PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DENGAN MEDIA GRAFIS TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SD NEGERI 4 METRO UTARA

(1)

ABSTRAK

PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DENGAN MEDIA GRAFIS TERHADAP HASIL BELAJAR IPA

SISWA KELAS IV SD NEGERI 4 METRO UTARA

Oleh

DEWI RENITA SARI

Masalah penelitian ini adalah rendahnya hasil belajar IPA siswa kelas IV SD Negeri 4 Metro Utara. Berdasarkan data yang diperoleh menunjukkan bahwa dari 79 siswa hanya 25 siswa yang mampu mencapai KKM yang telah ditetapkan yaitu 67. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan model problem based learning dengan media grafis terhadap hasil belajar siswa.

Penelitian ini menggunakan penelitian eksperimen dengan jenis penelitian quasi experiment. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV SD Negeri 4 Metro Utara dengan sampel kelas IVB sebagai kelas eksperimen, dan IVC sebagai kelas kontrol. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik sampling purposive. Analisis data menggunakan independent sample t test.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan pada penerapan model problem based learning dengan media grafis terhadap hasil belajar IPA siswa kelas eksperimen.


(2)

PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DENGAN MEDIA GRAFIS TERHADAP HASIL BELAJAR IPA

SISWA KELAS IV SD NEGERI 4 METRO UTARA

Oleh

DEWI RENITA SARI

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Jurusan Ilmu Pendidikan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2015


(3)

Judul Skripsi : PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DENGAN MEDIA GRAFIS TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SD NEGERI 4 METRO UTARA

Nama :

Dewi Renita Sari

Nomor Pokok Mahasiswa : 1113053030

Program Studi : Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Jurusan : Ilmu Pendidikan

Fakultas : Keguruan dan IlmuPendidikan

MENYETUJUI 1. Komisi Pembimbing

Pembimbing I, Pembimbing II,

Dr. Alben Ambarita, M.Pd. Dra. Hj. Yulina H., M.Pd.I.

NIP 19570711 198503 1 004 NIP 19540722 198012 2 001

2. Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan

,

Dr. Riswanti Rini, M.Si.


(4)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua : Dr. Alben Ambarita, M.Pd. ……….

Sekretaris : Dra. Hj. Yulina H., M.Pd.I. .………

Penguji Utama : Drs. Siswantoro, M. Pd ..………

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si. NIP 19600315 198503 1 003


(5)

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini.

Nama : Dewi Renita Sari

NPM : 1113053030

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Jurusan/Program Studi : Ilmu Pendidikan/Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali disebutkan di dalam daftar pustaka.

Bandar Lampung, 1 April 2015

Dewi Renita Sari


(6)

RIWAYAT HIDUP

Peneliti dilahirkan di desa Batangharjo, Kecamatan Batanghari, Kabupaten Lampung Timur, Provinsi Lampung, pada tanggal 15 Oktober 1993. Peneliti merupakan anak ketiga dari tiga bersaudara, dari pasangan Bapak Kodam dan Ibu Sunarmi.

Pendidikan formal peneliti dimulai dari SD Negeri 2 Batangharjo, Kecamatan Batanghari, Lampung Timur pada tahun 1999–2005. Peneliti melanjutkan pendidikan di SMP Negeri 1 Batanghari dan selesai pada tahun 2008. Pendidikan Sekolah Menengah Atas ditempuh di SMK Negeri 1 Metro dan selesai pada tahun 2011. Selanjutnya pada tahun 2011 peneliti terdaftar sebagai mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Lampung melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN).


(7)

Motto

“Tidak ada yan

g dapat menolak takdir kecuali

do’a

, dan tidak ada

yang menambah umur kecuali kebaikan.”

(HR. At-Tirmidzi)

Semua niat baik, tindakan baik, dan

do’a

yang baik

akan memberikan hasil yang terbaik.


(8)

PERSEMBAHAN

Dengan mengucap syukur kehadirat Allah Swt, aku persembahkan

karya istimewa ini untuk:

Ayah dan Ibuku tercinta yang senantiasa dengan tulus ikhlas mendidik

dan membimbingku, memberikanku limpahan kasih sayang, serta

memanjatkan do

a dalam setiap sujudnya

demi menantikan keberhasilanku.

Kedua kakakku Siti Nurjanah dan Dian Puspitasari yang selalu

mengingatkanku untuk tetap semangat dalam

menghadapi semua kesulitan yang ada.

Keponakanku tercinta Keisha Zafira Ardiansyah yang selalu

memberikan keceriaan di sela hari-hariku.

Keluarga besarku yang tak henti mendoakan dan mendorongku agar

menjadi seseorang yang sukses dan menjadi

kebanggaan keluarga.


(9)

SANWACANA

Puji dan syukur peneliti ucapkan kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang

berjudul “Pengaruh Penerapan Model Problem Based Learning dengan Media Grafis Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IV SD Negeri 4 Metro Utara

Tahun Pelajaran 2014/2015”.

Dengan kerendahan hati peneliti mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Hi. Sugeng P. Hariyanto, M.S., selaku Rektor Universitas Lampung yang telah memberikan kontribusi untuk memajukan Universitas Lampung untuk menjadi lebih baik.

2. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung yang telah memfasilitasi dan memberikan dukungan untuk menyelesaikan skripsi ini.

3. Ibu Dr. Riswanti Rini, M.Si., Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung yang telah memberikan sumbangsih untuk kemajuan program studi PGSD.

4. Bapak Dr. Hi. Darsono, M. Pd., Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Unversitas Lampung yang telah berkontribusi memajukan program studi S1 PGSD dan menyetujui judul-judul skripsi hingga terwujudnya skripsi ini.

5. Bapak Drs. Siswantoro, M.Pd., Koordinator Kampus B Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung, sekaligus sebagai penguji yang telah memberikan masukan dan saran yang membangun dan bermanfaat, mulai dari seminar proposal hingga ujian skripsi.


(10)

6. Ibu Dra. Hj. Yulina H, M.Pd.I, Pembimbing Akademik sekaligus Pembimbing II yang telah meluangkan waktu, tenaga, pikiran serta saran dalam membantu penyusunan skipsi ini.

7. Bapak Dr. Alben Ambarita, M. Pd., Pembimbing I yang telah membantu, membimbing, memberikan arahan dan nasehat dengan penuh ketulusan baik selama kuliah maupun dalam menyelesaikan skripsi.

8. Seluruh Dosen Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar yang telah memberikan masukan dan membantu kelancaran penyusunan skripsi ini. 9. Ibu Herawati, S.Pd.I, Kepala SD Negeri 4 Metro Utara yang telah memberi

izin kepada peneliti untuk melaksanakan penelitian di sekolah tersebut.

10.Ibu Jariah, A.Ma.Pd., guru kelas IVB, dan Ibu Eka Prasetyawati, S.Pd., guru kelas IVC yang telah membantu dan memberikan kesempatan kepada peneliti untuk melakukan penelitian di kelas IVB dan IVC.

11.Sahabat-sahabatku tercinta (Tiwi, Tata, Umi, Tavi, Kak Tri, Ana, Astri, Nanda, Fitri, Melin, Debi, Heni) yang senantiasa memberiku semangat dan motivasi dalam keadaan apapun.

12.Teman-teman satu kelompok KKN (Risa, Dianty, Nurlita, Dona, Dara, Cumai, Ahmad, dan Ryan).

13.Teman-teman seperjuangan PGSD angkatan 2011 khususnya kelas B. Semoga kita dapat mewujudkan mimpi-mimpi kita.

14.Saudara Amri Adly yang senantiasa sabar dan meluangkan waktunya untuk membantu peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.

15.Seluruh pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini baik secara langsung maupun tidak langsung.

Akhir kata, peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan namun sedikit harapan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Metro, 13 Mei 2015 Peneliti


(11)

Dewi Renita Sari NPM 1113053030


(12)

PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DENGAN MEDIA GRAFIS TERHADAP HASIL BELAJAR IPA

SISWA KELAS IV SD NEGERI 4 METRO UTARA

Oleh

DEWI RENITA SARI

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar

SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Jurusan Ilmu Pendidikan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2015


(13)

(14)

(15)

(16)

RIWAYAT HIDUP

Peneliti dilahirkan di desa Batangharjo, Kecamatan Batanghari, Kabupaten Lampung Timur, Provinsi Lampung, pada tanggal 15 Oktober 1993. Peneliti merupakan anak ketiga dari tiga bersaudara, dari pasangan Bapak Kodam dan Ibu Sunarmi.

Pendidikan formal peneliti dimulai dari SD Negeri 2 Batangharjo, Kecamatan Batanghari, Lampung Timur pada tahun 1999–2005. Peneliti melanjutkan pendidikan di SMP Negeri 1 Batanghari dan selesai pada tahun 2008. Pendidikan Sekolah Menengah Atas ditempuh di SMK Negeri 1 Metro dan selesai pada tahun 2011. Selanjutnya pada tahun 2011 peneliti terdaftar sebagai mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Lampung melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN).


(17)

Moto

“Tidak ada yan

g dapat menolak takdir kecuali

do’a

, dan tidak ada

yang menambah umur kecuali kebaikan.”

(HR. At-Tirmidzi)

Semua niat baik, tindakan baik, dan

do’a

yang baik

akan memberikan hasil yang terbaik.


(18)

PERSEMBAHAN

Dengan mengucap syukur kehadirat Allah SWT, aku persembahkan

karya sederhana ini untuk:

Ayah dan Ibuku tercinta yang senantiasa dengan tulus ikhlas mendidik

dan membimbingku, memberikanku limpahan kasih sayang, serta

memanjatkan doa dalam setiap sujudnya

demi menantikan keberhasilanku.

Kedua kakakku Siti Nurjanah dan Dian Puspitasari yang selalu

mengingatkanku untuk tetap semangat dalam

menghadapi semua kesulitan yang ada.

Keponakanku tercinta Keisha Zafira Ardiansyah yang selalu

memberikan keceriaan di sela hari-hariku.

Keluarga besarku yang tak henti mendoakan dan mendorongku agar

menjadi seseorang yang sukses dan menjadi

kebanggaan keluarga.


(19)

SANWACANA

Puji dan syukur peneliti ucapkan kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang

berjudul “Pengaruh Penerapan Model Problem Based Learning dengan Media Grafis Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IV SD Negeri 4 Metro Utara

Tahun Pelajaran 2014/2015”.

Dengan kerendahan hati peneliti mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Hi. Sugeng P. Hariyanto, M.S., selaku Rektor Universitas Lampung yang telah memberikan kontribusi untuk memajukan Universitas Lampung untuk menjadi lebih baik.

2. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung yang telah memfasilitasi dan memberikan dukungan untuk menyelesaikan skripsi ini.

3. Ibu Dr. Riswanti Rini, M.Si., Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung yang telah memberikan sumbangsih untuk kemajuan program studi PGSD.

4. Bapak Dr. Hi. Darsono, M. Pd., Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Unversitas Lampung yang telah berkontribusi memajukan program studi S1 PGSD dan menyetujui judul-judul skripsi hingga terwujudnya skripsi ini.

5. Bapak Drs. Siswantoro, M.Pd., Koordinator Kampus B Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung, sekaligus sebagai penguji yang telah memberikan masukan dan saran yang membangun dan bermanfaat, mulai dari seminar proposal hingga ujian skripsi.

6. Ibu Dra. Hj. Yulina H, M.Pd.I, Pembimbing Akademik sekaligus Pembimbing II yang telah meluangkan waktu, tenaga, pikiran serta saran dalam membantu penyusunan skipsi ini.


(20)

7. Bapak Dr. Alben Ambarita, M. Pd., Pembimbing I yang telah membantu, membimbing, memberikan arahan dan nasehat dengan penuh ketulusan baik selama kuliah maupun dalam menyelesaikan skripsi.

8. Seluruh Dosen Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar yang telah memberikan masukan dan membantu kelancaran penyusunan skripsi ini. 9. Ibu Herawati, S.Pd.I, Kepala SD Negeri 4 Metro Utara yang telah memberi

izin kepada peneliti untuk melaksanakan penelitian di sekolah tersebut.

10.Ibu Jariah, A.Ma.Pd., guru kelas IVB, dan Ibu Eka Prasetyawati, S.Pd., guru kelas IVC yang telah membantu dan memberikan kesempatan kepada peneliti untuk melakukan penelitian di kelas IVB dan IVC.

11.Sahabat-sahabatku tercinta (Tiwi, Tata, Umi, Tavi, Kak Tri, Ana, Astri, Nanda, Fitri, Melin, Debi, Heni) yang senantiasa memberiku semangat dan motivasi dalam keadaan apapun.

12.Teman-teman satu kelompok KKN (Risa, Dianty, Nurlita, Dona, Dara, Cumai, Ahmad, dan Ryan).

13.Teman-teman seperjuangan PGSD angkatan 2011 khususnya kelas B. Semoga kita dapat mewujudkan mimpi-mimpi kita.

14.Amri Adly yang senantiasa meluangkan waktunya dan membantu peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.

15.Seluruh pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini baik secara langsung maupun tidak langsung.

Akhir kata, peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan namun sedikit harapan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Metro, 13 Mei 2015 Peneliti

Dewi Renita Sari NPM 1113053030


(21)

ii

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL... iv

DAFTAR GAMBAR ... vi

DAFTAR LAMPIRAN ... vii

I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 5

C. Rumusan Masalah ... 6

D. Tujuan Penelitian ... 6

E. Manfaat Penelitian ... 6

F. Ruang Lingkup Penelitian... 7

II. KAJIAN TEORI ... 8

A. Model Pembelajaran ... 8

1. Pengertian Model Pembelajaran ... 8

2. Jenis-jenis Model Pembelajaran ... 9

3. Pengertian Problem Based Learning (PBL) ... 10

4. Langkah-langkah Penerapan Problem Based Learning ... 11

5. Karakteristik Problem Based Learning ... 13

6. Kelebihan dan Kekurangan Model Problem Based Learning .... 14

B. Media Pembelajaran... 16

1. Pengertian Media Pembelajaran.. ... 16

2. Fungsi Media Pembelajaran ... 17

3. Jenis-jenis Media Pembelajaran ... 18

4. Media Grafis ... 19

C. Belajar dan Pembelajaran ... 21

1. Belajar ... 21

2. Pembelajaran ... 22

D. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)... 23

1. Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) ... 23

2. Karakteristik Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) ... 24

3. Tujuan Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) ... 25

E. Hasil Belajar... 26

F. Penelitian yang Relevan ... 28


(22)

iii H. Hipotesis Penelitian ... 31

III. METODE PENELITIAN ... 32

A. Desain Penelitian ... 32 B. Populasi dan Sampel ... 33 1. Populasi ... 33 2. Sampel... ... 34 C. Variabel Penelitian ... 35 1. Variabel Penelitian ... 35 2. Definisi Operasional Variabel ... 36 D. Teknik Pengumpulan Data ... 39 1. Teknik Tes ... 39 2. Teknik Non-tes ... 40 E. Instrumen Penilaian ... 41 1. Uji Persyaratan Pengumpulan Data ... 41 F. Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis ... 43 1. Uji Persyaratan Analisis ... 43 2. Analisis Data Kinerja Guru ... 45 3. Analisis Data Hasil Belajar ... 45 4. Uji Hipotesis ... 46

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 47 A. Profil Sekolah... 47 B. Pelaksanaan Penelitian ... 49 1. Proses Pembelajaran pada Kelas Eksperimen ... 49 2. Proses Pembelajaran pada Kelas Kontrol ... 57 C. Hasil Penelitian ... 62 1. Deskripsi Data Penelitian ... 62 2. Hasil Belajar ... 63 D. Kinerja Guru ... 82 1. Kelas Eksperimen ... 82 2. Kelas Kontrol ... 83 E. Pembahasan Hasil Penelitian ... 84

 Pengaruh Penerapan Model Problem Based Learning dengan Media Grafis terhadap Hasil Belajar IPA Siswa ... 84

V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 86

A. KESIMPULAN ... 86 B. SARAN ... 86

DAFTAR PUSTAKA ... 88 LAMPIRAN ... 91


(23)

iv

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1.1 Data nilai hasil belajar ipa siswa pada mid semester ganjil kelas IV SD Negeri 4 Metro Utara tahun pelajaran 2014/2015 ... 3 3.1 Jumlah siswa kelas IV SD Negeri 4 Metro Utara tahun pelajaran

2014/2015 ... 34 3.2 Kisi-kisi tes hasil belajar IPA ... 39 3.3 Kisi-kisi instrumen penilaian afektif ... 40 3.4 Kisi-kisi instrumen penilaian psikomotor ... 40 3.5 Hasil uji validitas soal ... 41 3.6 Hasil uji reliabilitas ... 43 3.7 Hasil perhitungan uji normalitas ... 44 3.8 Hasil perhitungan uji homogenitas ... 45 4.1 Jadwal penelitian ... 49 4.2 Data persentase ketuntasan hasil belajar berdasarkan nilai pre-test

kelas eksperimen dan kelas kontrol ... 63 4.3 Data persentase ketuntasan hasil belajar berdasarkan nilai post-test

kelas eksperimen dan kelas kontrol ... 65 4.4 Penggolongan nilai n-gain siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol ... 66 4.5 Persentase hasil belajar afektif siswa secara klasikal kelas eksperimen. 68 4.6 Persentase hasil belajar afektif siswa secara klasikal kelas kontrol ... 69 4.7 Persentase hasil belajar afektif siswa secara klasikal kelas eksperimen. 70 4.8 Persentase hasil belajar afektif siswa secara klasikal kelas kontrol ... 71 4.9 Persentase hasil belajar afektif siswa secara klasikal kelas eksperimen. 72 4.10 Persentase hasil belajar afektif siswa secara klasikal kelas kontrol ... 73 4.11 Persentase hasil belajar psikomotor siswa secara klasikal kelas

eksperimen ... 74 4.12 Persentase hasil belajar psikomotor siswa secara klasikal kelas kontrol 75 4.13 Persentase hasil belajar psikomotor siswa secara klasikal kelas

eksperimen ... 76 4.14 Persentase hasil belajar psikomotor siswa secara klasikal kelas kontrol 77


(24)

v 4.15 Persentase hasil belajar psikomotor siswa secara klasikal kelas

eksperimen ... 78 4.16 Persentase hasil belajar psikomotor siswa secara klasikal kelas kontrol 78 4.17 Persentase hasil belajar siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol

berdasarkan KKM ... 79 4.18 Hasil perhitungan uji normalitas ... 80 4.19 Hasil perhitungan uji homogenitas ... 81 4.20 Hasil perhitungan uji hipotesis ... 82 4.21 Kinerja guru kelas eksperimen ... 83 4.22 Kinerja guru kelas kontrol ... 83


(25)

vi

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Skema kerangka pikir peneliti... 30 4.1 Perbandingan nilai pre-test berdasarkan KKM ... 64 4.2 Perbandingan nilai rata-rata pre-test berdasarkan KKM ... 64 4.3 Perbandingan nilai post-test berdasarkan KKM ... 65 4.4 Perbandingan nilai rata-rata post-test berdasarkan KKM ... 66 4.5 Perbandingan n-gain siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol ... 67 4.6 Perbandingan nilai rerata n-gain kelas eksperimen dan kelas kontrol ... 68


(26)

vii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. SURAT

a. Keterangan dari fakultas ... 91 b. Penelitian pendahuluan dari fakultas ... 92 c. Izin penelitian dari fakultas ... 93 d. Keterangan penelitian ... 94 e. Pernyataan dari teman sejawat ... 95 f. Pernyataan dari teman sejawat ... 96

2. PERANGKAT PEMBELAJARAN

a. Analisis pemetaan SK/KD kelas eksperimen ... 97 b. Silabus kelas eksperimen ... 99 c. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) kelas eksperimen ... 102 d. Analisis pemetaan SK/KD kelas kontrol ... 110 e. Silabus kelas kontrol ... 112 f. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) kelas kontrol ... 115 g. Instrumen soal ... 124

3. ANALISIS KINERJA GURU

a. Instrumen Penilaian Kinerja Guru kelas eksperimen... 127 b. Instrumen Penilaian Kinerja Guru kelas kontrol ... 130

4. ANALISIS HASIL BELAJAR SISWA

a. Rekapitulasi hasil belajar kognitif kelas eksperimen ... 133 b. Instrumen penilaian hasil belajar afektif kelas eksperimen

pertemuan 1 ... 134 c. Instrumen penilaian hasil belajar afektif kelas eksperimen

pertemuan 2 ... 136 d. Rekapitulasi hasil belajar afektif kelas eksperimen ... 138 e. Instrumen penilaian hasil belajar psikomotor kelas eksperimen

pertemuan 1 ... 139 f. Instrumen penilaian hasil belajar psikomotor kelas eksperimen


