PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI PENERAPAN METODE KERJA KELOMPOK PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 3 SEGALAMIDER BANDAR LAMPUNG

(1)

ABSTRAK

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI PENERAPAN METODE KERJA

KELOMPOK PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 3 SEGALAMIDER

BANDAR LAMPUNG Oleh

SUTITIK

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya aktivitas dan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri 3 Segalamider. Rendahnya aktivitas dan hasil belajar siswa disebabkan karena proses pembelajaran masih didominasi oleh metode pembelajaran yang kurang memberi kesempatan pada siswa untuk belajar mandiri. Salah satu metode yang dapat memfasilitasi potensi dan kemampuan siswa agar memiliki pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis serta bekerja sama dalam memecahkan suatu permasalahan adalah metode kerja kelompok. Tujuan penelitian ini untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri 3 Segalamider dalam pembelajaran IPA melalui metode kerja kelompok.

Penelitian ini menggunakan pendekatan Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) yang difokuskan pada situasi kelas. Kegiatan ini dilaksanakan melalui tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Alat pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi dan tes hasil belajar. Analisis data dalam penelitian ini bersifat kualitatif dan kuantitatif.

Hasil penelitian dapat diketahui bahwa melalui metode kerja kelompok dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri 3 Segalamider. Aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran terlihat semakin meningkat, pada siklus I sebesar 71,02% dengan kategori “Baik” dan pada siklus II sebesar 81,83% dengan kategori “Baik”. Terjadi peningkatan dari siklus I ke siklus II sebesar 10,81%. Begitu pula dengan hasil belajar siswa meningkat pada setiap siklusnya. Pada siklus I sebesar 63,63% dengan kategori “Cukup” dan pada siklus II sebesar 86,36% dengan kategori “Baik Sekali”. Terjadi peningkatan dari siklus I ke siklus II sebesar 22,73%.

Berdasarkan hasil temuan pelaksanaan proses pembelajaran, peneliti

merekomendasikan agar guru kelas IV SD Negeri 3 Segalamider dapat menggunakan metode kerja kelompok dalam pembelajaran IPA agar aktivitas dan hasil belajar siswa dapat meningkat.


(2)

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI PENERAPAN METODE KERJA

KELOMPOK PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 3 SEGALAMIDER

BANDAR LAMPUNG

Oleh

SUTITIK Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Jurusan Ilmu Pendidikan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2012


(3)

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI PENERAPAN METODE KERJA

KELOMPOK PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 3 SEGALAMIDER

BANDAR LAMPUNG

(Skripsi)

Oleh SUTITIK

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2012


(4)

RIWAYAT HIDUP

Peneliti dilahirkan di Lampung Selatan pada tanggal 10 September 1960, sebagai anak kelima dari enam bersaudara, pasangan Bapak Mangun Tenoyo dan Ibu Tuminem.

Riwayat Pendidikan Peneliti

1. Sekolah Dasar Negeri 1 Sukananti Lampung Selatan diselesaikan pada tahun 1974. 2. Sekolah Menengah Pertama Negeri 3 Rawa Laut diselesaikan pada tahun 1977. 3. Sekolah Pendidikan Guru Negeri 1 Pahoman diselesaikan pada tahun 1981.

4. Pada tahun 2009/2010 peneliti diterima sebagai mahasiswa S1 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Dalam Jabatan Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.


(5)

(6)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GRAFIK ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 3

1.3 Rumusan Masalah ... 4

1.4 Tujuan Penelitian ... 4

1.5 Pemecahan Masalah ... 4

1.6 Manfaat Penelitian ... 4

1.7 Ruang Lingkup ... 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Aktivitas Belajar ... 6

2.2 Pengertian Hasil Belajar ... 7

2.3 Metode Kerja Kelompok ... 8

2.3.1 Pengertian Metode Kerja Kelompok ... 8

2.3.2 Tujuan Penggunaan Metode Kerja Kelompok ... 11

2.3.3 Kelebihan dan Kelemahan Metode Kerja Kelompok ... 11

2.3.4 Langkah-langkah Penggunaan Metode Kerja Kelompok.. 12

2.4 Pengertian IPA ... 14

2.5 Pembelajaran IPA di SD ... 15

2.6 Hipotesis Tindakan ... 16

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian ... 17

3.2 Setting Penelitian ... 17

3.3 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data ... 18

3.4 Teknik Analisis Data ... 18

3.5 Indikator Keberhasilan ... 20

3.6 Prosedur Penelitian ... 21

3.7 Urutan Tindakan Penelitian ... 22


(7)

4.1 Hasil Penelitian ... 32

4.1.1 Profil SD Negeri 3 Segalamider ... 32

4.1.2 Deskripsi Awal ... 34

4.1.3 Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran Siklus I dan II ... 35

4.1.3.1Siklus I ... 35

4.1.3.2Siklus II ... 48

4.2 Hasil Analisis Siklus I dan II ... 61

4.2.1 Aktivitas Siswa dalam Proses Pembelajaran ... 61

4.2.2 Kinerja Guru dalam Proses Pembelajaran ... 63

4.2.3 Hasil Belajar Siswa dalam Proses Pembelajaran ... 65

4.3 Pembahasan ... 67

4.3.1 Aktivitas Siswa dalam Proses Pembelajaran ... 67

4.3.2 Kinerja Guru dalam Proses Pembelajaran ... 68

4.3.3 Hasil Belajar Siswa dalam Proses Pembelajaran ... 69

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 70

5.2 Saran ... 71 DAFTAR PUSTAKA


(8)

(9)

(10)

KATA PENGANTAR

Bismillaahirrahmaanirrahiim.

Alhamdulillah segala puji dan syukur peneliti panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Sholawat teriring salam senantiasa tercurahkan kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW.

Skripsi dengan judul “Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar IPA Melalui Penerapan Metode Kerja Kelompok pada Siswa Kelas IV SD Negeri 3 Segalamider Bandar Lampung” adalah salah satu syarat untuk meraih gelar Sarjana Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung. Pada kesempatan ini peneliti ucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ir. H. Sugeng P. Haryanto, M.S., selaku Rektor Universitas Lampung yang telah memberikan kemudahan kepada peneliti dalam mengikuti pendidikan hingga terselesaikannya skripsi ini.

2. Bapak Dr. H. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan beserta stafnya yang telah memberikan kesempatan dan kemudahan kepada peneliti hingga terselesaikannya skripsi ini.

3. Bapak Drs. Baharuddin Risyak, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung beserta stafnya yang telah memberikan kesempatan dan kemudahan kepada peneliti dalam mengikuti pendidikan hingga terselesaikannya penelitian skripsi ini.

4. Bapak Dr. H. Darsono, M.Pd., selaku Ketua Program Studi PGSD Universitas Lampung yang telah memberikan kesempatan dan kemudahan kepada peneliti dalam mengikuti pendidikan hingga terselesaikannya penulisan skripsi ini.


(11)

5. Bapak Dr. Sulton Djasmi, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing skripsi yang dengan sabar dan senantiasa meluangkan waktu untuk memberikan arahan dan motivasi, sehingga peneliti semangat untuk menyelesaikan skripsi ini. Terimakasih banyak atas segala nasihat yang telah diberikan.

6. Ibu Dra. Sulistiasih, M.Pd., selaku Dosen Pembahas yang telah memberikan saran yang membangun terhadap substansi skripsi ini.

7. Bapak Drs. Djalaluddin Genap, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah banyak membantu dalam hal akademik.

