan perahu naga ini masih banyak yang kurang mengetahuinya. Bahkan banyak orang hanya mengatakan asal usulnya adalah “pada zaman dulu kala”. Sebenarnya asal usul perayaan perahu naga ini bermula dari sekitar 2000 tahun yang lalu ketika para penganut kepercayaan yang ada mempercayai bahwa pertandingan perahu dapat membawa kemakmuran dan kesuburan tanaman. Perayaan mengambil waktu pada saat musim panas, waktu dimana banyak terjadi bencana dan kematian, dan dimana manusia merasa tidak berdaya atas kekuasaan alam. Pertandingan itu menjadi simbol atas perlawanan manusia menghadapi alam dan pertarungannya melawan musuh-musuh. Ada pun beberapa kisah yang mendasari asal muasal perayaan ini adalah kisah seorang menteri yang bernama Qu Yuan. Qu Yuan adalah seorang menteri yang sangat peduli dengan negara dan rakyatnya, namun keluarga dari


(24)

12

kerajaan tidak menyukai sang menteri. Oleh karena itu menteri di usir dari negeri Chu. Pengusiran itu membuat menteri Qu Yuan sangat sedih sehingga dia pun memutuskan untuk melompat ke sungai MiLou. Hal ini membuat warga sangat kehilangan Qu Yuan. oleh karena itu lah warga memutuskan bersama-sama untuk mencari menteri Qu Yuan dengan menggunakan perahu naga. Namun pada saat itu jasat dari Qu Yuan tidak ditemukan,sehingga membuat para warga menjadi sedih. akan tetapi mereka tidak berputus asa, mereka terus mencari jasat dari Qu Yuan.

2.1.2 Makna

Menurut Boediono dalam KBBI (2009 : 348), “Makna adalah arti atau maksud yang penting di dalamnya”. Lebih lanjut Nursyrid (2002 : 109) mengemukakan :

“Ada 6 pola makna esensial yang melekat dalam kehidupan masyarakat dan budaya manusia, yaitu : simbol, empirik, estetika, sinoetik (perasaan yang halus), etik dan sinoptik (hubungan agama dan filsafat). Makna Simbolik meliputi bahasa, matematika, termasuk juga isyarat-isyarat, upacara-upacara, tanda-tanda kebesaran dan sebagainya. Makna Empirik mengembangkan kemampuan teoritis, generalisasi berdasarkan fakta-fakta dan kenyataan yang biasa diamati. Makna Estetik meliputi seni musik, tari, sastra, dan lain-lain, berkenaan dengan keindahan dan kehalusan serta keunikan berdasarkan persepsi subyektif berjiwa seni. Makna Sinoetik berkenaan dengan perasaan, kesan, penghayatan dan kesadaran yang mendalam. Makna Etik berkenaan dengan aspek-aspek moral,


(25)

13

akhlak, perilaku yang luhur, dan tanggung jawab. Makna Sinoptik berkenaan dengan pengertian-pengertian yang terpadu dan mendalam seperti agama, filsafat, pengetahuan alam yang menuntut nalar masa lampau dan hal-hal yang bernuansa spiritual”.

2.1.3 Perayaan

Perayaan merupakan suatu peristiwa yang disambut secara besar-besaran bagi suatu kaum, bangsa, agama atau negara. Perayaan sendiri umumnya dilangsungkan untuk menyambut peristiwa-peristiwa penting, seperti perayaan agama, budaya, hari-hari dan tanggal yang bersejarah bagi yang merayakannya.

Etnis tionghoa sendiri dalam kehidupan budayanya memiliki banyak hari perayaanseperti perayaan tahun baru China (Imlek), upacara perkawinan, upacara

kematian, perayaan Cheng Beng, tradisi minum teh, dan masih banyak lagi.

Masing-masing dari perayaan etnis Tionghoa tersebut memiliki makna yang penting dan sangat menarik untuk dipelajari. Dalam penelitian ini penulis merasa tertarik untuk meneliti makna dari perayaan Perahu Naga.

2.1.4 Masyarakat Tionghoa

Kata masyarakat berasal dari akar kata bahasa Arab syaraka, yang

artinya”ikut serta, berperan serta”. Menurut koentjaraningrat dalam Pengantar Ilmu Antropologi ( 2005 : 122) , “Masyarakat adalah kesatuan hidup manusia yang berinteraksi sesuai dengan sistem adat-istiadat tertentu yang sifatnya


(26)

14

berkesinambungan, dan terikat oleh suatu rasa identitas bersama”. Cohen dalam Sosiologi Suatu Pengantar (1992 : 49), “masyarakat ialah sekelompok manusia yang hidup bersama dalam suatu priode waktu tertentu, mendiami suatu daerah dan akhirnya mulai mengatur diri mereka sendiri menjadi suatu unit sosial yang berbeda dari kelompok-kelompok lain.

Masyarakat Tionghoa di Indonesia adalah salah satu etnik di Indonesia. Biasanya mereka menyebut dirinya dengan istilah Tenglang (hokkien), Tengnang (Tiochiu), atau Thongyin (hakka). Dalam bahasa mandarin mereka disebut Tang

ren (orang tang). Hal ini sesuai dengan kenyataan bahwa orang Tionghoa di

Indonesia mayaritas berasal dari China selatan yang menyebut diri mereka sebagai orang Tang, sementara yang berasal dari China utara menyebut diri mereka sebagai Han ren (orang han).

Masyarakat Tionghoa datang ke Sumatera Utara sekitar abad ke-16 sampai kira-kira pertengahan abad ke-19 pada zaman penjajahan Belanda. Imigran dari Cina ini mayoritas berasal dari dua daerah yang berbeda yaitu berasal dari Provinsi Fukien bagian selatan dan provinsi Guandong. Masyarakat Tionghoa di Medan terdiri atas berbagai kelompok suku bangsa dan satu hal yang dapat membedakan kesukuan mereka adalah bahasa pergaulan yang mereka gunakan. Ada beberapa suku bangsa Tionghoayang ada di Medan, diantaranya adalah suku Hokkian, Hakka, Khek, Kwong Fu, Ai lo hong, dan Tio chio.


(27)

15

Awal kedatangan masyarakat Tionghoa ke Sumatera Utara adalah menjadi kuli kontrak, dan buruh kebun bagi orang Belanda melalui penyalur yang berasal di Cina dan disalurkan ke Indonesia khususnya kota Medan. Hingga akhir bangsa Belanda mengakui kekalahannya dan meninggalkan Indonesia, maka masyarakat Tionghoamengambil alih perkebunan Belanda dan menjadikan kebun menjadi ladang untuk mereka mencari nafkah.

2.2 Landasan Teori

Teori adalah landasan dasar keilmuan untuk mengkaji maupun menganalisis berbagai fenomena dan juga sebagai rujukan utama dalam memecahkan masalah penelitian didalam ilmu pengetahuan. Sejalan dengan hal tersebut maka dalam sebuah penelitian membutuhkan landasan teori yang mendasarinya, karena landasan teori merupakan kerangka dasar sebuah penelitian. Untuk mendukung penulis dalam mengkaji asal usul perahu naga dalam melakukan penelitian maka penulis juga menggunakan Teori Historycal yang dikemukan oleh Marx .