(27)

viii g. Rekapitulasi hasil belajar psikomotor kelas eksperimen ... 143 h. Rekapitulasi hasil belajar kognitif kelas kontrol ... 144 i. Instrumen penilaian hasil belajar afektif kelas kontrol pertemuan 1 . 145 j. Instrumen penilaian hasil belajar afektif kelas kontrol pertemuan 2 . 147 k. Rekapitulasi hasil belajar afektif kelas kontrol ... 149 l. Instrumen penilaian hasil belajar psikomotor kelas kontrol

pertemuan 1 ... 150 m. Instrumen penilaian hasil belajar psikomotor kelas kontrol

pertemuan 2 ... 152 n. Rekapitulasi hasil belajar psikomotor kelas kontrol ... 154 o. Rekapitulasi hasil belajar siswa kelas eksperimen... 155 p. Rekapitulasi hasil belajar siswa kelas kontrol ... 156 5. UJI STATISTIK

a. Uji normalitas dan uji homogenitas kelas eksperimen dan kelas kontrol ... 157 b. Uji hipotesis ... 158

6. DOKUMENTASI

a. Foto dokumentasi pembelajaran kelas eksperimen... 159 b. Foto dokumentasi pembelajaran kelas eksperimen... 163


(28)

iv

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1.1 Data nilai hasil belajar ipa siswa pada mid semester ganjil kelas IV SD Negeri 4 Metro Utara tahun pelajaran 2014/2015 ... 3 3.1 Jumlah siswa kelas IV SD Negeri 4 Metro Utara tahun pelajaran

2014/2015 ... 34 3.2 Kisi-kisi tes hasil belajar IPA ... 39 3.3 Kisi-kisi instrumen penilaian afektif ... 40 3.4 Kisi-kisi instrumen penilaian psikomotor ... 40 3.5 Hasil uji validitas soal ... 41 3.6 Hasil uji reliabilitas ... 43 3.7 Hasil perhitungan uji normalitas ... 44 3.8 Hasil perhitungan uji homogenitas ... 45 4.1 Jadwal penelitian ... 49 4.2 Data persentase ketuntasan hasil belajar berdasarkan nilai pre-test

kelas eksperimen dan kelas kontrol ... 63 4.3 Data persentase ketuntasan hasil belajar berdasarkan nilai post-test

kelas eksperimen dan kelas kontrol ... 65 4.4 Penggolongan nilai n-gain siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol ... 66 4.5 Persentase hasil belajar afektif siswa secara klasikal kelas eksperimen. 68 4.6 Persentase hasil belajar afektif siswa secara klasikal kelas kontrol ... 69 4.7 Persentase hasil belajar afektif siswa secara klasikal kelas eksperimen. 70 4.8 Persentase hasil belajar afektif siswa secara klasikal kelas kontrol ... 71 4.9 Persentase hasil belajar afektif siswa secara klasikal kelas eksperimen. 72 4.10 Persentase hasil belajar afektif siswa secara klasikal kelas kontrol ... 73 4.11 Persentase hasil belajar psikomotor siswa secara klasikal kelas

eksperimen ... 74 4.12 Persentase hasil belajar psikomotor siswa secara klasikal kelas kontrol 75 4.13 Persentase hasil belajar psikomotor siswa secara klasikal kelas

eksperimen ... 76 4.14 Persentase hasil belajar psikomotor siswa secara klasikal kelas kontrol 77


(29)

v 4.15 Persentase hasil belajar psikomotor siswa secara klasikal kelas

eksperimen ... 78 4.16 Persentase hasil belajar psikomotor siswa secara klasikal kelas kontrol 78 4.17 Persentase hasil belajar siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol

berdasarkan KKM ... 79 4.18 Hasil perhitungan uji normalitas ... 80 4.19 Hasil perhitungan uji homogenitas ... 81 4.20 Hasil perhitungan uji hipotesis ... 82 4.21 Kinerja guru kelas eksperimen ... 83 4.22 Kinerja guru kelas kontrol ... 83


(30)

vii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. SURAT

a. Keterangan dari fakultas ... 91 b. Penelitian pendahuluan dari fakultas ... 92 c. Izin penelitian dari fakultas ... 93 d. Keterangan penelitian ... 94 e. Pernyataan dari teman sejawat ... 95 f. Pernyataan dari teman sejawat ... 96

2. PERANGKAT PEMBELAJARAN

a. Analisis pemetaan SK/KD kelas eksperimen ... 97 b. Silabus kelas eksperimen ... 99 c. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) kelas eksperimen ... 102 d. Analisis pemetaan SK/KD kelas kontrol ... 110 e. Silabus kelas kontrol ... 112 f. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) kelas kontrol ... 115 g. Instrumen soal ... 124

3. ANALISIS KINERJA GURU

a. Instrumen Penilaian Kinerja Guru kelas eksperimen... 127 b. Instrumen Penilaian Kinerja Guru kelas kontrol ... 130

4. ANALISIS HASIL BELAJAR SISWA

a. Rekapitulasi hasil belajar kognitif kelas eksperimen ... 133 b. Instrumen penilaian hasil belajar afektif kelas eksperimen

pertemuan 1 ... 134 c. Instrumen penilaian hasil belajar afektif kelas eksperimen

pertemuan 2 ... 136 d. Rekapitulasi hasil belajar afektif kelas eksperimen ... 138 e. Instrumen penilaian hasil belajar psikomotor kelas eksperimen

pertemuan 1 ... 139 f. Instrumen penilaian hasil belajar psikomotor kelas eksperimen


(31)

viii g. Rekapitulasi hasil belajar psikomotor kelas eksperimen ... 143 h. Rekapitulasi hasil belajar kognitif kelas kontrol ... 144 i. Instrumen penilaian hasil belajar afektif kelas kontrol pertemuan 1 . 145 j. Instrumen penilaian hasil belajar afektif kelas kontrol pertemuan 2 . 147 k. Rekapitulasi hasil belajar afektif kelas kontrol ... 149 l. Instrumen penilaian hasil belajar psikomotor kelas kontrol

pertemuan 1 ... 150 m. Instrumen penilaian hasil belajar psikomotor kelas kontrol

pertemuan 2 ... 152 n. Rekapitulasi hasil belajar psikomotor kelas kontrol ... 154 o. Rekapitulasi hasil belajar siswa kelas eksperimen... 155 p. Rekapitulasi hasil belajar siswa kelas kontrol ... 156 5. UJI STATISTIK

a. Uji normalitas dan uji homogenitas kelas eksperimen dan kelas kontrol ... 157 b. Uji hipotesis ... 158

6. DOKUMENTASI

a. Foto dokumentasi pembelajaran kelas eksperimen... 159 b. Foto dokumentasi pembelajaran kelas eksperimen... 163


(32)

vi

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Skema kerangka pikir peneliti... 30 4.1 Perbandingan nilai pre-test berdasarkan KKM ... 65 4.2 Perbandingan nilai rata-rata pre-test berdasarkan KKM ... 66 4.3 Perbandingan nilai post-test berdasarkan KKM ... 67 4.4 Perbandingan nilai rata-rata post-test berdasarkan KKM ... 67 4.5 Perbandingan n-gain siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol ... 69 4.6 Perbandingan nilai rerata n-gain kelas eksperimen dan kelas kontrol ... 69


(33)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan usaha sadar untuk menyiapkan siswa melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau latihan bagi peranannya di masa yang akan datang. Menurut Purwanto (2004: 11) pendidikan ialah usaha orang dewasa dalam pergaulan dengan anak-anak untuk perkembangan jasmani dan rohaninya ke arah kedewasaan.

Secara lebih rinci, definisi pendidikan yang tercantum dalam UU No. 20 Tahun 2003 bab 1 pasal 1 tentang Sisdiknas, menyebutkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.

Pendidikan nasional sebagai salah satu sektor pembangunan nasional dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa, mempunyai visi terwujudnya sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan semua warga negara Indonesia berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan


(34)

2

zaman yang selalu berubah. Makna manusia yang berkualitas, menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yaitu manusia terdidik yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, serta menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab. Oleh karena itu, pendidikan nasional harus berfungsi secara optimal sebagai wahana utama dalam pembangunan bangsa dan karakter.

Berdasarkan landasan tersebut, maka peneliti menyimpulkan bahwa melalui pendidikan seseorang dapat mengembangkan kualitas pribadinya sesuai dengan minat dan bakatnya, sehingga hal tersebut akan berdampak terhadap peningkatan kualitas sumber daya manusia yang ada. Pendidikan merupakan faktor penting yang sangat berpengaruh terhadap tumbuh kembangnya suatu bangsa dan negara. Selain itu, pendidikan juga harus memberikan dasar bagi keberlanjutan kehidupan bangsa dengan segala aspeknya yang mencerminkan karakter bangsa masa kini. Pembentukan karakter yang berkualitas dapat dilakukan melalui pendidikan formal di sekolah. Oleh sebab itu, maka pembelajaran di sekolah harus terlaksana secara optimal.

Pelaksanaan pendidikan pada jenjang SD/MI khususnya di SD Negeri 4 Metro Utara mengacu pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Pembelajaran yang mengacu pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dilaksanakan per mata pelajaran. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) pada jenjang pendidikan dasar memuat 8 mata pelajaran, salah satunya yaitu mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA).


(35)

3

Berdasarkan hasil prasurvei dan observasi yang dilakukan tanggal 23 Nopember 2014 di SD Negeri 4 Metro Utara, peneliti memperoleh informasi bahwa hasil belajar IPA siswa kelas IV semester ganjil tahun pelajaran 2014/2015 masih tergolong rendah. Hal itu dapat dilihat dari tabel berikut ini: Tabel 1.1 Data nilai hasil belajar IPA siswa pada mid semester ganjil kelas IV

SD Negeri 4 Metro Utara tahun pelajaran 2014/2015

No Kelas Interval Nilai Jumlah Siswa

< 67 67

1 IVA 17 10 27

2 IVB 19 7 26

3 IVC 18 8 26

Jumlah Siswa 54 25 79

Persentase 68,35 % 31,65 % 100 %

Sumber: Buku daftar nilai MID semester ganjil kelas IV

Berdasarkan tabel 1.1, diketahui bahwa dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditentukan yakni 67, hanya 25 siswa atau sekitar 31,65% dari 79 siswa yang tergolong tuntas. Sehingga diketahui bahwa secara keseluruhan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri 4 Metro Utara pada mata pelajaran IPA masih tergolong rendah.

Selanjutnya berdasarkan hasil observasi di kelas IV SD Negeri 4 Metro Utara diketahui bahwa hasil belajar siswa yang tergolong rendah disebabkan oleh beberapa faktor yaitu 1) pembelajaran masih berpusat pada guru (teacher centered), 2) kurang adanya variasi pembelajaran sehingga pembelajaran terkesan membosankan, 3) kurangnya penggunaan media pembelajaran oleh guru sehingga siswa sulit dalam memahami materi yang diberikan, dan 4) belum diterapkannya model problem based learning dalam pembelajaran IPA di sekolah tersebut.


