✭✭
dan keseimbangan baik dalam hidup manusia sebagai pribadi di dalam hubungan manusia dengan alam yang harus dibina dan dikembangkan agar tetap serasi dan
dinamis. Maka dibuatlah kebijakan Pemerintah Daerah Nomor 8 Tahun 2000 tentang Pembinaan Umum, Ketertiban, Keamanan, Kebersihan, Kesehatan dan
Keapikan dalam Wilayah Kota Bandar Lampung. Yang telah disahkan pada tanggal 24 Oktober 2000.
Pada pasal 15 terdapat larangan membuang sampah atau suatu benda di jalan, trotoar, gang-gang dalam pasar, tepi pantai, sungai, sumber air, paritsaluran air,
selokan air, taman, lapangan dan tanah kosong milik orang lain atau pada tempat- tempat umum lainnya. Jika ada yang tidak mengindahkan peraturan tersebut akan
dikenakan sanksi pidana kurungan selama-lamanya 6 enam bulan dan atau denda sebanyak-banyaknya Rp. 5.000.000,- lima juta rupiah sesuai bunyi pasal
26.
Sebagaimana kita ketahui bahwa pandangan masyarakat tentang sadar lingkungan sangatlah minim atau kurang. Dari hal tersebut kita dapat mengambil kesimpulan
bahwa masyarakat masih belum peduli terhadap kebersihan lingkungan sekitarnya.
Kebanyakan dari mereka berfikir secara parsial dan hanya ingin menguntungkan diri sendiri, seperti masalah pembuangan sampah yang tidak pada
tempatnya, pembuangan limbah pabrik, polusi udara, pencemaran air, dan lain- lain.
Mengingat tentang kesadaran tersebut maka pasal 15 ini dibuat untuk seluruh masyarakat di Kota Bandar Lampung tanpa terkecuali khususnya warga
yang tinggal di bantaran daerah aliran sungai.
BAB III. METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan
implementasi kebijakan Pemerintah Kota Bandar Lampung dalam menangani permasalahan sampah di
daerah aliran sungai sesuai Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2000, maka penelitian ini menggunakan tipe penelitian deskriptif dengan pendekatan
kualitatif. Tujuan penelitian deskriptif adalah untuk membuat penggambaran
secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau daerah tertentu Suryabrata, 2011: 75.
Jenis Penelitian ini berupaya menggambarkan kejadian atau fenomena sesuai dengan apa yang terjadi di
lapangan dimana data yang dihasilkan berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati Moleong, 2011: 4.
Dapat disimpulkan
bahwa penelitian
kualitatif bersifat
menjelaskan, menggambarkan, dan menafsirkan hasil penelitian dengan susunan kata dan
kalimat sebagai jawaban atas masalah yang diteliti. Metode kualitatif lebih
bersifat empiris dan dapat menelaah informasi lebih dalam untuk mengetahui hasil penelitian.
B. Fokus Masalah Penelitian
Menurut Moleong 2011: 94 ada dua maksud tertentu yang ingin peneliti capai dalam merumuskan masalah penelitian dengan jalan memanfaatkan fokus.
Pertama, penetapan fokus dapat membatasi studi. Kedua, penetapan fokus itu berfungsi untuk memenuhi kriteria inklusi-inklusi atau kriteria masuk-keluar suatu
informasi yang baru diperoleh di lapangan. Sehingga peneliti memfokuskan
penelitian terhadap masalah-masalah yang menjadi tujuan dari penelitian. Adapun dalam penelitian ini peneliti menggunakan teori implementasi kebijakan
publik menurut Van Metter dan Van Horn. Fokus dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a Implementasi kebijakan Pemerintah Kota Bandar Lampung menangani permasalahan sampah di daerah aliran sungai.
1. Standar dan sasaran kebijakan 2. Sumber daya
3. Karakteritik agen pelaksana 4. Sikapkecenderungan disposition para pelaksana
5. Komunikasi antar organisasi dan aktivitas pelaksana 6. Lingkungan sosial dan politik
b Kendala-kendala yang terjadi dalam implementasi kebijakan Pemerintah Kota Bandar Lampung menangani permasalahan sampah di daerah aliran sungai.
1. Kendala internal implementasi kebijakan Pemerintah Kota Bandar
Lampung menangani permasalahan sampah di daerah aliran sungai. 2.
Kendala eksternal implementasi kebijakan Pemerintah Kota Bandar Lampung menangani permasalahan sampah di daerah aliran sungai.