Dalam hal ini penulis penulis tidak menggunakan teori pendekatan atau pun semiotik, disebabkan dalam penelitian ini penulis tidak membahas mengenai lambang-lambang atau tanda-tanda dari setiap objek tersebut. Dalam hasil penelitian ini penulis mendapatkan banyak dari masyarakat Tionghoa yang tidak memahami akan makna dari setiap ornamen dari arsitektur perahu naga, oleh karena itu dalam penelitian ini penulis tidak menggunakan teori semiotik.


(28)

16

2.2.1 Historycal

Untuk menganalisis rumusan masalah didalam penelitian ini, yaitu bagaimana asal-usul terjadinya perayaan perahu naga, maka penulis menggunakan teori historycal yang dikemukan oleh Marx, dalam tahun 1844 telah sampai pada suatu ide sentralnya, ketika menulis sejumlah catatan atau naskah-naskah kasar yang dikenal sebagai “Manuskrip Ekonomi dan Filsafat” atau Manuskrip Paris. Disinilah untuk pertama kalinya ia memusatkan sesuatu yang kemudian muncullah ide mengembangkan sebuah teori .

Ditingkat ini perkembangan pikiran marx sangatlah kuat dipengaruhi Ludwig Feuerbach, seorang filosof materialis dan pengkritik Hegel. Marx, secara khusus mempergunakan ide Feurbach tentang esensi manusia atau jenis makhluk. Produksi manusia secara alamiah adalah perbuatan kreatif. Dan menempatkan takluk kepada hukum-hukum kapital yang imfersonal – tak menyangkut orang berarti menghancurkan hubungan alamiah antara produsen dan produk. Seberapa jauh konsepsi ini bertahan dalam karya-karyanya yang kemudian menjadi berbeda, namun ide-ide dari tahun 1844 tetap dapat dibaca didalamnya bagi mereka yang mau.


(29)

17

sederhana. Untuk hidup, manusia harus memproduksi alat-alat penyambung hidupnya (makanan dan lain sebaginya). Untuk melakukannya mereka harus berekerjasama didalam suatu pembagian kerja (disini terlihat betapa konsep tentang esensi manusiadilibatkan).Setiap tingkat perkembangan produksi itu sendiri adalah hasil perkembangan sejarah dan hasil pencapaian generasi manusia sebelumnya. Perkembangan produksi mengharuskan keterlibatan bentuk-bentuk kerjasama, pembagian kerja dan karenanya juga organisasi kemasyarakatan.

Didalam penelitian ini, penulis juga akan melihat bagaimana perahu naga sebagai upaya masyarakat cina dalam memproduksi perahu naga sebagai upaya untuk mencari menteri Qu Yuan yang hilang di sungai MiLou.

Sesuai dengan yang diuraikan dalam teori ini, maka penulis akan mencoba menganalisis bagaimana upaya masyarakat cina untuk bersatu dalam kesadaran yang mencoba hadapi dan sepakat untuk melakukan sesuatu,yaitu membuat sebuah perahu yang digunakan untuk mencari sang menteri. Menurut sejarah dari cerita tentang menteri Qu Yuan, Qu Yuan adalah seorang menteri dan sastrawan di kerajaan Chu yang bunuh diri dengan menenggelamkan dirinya ke sungai pada tanggal lima bulan lima penanggalan Imlek. Pada saat itu r akyat dari kerajaan Chu mengetahui kejadian tersebut masyarakat pun beramai-ramai menuju kesungai untuk mencari jasat dari Qu Yuan dengan cara mendayung perahu. Oleh karena itu, setiap tanggal lima bulan lima penanggalan Imlek, mereka melakukan perlombaan perahu naga untuk memperingati Qu Yuan. Perayaan ini dilakukan


(30)

18

pada waktu setahun sekali, dalam perayaan ini mereka juga melakukan tradisi makan kue cang, adapun kaitannya kue cang ini dengan perayaan perahu naga adalah setelah melompatnya menteri Qu Yuan. Mereka percaya dengan membuang kue cang kedalam sungai dapat mengusir ikan-ikan dan binatang laut, agar tidak memakan jasat dari Qu Yuan. Pada saat itu lah dalam perayaan perahu naga kue cang menjadi salah satu tradisi yang hingga kini masih dijalankan oleh masyarakat tionghoa.

2.2 Tinjauan Pustaka

Tinjauan pustaka merupakan hasil dari penelitian terdahulu yang memaparkan pandangan dan analisis yang berhubungan dengan penelitian yang akan diteliti. Kajian pustaka merupakan hasil meninjau, pandangan, pendapat sesudah mempelajari (KBBI 1990 : 951 ).

Sepanjang sepengetahuan penulis belum ada tulisan atau penelitian yang berniat ( menganalisis tentang perahu naga, baik secara asal usul dan budaya perayaan sebagai satu upacara. Oleh karena itu, dalam tinjauan pustaka penelitian ini penulis mencoba mempelajari membaca jurnal atau skripsi maupun buku-buku yang berkaitan dengan teori budaya, dan teori tentang makna). Beberapa tulisan terkait dengan hal ini sebagai berikut:

Sartini (2006) dalam skripsinya yang berjudul “ Tinjauan Teoritik Tentang Semiotik”. Dalam penelitian ini, peneliti membahas mengenai teori semiotik.


(31)

19

Penelitian ini sangat beguna bagi penulis untuk lebih memahami kajian yang menggunakan pendekatan Semiotik.

Sofiani (2011) dalam skripsinya yang berjudul “Fungsi dan Makna Makanan Tradisional pada Perayaan Upacara Budaya Masyarakat Tionghoa” menjelaskan bahwa, makanan mempunyai fungsi majemuk dalam masyarakat setiap bangsa. Fungsi tersebut bukan hanya sebagai fungsi biologis, tetapi juga sebagai fungsi sosial, budaya, dan agama. Makanan erat kaitannya dengan tradisi suatu masyarakat setempat. Oleh karenya makanan memiliki fenomena lokal. Seluruh aspek dari makanan tersebut merupakan bagian dari warisan tradisi suatu golongan masyarakat. Makanan tradisional dapat menjadi aset atau modal bagi suatu bangsa untuk mempertahankan nilai kebiasaan dari suatu masyarakat yang dihasilkan oleh masyarakat itu sendiri. Dalam penelitian ini penulis juga meneliti tentang makanan yang digunakan masyarakat Tionghoa dalam melakukan perayaanperahu naga.


(32)

42

kejayaan perayaan perahu naga era 1960-an.” Namun, katanya, tidak ada yang tak mungkin jika ada upaya terus-menerus.

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil dari penelitian yang peneliti lakukan dalam tradisi perayaan perahu naga, dimana pada masyarakat tionghoa di Indonesia pada umumnya dan khususnya di kota medan adalah merupakan sebuah tradisi yang di turunkan secra turun menurun dari generasi ke generasi. Bagi masyarakat tionghoa asal-usul perayan perahu naga sulit di ketahui kapan pertama kali dilakukan. Berdasarkan dalam catatan sejarah perayaan perahu naga dilakukan pda masa dinasti Qin (278 SM) yang bemula dari kisah seorang pedana mentri yang bernama Qu Yuan.