8. Seluruh dosen, staf administrasi, penjaga ruang baca, dan seluruh karyawan FKIP S1 PGSD, terimakasih atas bantuan dan jasa-jasa yang telah diberikan kepada peneliti. 9. Bapak Drs. Faizal, selaku Kepala SD Negeri 3 Segalamider yang telah memberikan izin

dan kemudahan mendapatkan data penunjang kepada peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.

10. Ibu Bainina Yosti, S.Pd., selaku guru di SD Negeri 3 Segalamider yang telah bersedia menjadi teman sejawat dan membantu peneliti selama melakukan penelitian.

11. Seluruh guru, staf administrasi, dan seluruh karyawan di SD Negeri 3 Segalamider yang telah memberikan kemudahan dan motivasi yang membangun kepada peneliti.

12. Suami dan anak-anakku tercinta yang telah memberikan dukungan selama ini.

13. Teman-teman peserta Program S1 PGSD Dalam Jabatan yang telah memberikan semangat dan bantuan serta rasa persahabatan dan kekeluargaan.

14. Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan penyusunan skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu per satu.

Semoga Allah membalas kebaikan kalian semua, dan skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin.


(12)

Bandar Lampung, 28 Maret 2012 Peneliti


(13)

MOTTO

Sesungguhnya sesudah

kesulitan itu ada

kemudahan


(14)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Dr. Sulton Djasmi, M.Pd. ...

Penguji

Dra. Sulistiasih, M.Pd. ...

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si. NIP 19600315 198503 1 003


(15)

HALAMAN PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Sutitik

NPM : 0913069123

Program Studi : S1 PGSD (Dalam Jabatan)

Jurusan : Ilmu Pendidikan

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

menyatakan dengan sesungguhnya bahwa laporan penelitian yang berjudul “Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar IPA Melalui Penerapan Metode Kerja Kelompok pada Siswa Kelas IV SD Negeri 3 Segalamider Bandar Lampung” adalah benar-benar hasil karya sendiri, dan sepanjang pengetahuan saya tidak berisi materi yang telah dipublikasikan atau ditulis oleh orang lain atau telah dipergunakan dan diterima sebagai persyaratan penyelesaian studi pada universitas atau institut lain.

Demikian pernyataan ini saya buat untuk dapat digunakan seperlunya, dan apabila di kemudian hari ternyata tidak benar, saya bersedia dituntut berdasarkan Undang-undang dan peraturan yang berlaku.

Bandar Lampung, 28 Maret 2012 Yang Membuat Pernyataan

Sutitik


(16)

PERSEMBAHAN

Alhamdulillah segala puji dan syukur peneliti panjatkan kepada Allah SWT penguasa alam semesta, yang telah memberikan kesehatan jasmani dan rohani, memberikan akal dan semangat untuk senantiasa bertawakal. Dengan rasa syukur dan kerendahan hati kupersembahkan karya sederhana ini untuk:

1. Kedua orang tuaku tercinta Bapak Mangun Tenoyo dan Ibu Tuminem yang telah mengorbankan banyak hal untukku terhadap kebahagian dan masa depanku, serta kasih sayang dan doa yang telah diberikan kepadaku, sehingga mampu menyelesaikan kuliah. 2. Suamiku tersayang Sutejo yang selalu memberikan dukungan dan semangat baik moral

maupun spiritual.

3. Keempat anakku tercinta Wiwit Panggiyarti, Vinda Resturi Yuliati, Dwijo Tri Atmoko, dan Puji Sugiarti, yang selalu mendoakan dan memberikan dukungan kepadaku.

4. Bapak dan Ibu dosenku tercinta yang selalu memberikan ilmu yang bermanfaat dan dosen pembimbing yang selalu memberikan arahan dan motivasi.


(17)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Berdasarkan Undang-undang No. 20 tahun 2003 Sistem Pendidikan Nasional dinyatakan bahwa setiap satuan pendidikan diarahkan untuk mencapai tujuan yang didasarkan pada tingkat pertumbuhan dan perkembangan siswa. Pendidikan merupakan proses aktualisasi siswa melalui berbagai pengalaman belajarnya. Kegiatan pembelajaran merupakan kegiatan pokok pendidikan di sekolah. Hal ini berarti berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan bergantung pada proses pembelajaran yang dilakukan siswa selama pembelajaran berlangsung. Dengan demikian kualitas pembelajaran mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap keberhasilan siswa.

Pembelajaran merupakan suatu proses yang mengandung

serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Interaksi atau hubungan timbal balik antara guru dan siswa itu merupakan syarat utama bagi berlangsunya proses pembelajaran. Dalam hal ini bukan hanya penyampaian pesan berupa materi pelajaran melainkan penanaman sikap dan nilai diri pada siswa yang sedang belajar. Pembelajaran


(18)

2

merupakan suatu proses yang dinamis untuk mencapai tujuan yang dirumuskan, maka dalam proses pembelajaran guru harus merancang strategi, memilih metode dan memanfaatkan media belajar serta memilih metode yang paling tepat, sehingga siswa dapat mencapai kompetensi yang diharapkan. Salah satu metode yang dapat memfasilitasi potensi dan kemampuan siswa agar memiliki pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis serta bekerja sama dalam memecahkan suatu permasalahan adalah metode kerja kelompok. Metode kerja kelompok adalah cara pembelajaran, di mana siswa dibagi menjadi beberapa kelompok, setiap kelompok dipandang sebagai satu kesatuan untuk mempelajari materi pembelajaran dan untuk diselesaikan bersama-sama (Sagala, 2006: 45).

Berdasarkan observasi di kelas IV SD Negeri 3 Segalamider Bandar Lampung, diperoleh keterangan bahwa hasil belajar pada mata pelajaran IPA masih rendah. Hasil ini terlihat pada hasil ulangan harian IPA di semester ganjil TP 2011/2012 dengan jumlah 22 siswa, sebanyak 9 siswa telah tuntas belajar dengan persentase 40,91% sedangkan 13 siswa belum tuntas belajar dengan persentase 59,09%. Berdasarkan data tersebut masih ada nilai siswa yang belum memenuhi standar KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yang telah ditetapkan oleh sekolah yaitu 65. Hal itu diduga kuat akibat siswa kurang partisipatif dalam kegiatan pembelajaran dan pembelajaran masih berpusat pada guru, proses pembelajaran masih didominasi oleh metode pembelajaran yang kurang memberi kesempatan pada siswa untuk belajar mandiri, tujuan pembelajaran hanya berorientasi


(19)

3

pada pengembangan aspek kognitif pada level rendah, pada umumnya guru mengajar berdasarkan buku teks tanpa memperhatikan lingkungan dan kebutuhan siswa, guru mengajar dengan mentransfer ilmu melalui metode ceramah, guru kurang terlatih menggunakan metode pembelajaran yang tepat, guru merasa kesulitan menentukan metode yang mendukung ketercapaian penguasaan kompetensi yang ditargetkan sesuai standar isi sehingga aktivitas siswa menurun dan hasil belajar yang dicapai tidak optimal.

Berdasarkan uraian di atas, dalam penelitian ini peneliti mengangkat judul “Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar IPA Melalui Penerapan Metode Kerja Kelompok Pada Siswa Kelas IV SD Negeri 3 Segalamider Bandar Lampung”.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas perlu diidentifikasi permasalahan yang ada, yaitu sebagai berikut:

1. Rendahnya aktivitas belajar siswa dikarenakan siswa belum sepenuhnya berperan aktif dalam proses pembelajaran IPA kelas IV SD Negeri 3 Segalamider Bandar Lampung.