(36)

4

Oleh sebab itu, maka perlu adanya variasi baru dalam proses pembelajaran. Beberapa alternatif yang dapat digunakan sebagai solusi dalam mengatasi hal tersebut yaitu dengan menggunakan model dan media pembelajaran yang variatif. Seorang guru harus mampu memilih dan menyesuaikan model pembelajaran yang dapat diterapkan di kelas guna mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Terdapat beberapa model pembelajaran yang efektif untuk diterapkan dalam pembelajaran, salah satunya yaitu model problem based learning.

Menurut Trianto (2010: 91) problem based learning merupakan model pembelajaran berdasarkan masalah yang terdiri dari menyajikan kepada siswa situasi masalah yang autentik dan bermakna yang dapat memberikan kemudahan kepada mereka untuk melakukan penyelidikan dan inkuiri. Model problem based learning tentunya sejalan dengan salah satu tujuan pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yaitu agar siswa mampu menggunakan metode ilmiah untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya. Menurut Sutrisno, dkk. (2008: 23) pengetahuan IPA dibangun melalui penalaran inferensi berdasarkan data yang tersedia. Kebenaran diuji lewat pengamatan nyata. Oleh sebab itu, maka model problem based learning menjadi salah satu model pembelajaran yang cocok untuk diterapkan dalam pembelajaran IPA.

Melalui model problem based learning siswa akan berperan aktif dalam pembelajaran, sehingga pembelajaran lebih bermakna bagi siswa. Selanjutnya yaitu penggunaan media pembelajaran menjadi sangat penting untuk memudahkan siswa dalam memahami materi pembelajaran yang diberikan. Salah satu media yang dapat digunakan dalam pembelajaran yaitu media


(37)

5

grafis. Melalui media grafis diharapkan pembelajaran menjadi lebih konkrit sehingga siswa lebih mudah dalam menerima dan memahami materi yang disampaikan.

Model problem based learning dengan media grafis diharapkan mampu mempengaruhi dan meningkatkan hasil belajar siswa. Penggunaan model problem based learning dengan media grafis diperlukan sebagai upaya perbaikan pembelajaran yang bermuara pada peningkatan hasil belajar siswa.

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka peneliti menganggap perlunya penelitian menggunakan metode penelitian eksperimen mengenai “Pengaruh Penerapan Model Problem Based Learning dengan Media Grafis Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IV SD Negeri 4 Metro Utara Tahun Pelajaran

2014/2015”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat diidentifikasi masalah yang berkaitan dengan hasil belajar adalah sebagai berikut:

1. Guru mendominasi proses pembelajaran sehingga pembelajaran berpusat pada guru (teacher centered).

2. Penggunaan model pembelajaran yang kurang bervariasi, sehingga pembelajaran terkesan membosankan.

3. Kurangnya penggunaan media pembelajaran, sehingga siswa sulit mamahami materi yang diberikan.


(38)

6

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:

“Apakah terdapat pengaruh yang signifikan pada penerapan model problem based learning dengan media grafis terhadap hasil belajar IPA siswa kelas IV SD Negeri 4 Metro Utara Tahun Pelajaran 2014/2015?”

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah:

“Mengetahui pengaruh penerapan model problem based learning dengan media grafis terhadap hasil belajar IPA siswa kelas IV SD Negeri 4 Metro Utara Tahun Pelajaran 2014/2015.”

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi Siswa

Siswa mendapatkan pembelajaran bermakna serta dapat berpengaruh terhadap peningkatan hasil belajarnya dalam tiga ranah yaitu pengetahuan, sikap, dan keterampilan.

2. Bagi Guru

Memperluas wawasan dan pengetahuan guru dalam menggunakan model dan media pembelajaran khususnya dalam pembelajaran IPA. 3. Bagi Sekolah

Penelitian ini diharapkan mampu meningkatkan mutu pembelajaran di SD Negeri 4 Metro Utara.


(39)

7

4. Bagi Peneliti

Menambah wawasan, serta pengalaman dalam dunia pendidikan khususnya mengenai model problem based learning dengan media grafis yang diterapkan dalam pembelajaran, sehingga dapat dijadikan bekal mengajar di kemudian hari.

F. Ruang Lingkup Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 4 Metro Utara. Sekolah ini terletak di jalan Dr. Sutomo 28 Purwosari, Kelurahan Purwosari, Kecamatan Metro Utara, Kota Metro.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap dengan lama penelitian 5 bulan, terhitung dari bulan Nopember 2014 sampai dengan Maret 2015.


(40)

8

BAB II KAJIAN TEORI

A. Model Pembelajaran

1. Pengertian Model Pembelajaran

Ketercapaian tujuan pembelajaran dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satunya yaitu ketepatan dalam memilih model pembelajaran. Abidin (2014: 118) mengemukakan bahwa model pembelajaran yaitu suatu rencana atau pola yang digunakan untuk menyusun kurikulum, mengatur materi pembelajaran, dan memberikan petunjuk kepada pengajar di dalam kelas berkenaan dengan proses belajar mengajar yang akan dilaksanakan.

Joyce dan Weill (dalam Huda, 2013: 73) mendeskripsikan bahwa model pembelajaran sebagai rencana atau pola yang tepat digunakan untuk membentuk kurikulum, mendesain materi-materi instruksional, dan memandu proses pengajaran di ruang kelas atau setting yang berbeda. Lebih lanjut, Yulaenawati (dalam Abidin, 2014: 117) menyatakan bahwa model pembelajaran menawarkan struktur dan pemahaman desain pembelajaran dan membuat para pengembang pembelajaran memahami masalah, merinci masalah, ke dalam unit-unit yang mudah diatasi, dan menyelesaikan masalah pembelajaran.


(41)

9

Huda (2013: 76) menyatakan bahwa model-model pengajaran memberi kesempatan kepada guru untuk mengadaptasikannya dengan lingkungan ruang kelas yang mereka huni. Komalasari (2011: 57) menjelaskan bahwa model pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, peneliti menyimpulkan bahwa model pembelajaran merupakan suatu rancangan khusus yang menggambarkan pembelajaran secara utuh dengan menyesuaikan kondisi kelas yang ada, serta memahami masalah-masalah yang timbul dalam pembelajaran dan menyelesaikannya guna tercapainya tujuan pembelajaran.

2. Jenis-jenis Model Pembelajaran

Menurut Bern dan Erickson (dalam Komalasari, 2011: 55) model pembelajaran teridiri dari beberapa model yaitu pembelajaran berbasis masalah (problem based learning), pembelajaran kooperatif (cooperative learning), pembelajaran berbasis proyek (project based learning), pembelajaran pelayanan (service learning), dan pembelajaran berbasis kerja (work based learning).

Peneliti memilih salah satu model pembelajaran berdasarkan pendapat di atas. Model pembelajaran yang dipilih yaitu model problem based learning. Melalui model problem based learning diharapkan pembelajaran berjalan dengan lebih optimal.


(42)

10

3. Pengertian Problem Based Learning (PBL)

Daryanto (2014: 29) mengemukakan bahwa problem based learning merupakan suatu model pembelajaran yang menantang peserta didik

untuk “belajar bagaimana belajar”, bekerja secara berkelompok untuk

mencari solusi dari permasalahan dunia nyata.

Delisle (dalam Abidin, 2014: 159) menyatakan bahwa problem based learning merupakan model pembelajaran yang dikembangkan untuk membantu guru mengembangkan kemampuan berpikir dan keterampilan memecahkan masalah pada siswa selama mereka mempelajari materi pembelajaran. Selanjutnya Abidin (2014: 159) menjelaskan bahwa model ini memfasilitasi siswa untuk berperan aktif di dalam kelas melalui aktivitas memikirkan masalah yang berhubungan kehidupan sehari-harinya, menemukan prosedur yang diperlukan untuk menemukan informasi yang dibutuhkan, memikirkan situasi kontekstual, memecahkan masalah, dan menyajikan solusi masalah tersebut.

Menurut Sani (2014: 127) problem based learning merupakan pembelajaran yang penyampaiannya dilakukan dengan cara menyajikan suatu permasalahan, mengajukan pertanyaan, memfasilitasi penyelidikan, dan membuka dialog. Dewey (dalam Trianto, 2010: 91) mengemukakan bahwa belajar berdasarkan masalah adalah interaksi antara stimulus dengan respons, merupakan hubungan antara dua arah belajar dan lingkungan. Hal ini sejalan dengan pendapat Sanjaya (2007: 213) bahwa belajar bukan semata-mata proses menghafal sejumlah fakta, tetapi suatu proses interaksi secara sadar antara individu dengan lingkungannya.


(43)

11

Yamin (2013: 62) menyatakan bahwa problem based learning merupakan salah satu model pembelajaran inovatif yang memberi kondisi belajar aktif kepada siswa dalam kondisi dunia nyata.

Berdasarkan beberapa pendapat para ahli, peneliti menyimpulkan bahwa problem based learning adalah model pembelajaran yang menekankan pada pemberian stimulus kepada siswa berupa penyajian suatu masalah kontekstual yang harus dipecahkan dengan mengeksplor pengetahuan dan pengalaman siswa. Melalui problem based learning siswa akan lebih aktif dan termotivasi untuk belajar karena akan meningkatkan rasa ingin tahu siswa dalam menyelesaikan suatu permasalahan.

4. Langkah-langkah Penerapan Problem Based Learning

Setiap model pembelajaran memiliki sintaks terstruktur dalam pelaksanaannya. Sintaks pembelajaran berisi langkah-langkah praktis yang harus dilakukan oleh guru dan siswa dalam suatu kegiatan. Menurut Sani (2014: 157) terdapat 5 langkah utama dalam penerapan model problem based learning yaitu:

1. Memberikan orientasi tentang permasalahannya kepada siswa. Menyajikan permasalahan, membahas tujuan pembelajaran, memaparkan kebutuhan logistik untuk pembelajaran, memotivasi siswa untuk terlibat aktif.

2. Mengorganisasikan siswa untuk penyelidikan.

Membantu siswa dalam mendefinisikan dan mengorga-nisasikan tugas-tugas belajar atau penyelidikan untuk menye-lesaikan permasalahan.

3. Pelaksanaan investigasi.

Mendorong siswa untuk memperoleh informasi yang tepat, melaksanakan penyelidikan, dan mencari penjelasan solusi. 4. Mengembangkan dan menyajikan hasil.


