Teori belajar kognitivisme berpandangan bahwa belajar
merupakan suatu proses internal yang mencakup ingatan, retensi, pengolahan informasi, emosi, dan aspek-aspek
kejiwaan lainnya. Belajar merupakan aktivitas yang melibatkan proses berpikir yang sangat kompleks. Proses belajar terjadi
antara lain mencakup pengaturan stimulus yang diterima dan menyesuaikannya dengan struktur kognitif yang sudah dimiliki
dan terbentuk di dalam pikiran seseorang berdasarkan pemahaman dan pengalaman-pengalaman sebelumnya Piaget,
dalam Budiningsih, 2004 Tekanan utama psikologi kognitif adalah struktur kognitif,
yaitu perbendaharaan pengetahuan pribadi individu yang mencakup ingatan jangka panjangnya long-term memory.
Psikologi kognitif memandang manusia sebagai makhluk yang selalu aktif mencari dan menyeleksi informasi untuk diproses.
Perkatian utama psikologi kognitif adalah upaya memahami proses individu mencari, menyeleksi, mengorganisasikan, dan
menyimpan informasi. Belajar kognitif berlangsung berdasar schemata
atau struktur
mental individu
yang mengorganisasikan hasil pengamatannya Lapono,2008.
2.2 Aktivitas Belajar
Menurut Dierich yang dikutip Hamalik, 1980 dalam Hanfiah, 2009, aktivitas belajar adalah kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh siswa yang menunjang
keberhasilan belajar. Aktivitas belajar yang dimaksud adalah seluruh kegiatan siswa dalam pembelajaran mulai dari kegiatan fisik sampai kegiatan psikis,
mengingat bahwa siswa merupakan komponen utama dalam setiap proses pembelajaran. Siswa adalah subjek bukan objek pengajaran. Oleh karena itu,
aktivitas belajar siswa menjadi indikator utama dalam proses pembelajaran. Menurut Suparno 1997 indikator aktivitas belajar siswa meliputi 1 adanya
aktivitas belajar siswa secara individual untuk menerapkan konsep, prinsip, dan generalisasi, 2 adanya aktivitas belajar siswa dalam bentuk kelompok
untuk memecahkan masalah, 3 adanya partisipasi setiap siswa dalam melaksanakan tugas belajarnya melalui berbagai cara, 4 adanya keberanian
siswa dalam mengajukan pendapat, 5 adanya aktivitas belajar analisis, sintesis, penilaian, dan kesimpulan, 6 adanya hubungan social antarsiswa
dalam melaksanakan kegiatan belajar kolaborasi, 7 setiap siswa bisa mengomentari dan memberikan tanggapan terhadap siswa lain, 8 adanya
kesempatan untuk setiap siswa menggunakan sumber belajar, 9 adanya upaya bagi setiap siswa untuk menilai hasil belajar yang dicapainya, 10 adanya
upaya siswa untuk bertanya dan meminta pendapat guru dalam upaya kegiatan lainnya.
2.3 Hasil Belajar
Menurut Nana Syaodih, 1983 dalam Istiyah, 2010, hasil belajar merupakan segala perilaku yang dimiliki siswa sebagai akibat dari proses belajar yang
ditempuhnya, meliputi semua akibat dari proses belajar yang berlangsung di sekolah maupun di luar sekolah yang bersifat kognitif, afektif, dan psikomotor
yang disengaja maupun tidak disengaja. Sedangkan menurut Bloom, 1976 dalam Rasyid, 2009 hasil belajar mencakup peringkat dan tipe prestasi
belajar, kecepatan belajar, dan hasil afektif. Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar
merupakan tingkat kemampuan siswa dalam pembelajaran. Hasil belajar ini dapat berupa pernyataan dalam bentuk angka dan tingkah laku, sedangkan
faktor yang mempengaruhi hasil belajar akan diperoleh setelah siswa melalui proses pembelajaran. Siswa yang memiliki minat belajar dan sikap positif
terhadap pelajaran akan merasa senang mempelajari mata pelajaran tersebut, sehingga dapat diharapkan akan mencapai hasil yang maksimal.
2.4 Metode Penemuan 2.4.1