2. Rendahnya hasil belajar siswa yaitu 30,23% nilai yang diperoleh belum mencapai ketuntasan belajar sebesar 65 dikarenakan siswa sulit memahami materi dan metode yang digunakan belum tepat sehingga hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA kelas IV SD Negeri 3 Segalamider belum maksimal.


(20)

4

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, dalam penelitian ini dapat

dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut: “Bagaimanakah

peningkatan aktivitas dan hasil belajar IPA melalui metode kerja kelompok pada siswa kelas IV SD Negeri 3 Segalamider?”

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah:

1. Meningkatkan aktivitas belajar IPA melalui metode kerja kelompok pada siswa kelas IV SD Negeri 3 Segalamider.

2. Meningkatkan hasil belajar IPA melalui metode kerja kelompok pada siswa kelas IV SD Negeri 3 Segalamider.

1.5 Pemecahan Masalah

Pemecahan masalah yang akan diteliti dilakukan melalui pelaksanaan proses pembelajaran IPA dengan menggunakan metode kerja kelompok. Siswa akan dibelajarkan secara klasikal dan berkelompok, dengan mempersiapkan tes dan LKS tentang materi pembelajaran IPA.

1.6 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat: 1. Bagi siswa

Diharapkan dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa khususnya di kelas IV SD Negeri 3 Segalamider Tanjung Karang Barat semester ganjil TP 2011/2012.


(21)

5

2. Bagi guru

Membantu guru dalam proses pembelajaran. Menjadi lebih baik. Diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan para guru agar dapat menerapkan metode kerja kelompok pada proses pembelajaran IPA sebagai usaha memperbaiki dan menyempurnakan proses pembelajaran. 3. Bagi sekolah

Dapat memberikan sumbangan yang berguna dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah yang bersangkutan.

4. Bagi peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan referensi untuk melakukan penelitian berikutnya.

1.7 Ruang Lingkup

Ruang lingkup penelitian ini adalah:

Aktivitas dan hasil belajar IPA melalui penerapan metode kerja kelompok pada siswa kelas IV SD Negeri 3 Segalamider Tanjung Karang Barat semester ganjil TP 2011/2012.


(22)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Aktivitas Belajar

Keberhasilan siswa dalam belajar bergantung pada aktivitas yang dilakukannya selama proses pembelajaran, sebab pada prinsipnya belajar adalah berbuat, berbuat untuk mengubah tingkah laku, jadi melakukan kegiatan dalam belajar sangat diperlukan adanya aktivitas, tanpa aktivitas belajar itu tidak mungkin akan berlangsung dengan baik. Aktivitas dalam proses pembelajaran merupakan rangkaian kegiatan yang meliputi keaktifan siswa dalam mengikuti pelajaran, bertanya yang belum jelas, mencatat, mendengar, berpikir, membaca dan segala kegiatan yang dilakukan, yang dapat menunjang hasil belajar (Sadirman, 1994: 99).

Menurut kamus Besar Bahasa Indonesia (2005: 23), aktivitas adalah kegiatan. Jadi aktivitas belajar adalah kegiatan-kegiatan siswa yang menujang keberhasilan belajar. Kunandar (2010: 277) mengemukakan bahwa aktivitas belajar adalah keterlibatan siswa dalam bentuk sikap, pikiran, perhatian, dan aktivitas dalam kegiatan pembelajaran guna menunjang keberhasilan proses belajar mengajar dan memperoleh manfaat dari kegiatan tersebut.

Aktivitas belajar dapat digolongkan menjadi delapan jenis:

(1) Visual Activities, misalnya: membaca, memperhatikan gambar, demonstrasi, percobaan, pekerjaan orang lain.


(23)

7

(2) Oral Activities, seperti: mengemukakan suatu fakta atau prinsip,

menghubungkan suatu kejadian, mengajukan pertanyaan,

memberi saran, mengemukakan pendapat.

(3) Listening Activities, seperti: mendengarkan penyajian bahan, percakapan, diskusi, musik, dan pidato.

(4) Writing Activities, seperti: menulis cerita, karangan, laporan dan angket.

(5) Drawing Activities, misalnya: menggambar, membuat grafik, chart, peta, diagram.

(6) Motor Activities, antara lain: melakukan percobaan, membuat konstruksi, model, mereparasi, bermain, berkebun, beternak. (7) Mental Activities, misalnya: merenungkan, mengingat,

memecahkan masalah, menganalisis, melihat hubungan dan mengambil keputusan.

(8) Emotional Activities, misalnya: menaruh minat, merasa bosan, gembira, bersemangat, bergairah, berani, tenang, gugup (Hamalik, 2001: 172).

Dari beberapa pengertian tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa aktivitas belajar adalah segala bentuk keterlibatan siswa baik fisik maupun mental yang ditunjukkan dalam proses pembelajaran dalam rangka mencapai tujuan belajar.

2.2 Pengertian Hasil Belajar

Abdurrahman (2003: 37) mengatakan bahwa hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Sedangkan Dimyati dan Mudjiono (2006: 3) mengemukakan bahwa hasil belajar adalah hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar, sedangkan dari sisi siswa hasil belajar merupakan berakhirnya penggal dan puncak proses belajar. Menurut Kunandar (2010: 277) hasil belajar adalah hasil yang diperoleh siswa setelah mengikuti suatu materi tertentu dari mata pelajaran yang berupa data kualitatif maupun kuantitatif.


(24)

8

Berdasarkan pendapat para ahli di atas maka peneliti menyimpulkan bahwa hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh siswa melalui kegiatan pembelajaran berupa pengetahuan, sikap, dan keterampilan dengan diiringi pengevaluasian guna mengetahui tingkat ketercapaian siswa dalam belajar.

2.3 Metode Kerja Kelompok

2.3.1 Pengertian Metode Kerja Kelompok

Upaya peningkatan aktivitas dan hasil belajar perlu menggunakan metode pembelajaran yang dapat merangsang timbulnya aktivitas dan hasil belajar. Metode pembelajaran adalah cara mengajar mengorganisasikan materi pelajaran kepada siswa agar terjadi proses belajar secara efektif dan efisien. Metode pembelajaran mencakup rentetan kegiatan mulai dari pengorganisasian materi pembelajaran, pemilihan cara penyampaian termasuk media pembelajaran dan kegiatan pengelolaan proses pembelajaran siswa. Agar memperoleh hasil yang optimal, maka proses belajar mengajar harus dilakukan dengan sadar dan sengaja serta terorganisir secara baik (Sadirman, 1994: 63).

Metode belajar kelompok mempunyai peranan yang sangat penting dalam menumbuhkan kedewasaan dan meningkatkan kemampuan siswa dalam menguasai materi pembelajaran yang dikehendaki secara bersama-sama. Metode ini pun dapat melatih siswa untuk berpikir dan bekerja berkelompok, sehingga pengetahuan yang didapatkan akan lebih banyak dan lebih luas dibandingkan dengan siswa yang mendapatkan pengetahuan sendiri.


(25)

9

Metode kerja kelompok adalah di mana siswa dalam suatu kelompok dipandang sebagai satu kesatuan tersendiri, untuk mencapai suatu tujuan tertentu dengan bergotong-royong (Surachman dalam http://www. syafir.com/2011/01/09).

Menurut Kiki (dalam http://kiki-tuingtuing.blogspot.com/2011 /05) bahwa metode kerja kelompok adalah penyajian metode dengan cara pembagian tugas-tugas untuk mempelajari suatu keadaan kelompok belajar yang sudah ditentukan dalam rangka mencapai tujuan.

