Rook dan Hock 1983 masih dalam jurnal yang sama 2011:123 mengidentifikasi lima elemen penting dalam impulse buying: keinginan tiba-tiba
dan spontan untuk bertindak, keadaan ketidakseimbangan psikologis, timbulnya konflik psikologis dan perjuangan, pengurangan evaluasi kognitif dan kurangnya
memperhatikan konsekuensi impulse buying Adapun faktor yang mempengaruhi impulse buying adalah faktor external
dan faktor internal. Perilaku impulse buying konsumen dipengaruhi oleh kedua faktor tersebut. Faktor external merupakan faktor yang datangnya dari luar
Assael 1992 berpendapat bahwa perilaku impulse buying memiliki empat tipe, yaitu pembelian impulse yang murni Pue Impulse, pembelian impulse
yang dampak tersugesti Suggestion Impulse, pembelian impulse yang telah direncanakan tetapi tidak secara mendetail produknya Planned Impulse dan
pembelian impulse yang berdasarkan ingatan akan perpersediaan yang dimiliki Reminde Impulse.
2.1.6.2. Kategori Impulse buying
Berdasarkan penelitian yang dilakukan sebelumnya oleh Miller 2002, Stern 1962 dan Hodge 2004 dalam Muruganantham1 Bhakat1 2013:150,
pembelian yang tidak terencana impulse buying dapat diklasifikasikan dalam empat jenis : Pue Impulse buying, Reminde Impulse buying, Suggestion Impulse
buying, dan Planned Impulse buying . ke empat jenis kategori tersebut adalah : 1. Pue Impulse buying Pembelian Impulsif Murni.
Merupakan pembelian secara impulse yang dilakukan karena adanya luapan emosi dari konsumen sehingga melakukan pembelian terhadap produk di luar kebiasaan
pembeliannya. 2. Reminde Impulse buying Pembelian Impulsif Pengingat.
Merupakan pembelian yang terjadi karena konsumen tiba-tiba teringat untuk melakukan pembelian produk tersebut.
3. Suggestion Impulse buying Pembelian Impulsif Sugesti. Merupakan pembelian yang terjadi pada saat konsumen melihat produk, melihat
tata cara pemakaian atau kegunaannya, dan memutuskan untuk melakukan pembelian.
4. Planned Impulse buying Pembelian Impulsif Terencana. Merupakan pembelian yang terjadi ketika konsumen melihat produk berdasarkan
harga special dan produk-produk tertentu.
2.1.6.3. Faktor-Faktor yang mempengaruhi Impulse buying
Menurut Peter dan Olson 2008:39, factor yang mempengaruhi pembelian impulsive adalah :
a. Cogtitive kognitif lebih mengacu pada proses berpikir dimana didalamnya terdapat
pengetahuan knowledge, artimaksud meaning dan kepercayaan tust. b. Affective
afektif biasanya segera berpengaruh dan secara otomatis terhadap aspek-aspek dari emosi emotions dan perasaan feeling states.
Beatty dan Ferrel 2004 : 213 dalam Raeny 2012: 66-67 menjelaskan hasil riset tentang faktor penentu pembelian impulsif. Hasil riset ini menghasilkan
skala pengukuran yang mengukur pembelian impulsif dalam delapan dimensi utama, yaitu :
1. esakan untuk berbelanja Menurut Rook 1987 : 193, desakan tiba-tiba tampaknya dipicu oleh konfrontasi
visual dengan produk atau iklan-iklan promosi, namun hasrat berbelanja tidak selalu bergantung pada stimulasi visual langsung.
2. Emosi positif Menurut Freud dalam Rook 1987 : 190, psikonanalisis yang menggambarkan
kendali hasrat sebagai hal yang dibutuhkan secara sosial yang melahirkan prinsip kepuasan yang mendorong gratifikasi yang selera namun dinyatakan sebagai
seseorang yang breaksi pada kecenderungan prinsip kenyataan terhadap kebebasan rasional.
3. Emosi negative Menurut Rook 1987 : 195 reaksi atau pun konsekuensi negative yang
diakibatkan dari kurang kendali terhadap hasrat dalam berbelanja. an membiarkan hasrat belanja mamandu konsumen ke dalam masalah yang lebih
besar.Misalnya rasa penyesalan yang dikaitkan dengan masalah financial, rasa
kecewa dengan membeli produk berlebihan, dan hasrat berbelanja telah memanjakan rencana non-keuangan.
4. Melihat-lihat toko 5. Kesenangan belanja
Menurut La Rose dalam Samuel Hatane 2006 : 108 adalah sikap pembeli atau pembelanja yang berhubungan dengan memperoleh kepuasan, mencari, bersenang
dan bermain, selalin melakukan pembelian, diukur sebelum melakukan perlakuan. Sedangkan menurut Rook 1987 : 194 kesenangan belanja merupakan pandangan
bahwa pembelian impulsif sebagai sumber kegembiraan individu. Hasrat ini datang tiba-tiba dan memberikan kesenangan baru yang tiba-tiba.
6. Ketersediaan waktu 7. Ketersediaan uang
8. Kecenderungan pembelian impulsif. Menurut Stern dalam Hatane 2006 : 107 adalah tingkat kecenderungan
partisipan berperilaku untuk membeli secara spontan, dan tiba-tiba atau ingin membeli karena mengingat apa yang pernah dipikirkan, atau secara sugesti ingin
membeli, atau akan direncanakan untuk membeli. Sedangkan menurut Rook’s dalam Engel, et al 1995 dalam penelitian
Anin F dkk 2005:184 terdapat empat aspek impulsive buying yaitu aspek spontan, kekuatan impuls dan intensitas, stimuli dan kegembiraan dan tidak peduli
dengan konsekuensi.
alam penelitian ini variabel impulse buying akan memakai indikator yang telah digunakan dalam Beatty dan Ferrel 2004 : 213 karena dinilai lebih lengkap
dan terperinci sehingga dapat menjabarkan indikator impulse buying tersebut secara gamblang.
2.1.7. Hasil Peneltian Sebelumnya