Qu Yuan merupakan seorang pedana mentri yang memiliki rasa nasionalisme yang sangat tinggi terhadap bangsa dan negaranya. Tetapi karena


(33)

43

adanya orang-orang yang tidak menyukainya dalam pemerintahan pada saat itu maka Qu Yuan difitnah melakukan tindakan profokasi dan akan melakukan pemberontakan terhadap pemerintahan, maka dia pun di asingkan oleh raja. Setelah Qu Yuan di asingkan maka dinasti Qin mengalami kemerosotan yang sangat parah. Banyak rakyat jelata yang hidup dalam kemiskinan dan kesengsaraan. Melihat hal itu Qu Yuan sangat sedih sehingga dia memilih untuk bunuh diri dengan cara terjun ke sungai Mi Lou.

Mengetahui hal itu masyarakat dari berbagai penjuru negeri mencoba untuk mencari tahu dimana keberadaan jasat Qu Yuan, tetapi tidak ditemukan. Oleh karena itu masyarakat menyelusuri sungai dengan menggunakan perahu dan memukul gendering sehingga menimbulkan suara yang sangat bising di sepanjang aliran sungai dengan maksud agar ikan-ikan tidak memakan jasat Qu Yuan. Selain itu masyarakat juga melemparkan ketan yang di bungkus dengan daun bamboo sebagai makanan ikan agar ikan-ikan tidak memakan jasat Qu Yuan melainkan memakan makanan tersebut. Hal inilah yang menjadi asal-usul dari perayan parahu naga yang dilakukan masyarakat tionghoa setiap tahunnya.

Makna perayaan tersebut adalah untuk menghormati dan mengenang jasa-jasa serta semangat juang Qu Yuan terhadap bangsa dan negaranya. Selain itu makna perayaan perahu naga tersebut adalah untuk mencerminkan rasa hormat terhadap leluhur dan menjadikan simbol untuk hidup lebih sehat, baik dan bermakna.


(34)

44

5.2 Saran

Adapun saran yang ingin disampaikan oleh penulis adalah sebagai berikut:

1. Karya ilmiah ini dapat dilanjutkan dan disempurnakan oleh peneliti

berikutnya yang berkenan dengan perayaan perahu naga.

2. Penulis berharap agar penelitian khususnya tentang kebudayaan

masyarakat tionghoa lebih banya di kembangkan dan lebih bermanfaat, sehingga kita dapat mempelajari tentang kebudayaan masyarakat tionghoa, tidak hanya pada perayaan perahu naga saja.

Akhir kata, penulis menyadari bahwa hasil penelitian ini masih jauh dari sempurna, oleh karenanya dengan segala kerendahan hati penulis akan menerima dengan tangan terbuka segala kritikan maupun saran demi kesempurnaan skripsi ini.


(35)

46

8. Ada berapa jeniskah perahu naga yg ada dalam perayaan perahu naga?

DAFTAR PUSTAKA

Azwar, Saifuddin. 1998. Metode penelitia. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Billy, Graham. 1987. Facing Death And The Life After. Waco Texas: Word

Publishing

Boedicker Martia. 2011. The Philosophy of Thai Chi Chua. Jakarta: PT Alex Media Komputindo

Bruce, Milne. 1982.Knowing The TruthA Hand Book Of Christian Belief.

England: Inter-Varsity Press

Cohen, Bruce. 1992. Sosiologi Suatu Pengantar. Rineka Cipta: Jakarta Erlina. 2011. Metodologi Penelitian. Medan: USU Press

Koentjaraningrat. 2009. Ilmu Antropologi. Rineka Cipta. Jakarta

Masinambow. 1997. Koentjaraningrat dan Antropologi di Indonesia. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia


(36)

47

Parrinder, Geoffrey. 1971. World Re€ligions Ancient History To The Present.

New York: Facts On File Publication

Sofiani, W. 2011. Fungsi dan Makna Makanan Tradisonal Pada Perayaan

Upacara Budaya Masyarakat Tionghoa, Medan: Universitas Sumatera

Utara

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan pengembangan Bahasa 1990. Kamus

Besar Bahasa Indonesia

Veronica Agatha. 2010. I Ching. Tangerang: Karisma

Wiener, Paul L dan Walizer, Michael H. 1991. Metode dan analisis penelitian

mencari hubungan. Jakarta: Erlangga

http://www.tionghoa.com/categori/perayaan


(37)

48

本科生毕业论文

论文题目:

学院

文学院

印尼华人端午节龙舟的来源与意义

学系

中文系

专业

中文专业

学号

080710002

学生姓名

Reni Evaulina

指导教师姓名

温霓莎


(38)

i

本论文讨论端午节龙舟对于印尼华人的来源与意义。印尼是一个多民族的国家,拥有 各种各样、丰富多彩的印尼文化和民俗,其中一个是传统节日端午节。赛龙舟是端午 节的一项重要活动,在中国南方十分流行和重视,它最早当应是古越族人祭水神或龙 神的一种祭祀活动,其起源有可能始于原始社会末期。赛龙舟是中国民间传统水上体 育娱乐项目,已流传两千多年,多是在喜庆节日举行,是多人集体划桨竞赛。


(39)

ii

目录

摘 要… … … i

目 录… … … i i 第 一 章 引 言… … … 1

1.1 研 究 背 景… … … 1

1.2 研 究 目 的… … … 1

1.3 研 究 现 状… … … 1

1.4 研 究 方 法… … … 3

第 二 章 中 国 端 午 节 的 来 源 与 龙 舟 的 类 型… … … 4

2.1 中 国 端 午 节 的 来 源… … … 4

2.2 龙 舟 的 类 型… … … 5

第 三 章 印 尼 端 午 节 的 来 源 与 意 义… … … 8

3.1 由 来… … … 8

3.2 印 尼 龙 舟 的 类 型… … … 9 3.3 端 午 节 的 起 源… … … 1 2 3.4 帆 船 龙 庆 典 用 品… … … 1 2 3 . 4 . 1 船… … … 1 2 3 . 4 . 2 握 桨… … … 1 4 3.5 龙 舟 庆 典 的 地 方… … … 1 4 3.6 端 午 节 在 中 国 文 化 中 社 会 影 响 的 意 义… … … 1 5 3 . 6 . 1 看 中 国 社 会 对 龙 启 航 仪 式… … … 1 5

第四章 结 语… … … 1 7

参 考 文 献… … … 1 8


(40)

1

第一章引言

1.1 研究背景

印尼是一个多民族的国家,拥有各种各样、丰富多彩的印尼文化和民俗,其中一个是

传统节日

个是端午节。端午节为每年农历五月初五,又称端阳节、午日节、五月节等。端午节 是中国汉族人民纪念屈原的传统节日,以围绕才华横溢、遗世独立的楚国大夫屈原而 展开,传播至华夏各地,民俗文化共享,屈原之名人尽皆知,追怀华夏民族的高洁情 怀。但有例外,东吴一带的端午节历来不纪念屈原,而是纪念五月五日被投入大江的 伍子胥,且吴越地区以龙舟竞渡在此日举行部落图腾祭祀的习俗更是早于春秋很久。 作者认为,在全球化与区域整合成为重要课题的今天,不应当再用民族国家意 识对地域共同的非物质文化遗产进行强制划分。相反,我们应放眼未来,立足于地域 文化共享的立场,把端午节这类非物质文化遗产看成是地域共同文化财富,看作是促 进东亚区域认同、合作与文化发展的历史资源加以继承。

1.2 研究目的

本研究的目的是如何是端午节的由来和龙舟庆典仪式,为中国社会的意义?