Lebih lanjut Kiki (dalam http://kiki-tuingtuing.blogspot.com /2011/05)metode kerja kelompok ialah suatu cara menyajikan materi pembelajaran di mana guru mengelompokkan siswa ke dalam beberapa kelompok atau grup tertentu untuk menyelesaikan tugas yang telah ditetapkan dengan cara bersama-sama dan bergotong-royong.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas maka peneliti menyimpulkan bahwa metode kerja kelompok adalah suatu metode yang diterapkan oleh guru dalam rangka menciptakan situasi belajar yang di dalamnya siswa dapat belajar bersama-sama, sehingga siswa dapat mencapai hasil yang maksimal.

Metode yang dipilih tentu harus disesuaikan dengan tujuan dan karakteristik materi pelajaran yang akan diajarkan. Hal ini yang perlu dipertimbangkan adalah karaktetistik siswa, pengalaman, dan harapan tentang pelajaran yang diterima oleh siswa. Prosedur pemilihan metode pembelajaran adalah sebagai berikut:


(26)

10

(1) menetapkan berdasarkan tujuan, apakah pembelajaran tersebut berkaitan dengan penyampaian informasi atau keterampilan atau gabungan keduanya,

(2) mempertimbangkan kategori dari apa yang diajarkan, apakah pengetahuan atau keterampilan,

(3) menetapkan metode apa yang paling sesuai untuk mencapai tujuan, apakah eksposisi atau penjajakan,

(4) mempertimbangkan faktor lingkungan yang mempengaruhi antara lain: guru, buku, media pembelajaran, dan

(5) memilih metode yang paling sesuai dan dapat diterapkan.

Sagala (2006: 45), menyatakan bahwa metode kerja kelompok adalah cara pembelajaran, di mana siswa dibagi menjadi beberapa kelompok, setiap kelompok dipandang sebagai satu kesatuan untuk mempelajari materi pelajaran dan untuk diselesaikan bersama-sama. Metode dapat meningkatkan kreativitas siswa, sekaligus sebagai sarana untuk mencapai kompetensi dasar yang diharapkan.

Dari beberapa pendapat di atas, melalui metode kerja kelompok siswa terlibat langsung dalam pembelajaran sehingga dapat membantu siswa dalam memahami konsep, memperoleh informasi dan pengetahuan, terampil, termotivasi belajar, menumbuhkan semangat berkompetensi, kreatif sehingga pengertian dan pemahaman akan lebih melekat.


(27)

11

2.3.2 Tujuan Penggunaan Metode Kerja Kelompok

Menurut Sagala (2006: 52), penggunaan metode kerja kelompok mempunyai tujuan sebagai berikut:

1. Memecahkan masalah pembelajaran melalui kerja kelompok.

2. Mengembangkan kemampuan bekerja sama di dalam kelompok.

Sagala (2006: 67) mengungkapkan guru kadang-kadang bahkan sering menggunakan metode kerja kelompok, karena ada beberapa alasan kuat, yaitu:

1. Dapat mengembangkan perilaku gotong royong dan demokratis. 2. Memacu siswa untuk aktif belajar.

3. Tidak membosankan siswa melakukan kegiatan belajar di luar kelas bahkan di luar sekolah yang bervariasi, seperti observasi, wawancara, cari buku di perpustakaan umum dan lain-lain.

2.3.3 Kelebihan dan Kelemahan Metode Kerja Kelompok

Menurut Sagala (2006: 73), dalam proses pembelajaran metode pembelajaran kelompok memiliki kelebihan dan kelemahan sebagai berikut.

1. Metode kerja kelompok mempunyai kelebihan sebagai berikut:

a. Membiasakan siswa bekerja sama, musyawarah dan bertanggung jawab.

b. Menimbulkan kompetisi yang sehat antarkelompok,

sehingga membangkitkan kemauan belajar yang

sungguh-sungguh.

c. Guru dipermudah tugasnya, karena tugas kerja kelompok cukup disampaikan kepada ketua kelompok.

d. Ketua kelompok dilatih menjadi pemimpin yang bertanggung jawab dan anggotanya dibiasakan patuh kepada peraturan yang ada.


(28)

12

2. Di pihak lain, metode kerja kelompok mempunyai kelemahan sebagai berikut:

a. Sulit membentuk kelompok yang homogen baik segi minat, bakat, prestasi, maupun intelegansi.

b. Pimpinan kelompok sering sukar memberikan pengertian kepada anggota, menjelaskan dan pembagian kerja. c. Anggota kadang-kadang tidak mematuhi tugas-tugas

yang diberikan pimpinan kelompok.

d. Dalam menyelesaikan tugas sering menyimpang dan tidak ada perencanaan karena kurang kontrol dari kelompok atau guru.

e. Sulit membuat tugas yang sama terutama bagi kerja kelompok yang komplementer.

Namun, menurut Sagala (2006: 81) kelemahan-kelemahan tersebut dapat diatasi dengan cara-cara sebagai berikut.

a. Mengkaji lebih dahulu materi pembelajaran dengan cermat, lalu membuat garis besar rincian tugas untuk setiap kelompok agar bobot tugas sama besarnya.

b. Adakan tes dan hasilnya digunakan untuk pembentukan kelompok yang mereka kehendaki.

c. Bimbingan dan pengawasan kepada setiap kelompok dilakukan terus-menerus.

d. Jumlah anggota dalam satu kelompok jangan terlalu banyak.

e. Motivasi yang diberikan jangan sampai menimbulkan persaingan yang kurang sehat antarkelompok.

2.3.4 Langkah-langkah Penggunaan Metode Kerja Kelompok

Pembelajaran dengan menggunakan metode kerja kelompok harus mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:

a. Kegiatan Persiapan

1. Merumuskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.

2. Menyiapkan materi pembelajaran dan menjabarkan materi pembelajaran tersebut ke dalam tugas-tugas kelompok.

3. Mengidentifikasi sumber-sumber yang akan menjadi sasaran kegiatan kerja kelompok.


(29)

13

4. Menyusun peraturan pembentukan kelompok, cara kerja, saat memulai dan mengakhiri serta tata tertib lainnya.

b. Kegiatan Pelaksanaan

1. Kegiatan Membuka Pelajaran

a. Melaksanakan apersepsi, pertanyaan tentang materi pembelajaran sebelumnya.

b. Memotivasi siswa untuk belajar dengan mengemukakan kasus yang ada kaitannya dengan materi pelajaran yang akan dipelajari.

c. Mengemukakan tujuan pembelajaran dan berbagai kegiatan yang akan dikerjakan dalam mencapai tujuan pembelajaran tersebut.

2. Kegiatan Inti Pelajaran

a. Mengemukakan lingkup materi pelajaran yang akan

dipelajari.

b. Membentuk kelompok.

c. Mengemukakan tugas setiap kelompok ketua kelompok atau langsung ke semua siswa.

d. Mengemukakan peraturan dan tata tertib serta saat memulai dan mengakhiri kegiatan kerja kelompok.

e. Mengawasi dan memonitir serta bertindak sebagai fasilitator selama siswa melakukan kerja kelompok.

f. Pertemuan klasikal untuk pelaporan hasil kerja kelompok, pemberian balikan dari kelompok lain atau dari guru.


(30)

14

3. Kegiatan Penutup

a. Setiap akhir pertemuan pembelajaran, menyampaikan kesimpulan dari materi pembelajaran.

b. Memberikan tugas untuk mengevaluasi dan mengetahui penguasaan materi pada siswa.