(44)

12

Membantu siswa dalam merencanakan produk yang tepat dan relevan, seperti laporan, rekaman video, dan sebagainya untuk keperluan penyampaian hasil.

5. Menganalisis dan mengevaluasi proses penyelidikan.

Membantu siswa melakukan refleksi terhadap penyelidikan dan proses yang mereka lakukan.

Sedangkan Sanjaya (2006: 218) menjelaskan langkah-langkah model problem based learning yaitu sebagai berikut:

1. Menyadari masalah

Pada tahap ini guru membimbing siswa pada kesadaran adanya kesenjangan atau gap yang dirasakan oleh manusia atau lingkungan sosial. Kemampuan yang harus dicapai siswa pada tahap ini adalah siswa dapat menentukan kesenjangan yang terjadi dari berbagai fenomena yang ada.

2. Merumuskan masalah

Rumusan masalah sangat penting, sebab selanjutnya akan berhubungan dengan kejelasan dan kesamaan persepsi tentang masalah dan berkaitan dengan data-data apa yang harus dikumpulkan untuk menyelesaikannya.

3. Merumuskan hipotesis

Kemampuan siswa yang diharapkan pada tahap ini adalah siswa dapat menentukan sebab akibat dari masalah yang ingin diselesaikan. Melalui analisis sebab akibat inilah pada akhirnya siswa diharapkan dapat menentukan berbagai kemungkinan penyelesaian masalah.

4. Mengumpulkan data

Sebagai proses berpikir empiris, keberadaan data dalam proses berpikir ilmiah merupakan hal yang sangat penting. Sebab, menentukan cara penyelesaian masalah sesuai dengan hipotesis yang diajukan harus sesuai dengan data yang ada. 5. Menguji hipotesis

Berdasarkan data yang dikumpulkan akhirnya siswa dapat menentukan hipotesis mana yang diterima dan ditolak. Kemampuan siswa yang diharapkan muncul pada tahap ini adalah kecakapan menelaah data sekaligus membahasnya untuk melihat hubungannya dengan masalah yang dikaji.

6. Menentukan pilihan penyelesaian

Kemampuan yang diharapkan dari tahap akhir ini adalah kecakapan memilih alternatif penyelesaian yang memungkinkan dapat dilakukan serta dapat memperhitungkan kemungkinan yang akan terjadi sehubungan dengan alternatif yang dipilihnya, termasuk memperhitungkan akibat yang akan terjadi pada setiap pilihan.


(45)

13

Peneliti menyimpulkan bahwa problem based learning adalah model pembelajaran yang menekankan pada pemberian stimulus kepada siswa berupa penyajian suatu masalah kontekstual yang harus dipecahkan dengan mengeksplor pengetahuan dan pengalaman siswa. Adapun langkah-langkah penerapan model problem based learning yang digunakan yaitu berdasarkan pendapat Sanjaya (2006: 218):

a. membimbing siswa menentukan masalah, b. membantu siswa dalam merumuskan masalah, c. membantu siswa merumuskan hipotesis,

d. mendorong siswa untuk mengumpulkan data yang dibutuhkan, e. membantu siswa menguji hipotesis,

f. membantu siswa menentukan pilihan penyelesaian.

5. Karakteristik Problem Based Learning

Menurut Gijbelc et al (dalam Yamin, 2013: 63) model problem based learning memiliki beberapa karakteristik umum sebagai berikut:

a. Pelajaran dimulai dengan mengangkat suatu permasalahan atau satu pertanyaan yang nantinya menjadi focal point untuk keperluan usaha-usaha investigasi siswa;

b. Siswa memiliki tanggung jawab utama dalam menyelidiki masalah-masalah dan memburu pertanyaan-pertanyaan. Tanggung jawab sangat penting, baik secara instruksional maupun secara motivasional, karena siswa dalam problem based learning secara literal melakukan learning by doing.

c. Guru berperan sebagai fasilitator. Sebagai kebalikan dari model-model yang lebih berorientasi pada konten (content-oriented models) di mana guru secara aktif menyebarkan informasi, pembelajaran berbasis masalah justru mengharuskan guru untuk lebih membantu secara tidak langsung dengan mengemukakan masalah atau pertanyaan-pertanyaan yang bermanfaat.

Menurut Sani (2014: 133) karkteristik problem based learning yaitu: a. belajar dimulai dengan mengkaji permasalahan,

b. permasalahan berbasis pada situasi dunia nyata yang kompleks, c. siswa bekerja berkelompok,

d. beberapa informasi yang dibutuhkan untuk menyelesaikan permasalahan tidak diberikan,


(46)

14

e. siswa megidentifikasi, menemukan, dan menggunakan sumber daya yang sesuai,

f. belajar secara aktif, terintegrasi, kumulatif, dan terhubung. Sedangkan Abidin (2014: 161) mengemukakan bahwa problem based learning memiliki karakteristik sebagai berikut:

a. Masalah menjadi titik awal pembelajaran

b. Masalah yang digunakan dalam masalah yang bersifat kontekstual dan otentik

c. Masalah mendorong lahirnya kemampuan siswa berpendapat secara multiperspektif

d. Berorientasi pada pengembangan belajar mandiri

e. Masalah yang digunakan dapat mengembangkan pengetahuan, sikap, keterampilan serta kompetensi siswa

f. Memanfaatkan berbagai sumber belajar

g. Dilakukan melalui pembelajaran yang menekankan aktivitas kolaboratif, komunikatif, dan kooperatif

h. Menekankan pentingnya pemerolehan keterampilan meneliti, memecahkan masalah, dan penguasaan pengetahuan

i. Mendorong siswa agar mampu berpikir tingkat tinggi: analisis, sintesis, dan evaluatif

j. Diakhiri dengan evaluasi, kajian pengalaman belajar, dan kajian proses pembelajaran

Peneliti menyimpulkan bahwa karakteristik model problem based learning adalah adanya penyajian masalah yang berorientasi pada permasalahan dunia nyata, pembelajaran berpusat pada siswa, serta siswa bekerja secara berkelompok dengan menekankan pada aktivitas kolaboratif, komunikatif, dan kooperatif dalam upaya pemecahan masalah.

6. Kelebihan dan Kekurangan Model Problem Based Learning

Setiap model pembelajaran memiliki kelebihan dan kekurangan, oleh sebab itu tidak ada model pembelajaran yang dianggap sempurna. Trianto (2010: 96-97) mengemukakan kelebihan model problem based learning sebagai berikut:


(47)

15

a. Realistik dengan kehidupan siswa. b. Konsep sesuai dengan kebutuhan siswa. c. Memupuk sifat inquiri siswa.

d. Retensi konsep jadi kuat.

e. Dan memupuk kemampuan problem solving.

Menurut Abidin (2014: 162) problem based learning memiliki beberapa keunggulan yaitu:

a. mampu mengembangkan motivasi belajar siswa, b. mendorong siswa untuk mampu berpikir tingkat tinggi,

c. mendorong siswa mengoptimalkan kemampuan metakognisinya, d. pembelajaran menjadi bermakna sehingga mendorong siswa memiliki rasa percaya diri yang tinggi dan mampu belajar secara mandiri.

Sedangkan Sanjaya (2007: 221) mengemukakan kekurangan problem based learning adalah sebagai berikut:

a. Manakalah siswa tidak memiliki minat atau tidak mempunyai kepercayaan bahwa masalah yang dipelajari sulit untuk dipecahkan, maka mereka akan merasa enggan untuk mencoba. b. Keberhasilan strategi pembelajaran melalui problem solving

membutuhkan cukup waktu untuk persiapan.

c. Tanpa pemahaman mengapa mereka berusaha untuk memecahkan masalah yang sedang dipelajari, maka mereka tidak akan belajar apa yang mereka ingin pelajari.

Trianto (2010: 96-97) mengemukakan kekurangan model problem based learning sebagai berikut:

a. Persiapan pembelajaran (alat, problem, konsep) yang kompleks. b. Sulitnya mencari problem yang relevan.

c. Sering terjadi miss-konsepsi.

d. Konsumsi waktu, di mana model ini memerlukan waktu yang cukup dalam proses penyelidikan, sehingga terkadang banyak waktu yang tersita untuk proses tersebut.

Peneliti menyimpulkan bahwa problem based learning adalah model pembelajaran yang menekankan pada pemberian stimulus kepada siswa berupa penyajian suatu masalah kontekstual yang harus dipecahkan dengan mengeksplor pengetahuan dan pengalaman siswa. Adapun


(48)

16

langkah-langkah penerapan model problem based learning yaitu (1) membimbing siswa menentukan masalah, (2) membantu siswa dalam merumuskan masalah, (3) membantu siswa merumuskan hipotesis, (4) mendorong siswa untuk mengumpulkan data yang dibutuhkan, (5) membantu siswa menguji hipotesis, (6) membantu siswa menentukan pilihan penyelesaian.

B. Media Pembelajaran

1. Pengertian Media Pembelajaran

Media pembelajaran merupakan salah satu komponen penting yang berpengaruh terhadap keberhasilan proses pembelajaran. Menurut Sanjaya (2012: 57) media adalah perantara dari sumber informasi ke penerima informasi, contohnya video, televisi, komputer dan lain-lain.

Arsyad (2011: 3) mengemukakan bahwa media dalam proses belajar mengajar diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis, atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal. Gerlach, Gagne (dalam Sanjaya, 2012: 60) menyatakan bahwa media pembelajaran adalah berbagai komponen yang ada dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar.

Sedangkan Latuheru (2010) menjelaskan bahwa media pembelajaran adalah bahan, alat, atau teknik yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar dengan maksud agar proses interaksi komunikasi edukasi antara guru dan siswa dapat berlangsung secara tepat guna dan berdaya guna.


(49)

17

Peneliti menyimpulkan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu mencakup alat, bahan, serta lingkungan yang dapat digunakan untuk membantu merangsang siswa dalam proses pembelajaran guna tercapainya tujuan pembelajaran.

2. Fungsi Media Pembelajaran

Media pembelajaran memiliki banyak manfaat terhadap keberhasilan proses belajar mengajar. Hamalik (dalam Arsyad, 2011: 15) mengemukakan bahwa pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa.

Kemp & Dayton (dalam Arsyad, 2007: 19) menyatakan bahwa media pembelajaran memenuhi tiga fungsi utama, yaitu:

a. memotivasi minat atau tindakan, b. menyajikan informasi, dan c. memberi instruksi.