1.3 研究现状

刘晓峰的《端午节与东亚地域文化整合》(2011)

这篇文章介绍了端午节自有自己的文化边界。它是中国古代节日体系中最重要的传统 节日之一。尚秉和先生在《历代社会风俗事物考》中指出,在清朝,端午节是一年之 中最重要的三个节之一,和中秋、岁首并称三节。在当代中国人的节日生活中,端午 节是中国人生活中广泛流行的、最为老百姓熟悉的节日之一,地位非常重要。但同时 端午也是对中国周边地有很大影响的节日,它对于中国周边国家很早就产生了巨大的 影响。


(41)

2

一是因为汉代旧有五月五日为恶日的旧俗可为凭借,

一是受到了汉末重数节日序列形成的影响。端午节在内容上,

实际上大量吸收了夏至节俗。夏至的阴阳转换,

才是理解的根本。我们的先民很早就认识了一年四季的循环,

积累了相关的众多感艇今天我们可知的是, 早在殷商时代,

先民已经认识到冬至和夏至的存在,年之中, 冬至日照最短, 此后一阳来复,

日照时间一天长于一天。夏至「此后一阴渐伸, 日照一天短于一天

冯掬琳《看看人家外国人怎样过端午节》(2011)

这篇文章写了端午节并不是中国人独有的节日,受中华文化影响,亚洲地区的不少国 家也都有自己的端午活动。随着中华文化的魅力日益渗透到全世界,古老的端午节也 一步步走入世界各国的视线。现在,赛龙舟在西方很流行,也很受欢迎。还有一些国 家尽管不过端午节,但对吃粽子情有独钟。由于不同地域历史的变迁及文化沿袭的差 异,各地在欢度端午节时所举行的活动也各有千秋。

王琛发的《马来西亚华人端午节的历史与内涵》(2012)

这篇文章写了对全体马来西亚华人社会来说,端午节的最重要活动是祭祖。在南洋, 也许不会有太多人在吃粽子的同时会认真地设立屈原牌位举行祭祀;此处离汨罗江太 远,也不会有人将粽子投海聊胜于无。可是,到了端午,大家总会在家里或者到会馆 宗祠祭祀先人,也是先把粽子祭祀过先人方才轮到分给小孩。

邱春华《浅析端午节传统的文化内涵》(2012)

这篇文章写了端午节的节日内容有包含赛龙舟和吃粽子等, 历经两千年而不变,

据说赛龙舟是为了打捞这一爱国者屈原的尸体而举行的赛事活动。粽子是扔在水里的 以祈祷求鱼龟之类的水中动物不要伤害我们的伟大爱国者的身体,

通过民众的这一自发的行为可以看到, 民众对我们社会历史的期待,

即渴望历史上多一些象伟大的爱国者屈原一类的人物, 也体现着对我们社会的一种向往,

即渴望国家在屈原这类人物治理下能够永享太平, 国泰民安。 包佩娟《探析端午节的文化价值和意义》(2013)

这篇文章写了端午节的文化价值主要表现它诠释了人生的意义、表达了民族的情感、 体现了民族的精神。对端午节这样的传统文化的继承,便是对民族精神的继承,从端


(42)

3

午节的文化中,反映了中华儿女的价值观、人生观、道德观和审美的标准,体现了华 夏儿女对文化的认知,体现了中华民族的社会思想,也体现了人们对国家团结和谐发 展,家庭和谐的追求,表达了中华民族对生活的热爱,也说明了社会进步。端午节的 文化是中华几千年人们对生活美好和国家富强的一致追求,现在端午节已经作为一种 国家文化和民族文化与我们的民族紧密的融合在一起,成为了中华儿女团结统一、积 极向上的文化体现。

1.4 研究方法

本文作者使用的研究方法是:通过图书馆查找资料、大量阅读有关端午节的论文以及 书籍、访问印尼当地多位华人。


(43)

4

第二章中国端午节的来源与龙舟的类型

2.1 中国端午节的来源

东周末期战国时楚国大夫屈原含恨投江自杀。楚国人民因舍不得贤臣屈原死 去(投身于岳阳汨罗江),于是有许多人划船追赶拯救。他们争先恐后,追至 岳阳洞庭湖时不见踪迹,是为龙舟竞渡之起源,后每年五月五日划龙舟以纪 念之。借划龙舟驱散江中之鱼,以免鱼吃掉屈原的尸体。

赛龙舟是端午节的一项重要活动,在中国南方十分流行和重视,它最早当应 是古越族人祭水神或龙神的一种祭祀活动,其起源有可能始于原始社会末期 。赛龙舟是中国民间传统水上体育娱乐项目,已流传两千多年,多是在喜庆 节日举行,是多人集体划桨竞赛。史书记载,赛龙舟是为了纪念爱国诗人屈 原而兴起的。由此可见,赛龙舟不仅是一种体育娱乐活动,更体现出人们心 中的爱国主义和集体主义精神。龙舟船的大小因地而异。

传说,很久以前,西岸没有河流,只有条又小又脏的水沟。有一天,有个 打鱼人在水沟里网住一条小蛇。这一条小蛇十分奇特,尾部有九片闪耀鳞片 。当渔人把手触向鳞片的时候,蛇眼里闪着乞求光芒,十分可怜。渔人顿生 恻隐之心,抚一下它的鳞片,就把它放回水沟。谁知,那九片鳞突然脱落, 小蛇长身而舞,化为条小龙。原来,它是条上天神龙,因触犯天条,受玉皇 大帝处罚,才变成了这模样。它的尾巴上被加九把锁——

就是小蛇尾上九片闪耀的鳞。玉皇曾言:“除非得到人阳气,这锁才能打开

。”刚才渔人无意中竟打开小龙身上的千年枷锁。小龙为感谢渔人,在水沟 中不停地翻动,并从口里不停喷出水来,灌注在小水沟里。慢慢地,小水沟 变成大河(也就是西岸河),河水为西岸带来五谷丰登。为纪念这条神龙, 人们把沿河村子称为龙头寨、上龙首等村。在神龙升天这天,也就是端午节 、举行赛龙舟、以示庆贺。


(44)

5

赛龙舟,是端午节的主要习俗。相传起源于古时楚国人因舍不得贤臣屈原投 江死去,许多人划船追赶拯救。他们争先恐后,追至洞庭湖时不见踪迹。之 后每年五月初五划龙舟以纪念之。借划龙舟驱散江中之鱼,以免鱼吃掉屈原 的身体。竞渡之习,盛行于吴国、越国、楚国。

其实,“龙舟竞渡”早在战国时代就有了。在急鼓声中划刻成龙形的独木舟, 做竞渡游戏,以娱神与乐人,是祭仪中半宗教性、半娱乐性的节目。后来, 赛龙舟除纪念屈原之外,在各地人们还付予了不同的寓意。贵州苗族人民在 农历五月二十五至二十八举行“龙船节”,以庆祝插秧胜利和预祝五谷丰登。 云南傣族同胞则在泼水节赛龙舟,纪念古代英雄岩红窝。不同民族、不同地 区,划龙舟的传说有所不同。直到今天在南方的不少临江河湖海的地区,每 年端节都要举行富有自己特色的龙舟竞赛活动。