(diadaptasi dari Ibrahim dalam http://www.sarjanaku.com).

2.4 Pengertian IPA

IPA merupakan singkatan kata-kata “Ilmu Pengetahuan Alam” merupakan terjemahan kata-kata Inggris natural science secara singkat disebut science. Natural artinya alamiah, berhubungan dengan alam atau bersangkut paut dengan alam sedangkan science artinya ilmu pengetahuan. Jadi Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) atau science adalah ilmu yang mempelajari tentang peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam ini (Iskandar, 1996: 2).

Menurut Sutrisno (2007: 1.19), IPA adalah usaha manusia dalam memahami alam semesta melalui pengamatan yang tepat (correct) pada sasaran, serta menggunakan prosedur yang benar (true), dan dijelaskan dengan penalaran yang sahih (valid) sehingga dihasilkan kesimpulan yang betul (truth).

IPA sendiri berasal dari kata sains yang berarti alam. Menurut Suyoso (dalam http://izzatinkamala.wordpress.com/2008/06/19), sains merupakan pengetahuan hasil kegiatan manusia yang bersifat aktif dan dinamis tiada henti-hentinya serta diperoleh melalui metode tertentu yaitu teratur, sistematis, berobjek, bermetode dan berlaku secara universal.


(31)

15

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa IPA merupakan pengetahuan dari hasil kegiatan manusia yang diperoleh dengan menggunakan langkah-langkah ilmiah yang berupa metode ilmiah dan didapatkan dari hasil eksperimen atau observasi yang bersifat umum sehingga akan terus disempurnakan.

2.5 Pembelajaran IPA di SD

Berdasarkan KTSP, tertera bahwa pembelajaran IPA kelas IV SD dijadwalkan enam jam per minggunya dan setiap jam pelajaran dialokasikan 70 menit per pertemuan untuk kelas tinggi. Sedangkan untuk kelas rendah dibelajarkan melalui pembelajaran Tematik. Pembelajaran dilakukan berpusat pada siswa, guru diharapkan dapat berperan sebagai fasilitator yang akan memfasilitasi siswa dalam belajar, dan siswalah yang harus aktif belajar dari berbagai sumber belajar.

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) didefinisikan sebagai kumpulan pengetahuan yang tersusun secara terbimbing. Hal ini sejalan dengan kurikulum KTSP Depdiknas (dalam http://www.sekolah dasar.net/2011/05) bahwa IPA berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta, konsep, atau prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Selain itu IPA juga merupakan ilmu yang bersifat empirik dan membahas tentang fakta serta gejala alam. Fakta dan gejala alam tersebut menjadikan pembelajaran IPA tidak hanya verbal tetapi juga faktual. Hal ini menunjukkan bahwa, hakikat IPA sebagai proses diperlukan untuk menciptakan pembelajaran IPA yang empirik dan faktual.


(32)

16

Pendidikan IPA di Sekolah Dasar bertujuan agar siswa menguasai pengetahuan, fakta, konsep, prinsip, proses penemuan, serta memiliki sikap ilmiah, yang akan bermanfaat bagi siswa dalam mempelajari diri dan alam sekitar. Pendidikan IPA menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mencari tahu dan berbuat sehingga mampu menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Sedangkan tujuan IPA menurut Badan Standar Nasional Pendidikan (2006) pembelajaran IPA di SD/MI bertujuan agar siswa memiliki kemampuan sebagai berikut:

1. Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaan-Nya.

2. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA

yang bermanfaat dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. 3. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran

tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi, dan masyarakat.

4. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan.

5. Meningkatkan kesadaran dan berperan serta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam.

6. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan.

7. Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/MTS.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran IPA di SD memberikan kesempatan berbuat, berpikir, dan bertindak seperti ilmuan (scientist) sesuai dengan tahap perkembangan anak dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

2.6 Hipotesis Tindakan

Berdasarkan tinjauan pustaka di atas, dirumuskan hipotesis penelitian tindakan kelas sebagai berikut: “Apabila dalam pembelajaran IPA menggunakan metode kerja kelompok dengan memperhatikan langkah-langkah secara tepat, maka aktivitas dan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri 3 Segalamider Bandar Lampung dapat meningkat”.


(33)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Penelitian tindakan kelas diartikan sebagai suatu kegiatan ilmiah yang dilakukan dengan jalan merancang, melaksanakan, mengamati, merefleksikan tindakan melalui beberapa siklus untuk memperbaiki atau meningkatkan mutu pembelajaran di kelas (Kunandar, 2010: 10).

3.2 Setting Penelitian a. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas IV SD Negeri 3 Segalamider Bandar Lampung, dengan jumlah 22 siswa yang terdiri dari 11 siswa laki-laki dan 11 siswa perempuan.

b. Lokasi Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SD Negeri 3 Segalamider Bandar Lampung Jalan Sutan Badarudin No. 107 Kecamatan Tanjung Karang Barat.

c. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan selama 4 bulan dari bulan Desember tahun 2011 sampai bulan April tahun 2012.


(34)

18

3.3 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data 1. Sumber Data

Sumber data yang akan diambil merupakan data kuantitatif yang berupa hasil tes tertulis pembelajaran IPA pada siswa kelas IV SD Negeri 3 Segalamider Bandar Lampung dan data kualitatif yang berupa hasil penilaian aktivitas siswa dan kinerja guru pada setiap siklus.

2. Alat Pengumpulan Data

Alat yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah tes dan lembar observasi.

a) Tes tertulis yang diberikan kepada siswa pada setiap akhir pelaksanaan siklus.

b) Lembar observasi yang digunakan oleh teman sejawat untuk mengamati aktivitas siswa maupun kinerja guru saat pembelajaran dilaksanakan/ berlangsung.

c) Dokumentasi, digunakan untuk mendokumentasikan aktivitas belajar siswa dan juga aktivitas kinerja guru selama proses pembelajaran.

3.4 Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini akan dianalisis dengan menggunakan analisis kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif dengan cara mengumpulkan data untuk mengetahui aktivitas belajar siswa dan kinerja guru. Sedangkan analisis kuantitatif untuk mengetahui hasil belajar siswa dalam hubungannya dengan penguasaan materi yang akan diajarkan guru.

1. Analisis Kualitatif


(35)

19

100

SM

R

NP

Keterangan:

NP = Nilai yang dicari atau diharapkan

R = Skor mentah yang diperoleh

SM = Skor maksimum ideal dari tes yang bersangkutan

100 = Bilangan tetap

Adaptasi dari Purwanto (2002)

b) Rumus analisis kinerja guru selama proses pembelajaran

Skor akhir =Jumlah skor yang diperolehJumlah skor maksimal × % Keterangan:

86% - 100% = Baik sekali 71% - 85% = Baik 56% - 70% = Cukup 41% - 55% = Kurang 32% - 40% = Sangat Kurang

Adaptasi dari Departemen Pendidikan Nasional (dalam www.sdn-cisarua .sch.id/....guru....guru..../265-penilaian-kinerja-guru.html. tanggal akses 01 Februari.@11.15).