Sanjaya (2014: 73-74) menjelaskan bahwa penggunaan media pembelajaran memiliki beberapa fungsi sebagai berikut:

a. Fungsi komunikatif, memudahkan komunikasi antara penyampai pesan dan penerima pesan.

b. Fungsi motivasi, memudahkan siswa mempelajari materi pelajaran sehingga dapat lebih meningkatkan gairah siswa untuk belajar.

c. Fungsi kebermaknaan, pembelajaran bukan hanya dapat meningkatkan penambahan informasi berupa data dan fakta sebagai pengembangan aspek kognitif tahap rendah, akan tetapi dapat meningkatkan kemampuan siswa untuk menganalisis dan mencipta sebagai aspek kognitif tahap tinggi.


(50)

18

d. Fungsi penyamaan persepsi, menyamakan persepsi setiap siswa, sehingga setiap siswa memiliki pandangan yang sama terhadap informasi yang disuguhkan.

e. Fungsi individualitas, melayani kebutuhan setiap individu yang memiliki minat, dan gaya belajar yang berbeda.

Berdasarkan pendapat di atas, peneliti menyimpulkan bahwa media pembelajaran memiliki banyak manfaat terhadap keberhasilan proses belajar mengajar. Fungsi utama media pembelajaran yaitu sebagai perantara atau alat bantu dalam penyampaian pesan dari komunikator (guru) kepada komunikan (siswa). Melalui media pembelajaran, guru lebih mudah dalam menyampaikan materi atau bahan ajar, selain itu siswa akan lebih termotivasi dan bergairah dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar karena mendapatkan pengalaman belajar yang lebih bermakna.

3. Jenis-jenis Media Pembelajaran

Media pembelajaran terdiri dari berbagai jenis dengan karakteristik yang berbeda satu sama lain. Menurut Djamarah & Zain (2006: 124), dilihat dari jenisnya, media pembelajaran dibagi ke dalam:

a. Media auditif, yaitu media yang hanya mengandalkan kemampuan suara saja, seperti radio, cassette recorder, piringan hitam.

b. Media visual, yaitu media yang hanya mengandalkan indra penglihatan. Media visual ini ada yang menampilkan gambar diam, seperti film rangkai, slides, foto, gambar, dan cetakan. Ada pula media visual yang menampilkan gambar bergerak, seperti film bisu.

c. Media audiovisual, yaitu media yang mempunyai unsur suara dan unsur gambar. Misalnya, film bingkai, video-cassette. Sedangkan Sanjaya (2014: 119-120) mengelompokkan media pembelajaran berdasarkan media dan cara penyajiannya, sebagai berikut:


(51)

19

a. Media grafis, yaitu media yang menyampaikan fakta, ide, gagasan melalui penyajian kata-kata, kalimat, angka, simbol. Misalnya, grafik, diagram, bagan, sketsa, poster, papan flanel. b. Media bahan cetak, yaitu media visual yang pembuatannya

melaui proses pencetakan, printing atau offset. Misalnya, buku tes, modul, bahan pengajaran terprogram.

c. Gambar diam, yaitu media visual yang berupa gambar yang dihasilkan melalui proses fotografi, misalnya foto.

Peneliti menyimpulkan bahwa media pembelajaran memiliki beragam jenis dengan fungsi dan karakteristik yang beragam pula. Beberapa jenis media pembelajaran tersebut dapat digunakan oleh guru untuk membantu pelaksanaan proses pembelajaran. Salah satu jenis media yang dapat digunakan yaitu media grafis yang tergolong mudah dalam pemerolehan dan penyajiannya.

4. Media Grafis

a. Pengertian Media Grafis

Media grafis merupakan salah satu media pembelajaran yang dapat digunakan dalam membantu pelaksanaan proses pembelajaran. Menurut Sanjaya (2014: 157) media grafis yaitu media yang dapat mengomunikasikan data dan fakta, gagasan serta ide-ide melalui gambar dan kata-kata, media grafis tidak hanya berisi gambar atau kata-kata saja akan tetapi bisa keduanya, oleh karena sifatnya media grafis termasuk pada media visual, yakni media yang dapat dilihat.

b. Jenis-jenis Media Grafis

Media grafis terdiri dari beberapa jenis. Arsyad (2011) dalam menjelaskan bahwa media grafis mempunyai beberapa bentuk yaitu foto, gambar, sketsa, diagram, grafik, papan planel, dan buletin.


(52)

20

Sedangkan Sanjaya (2014: 159) mengemukakan bahwa media grafis terdiri dari bagan, poster, karikatur, grafik, serta gambar dan foto.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, peneliti menyimpulkan bahwa media grafis yaitu salah satu bentuk dari media visual yang dapat menyampaikan pesan melalui gambar dan kata-kata. Media grafis terdiri dari gambar, grafik, bagan, poster, diagram, sketsa, foto, dan papan planel. Penggunaan media grafis ditujukan untuk dapat menarik perhatian siswa dan memudahkan guru dalam menyampaikan materi pembelajaran.

c. Fungsi Media Grafis

Menurut Rusman (2012: 274) media grafis digunakan untuk mengungkapkan fakta atau gagasan melalui penggunaan kata-kata, angka, serta bentuk simbol (lambang). Selanjutnya Sadiman (2006: 28) mengemukakan bahwa fungsi media grafis yaitu untuk menarik perhatian, memperjelas sajian ide, mengilustrasikan atau menghiasi fakta yang mungkin akan cepat dilupakan atau diabaikan bila tidak digrafiskan.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti menyimpulkan bahwa fungsi media grafis yaitu untuk menyampaikan pesan melalui gambar dan kata-kata yang diharapkan dapat mengurangi kesulitan belajar siswa, membuat pembelajaran menjadi lebih menarik, serta dapat memberikan pembelajaran yang lebih bermakna kepada siswa.


(53)

21

d. Karakteristik Media Grafis

Media grafis memiliki beberapa karakteristik yang membedakan dengan jenis media lainnya. Menurut Arsyad (2011: 23) media grafis memiliki karakteristik berikut:

1) bersifat kongkret

2) dapat mengatasi batasan ruang dan waktu,

3) dapat memperjelas suatu masalah dalam bidang masalah apa saja dan pada tingkat usia berapa saja,

4) murah harganya dan mudah mendapatkan serta menggunakannya,

5) terkadang memiliki ciri abstrak (pada jenis media diagram), 6) merupakan ringkasan visual suatu proses,

7) mengandung pesan yang bersifat interpretatif.

Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa media grafis yaitu salah satu bentuk dari media visual yang dapat menyampaikan pesan melalui gambar dan kata. Media grafis terdiri dari gambar, grafik, bagan, poster, diagram, sketsa, foto, dan papan planel. Pada penelitian ini media grafis yang digunakan yaitu media gambar. Indikator media gambar yang baik yaitu memperjelas sajian ide, memuat ringkasan visual suatu proses, mudah untuk diperoleh dan digunakan, serta dapat menarik perhatian siswa dengan tampilan gambar berwarna.

C. Belajar dan Pembelajaran 1. Belajar

Sebagian besar proses perkembangan berlangsung melalui kegiatan belajar. Seseorang yang belajar akan mengalami perubahan pada dirinya, baik direncanakan atau tidak. Perubahan tersebut dapat dipengaruhi oleh pengalaman, interaksi dengan orang lain, maupun lingkungan.


(54)

22

Komalasari (2010: 2) mendefinisikan belajar sebagai suatu proses perubahan tingkah laku dalam pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diperoleh dalam jangka waktu yang lama dan dengan syarat bahwa perubahan yang terjadi tidak disebabkan oleh adanya kematangan ataupun perubahan sementara karena suatu hal. Selanjutnya Witherington (Syaodih 2007: 155) mengemukakan bahwa belajar merupakan perubahan dalam kepribadian, yang dimanifestasikan sebagai pola-pola respons yang baru yang berbentuk keterampilan, sikap, kebiasaan, pengetahuan dan kecakapan.

Perubahan ini terjadi melalui proses yang sengaja diciptakan, serta berlangsung dalam jangka waktu tertentu. Sejalan dengan pendapat Hamalik (2008: 27) yang mengemukakan bahwa belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas dari itu, yakni mengalami. Berdasarkan beberapa uraian teori di atas, maka dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku yang mencakup tiga aspek yaitu pengetahuan, sikap, dan keterampilan berdasarkan pengalaman yang ada.

2. Pembelajaran

Komalasari (2011: 3) menyatakan bahwa pembelajaran yaitu suatu sistem atau proses membelajarkan subjek didik/pembelajar yang direncanakan atau didesain, dilaksanakan, dan dievaluasi secara sistematis agar subjek didik dapat mencapai tujuan-tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien. Gagne (dalam Huda, 2013: 3) menjelaskan


(55)

23

bahwa pembelajaran dapat diartikan sebagai proses modifikasi dalam kapasitas manusia yang bisa dipertahankan dan ditingkatkan levelnya.

Sedangkan Abidin (2014: 6) mengemukakan bahwa pembelajaran adalah serangkaian aktivitas yang dilakukan siswa guna mencapai hasil belajar tertentu di bawah bimbingan, arahan, dan motivasi guru. Pembelajaran adalah proses yang menuntut siswa secara aktif kreatif melakukan sejumlah aktivitas sehingga siswa benar-benar membangun pengetahuannya secara mandiri dan berkembang pula kreativitasnya.

Peneliti menyimpulkan bahwa pembelajaran adalah serangkaian aktivitas yang mendorong terjadinya interaksi antara siswa, guru, dan lingkungan. Aktivitas ini merupakan upaya membelajarkan subjek didik sesuai dengan perencanaan dan desain yang telah ditentukan, guna tercapinya hasil belajar yang diharapkan.

D. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

1. Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

Pengertian IPA merujuk pada kajian yang memusatkan perhatiannya pada ilmu-ilmu alamiah (natural sciences). Fokus pengkajian IPA adalah alam dan proses yang ada di dalamnya. Menurut Djojosoediro (2012: 18) IPA merupakan ilmu pengetahuan tentang gejala alam yang dituangkan berupa fakta, konsep, prinsip dan hukum yang teruji kebenarannya dan melalui suatu rangkaian kegiatan dalam metode ilmiah.

Menurut A.N. Whitehead (dalam Sumaji, dkk., 2003: 31) Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) atau sains dibentuk karena pertemuan dua orde pengalaman. Orde pertama didasarkan pada hasil observasi terhadap gejala/fakta (orde observasi), dan orde kedua didasarkan pada konsep


(56)

24

manusia mengenai alam semesta (orde konsepsional). Lebih lanjut Sutrisno, dkk. (2008: 19) mengemukakan bahwa IPA merupakan usaha manusia dalam memahami alam semesta melalui pengamatan yang tepat (correct) pada sasaran, serta menggunakan prosedur yang benar (true), dan dijelaskan dengan penalaran yang sahih (valid) sehingga dihasilkan kesimpulan yang betul (truth).

