Komalasari 2010: 2 mendefinisikan belajar sebagai suatu proses perubahan tingkah laku dalam pengetahuan, sikap, dan keterampilan
yang diperoleh dalam jangka waktu yang lama dan dengan syarat bahwa perubahan yang terjadi tidak disebabkan oleh adanya kematangan
ataupun perubahan sementara karena suatu hal. Selanjutnya Witherington Syaodih 2007: 155 mengemukakan bahwa belajar merupakan
perubahan dalam kepribadian, yang dimanifestasikan sebagai pola-pola respons yang baru yang berbentuk keterampilan, sikap, kebiasaan,
pengetahuan dan kecakapan. Perubahan ini terjadi melalui proses yang sengaja diciptakan, serta
berlangsung dalam jangka waktu tertentu. Sejalan dengan pendapat Hamalik 2008: 27 yang mengemukakan bahwa belajar merupakan
suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas dari itu, yakni mengalami.
Berdasarkan beberapa uraian teori di atas, maka dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku yang
mencakup tiga aspek yaitu pengetahuan, sikap, dan keterampilan berdasarkan pengalaman yang ada.
2. Pembelajaran
Komalasari 2011: 3 menyatakan bahwa pembelajaran yaitu suatu sistem atau proses membelajarkan subjek didikpembelajar yang
direncanakan atau didesain, dilaksanakan, dan dievaluasi secara sistematis agar subjek didik dapat mencapai tujuan-tujuan pembelajaran
secara efektif dan efisien. Gagne dalam Huda, 2013: 3 menjelaskan
bahwa pembelajaran dapat diartikan sebagai proses modifikasi dalam kapasitas manusia yang bisa dipertahankan dan ditingkatkan levelnya.
Sedangkan Abidin
2014: 6
mengemukakan bahwa
pembelajaran adalah serangkaian aktivitas yang dilakukan siswa guna mencapai hasil belajar tertentu di bawah bimbingan, arahan,
dan motivasi guru. Pembelajaran adalah proses yang menuntut siswa secara aktif kreatif melakukan sejumlah aktivitas sehingga siswa
benar-benar membangun pengetahuannya secara mandiri dan berkembang pula kreativitasnya.
Peneliti menyimpulkan bahwa pembelajaran adalah serangkaian aktivitas yang mendorong terjadinya interaksi antara siswa, guru, dan
lingkungan. Aktivitas ini merupakan upaya membelajarkan subjek didik sesuai dengan perencanaan dan desain yang telah ditentukan, guna
tercapinya hasil belajar yang diharapkan.
D. Ilmu Pengetahuan Alam IPA
1. Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam IPA
Pengertian IPA merujuk pada kajian yang memusatkan perhatiannya pada ilmu-ilmu alamiah natural sciences. Fokus pengkajian IPA adalah
alam dan proses yang ada di dalamnya. Menurut Djojosoediro 2012: 18 IPA merupakan ilmu pengetahuan tentang gejala alam yang dituangkan
berupa fakta, konsep, prinsip dan hukum yang teruji kebenarannya dan melalui suatu rangkaian kegiatan dalam metode ilmiah.
Menurut A.N. Whitehead dalam Sumaji, dkk., 2003: 31 Ilmu Pengetahuan Alam IPA atau sains dibentuk karena pertemuan dua orde
pengalaman. Orde pertama didasarkan pada hasil observasi terhadap gejalafakta orde observasi, dan orde kedua didasarkan pada konsep
manusia mengenai alam semesta orde konsepsional. Lebih lanjut Sutrisno, dkk. 2008: 19 mengemukakan bahwa IPA merupakan usaha
manusia dalam memahami alam semesta melalui pengamatan yang tepat correct pada sasaran, serta menggunakan prosedur yang benar true,
dan dijelaskan dengan penalaran yang sahih valid sehingga dihasilkan kesimpulan yang betul truth.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, peneliti menyimpulkan bahwa lmu Pengetahuan Alam IPA merupakan ilmu yang mempelajari
tentang alam semesta beserta isinya, yang diperoleh melalui kegiatan pengamatan observasi dan penelitian, serta dijelaskan dengan penalaran
yang sahih.
2. Karakteristik Ilmu Pengetahuan Alam IPA
Wasih Djojosoediro 2007 menjelaskan bahwa karakteristik IPA
adalah sebagai berikut: a.
IPA mempunyai nilai ilmiah artinya kebenaran dalam IPA dapat dibuktikan lagi oleh semua orang dengan menggunakan metode
ilmiah dan prosedur seperti yang dilakukan terdahulu oleh penemunya.
b. IPA merupakan suatu kumpulan pengetahuan yang tersusun
secara sistematis, dan dalam penggunaannya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam.
c. IPA merupakan pengetahuan teoritis yang diperoleh atau
disusun dengan cara yang khas atau khusus, yaitu dengan melakukan observasi, eksperimentasi, penyimpulan, penyusunan
teori, dan demikian seterusnya kait mengkait antara cara yang satu dengan cara yang lain.
d. IPA merupakan suatu rangkaian konsep yang saling berkaitan
dengan bagan-bagan konsep yang telah berkembang sebagai suatu hasil eksperimen dan observasi, yang bermanfaat untuk
eksperimentasi dan observasi lebih lanjut.
e. IPA meliputi empat unsur, yaitu produk, proses, aplikasi dan
sikap.