2. Analisis Kuantitatif

Analisis data yang digunakan untuk membuktikan adanya peningkatan hasil belajar pada pelajaran IPA. Analisis data diperoleh dengan melihat hasil nilai siswa selama pelaksanaan siklus. Data hasil penelitian yang tergolong data kuantitatif dilakukan secara deskriptif, yakni dengan menghitung ketuntasan klasikal dan ketuntasan individual dengan rumus sebagai berikut:


(36)

20

a) Ketuntasan Individual

� = � ×

Keterangan:

S = Nilai yang diharapkan

R = Jumlah skor/ item yang dijawab benar N = Skor maksimum dari tes

b) Ketuntasan Klasikal

�� = ∑ � × %

Keterangan:

KK = Ketuntasan Klasikal STB = Siswa yang Tuntas Belajar SS = Seluruh Siswa

(Mulyasa, 2002: 56)

3.5 Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah adanya persentase peningkatan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri 3 Segalamider yang ditunjukkan dengan adanya peningkatan hasil belajar IPA oleh siswa dari tiap siklus. Serta tercapainya Standar Ketuntasan Belajar Minimal (SKBM) sekolah yaitu > 75% siswa mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan sekolah yaitu 65.


(37)

21

3.6 Prosedur Penelitian

Penelitian yang dilaksanakan ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action research) yang bersifat reflektif dan kolaboratif. Prosedur pelaksanaan penelitian tindakan kelas berupa suatu siklus atau daur ulang berbentuk spiral (a spiral of steps) yang setiap langkahnya terdiri dari empat tahap, yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi yang dilakukan beberapa kali. Sebagaimana diterangkan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan study yang sistematis serta dilakukan dalam upaya memperbaiki praktik-praktik dalam pembelajaran dengan melakukan tindakan praktis serta refleksi dari tindakan tersebut. Selanjutnya kegiatan refleksi (reflect) melalui diskusi antarpeneliti yang akan menghasilkan rencana perbaikan tindakan pada siklus berikutnya. Prosedur pelaksanaan penelitian yang digunakan adalah berupa rangkaian langkah-langkah berbentuk spiral yang dikemukakan Kemmis (Wiriaatmadja, 2006: 66) yaitu setiap langkah/siklus terdiri dari empat tahap, yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Kegiatan pertama dilakukan pada tahap perencanaan (planning). Dilanjutkan dengan tindakan (action) disertai dengan pengamatan (observing). Selanjutnya kegiatan refleksi (reflect). Siklus tindakan dalam penelitian ini digambarkan sebagai berikut.


(38)

22

Gambar: Modifikasi dari Wardhani (2007: 2.4).

3.7 Urutan Tindakan Penelitian Siklus I

1. Perencanaan (Planning)

Pada tahap perencanaan akan ditetapkan hal-hal sebagai berikut:

a. Menyiapkan silabus, rencana perbaikan pembelajaran dan bahan ajar. b. Menyiapkan instrumen penelitian terdiri dari lembar observasi untuk

kegiatan guru dan siswa, lembar kerja siswa, dan alat evaluasi. c. Menentukan materi.

2. Pelaksanaan (Action) a) Pertemuan 1

Perencanaan

Pelaksanaan

Refleksi Pelaksanaan

Pengamatan SIKLUS II Pengamatan

SIKLUS I

Perencanaan

Refleksi


(39)

23

Materi pembelajaran pada siklus I pertemuan 1 dengan pokok bahasan “Energi dan Sifat-sifatnya”. Penyampaian materi pembelajaran dalam siklus I adalah sebagai berikut:

1) Kegiatan Awal

a. Kegiatan membuka pelajaran.

b. Guru melakukan apersepsi: coba kalian rasakan, bagaimana jika di bumi tidak ada matahari?

c. Guru memotivasi siswa untuk belajar dengan mengemukakan kasus yang ada kaitannya dengan materi pembelajaran yang akan dipelajari.

d. Guru mengemukakan tujuan pembelajaran dan berbagai kegiatan yang akan dikerjakan dalam mencapai tujuan pembelajaran. 2) Kegiatan Inti Pelajaran

a. Guru mengemukakan lingkup materi Energi dan Sifat-sifatnya yang akan dipelajari.

b. Mengemukakan peraturan dan tata tertib serta saat memulai dan mengakhiri kegiatan kerja kelompok.

c. Siswa melakukan diskusi kelompok mengenai LKS yang telah diberikan oleh guru.

d. Guru mengawasi dan memonitor serta bertindak sebagai fasilitator selama siswa melakukan kerja kelompok.

e. Persentasi hasil kerja kelompok, pemberian balikan dari kelompok lain atau guru.

3) Kegiatan Penutup

a. Di akhir pertemuan pembelajaran, guru menyampaikan

kesimpulan tentang materi pembelajaran yang telah dibahas bersama.


(40)

24

b. Guru memberikan penguatan dan motivasi kepada siswa. c. Berdoa dan salam.

3. Pengamatan (Observation)

Dalam kegiatan tahap observasi ini guru meminta bantuan kepada teman sejawat untuk mengadakan pengamatan secara cermat pada saat pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi yang telah disediakan. Untuk mengetahui aktivitas siswa dan kinerja guru dalam pembelajaran. Sedangkan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa yaitu dengan mencatat nilai hasil belajar yang diperoleh dari evaluasi hasil belajar matematika setelah siklus tindakan dilaksanakan.

4. Refleksi (Reflection)

Hal-hal yang dilakukan dalam kegiatan refleksi adalah membahas sesuatu yang terjadi dalam siklus I pertemuan 1 yang dilakukan oleh peneliti baik itu kelebihan maupun kelemahan atau kekurangan. Bila itu adalah kelemahan atau kekurangan yang dilakukan oleh peneliti dalam siklus I pertemuan 1, maka dilakukan perbaikan pada perencanaan tindakan untuk siklus I pertemuan 2. Sedangkan kebaikan yang sudah dilakukan pada siklus I pertemuan 1 perlu dipertahankan untuk pertemuan kedua dan untuk seterusnya dijadikan contoh atau acuan dalam melaksanakan pembelajaran di masa yang akan datang.

b) Pertemuan 2

1. Perencanaan (Planning)

Pada tahap perencanaan akan ditetapkan hal-hal sebagai berikut: a. Menyiapkan silabus, rencana perbaikan pembelajaran dan bahan


(41)

25

b. Menyiapkan instrumen penelitian terdiri dari lembar observasi untuk kegiatan guru dan siswa, lembar kerja siswa, dan alat evaluasi.

c. Menentukan materi.

2. Pelaksanaan (Action)

Materi pembelajaran pada siklus I pertemuan 2 dengan pokok bahasan “Perpindahan Energi Panas”. Penyampaian materi pembelajaran dalam siklus I adalah sebagai berikut:

1) Kegiatan Awal

a. Kegiatan membuka pelajaran.

b. Guru melakukan apersepsi: coba kalian rasakan, jika kamu berada di dekat api maka tubuhmu terasa makin lama makin panas. Mengapa hal tersebut dapat terjadi?

c. Guru memotivasi siswa untuk belajar dengan mengemukakan kasus yang ada kaitannya dengan materi pembelajaran yang akan dipelajari.

d. Guru mengemukakan tujuan pembelajaran dan berbagai kegiatan yang akan dikerjakan dalam mencapai tujuan pembelajaran.

2) Kegiatan Inti Pelajaran

a. Guru mengemukakan lingkup materi Perpindahan Energi Panas yang akan dipelajari.

b. Mengemukakan peraturan dan tata tertib serta saat memulai dan mengakhiri kegiatan kerja kelompok.

c. Siswa melakukan diskusi kelompok mengenai LKS yang telah diberikan oleh guru.