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, peneliti menyimpulkan bahwa lmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu yang mempelajari tentang alam semesta beserta isinya, yang diperoleh melalui kegiatan pengamatan (observasi) dan penelitian, serta dijelaskan dengan penalaran yang sahih.

2. Karakteristik Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

Wasih Djojosoediro (2007) menjelaskan bahwa karakteristik IPA adalah sebagai berikut:

a. IPA mempunyai nilai ilmiah artinya kebenaran dalam IPA dapat dibuktikan lagi oleh semua orang dengan menggunakan metode ilmiah dan prosedur seperti yang dilakukan terdahulu oleh penemunya.

b. IPA merupakan suatu kumpulan pengetahuan yang tersusun secara sistematis, dan dalam penggunaannya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam.

c. IPA merupakan pengetahuan teoritis yang diperoleh atau disusun dengan cara yang khas atau khusus, yaitu dengan melakukan observasi, eksperimentasi, penyimpulan, penyusunan teori, dan demikian seterusnya kait mengkait antara cara yang satu dengan cara yang lain.

d. IPA merupakan suatu rangkaian konsep yang saling berkaitan dengan bagan-bagan konsep yang telah berkembang sebagai suatu hasil eksperimen dan observasi, yang bermanfaat untuk eksperimentasi dan observasi lebih lanjut.

e. IPA meliputi empat unsur, yaitu produk, proses, aplikasi dan sikap.


(57)

25

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa karakteristik IPA yaitu bersifat ilmiah dan pengetahuan teoritis diperoleh dengan melakukan observasi, eksperimentasi, penyimpulan, penyusunan teori, dan demikian seterusnya kait mengkait antara cara yang satu dengan cara yang lain, serta IPA mengandung empat unsur, yaitu produk, proses, aplikasi dan sikap.

3. Tujuan Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

Permendiknas No. 22 Tahun 2006 menjelaskan bahwa tujuan pembelajaran IPA, yaitu agar siswa memiliki kemampuan berikut:

a. Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaan-Nya

b. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari

c. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif, dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi, dan masyarakat

d. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan

e. Meningkatkan kesadaran untuk berperanserta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam

f. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan

Zubaedi (2012: 292) mengemukakan bahwa tujuan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yaitu:

a. Mengembangkan pemahaman peserta didik tentang alam

b. Mengembangkan keterampilan yang diperlukan untuk memperoleh dan mengolah pengetahuan baru

c. Mengembangkan sikap-sikap positif

Rustaman dan Rustaman (dalam Zubaedi, 2012: 293) menjelaskan bahwa tujuan pembelajaran IPA yaitu untuk:


(58)

26

a. Meningkatkan kesadaran dan kelestarian lingkungan, kebanggaan nasional, dan kebesaran serta kekuasaan Tuhan Yang Maha Esa

b. Mengembangkan daya penalaran untuk memecahkan masalah sehari-hari

c. Mengembangkan keterampilan proses untuk memperoleh konsep-konsep IPA dan menumbuhkan nilai serta sikap ilmiah d. Menerapkan konsep dan prinsip IPA untuk menghasilkan karya

teknologi sederhana yang berkaitan dengan kebutuhan manusia. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran IPA memiliki beberapa tujuan, diantaranya yaitu (a) mengembangkan pengetahuan dan pemahaman siswa tentang konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, (b) mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif, dan kesadaran siswa tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi, dan masyarakat, (c) mengembangkan keterampilan proses siswa untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan, (d) meningkatkan kesadaran siswa untuk berperanserta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam. Berdasarkan kemampuan tersebut maka siswa dapat mengembangkan keterampilan yang dimiliki untuk memperoleh dan mengolah pengetahuan baru, serta dengan menerapkan konsep dan prinsip IPA siswa dapat menghasilkan karya teknologi sederhana yang berkaitan dengan kebutuhan manusia.

E. Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan bagian terpenting dalam pembelajaran. Hasil belajar merupakan bentuk interpretasi dari proses pembelajaran yang telah berlangsung.


(59)

27

Benjamin S. Bloom (dalam Suprijono, 2009: 6) menyebutkan bahwa terdapat tiga ranah (domain) hasil belajar, yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik. Domain kognitif adalah knowledge (pengetahuan, ingatan), comprehension (pemahaman, menjelaskan, meringkas, contoh), application (menerapkan), analysis (menguraikan, menentukan hubungan), synthesis (mengorganisasikan, merencanakan, membentuk bangunan baru), dan evaluation (menilai). Domain afektif adalah receiving (sikap menerima), responding (memberikan respon), valuing (nilai), organization (organisasi), characterization (karakterisasi). Domain psikomotor meliputi initiatory, preroutine, dan rountinized. Psikomotor juga mencakup keterampilan produktif, teknik, fisik, sosial, manajerial, dan intelektual.

Sedangkan Kunandar (2013: 253) menjelaskan bahwa dalam ranah keterampilan terdapat lima jenjang proses berpikir, yaitu imitasi, manipulasi, presisi, artikulasi, dan naturalisasi.

Suprijono (2009: 7) menambahkan bahwa hasil belajar adalah perubahan perilaku secara keseluruhan bukan hanya salah satu aspek potensi kemanusiaan saja. Artinya hasil pembelajaran yang dikategorisasi oleh para pakar pendidikan sebagaimana tersebut di atas tidak dilihat secara fragmentaris atau terpisah, melainkan komprehensif.

Menurut Hamalik (2008: 30), hasil belajar adalah bila seseorang telah belajar akan terjadi perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu dan dari tidak mengerti menjadi mengerti. Tingkah laku memiliki unsur subjektif dan motoris. Unsur subjektif adalah rohaniah, sedangkan motoris adalah jasmaniah. Hasil belajar akan tampak pada pengetahuan, pengertian, kebiasaan, keterampilan, apersepsi, emosional, hubungan sosial, jasmani, budi pekerti, dan sikap.

Peneliti menyimpulkan bahwa hasil belajar merupakan bentuk perubahan prilaku seseorang setelah mengalami kegiatan belajar. Indikator hasil belajar tidak dilihat secara terpisah, melainkan komprehensif yang mencakup tiga ranah yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor. Indikator hasil belajar yang ingin dicapai pada ranah kognitif meliputi pengetahuan, pemahaman, dan


(60)

28

penerapan. Selanjutnya pada ranah afektif meliputi menerima, merespons, menilai, dan berkarakter, sedangkan pada ranah psikomotor meliputi peniruan, manipulasi, artikulasi, dan pengalamiahan.

F. Penelitian yang Relevan

Penelitian yang relevan dengan penelitian eksperimen ini adalah penelitian yang dilakukan oleh:

1. Ni L. Kd. Lhistya Dewi (2014) yang berjudul pengaruh model Problem Based Learning terhadap hasil belajar IPA siswa kelas V Tahun Pelajaran 2013/2014 di Sd Segugus 1 Kecamatan Marga Kabupaten Tabanan, memberikan hasil penelitian yang menunjukkan bahwa adanya pengaruh penggunaan model pembelajaran PBL terhadap minat belajar siswa yang berdampak terhadap hasil belajar IPA siswa. Hasil penelitian ini menemukan bahwa: (1) hasil belajar IPA siswa kelompok eksperimen tergolong tinggi dengan rata-rata (M) 19,50, (2) hasil belajar IPA siswa kelompok kontrol tergolong rendah dengan rata-rata (M) 12,25, (3) terdapat perbedaan hasil belajar IPA siswa kelas V semester II SD Negeri 1 Tua dan SD Negeri 4 Tua yang signifikan antara kelompok siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran PBL dan kelompok siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran konvensional (thit > ttab, thit = 11,69 dan ttab = 2,021).

2. I Kd. Marga Sastrawan (2014) berjudul pengaruh model pembelajaran PBL berbantuan media visual animasi terhadap hasil belajar IPA siswa kelas V Sd Gugus II Tampaksiring Gianyar, memberikan hasil penelitian


(61)

29

yang menunjukkan bahwa model Problem Based Learning (PBL) berbantuan media visual animasi berpengaruh secara signifikan terhadap hasil belajar IPA. Hal ini ditunjukkan oleh hasil uji perbedaan dua rerata dua pihak pada data post-test maka diperoleh rerata kelompok eksperimen 79,73 dan rerata kelompok kontrol sebesar 73,84, sedangkan diperoleh thitung = 3,25 > ttabel = 2,00 pada taraf signifikansi 5%. Berarti dari uji yang dilakukan menyatakan Ho ditolak dan Ha diterima.

Kedua penelitian di atas memiliki ruang lingkup dan sasaran yang hampir sama yaitu mengetahui adanya pengaruh model problem based learning terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA. Berdasarkan kedua penelitian di atas maka diketahui bahwa terdapat pengaruh model problem based learning terhadap hasil belajar IPA siswa.

G. Kerangka Pikir

Terdapat banyak faktor yang saling memengaruhi keberhasilan proses pembelajaran. Salah satunya yaitu ketepatan dalam memilih dan menggunakan model pembelajaran.

Problem based learning merupakan model pembelajaran yang menekankan pada pemberian stimulus kepada siswa berupa penyajian suatu masalah kontekstual yang harus dipecahkan dengan mengeksplor pengetahuan dan pengalaman siswa. Penggunaan model problem based learning mampu mengaktifkan keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran. Guru tidak berperan sebagai satu-satunya sumber belajar, tetapi guru berperan sebagai fasilitator. Adapun langkah-langkah penerapan model problem based


(62)

30

learning yaitu (1) membimbing siswa menentukan masalah, (2) membantu siswa dalam merumuskan masalah, (3) membantu siswa merumuskan hipotesis, (4) mendorong siswa untuk mengumpulkan data yang dibutuhkan, (5) membantu siswa menguji hipotesis, (6) membantu siswa menentukan pilihan penyelesaian.

Penerapan model problem based learning akan lebih maksimal jika dipadukan dengan media pembelajaran yang relevan, yaitu media grafis. Media grafis yaitu salah satu bentuk dari media visual yang dapat menyampaikan pesan melalui gambar dan kata-kata. Penggunaan media grafis ditujukan untuk dapat menarik perhatian siswa, serta memudahkan guru dalam menyampaikan materi pembelajaran. Melalui perpaduan antara penggunaan model problem based learning dengan media grafis, diharapkan guru mampu menciptakan pembelajaran aktif dengan mengoptimalkan keterlibatan siswa. Oleh sebab itu maka diharapkan terdapat pengaruh pada hasil belajar IPA siswa.