此外,划龙舟也先后传入邻国日本、越南等及英国。1980年,赛龙舟被列入 中国国家体育比赛项目,并每年举行“屈原杯”龙舟赛。1991年6月16

日(农历五月初五),在屈原的第二故乡中国湖南岳阳市,举行首届国际龙舟

节。在竞渡前,举行了既保存传统仪式又注入新的现代因素的“龙头祭”。“

龙头”被抬入屈子祠内,由运动员给龙头“上红”(披红带)后,主祭人宣读祭文 ,并为龙头“开光”(即点晴)。然后,参加祭龙的全体人员三鞠躬,龙头即被 抬去汨罗江,奔向龙舟赛场

2.2 龙舟的类型

中国龙舟,因地而异,千姿百态。从形制上划分,有27种之多。龙舟又有竞 渡的,有不竞渡的。因此,又可划为两大类,即竞渡龙船和非竞渡龙舟。下 面,我们从竞渡龙舟的类型和非竞渡龙舟的类型进行具体介绍。

湖南“飞凫”式汨罗型。在汨罗江、湘江、洞庭滨湖各地,都是这种式样的龙 舟。自唐代张说《岳州观竞渡》一诗流传后,各代便将这种龙舟称为“飞凫


(45)

6

,谓之‘飞凫’”。又见《湖南风物志》184页:“所见的竞渡船则是

‘飞凫式’的”。这种龙舟,船身长约24米,中等的18米,短的约12米。船宽 一般1.1米,中有一龙骨木纵贯首尾,龙骨木宽57厘米左右,高约60厘米左 右。船体外表浸抹桐油,油干后再做一色油漆然后以油漆彩绘龙鳞。桡子(

即龙舟桨)叶片长约40厘米,宽28厘米。桡柄较长,柄端有横把手,桡全长

约110厘米。俗问竞渡舟大小,答曰“多少皮桡子。”以桡子多少衡量龙舟大 小,“皮”即“把”。这种龙舟,一般为34桡;48皮桡子以上的称大龙舟。选桡 用木,以樟、杉为主。油漆鳞饰如船体,叶片平面书“某龙得胜”。龙舟舵, 这一带称“招”。掌舵称“扶招”,舵手称“招手”。以樟木制招,呈橹状,长4 —5

米。行舟时提出水面或浸于水表面不动,以“招”左右摇拨来调整龙舟方向。 撬棍主要对系于龙舟首尾两端的绳索或钢索(俗称“撬绳”)起拉紧和固定作 用,同时也用于上悬彩旗。撬棍一副两根,每根长约1.9米,两根撬棍的下 端抵住船体左右边沿,在顶端交叉。绳索或钢索通过撬棍顶端分系于舟首舟

尾。39皮桡子以上的龙舟用两副撬棍,以下者用一副。旧时的姓旗和今天的

队旗另用旗杠树于撬棍中。36桡以上的龙舟,则将旗号树于距两副撬杆正中 位置。索上则张挂彩旗,一般为三角旗。船色按龙鳞颜色来分别。锣鼓架于 船中,鼓为圆柱形,高约60厘米,面直径约40厘米。鼓面旧时写“某龙得胜” ,今写单位队名。铜锣一面,直径约

40厘米。陕西安康一带的“真龙船”如汨罗型。

湖南的长株潭型。这种龙舟流行于长沙、株洲和湘潭一带。属于中型竞渡舟 。舟长19米,宽1.46米,舱高0.6米,舱面有两根纵贯首尾的跨舱木。前面两 舱的横舱木桃出船舷外约0.25米、供桡手蹬踏之用。船底剖面呈盆底型。有 撬棍和撬绳。过去长沙一带有在撬棍交叉处插柳树枝叶的习惯。这类龙舟无 专用舵,习惯用4米长的长桡绑扎于舟尾作舵。竞渡激烈时,舵手可以拿起 作舵的长桡加入桡手行列。


(46)

7

湖南“双桡式”兰溪型。这种龙舟分布于益阳兰溪和沙头镇一带。舟长18米, 头平尾翘,舱高0.5米,收尾处宽约0.6米。纵贯首尾的跨舱木和船底如长株 潭型。无龙头龙尾。长桡代舵,左右各一把。每艘龙舟桨均设有坐桡和插( 站)桡。坐桡桡长1.14米,其中叶片长0.3米,宽0.3

米;站桡桡长2.4米,其中叶片1.1米,宽0.1米。1986年,益阳沙头镇金湖村 造了一艘“巨龙”,总长28米,坐桡54皮,站桡50皮,设3把长桡舵,设铳手3 名,唢呐、闪篙手各2名,设鼓手、锣手、指挥各1名。一艘龙舟,队员多达 117人。

湖南资江型。这种竞渡舟介乎中小型之间,舟长14—

15米,宽约1.9米,舱高0.6米,有撬棍撬绳,舟底剖面呈盆形。尾部长8米, 呈橹况。流行于益阳、桃江、安化、新化等县。

湖南“兄弟式”凤凰型。这种龙舟系用两条运输小船绑制而成。这两条小船 一般长约10米,宽0.8米,舱高0.3米,无专用舵,居艄桡手以桡代舵,无撬 棍撬绳,无龙头龙尾。仅见于凤凰县城,在湘西其他区域均无此种龙舟。它

极可能是受到贵州清水江苗族龙舟的影响,甚或从清水江龙舟“母子”型演变

而来。

湖南泸溪型。流行于湘西土家族、苗族各地。舟长18米,宽约1.28米,舱 高约0.45米。舟中无纵贯首尾的龙骨木,船底剖面呈黄瓜型。收尾处多开叉 ,称“蒸尾”。有撬棍(高0.9米)撬绳(以竹缆合股绞成)。桡桨为整根圆形 杉木,长1.2米,无头尾装饰。舟头平,宽约0.4米,供分水桡跪于其上划水 、夺标。


(47)

8

第三章印尼端午节的来源与意义

3.1 由来

东周末期战国时楚国大夫屈原含恨投江自杀。楚国人民因舍不得贤臣屈原死 去(投身于岳阳汨罗江),于是有许多人划船追赶拯救。他们争先恐后,追至 岳阳洞庭湖时不见踪迹,是为龙舟竞渡之起源,后每年五月五日划龙舟以纪 念之。借划龙舟驱散江中之鱼,以免鱼吃掉屈原的尸体。

赛龙舟是端午节的一项重要活动,在中国南方十分流行和重视,它最早当应 是古越族人祭水神或龙神的一种祭祀活动,其起源有可能始于原始社会末期 。赛龙舟是中国民间传统水上体育娱乐项目,已流传两千多年,多是在喜庆 节日举行,是多人集体划桨竞赛。史书记载,赛龙舟是为了纪念爱国诗人屈 原而兴起的。由此可见,赛龙舟不仅是一种体育娱乐活动,更体现出人们心 中的爱国主义和集体主义精神。龙舟船的大小因地而异。