(42)

26

d. Guru mengawasi dan memonitor serta bertindak sebagai fasilitator selama siswa melakukan kerja kelompok.

e. Persentasi hasil kerja kelompok, pemberian balikan dari kelompok lain atau guru.

f. Guru memberikan evaluasi kepada siswa berupa soal yang harus dikerjakan di sekolah.

g. Guru dan siswa bersama-sama membahas soal evaluasi yang telah dikerjakan oleh siswa sebelumnya.

3) Kegiatan Penutup

a. Di akhir pertemuan pembelajaran, guru menyampaikan kesimpulan tentang materi pembelajaran yang telah dibahas bersama.

b. Guru memberikan penguatan dan motivasi kepada siswa. c. Berdoa dan salam.

3. Pengamatan (Observation)

Dalam kegiatan tahap observasi ini guru meminta bantuan kepada teman sejawat untuk mengadakan pengamatan secara cermat pada saat pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi yang telah disediakan. Untuk mengetahui aktivitas siswa dan kinerja guru dalam pembelajaran. Sedangkan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa yaitu dengan mencatat nilai hasil belajar yang diperoleh dari evaluasi hasil belajar matematika setelah siklus tindakan dilaksanakan.

4. Refleksi (Reflection)

Hal-hal yang dilakukan dalam kegiatan refleksi adalah membahas sesuatu yang terjadi dalam siklus I pertemuan 2 yang dilakukan oleh


(43)

27

peneliti baik itu kelebihan maupun kelemahan atau kekurangan. Bila itu adalah kelemahan atau kekurangan yang dilakukan oleh peneliti dalam siklus I, maka dilakukan perbaikan pada perencanaan tindakan untuk siklus I. Sedangkan kebaikan yang sudah dilakukan pada siklus I perlu dipertahankan untuk siklus kedua dan untuk seterusnya dijadikan contoh atau acuan dalam melaksanakan pembelajaran di masa yang akan datang.

Siklus II

1. Perencanaan (Planning)

Pada tahap perencanaan akan ditetapkan hal-hal sebagai berikut:

a. Menyiapkan silabus, rencana perbaikan pembelajaran dan bahan ajar. b. Menyiapkan instrumen penelitian terdiri dari lembar observasi untuk

kegiatan guru dan siswa, lembar kerja siswa, dan alat evaluasi. c. Menentukan materi.

2. Pelaksanaan (Action) a) Pertemuan 1

Materi pembelajaran pada siklus II pertemuan 1 dengan pokok bahasan “Energi Bunyi”. Penyampaian materi pembelajaran dalam siklus I adalah sebagai berikut:

1) Kegiatan Awal

a. Kegiatan membuka pelajaran.

b. Guru melakukan apersepsi: coba kalian dengar, bagaimana seruling jika dimainkan? Dan energi apakah yang dihasilkan? c. Guru memotivasi siswa untuk belajar dengan mengemukakan

kasus yang ada kaitannya dengan materi pembelajaran yang akan dipelajari.


(44)

28

d. Guru mengemukakan tujuan pembelajaran dan berbagai

kegiatan yang akan dikerjakan dalam mencapai tujuan pembelajaran.

2) Kegiatan Inti Pelajaran

a. Guru mengemukakan lingkup materi Energi Bunyi yang akan dipelajari.

b. Mengemukakan peraturan dan tata tertib serta saat memulai dan mengakhiri kegiatan kerja kelompok.

c. Siswa melakukan diskusi kelompok mengenai LKS yang telah diberikan oleh guru.

d. Guru mengawasi dan memonitor serta bertindak sebagai fasilitator selama siswa melakukan kerja kelompok.

e. Persentasi hasil kerja kelompok, pemberian balikan dari kelompok lain atau guru.

3) Kegiatan Penutup

a. Di akhir pertemuan pembelajaran, guru menyampaikan

kesimpulan tentang materi pembelajaran yang telah dibahas bersama.

b. Guru memberikan penguatan dan motivasi kepada siswa. c. Berdoa dan salam.

3. Pengamatan (Observation)

Dalam kegiatan tahap observasi ini guru meminta bantuan kepada teman sejawat untuk mengadakan pengamatan secara cermat pada saat pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi yang telah disediakan. Untuk mengetahui aktivitas siswa dan kinerja guru dalam pembelajaran. Sedangkan untuk mengetahui tingkat keberhasilan


(45)

29

siswa yaitu dengan mencatat nilai hasil belajar yang diperoleh dari evaluasi hasil belajar matematika setelah siklus tindakan dilaksanakan.

4. Refleksi (Reflection)

Hal-hal yang dilakukan dalam kegiatan refleksi adalah membahas sesuatu yang terjadi dalam siklus II pertemuan 1 yang dilakukan oleh peneliti baik itu kelebihan maupun kelemahan atau kekurangan. Bila itu adalah kelemahan atau kekurangan yang dilakukan oleh peneliti dalam siklus II pertemuan 1, maka dilakukan perbaikan pada perencanaan tindakan untuk siklus II pertemuan 2. Sedangkan kebaikan yang sudah dilakukan pada siklus II pertemuan 1 perlu dipertahankan untuk pertemuan kedua dan untuk seterusnya dijadikan contoh atau acuan dalam melaksanakan pembelajaran di masa yang akan datang.

b) Pertemuan 2

1. Perencanaan (Planning)

Pada tahap perencanaan akan ditetapkan hal-hal sebagai berikut: a. Menyiapkan silabus, rencana perbaikan pembelajaran dan

bahan ajar.

b. Menyiapkan instrumen penelitian terdiri dari lembar observasi untuk kegiatan guru dan siswa, lembar kerja siswa, dan alat evaluasi.

c. Menentukan materi. 2. Pelaksanaan (Action)

Materi pembelajaran pada siklus II pertemuan 2 dengan pokok bahasan “Perambatan Energi Bunyi”. Penyampaian materi pembelajaran dalam siklus I adalah sebagai berikut:


(46)

30

1) Kegiatan Awal

a. Kegiatan membuka pelajaran.

b. Guru melakukan apersepsi: coba kalian dengar, bagaimana suara petir di saat hujan?

c. Guru memotivasi siswa untuk belajar dengan

mengemukakan kasus yang ada kaitannya dengan materi pembelajaran yang akan dipelajari.

d. Guru mengemukakan tujuan pembelajaran dan berbagai kegiatan yang akan dikerjakan dalam mencapai tujuan pembelajaran.

2) Kegiatan Inti Pelajaran

a. Guru mengemukakan lingkup materi Perambatan Energi Bunyi yang akan dipelajari.

b. Mengemukakan peraturan dan tata tertib serta saat memulai dan mengakhiri kegiatan kerja kelompok.

c. Siswa melakukan diskusi kelompok mengenai LKS yang telah diberikan oleh guru.

d. Guru mengawasi dan memonitor serta bertindak sebagai fasilitator selama siswa melakukan kerja kelompok.

e. Persentasi hasil kerja kelompok, pemberian balikan dari kelompok lain atau guru.

f. Guru memberikan evaluasi kepada siswa berupa soal yang harus dikerjakan di sekolah.

g. Guru dan siswa bersama-sama membahas soal evaluasi yang telah dikerjakan oleh siswa sebelumnya.


(47)

31

3) Kegiatan Penutup

a. Di akhir pertemuan pembelajaran, guru menyampaikan kesimpulan tentang materi pembelajaran yang telah dibahas bersama.

b. Guru memberikan penguatan dan motivasi kepada siswa. c. Berdoa dan salam.