Adapun kerangka pikir dalam penelitian ini adalah:

Gambar 2.1 Skema kerangka pikir peneliti

Hasil belajar IPA rendah

Proses

Terdapat pengaruh pada hasil belajar IPA siswa

Output Input

Aktivitas pembelajaran melalui penerapaan model problem based


(63)

31

H. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah, perumusan masalah, dan tujuan penelitian maka yang menjadi hipotesis dalam penelitian ini adalah:

Terdapat pengaruh yang signifikan pada penerapan model problem based learning dengan media grafis terhadap hasil belajar IPA siswa kelas eksperimen.


(64)

32

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Menurut Sugiyono (2010: 3), metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Selanjutnya, Syaodih (2007: 52) menjelaskan bahwa metode penelitian merupakan rangkaian cara atau kegiatan pelaksanaan penelitian yang didasari oleh asumsi-asumsi dasar, pandangan-pandangan filosofis dan ideologis, pertanyaan dan isu-isu yang dihadapi.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimen. Fraenkel dkk (dalam Sanjaya, 2013: 87) menyatakan bahwa the basic idea underlying of experimental research is really quite simple: try something and systematically observe what happens. Sugiyono (2010: 107) menjelaskan bahwa metode penelitian eksperimen yaitu metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi terkendalikan.

Peneliti menggunakan bentuk penelitian semu (quasi experimental design). Pemilihan penggunaan quasi experimental design ini didasari karena sulitnya mengontrol semua variabel-variabel luar yang ikut mempengaruhi pelaksanaan eksperimen. Quasi experimental design terdiri dari dua bentuk yaitu time series design dan nonequivalent control group design.


(1)

4. Uji Hipotesis

Uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui perbandingan data antara sebelum dan sesudah perlakuan, serta membandingkan kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Uji hipotesis ini dapat dilakukan dengan menggunakan rumus t-test.

a. Uji Hipotesis

Perhitungan dalam pengujian hipotesis ini dilakukan oleh peneliti dengan menggunakan independent sampel t-test dalam program statistik SPSS 20.0. Independent sampel t-test digunakan untuk menguji perbedaan rata-rata dari dua kelompok data atau sampel yang independen (Priyatno, 2010: 93).

b. Rumusan Hipotesis

Hipotesis statistik

H0: Tidak ada pengaruh yang signifikan pada penerapan model

problem based learning dengan media grafis terhadap hasil

belajar IPA siswa kelas eksperimen.

Ha: Ada pengaruh yang signifikan pada penerapan model problem

based learning dengan media grafis terhadap hasil belajar IPA


(2)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan dalam penelitian ini, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

“Terdapat pengaruh yang signifikan pada penerapan model problem based

learning dengan media grafis terhadap hasil belajar IPA siswa kelas

eksperimen. Rerata hasil belajar siswa kelas eksperimen yaitu 73,27, di mana nilai ini lebih tinggi dibandingkan dengan rerata hasil belajar kelas kontrol yaitu sebesar 67,88.”

B. SARAN

Berdasarkan hasil penelitian tentang penggunaan model problem based

learning dengan media grafis, maka ada beberapa saran yang dapat

dikemukakan oleh peneliti, antara lain:

1. Bagi Siswa

Disarankan kepada siswa agar mempersiapkan bahan materi yang akan dibahas sebelum melaksanakan pembelajaran, berperan aktif dalam diskusi kelompok, berani mengemukakan pendapat, menjalin kerja sama dalam kelompok, mengumpulkan data yang dibutuhkan sesuai dengan


(3)

Guru harus mengetahui pemahaman siswa tentang materi pembelajaran yang akan digunakan, sebagai bekal siswa dalam memecahkan masalah sebelum proses pembelajaran, sehingga agar masalah yang akan dipecahkan tidak terlalu membebani siswa atau terlalu sukar untuk dipecahkan. Selain itu, sebaiknya guru dapat mengatur waktu dengan cermat, agar materi pembelajaran dapat dibahas dengan tuntas.

3. Bagi Sekolah

Sekolah diharapkan mampu meningkatkan fasilitas dan sarana pembelajaran guna mendukung tercapainya tujuan pembelajaran terlaksana dengan baik.

4. Bagi Peneliti

Penelitian ini menerapkan model problem based learning dengan media grafis pada materi energi dan penggunaannya bagi siswa kelas IV. Pada penelitian selanjutnya dapat menerapkan model sejenis pada materi dan/atau kelas yang berbeda.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Yunus. 2014. Desain Sistem Pembelajaran dalam Konteks Kurikulum 2013. Refika ADITAMA. Bandung

Andayani. 2009. Pemantapan Kemampuan Profesional. Universitas Terbuka. Jakarta

Arsyad, Azhar. 2011. Media Pembelajaran. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta ______.2011. Upaya Peningkatan Aktivitas Belajar. http://jasafadilah

ginting.blogspot.com/2011/09/upaya-peningkatan-aktivitas-belajar.html (diakses pada tanggal 16 Nopember 2014)

______.2013. Jenis Karakteristik Media Pembelajaran. https://fzil. wordpress.com/2013/04/18/jenis-karakteristik-media-pembelajaran/

(diakses pada tanggal 9 Desember 2014)

Bundu, Patta. 2006. Penilaian Keterampilan Proses dan Sikap Ilmiah dalam

Pembelajaran Sains. Depdiknas. Jakarta

Daryanto. 2014. Pembelajaran Saintifik. GAVA MEDIA. Yogyakarta

Dewi, Ni L Kd Listya. 2014. Pengaruh Model Problem Based Learning terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V Tahun Pelajaran 2013/2014 di SD

Segugus 1 Kecamatan Marga Kabupaten Tabanan. UPG. Singaraja

Djamarah, Syaiful Bahri & Zain, Aswan. 2006. Strategi Belajar Mengajar. PT RINEKA CIPTA. Jakarta

Djojosoediro, Wasih. 2007. Pengembangan Pembelajaran IPA SD. http://tpardede.wikispaces.com/file/view/ipa_unit_1.pdf (diakses pada tanggal 15 Desember 2014)

Fitriani. 2013. Pengertian Media Pembelajaran. http://fitrianielektronika. blogspot.com/2013/04/pengertian-media-pembelajaran-menurut.html (diakses pada tanggal 15 Nopember 2014)


(5)

Huda, Miftahul. 2013. Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran. Pustaka Belajar. Yogyakarta

Latuheru. 2010. Media Pembelajaran. http://fitrianielektronika.blogspot.com /2010/07/11/media-pembelajaran.html (diakses pada tanggal 10 Desember 2014)

Komalasari, Kokom. 2011. Pembelajaran Kontekstual. Refika ADITAMA. Bandung

Kunandar. 2013. Penilaian Autentik. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta

Mamat, SB. 2005. Pedoman Pelaksanaan Pembelajaran Tematik. Jakarta: Dirjen Bagais Depag RI http://ptkmakalah.wordpress.com/2009/06/19/ makalah-kurikulum-ktsp/ (diakses pada tanggal 12 Juni 2014)

Muchlis, Masnur. 2011. Pendidikan Karakter. PT. Bumi Aksara. Jakarta

PERMEN 22. 2006. Standar Isi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SD/MI. BNSP Depdiknas. Jakarta

Prastowo, Andi. 2013. Pengembangan Bahan Ajar Tematik. Diva Press. Yogyakarta

Priyatno, Duwi. 2010. Teknik Mudah dan Cepat Melakukan Analisis Data

Penelitian dengan SPSS. Gava Media. Yogyakarta

Purwanto, Ngalim. 2004. Ilmu Pendidikan Teoretis dan Praktis. PT Remaja Rosdakarya. Bandung

______. 2008. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pembelajaran. PT Remaja Rosdakarya. Bandung

Rusman. 2012. Model-Model Pembelajaran. Raja Grafindo Persada. Jakarta Sadiman, Arief S dkk. 2006. Media Pendidikan. Raja Grafindo Persada. Jakarta Sani, Ridwan Abdullah. 2014. Pembelajaran Saintifik untuk Implementasi

Kurikulum 2013. PT. Bumi Aksara. Jakarta

Sanjaya, Wina. 2007. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses


(6)

______. 2013. Penelitian Pendidikan. KENCANA. Jakarta

______. 2014. Media Komunikasi Pembelajaran. Kencana. Jakarta

Sastrawan, I Kd Marga. 2014. Pengaruh Model Pembelajaran PBL Berbantuan Media Visual Animasi Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V Sd

Gugus II Tampaksiring Gianyar. UPG. Singaraja

Siregar, Syofian. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif. Kencana. Jakarta Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. ALFABETA. Bandung Sumaji, dkk. 2003. Pendidikan Sains yang Humanistis. Kanisius. Yogyakarta Suprijono, Agus. 2011. Cooperative Learning. Pustaka Belajar. Yogyakarta Sutrisno, Leo. Dkk. 2008. Pengembangan Pembelajaran IPA SD. Dirjen Dikti

Depdiknas. Jakarta

Syaodih, Nana. 2007. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Remaja Rosdakarya. Bandung

______. 2007. Metode Penelitian Pendidikan. PT Remaja Rosdakarya. Bandung Tan. Karakteristik Problem Based Learning http://www.google.com/search?q=

karakteristik+problem+based+learning&btnG=Telusuri (diakses pada tanggal 11 Juni 2014)

Trianto. 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Kencana Prenada Media Group. Jakarta

Yamin, Martinis. 2013. Strategi & Metode dalam Model Pembelajaran. Referensi. Jakarta


Dokumen yang terkait

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DENGAN MEDIA GRAFIS UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV B PADA PEMBELAJARAN TEMATIK TERPADU DI SD NEGERI 7 METRO PUSAT TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 20 83

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV B SD NEGERI 01 METRO BARAT

1 23 66

HUBUNGAN PENERAPAN STRATEGI PROBLEM BASED LEARNING DENGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD NEGERI 10 METRO TIMUR

0 3 69

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 3 METRO BARAT TAHUN PELAJARAN 2015/2016

0 13 77

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DENGAN MEDIA GRAFIS UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN PKn KELAS VB SD NEGERI 4 METRO UTARA

0 4 66

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA PADA SISWA KELAS Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ipa Pada Siswa Kelas V SD Negeri 01 Bangsri Kecamatan Karangpan

0 1 15

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA PADA SISWA KELAS V Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ipa Pada Siswa Kelas V SD Negeri 01 Bangsri Kecamatan Karang

0 1 16

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI NGLEMPONG SLEMAN YOGYAKARTA.

0 1 107

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR IPA KELAS IV SD ARTIKEL PENELITIAN

0 1 11

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR PKn SISWA KELAS V SD

0 1 7