传说,很久以前,西岸没有河流,只有条又小又脏的水沟。有一天,有个 打鱼人在水沟里网住一条小蛇。这一条小蛇十分奇特,尾部有九片闪耀鳞片


(48)

9

。当渔人把手触向鳞片的时候,蛇眼里闪着乞求光芒,十分可怜。渔人顿生 恻隐之心,抚一下它的鳞片,就把它放回水沟。谁知,那九片鳞突然脱落, 小蛇长身而舞,化为条小龙。原来,它是条上天神龙,因触犯天条,受玉皇 大帝处罚,才变成了这模样。它的尾巴上被加九把锁——

就是小蛇尾上九片闪耀的鳞。玉皇曾言:“除非得到人阳气,这锁才能打开

。”刚才渔人无意中竟打开小龙身上的千年枷锁。小龙为感谢渔人,在水沟 中不停地翻动,并从口里不停喷出水来,灌注在小水沟里。慢慢地,小水沟 变成大河(也就是西岸河),河水为西岸带来五谷丰登。为纪念这条神龙, 人们把沿河村子称为龙头寨、上龙首等村。在神龙升天这天,也就是端午节 、举行赛龙舟、以示庆贺。

赛龙舟,是端午节的主要习俗。相传起源于古时楚国人因舍不得贤臣屈原投 江死去,许多人划船追赶拯救。他们争先恐后,追至洞庭湖时不见踪迹。之 后每年五月初五划龙舟以纪念之。借划龙舟驱散江中之鱼,以免鱼吃掉屈原 的身体。竞渡之习,盛行于吴国、越国、楚国。

其实,“龙舟竞渡”早在战国时代就有了。在急鼓声中划刻成龙形的独木舟,

做竞渡游戏,以娱神与乐人,是祭仪中半宗教性、半娱乐性的节目。后来, 赛龙舟除纪念屈原之外,在各地人们还付予了不同的寓意。

贵州苗族人民在农历五月二十五至二十八举行“龙船节”,以庆祝插秧胜利和 预祝五谷丰登。云南傣族同胞则在泼水节赛龙舟,纪念古代英雄岩红窝。不 同民族、不同地区,划龙舟的传说有所不同。直到今天在南方的不少临江河 湖海的地区,每年端节都要举行富有自己特色的龙舟竞赛活动。

此外,划龙舟也先后传入邻国日本、越南等及英国。1980年,赛龙舟被列入 中国国家体育比赛项目,并每年举行“屈原杯”龙舟赛。1991年6月16

日(农历五月初五),在屈原的第二故乡中国湖南岳阳市,举行首届国际龙舟 节。在竞渡前,举行了既保存传统仪式又注入新的现代因素的“龙头祭”。“ 龙头”被抬入屈子祠内,由运动员给龙头“上红”(披红带)后,主祭人宣读祭文


(49)

10

,并为龙头“开光”(即点晴)。然后,参加祭龙的全体人员三鞠躬,龙头即被 抬去汨罗江,奔向龙舟赛场

3.2 印尼龙舟的类型

龙舟龙舟或拼音:1óngzhōu,是一条非常长而窄的人的动力和在龙舟赛艇比

赛的体育运动使用驱动。在比赛中,船通常装饰有龙的头和尾,都必须在自 己的船上携带一个大的鼓。汉族人经常使用术语“龙的传人”作为自己的民族 身份。在华丽的龙舟竞渡活动,不能正常使用,但鼓仍携带在船上的运动的 好处。

图3-1

龙舟赛是以纪念屈原之死举行。这场比赛是唯一的运动是作为国定假日来庆 祝。根据中国的历法,这一事件在十二月五日举行,5个月通常是在六月月 日。在龙舟头的设计,有两种类型的龙的头部形状是常用的在端午节的时候 发生的。其中有:

1. Badudung龙

是一种龙木材制成的颈部直立,头扁,口大,凸出的眼睛和舌头的狭长地带 。


(50)

11

一个类似的雕塑至今仍在河的上游的一些群体广泛接受,并在特定的时间' 给'胀周期或治疗。龙是放在坛的新娘,安装在船载着他的新娘身上的弓, (在bananagaan

halat,塔平banua,举行一个仪式,相信慕劳得baayun)在南部和中部的河 流的源头,龙喷水可以治病。在婚礼上,龙被认为是一种排斥巴拉,可提供 自然干扰(风暴和暴雨)和希望新娘在方舟家庭没有阻碍的象征。

图3-2:头龙Badudung

2. 龙首sampung甘比尔种植园

是对龙的头船形雕塑弓头。在语言的丛林船头头叫sampung。安装在掌船进

行特殊的丛林王国的王子或大臣弓sampung儿茶龙的头。从与蜗壳旋流形式


(51)

12

图3-3

3.3 端午节的起源

端午节的早期历史最初开始于2000年前,当信徒的信任,相信游戏船可以带 来繁荣和生育的庄稼。这一庆祝活动发生在夏天的时候,在灾难和死亡的时 间,和那里的人们感受到大自然的力量的无奈。也有一些原来的基本故事这 次庆典的起源是部长的叫屈原的故事。

屈原是一部充满天赋和已知为他的国家非常忠诚。他的许多思想都在努力推 进统一楚国与齐秦国家打了。

对于这些事件与端午节的关系后,他的大臣屈原跳河米楼。当时,许多市民 就搜索使用端午,使河的米楼的流动变得非常忙。在这种情况下蛋糕仓端午 传统的存在也还是有一些事情做,事件。社区认为他们扔入河中苍饼可以去


(52)

13

除鱼和海洋动物为了不从部长屈原尸体吃。虽然可以说是苍蛋糕的端午节庆 祝活动的一个重要组成部分。

3.4 帆船龙庆典用品

3.4.1

图3-4:龙舟(www.perahu naga.co.id)

端午有大,中,小型。对于小型龙舟,通常有一个容量为13人(1,鼓吹者 ,1拖10旗,划船,1 pengayun)尺寸如下:

长度:11.66米(38’10”)

宽度:1.06米(3’6”) 深度:43.18厘米(17“)


(53)

14

图3-5:龙舟尺寸

图3-6:横向龙舟

3.4.2 握桨

用木头做的龙舟庆典桨,此功能用于赛艇划船使偏差快速移动为了赢得比赛 。

握桨的尺寸

长度 :105-130厘米

叶片宽度 :18厘米


(54)

15

图3-7:尺寸龙舟桨

3.5 龙舟庆典的地方

基于作者web-tionghoa.com培养获得的数据是由brianz刘改编,在印度尼西亚华人社区已经

开展了本次龙舟赛。在一些地方,在一些城市或地区,许多河流流很为bata

nghari大举行了这场比赛(占碑),西亚克(索韦托),音乐(巨港),该 公司(轮回),宝盛(坤甸)或已在巴务巴务许多这样的海峡群岛(BRA) ,望加锡,kendiri,丹戎槟榔和巴淡(Riau),甚至到了摩鹿加群岛(班达 内拉)。

特别是在北苏门答腊棉兰地区,本节还庆祝了它的在棉兰华人社区将只做庆 功宴bakcang纪念。这是由于河流的支持进行龙舟比赛没有。

3.6 端午节在中国文化中社会影响的意义

每个仪式或节日为社区业主的意义。还有端午节,一般在印度尼西亚华人社 区的人端午节的意义是为了纪念屈原的优点。屈原是一个正式的完整的人才 和为他的国家非常忠诚。在这个中国社会永远纪念屈原端午庆祝活动举行。 龙舟本身是一个在中国历三个重要的节日,在农历新年(春节)、天虹九( 月饼)。

端午节是一个传统的统一为了荣耀的祖先,象征精神生活的更好,更健康和 有意义的。但是现在的端午节已更多龙舟赛世界锦标赛(端午)每年举行的


(55)

16

一些国家,如美国,非洲,欧洲,澳大利亚,加拿大,等等。尤其是在印度 尼西亚棉兰市盛宴端午节或叫端午节更是在知道白村。著名的传统蛋糕。 这个节日通常是在五个月的五年农历。在棉兰华人社区仍然庆祝端午节。这 只是一个端午节日与端午节在印度尼西亚如占碑,北干巴鲁,巨港,南苏门 答腊,加里曼丹地区其他地区的华人社区在棉兰市华人社区的庆祝活动,和 其他人。

3.6.1 看中国社会对龙启航仪式

中国是一个有很多的居民的国家。大部分中国人几乎已经蔓延到世界的各个 角落,不管是中国还是中国后裔的原创电影。这也对中国传统的,许多人都 知道,事实上也有世界。

传统就是一切,许多进行中的大部分地区的居民。这种传统主要是因为有一 种东西,也被许多人或在遗传上一代做的。所以,虽然这也是由当前代做。 传统有时也被认为是一个结果,甚至当地的风俗文化。这是南不成为传统了 黑暗的时候,因为总是有几乎在每一个时间。

仅在中国也有很多传统,也做了一代又一代。这是当时被中国大多数居民在 海外或中国以外的其他地区。因此,这一传统成为被国际社会广泛。然后, 有在南部分吸收或适应现有的传统和中国人进行。以下列出了一些居民在中 国进行,也被认为是一个地区的中国社会本身存在的传统象征。

今天的中国社会的传统龙舟,有太多的变化。在端午的时候,现在不再使用 ,在神圣的事件的时间。而且也用在非中国大事件。第一个端午是只有在神 圣的事件所用的时间,只允许中国社会,因为它在很多意义的庆典中,使它 不能随意随便使用。

很多的意见,评论我们的龙舟。如今每个华裔青少年,不是所有人都能理解 什么是端午,但只有在理解自己的父母。今年以来,占端午节举行,再次在


(56)

17

2000,第十三次为委员会Ahok。他似乎继续是端午节传统的一部分,虽然 只有一些他的接班人,只敢出现在公共。

作为长辈,梦端午节Ahok返回原来的形式,即一个庆祝活动,涉及中国社 会的整体,完成传统艺术景点的土生华人和他们的习俗。”端午节的气氛, 艰难的60此时。Ahok说气氛是不同的。其中,目前不再船舢板和杰泰。现

在的年轻一代更喜欢当观众,并采取长端午节的复兴年代。”然而,他说,

没有那是不可能的如果有努力不断。

第四章结语

根据研究结果,研究人员做了端午节的传统,在一般在印度尼西亚华人社区 ,特别是在棉兰是一个传统,缩小生活下坡代代相传。对端午起源于中国人 的盛宴是很难知道什么时候应该先做。基于历史记录的龙舟庆典进行了在秦 朝(公元前278年)的一位部长叫屈原的故事。

屈原是一个牧师,有一位民族主义对民族和国家。但由于人们不喜欢他在政 府当时那么屈原非议执行动作的和将要做的反政府叛乱。屈原秦遭受了非常 严重的低迷之后。许多人生活在贫困和苦难的百姓。看到这是屈原非常难过 ,他选择了坠入河中米楼自杀。发现,来自全国各地的人都试图找出屈原尸 体的存在,但没有发现。因此社区乘船河打性别引起随着意愿,鱼不吃屈原


(57)

18

尸体河的流量非常嘈杂的声音。此外社区还把糯米竹叶作为鱼食,鱼不吃屈 原的尸体,但食品消费包装。这是中国社会进行龙盛宴起源每年。

节日的意义在于纪念和记忆的优点和屈原和他的国家的战斗精神。此外,端 午节的意义在于体现尊重祖先,象征生活更健康,好的和有意义的。 对于提出的建议如下:

1. 科学的工作,可以继续和后续研究人员精满意端午节。

2. 作者希望通过研究特别是关于中国文化的社会更普遍的发展和更有用,

这样我们可以了解中国的文化社会,不仅在庆祝端午只。

最后,笔者认为本研究的结果还远不是完美的,因此,所有的谦卑的作者将 获得张开双臂对本文的完善任何批评或建议。

参考文献

[1] 刘晓峰.2011 .端午节与东亚地域文化整合(J) [2]刘晓峰.2010.端午节与水神信仰(J)

[3] 王琛发.2012.马来西亚华人端午节的历史与内涵(J) [4] 冯掬琳.2011.看看人家外国人怎样过端午节(J) [5] 邱春华.2012.浅析端午节传统的文化内涵(J) [6] 包佩娟.2013.探析端午节的文化价值和意义(J)

[7] Azwar, Saifuddin. 1998. Metode penelitia. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

[8] Billy, Graham. 1987. Facing Death And The Life After. Waco Texas: Word Publishing [9] Boedicker Martia. 2011. The Philosophy of Thai Chi Chua. Jakarta: PT Alex Media Komputindo

[10]Koentjaraningrat. 2009. Ilmu Antropologi. Rineka Cipta. Jakarta

[11]Masinambow. 1997. Koentjaraningrat dan Antropologi di Indonesia. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia


(58)

19

[12]Parrinder, Geoffrey. 1971. World Re€ligions Ancient History To The Present. New York: Facts On File Publication

本研究及学位论文是在我的导师杨老师的亲切关怀和悉心指导下完成的。她严肃的科 学态度,严谨的治学精神,精益求精的工作作风,深深地感染和激励着我。杨老师不 仅在学业上给我以精心指导,同时还在思想、生活上给我以无微不至关怀,在此谨向 杨老师致以诚挚的谢意和崇高的敬意。我还有感谢在一起愉快的度过毕业论文小组的 同学们,正是由于你们的帮助和支持,我才能克服一个一个的困难和疑惑,直至本文 的顺利完成。

在论文即将完成之际,我的心情无法平静,从开始进入课题到论文的顺利完成,有多 少可敬的师长、同学、朋友给了无言的帮助,在这里请接受我诚挚的谢意!最后我还 要感谢培养我长大含辛茹苦的父母,谢谢您们!


(1)

14

图3-5:龙舟尺寸

图3-6:横向龙舟

3.4.2 握桨

用木头做的龙舟庆典桨,此功能用于赛艇划船使偏差快速移动为了赢得比赛 。

握桨的尺寸

长度 :105-130厘米

叶片宽度 :18厘米


(2)

15

图3-7:尺寸龙舟桨

3.5 龙舟庆典的地方

基于作者web-tionghoa.com培养获得的数据是由brianz刘改编,在印度尼西亚华人社区已经 开展了本次龙舟赛。在一些地方,在一些城市或地区,许多河流流很为bata nghari大举行了这场比赛(占碑),西亚克(索韦托),音乐(巨港),该 公司(轮回),宝盛(坤甸)或已在巴务巴务许多这样的海峡群岛(BRA) ,望加锡,kendiri,丹戎槟榔和巴淡(Riau),甚至到了摩鹿加群岛(班达 内拉)。

特别是在北苏门答腊棉兰地区,本节还庆祝了它的在棉兰华人社区将只做庆 功宴bakcang纪念。这是由于河流的支持进行龙舟比赛没有。

3.6 端午节在中国文化中社会影响的意义

每个仪式或节日为社区业主的意义。还有端午节,一般在印度尼西亚华人社 区的人端午节的意义是为了纪念屈原的优点。屈原是一个正式的完整的人才 和为他的国家非常忠诚。在这个中国社会永远纪念屈原端午庆祝活动举行。 龙舟本身是一个在中国历三个重要的节日,在农历新年(春节)、天虹九( 月饼)。

端午节是一个传统的统一为了荣耀的祖先,象征精神生活的更好,更健康和 有意义的。但是现在的端午节已更多龙舟赛世界锦标赛(端午)每年举行的


(3)

16

一些国家,如美国,非洲,欧洲,澳大利亚,加拿大,等等。尤其是在印度 尼西亚棉兰市盛宴端午节或叫端午节更是在知道白村。著名的传统蛋糕。

这个节日通常是在五个月的五年农历。在棉兰华人社区仍然庆祝端午节。这 只是一个端午节日与端午节在印度尼西亚如占碑,北干巴鲁,巨港,南苏门 答腊,加里曼丹地区其他地区的华人社区在棉兰市华人社区的庆祝活动,和 其他人。

3.6.1 看中国社会对龙启航仪式

中国是一个有很多的居民的国家。大部分中国人几乎已经蔓延到世界的各个 角落,不管是中国还是中国后裔的原创电影。这也对中国传统的,许多人都 知道,事实上也有世界。

传统就是一切,许多进行中的大部分地区的居民。这种传统主要是因为有一 种东西,也被许多人或在遗传上一代做的。所以,虽然这也是由当前代做。 传统有时也被认为是一个结果,甚至当地的风俗文化。这是南不成为传统了 黑暗的时候,因为总是有几乎在每一个时间。

仅在中国也有很多传统,也做了一代又一代。这是当时被中国大多数居民在 海外或中国以外的其他地区。因此,这一传统成为被国际社会广泛。然后, 有在南部分吸收或适应现有的传统和中国人进行。以下列出了一些居民在中 国进行,也被认为是一个地区的中国社会本身存在的传统象征。

今天的中国社会的传统龙舟,有太多的变化。在端午的时候,现在不再使用 ,在神圣的事件的时间。而且也用在非中国大事件。第一个端午是只有在神 圣的事件所用的时间,只允许中国社会,因为它在很多意义的庆典中,使它 不能随意随便使用。

很多的意见,评论我们的龙舟。如今每个华裔青少年,不是所有人都能理解 什么是端午,但只有在理解自己的父母。今年以来,占端午节举行,再次在


(4)

17

2000,第十三次为委员会Ahok。他似乎继续是端午节传统的一部分,虽然 只有一些他的接班人,只敢出现在公共。

作为长辈,梦端午节Ahok返回原来的形式,即一个庆祝活动,涉及中国社 会的整体,完成传统艺术景点的土生华人和他们的习俗。”端午节的气氛, 艰难的60此时。Ahok说气氛是不同的。其中,目前不再船舢板和杰泰。现 在的年轻一代更喜欢当观众,并采取长端午节的复兴年代。”然而,他说, 没有那是不可能的如果有努力不断。

第四章结语

根据研究结果,研究人员做了端午节的传统,在一般在印度尼西亚华人社区 ,特别是在棉兰是一个传统,缩小生活下坡代代相传。对端午起源于中国人 的盛宴是很难知道什么时候应该先做。基于历史记录的龙舟庆典进行了在秦 朝(公元前278年)的一位部长叫屈原的故事。

屈原是一个牧师,有一位民族主义对民族和国家。但由于人们不喜欢他在政 府当时那么屈原非议执行动作的和将要做的反政府叛乱。屈原秦遭受了非常 严重的低迷之后。许多人生活在贫困和苦难的百姓。看到这是屈原非常难过 ,他选择了坠入河中米楼自杀。发现,来自全国各地的人都试图找出屈原尸 体的存在,但没有发现。因此社区乘船河打性别引起随着意愿,鱼不吃屈原


(5)

18

尸体河的流量非常嘈杂的声音。此外社区还把糯米竹叶作为鱼食,鱼不吃屈 原的尸体,但食品消费包装。这是中国社会进行龙盛宴起源每年。

节日的意义在于纪念和记忆的优点和屈原和他的国家的战斗精神。此外,端 午节的意义在于体现尊重祖先,象征生活更健康,好的和有意义的。

对于提出的建议如下:

1. 科学的工作,可以继续和后续研究人员精满意端午节。

2. 作者希望通过研究特别是关于中国文化的社会更普遍的发展和更有用, 这样我们可以了解中国的文化社会,不仅在庆祝端午只。

最后,笔者认为本研究的结果还远不是完美的,因此,所有的谦卑的作者将 获得张开双臂对本文的完善任何批评或建议。

参考文献

[1] 刘晓峰.2011 .端午节与东亚地域文化整合(J) [2]刘晓峰.2010.端午节与水神信仰(J)

[3] 王琛发.2012.马来西亚华人端午节的历史与内涵(J) [4] 冯掬琳.2011.看看人家外国人怎样过端午节(J) [5] 邱春华.2012.浅析端午节传统的文化内涵(J) [6] 包佩娟.2013.探析端午节的文化价值和意义(J)

[7] Azwar, Saifuddin. 1998. Metode penelitia. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

[8] Billy, Graham. 1987. Facing Death And The Life After. Waco Texas: Word Publishing [9] Boedicker Martia. 2011. The Philosophy of Thai Chi Chua. Jakarta: PT Alex Media Komputindo

[10]Koentjaraningrat. 2009. Ilmu Antropologi. Rineka Cipta. Jakarta

[11]Masinambow. 1997. Koentjaraningrat dan Antropologi di Indonesia. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia


(6)

19

[12]Parrinder, Geoffrey. 1971. World Re€ligions Ancient History To The Present. New York: Facts On File Publication

本研究及学位论文是在我的导师杨老师的亲切关怀和悉心指导下完成的。她严肃的科 学态度,严谨的治学精神,精益求精的工作作风,深深地感染和激励着我。杨老师不 仅在学业上给我以精心指导,同时还在思想、生活上给我以无微不至关怀,在此谨向 杨老师致以诚挚的谢意和崇高的敬意。我还有感谢在一起愉快的度过毕业论文小组的 同学们,正是由于你们的帮助和支持,我才能克服一个一个的困难和疑惑,直至本文 的顺利完成。

在论文即将完成之际,我的心情无法平静,从开始进入课题到论文的顺利完成,有多 少可敬的师长、同学、朋友给了无言的帮助,在这里请接受我诚挚的谢意!最后我还 要感谢培养我长大含辛茹苦的父母,谢谢您们!