3. Pengamatan (Observation)

Dalam kegiatan tahap observasi ini guru meminta bantuan kepada teman sejawat untuk mengadakan pengamatan secara cermat pada saat pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi yang telah disediakan. Untuk mengetahui aktivitas siswa dan kinerja guru dalam pembelajaran. Sedangkan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa yaitu dengan mencatat nilai hasil belajar yang diperoleh dari evaluasi hasil belajar matematika setelah siklus tindakan dilaksanakan.

4. Refleksi (Reflection)

Dalam tahap refleksi ini juga masih sama seperti dalam teknis pelaksanaan pada siklus yang pertama, namun bila hasil dari siklus ini diharapkan sudah tercapai maka tindakan dalam siklus II dihentikan. Namun meskipun siklus II telah selesai dan semua aspek yang diamati sudah meningkat, tetapi bukan berarti proses pembelajaran sudah sempurna. Guru harus tetap mempertahankan kondisi kelas seperti waktu penelitian, sehingga tetap dilaksanakan untuk waktu yang akan datang, tidak berhenti sampai disini.


(48)

70

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan paparan data dan pembahasan yang telah diuraikan, dapat disimpulkan bahwa:

5.1.1 Pembelajaran menggunakan metode kerja kelompok dapat

meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas IV SD Negeri 3 Segalamider dalam pembelajaran IPA. Hal ini sesuai dengan hasil rekapitulasi atau pembahasan dari siklus I sampai dengan siklus II. Pada siklus I, diperoleh nilai rata-rata sebesar (71,02%) dengan kategori “Baik” dan siklus II sebesar (81,83%) dengan kategori “Baik”. Dengan demikian, peningkatan dari siklus I ke siklus II sebesar (10,81%).

5.1.2 Pembelajaran menggunakan metode kerja kelompok dapat

meningkatkan hasil belajar siswa siswa kelas IV SD Negeri 3 Segalamider. Pada siklus I persentase ketuntasan sebesar (63,63%) dengan kategori “Cukup” dan pada siklus II sebesar (86,36%) dengan kategori “Baik Sekali”. Dengan demikian, peningkatan dari siklus I ke siklus II sebesar (22,73%).


(49)

71

5.1.3 Setelah dilakukannya penelitian tindakan kelas pada siswa kelas IV SD Negeri 3 Segalamider dalam pembelajaran IPA dengan menggunakan metode kerja kelompok dapat meningkatkan kinerja guru. Pada siklus I, diperoleh nilai rata-rata sebesar (63,79%) dengan kategori “Cukup” dan siklus II sebesar (89,31%) dengan kategori “Baik Sekali”. Dengan demikian, peningkatan dari siklus I ke siklus II sebesar (25,52%).

5.2 Saran

Berdasarkan hasil kesimpulan penelitian di atas, berikut ini disampaikan beberapa saran yaitu:

5.2.1 Kepada Siswa, hendaknya senantiasa memperkaya ilmu pengetahuan agar memperoleh hasil belajar yang lebih baik.

5.2.2 Kepada Guru, hendaknya dalam pembelajaran IPA guru dapat menggunakan metode kerja kelompok sebagai alternatif dalam pembelajaran, sehingga dapat membangkitkan motivasi, minat siswa, serta pembelajaran yang menyenangkan untuk memperoleh hasil yang baik dalam pembelajaran.

5.2.3 Kepada Sekolah, diimbau dapat memfasilitasi guru dalam pengembangan metode pembelajaran di kelas agar tercipta pembelajaran yang aktif, kreatif, inovatif, dan menyenangkan.


(50)

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah. 2008. Pengertian IPA. http://izzatinkamala.wordpress.com/2008/06/ 19/pengertian-pendidikan-ipa/, (tanggal akses 21 Maret 2012.@ 13.10). Abdurrahman, Mulyono. 2003. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar.

Rineka Cipta. Jakarta.

BSNP. 2006. Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah Standar Isi Standar Kelulusan IPA. Depdiknas. Jakarta.

Departemen Pendidikan Nasional. 2006. www.sdn-cisarua. sch.id/....guru.... guru ..../265-penilaian-kinerja-guru.html, (tanggal akses 01 Februari 2012. @ 11.15).

Depdiknas. http://www.sekolah dasar.net/2011/05/hakekat-pembelajaran-ipa-di-sekolah.html, (tanggal akses 18 Maret 2012. @20.25).

Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Rineka Cipta. Jakarta. Hamalik, Oemar. 2001. Kurikulum dan Pembelajaran. Bumi Aksara. Jakarta. Ibrahim. 2011. Metode Kerja Kelompok. http://www.sarjanaku.com/2011/03/

metode-kerja-kelompok.html, (tanggal akses 21 Maret 2012.@ 13.00). Iskandar, Srini M. 1996. Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam. Depdikbud.

Jakarta.

Kiki. 2011. Pengertian Metode Kerja Kelompok. http://kiki-tuingtuing.blog spot.com/2011/05/pengertian-metode-kerja-kelompok.html, (tanggal akses 21 Maret 2012.@ 13.00).

Kunandar. 2010. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai

Pengembangan Profesi Guru. PT Rajawali Pers. Jakarta. Mulyasa. 2006. Kurikulum yang Disempurnakan. Rosda. Bandung.


(51)

73

Purwanto, Ngalim. 2002. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Rosda. Bandung.

Sadirman, AM. 1994. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Sagala, S. 2006. Konsep dan Makna Pembelajaran. Alfabeta. Bandung.

Sunyono. 2005. Perancangan PTK dan Penulisan Karya Ilmiah. Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Surachman. 2011. Metode Kerja Kelompok. http://www.syafir.com/2011/01/09/ metode-kerja- kelompok, (tanggal akses 21 Maret 2012.@ 13.00).

Sutrisno. 2007. Pengembangan Pembelajaran IPA SD. Depdiknas. Jakarta.

Suyoso. 2008. Pengertian IPA. http://izzatinkamala.wordpress.com/2008/06/19/ pengertian-pendidikan-ipa/, (tanggal akses 21 Maret 2012.@ 13.10).

Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. 2005. KBBI Edisi Ketiga. Balai Pustaka. Jakarta.

Wardani, I.G.A.K, dkk. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Universitas Terbuka. Jakarta.

Wiriaatmadja, Rochiati. 2006. Metode Penelitian Tindakan Kelas. PT Rosdakarya. Bandung.


(52)

Judul Skripsi : PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI PENERAPAN METODE KERJA KELOMPOK PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 3 SEGALAMIDER BANDAR LAMPUNG

Nama Mahasiswa : SUTITIK

Nomor Pokok Mahasiswa : 0913069123

Program Studi : S1 PGSD (Dalam Jabatan)

Jurusan : Ilmu Pendidikan

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI

Dr. Sulton Djasmi, M.Pd.

NIP 19520504 197903 1 002

Drs. Baharuddin Risyak, M.Pd. NIP 19510507 198103 1 002


(1)

31

3) Kegiatan Penutup

a. Di akhir pertemuan pembelajaran, guru menyampaikan kesimpulan tentang materi pembelajaran yang telah dibahas bersama.

b. Guru memberikan penguatan dan motivasi kepada siswa. c. Berdoa dan salam.

3. Pengamatan (Observation)

Dalam kegiatan tahap observasi ini guru meminta bantuan kepada teman sejawat untuk mengadakan pengamatan secara cermat pada saat pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi yang telah disediakan. Untuk mengetahui aktivitas siswa dan kinerja guru dalam pembelajaran. Sedangkan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa yaitu dengan mencatat nilai hasil belajar yang diperoleh dari evaluasi hasil belajar matematika setelah siklus tindakan dilaksanakan.

4. Refleksi (Reflection)

Dalam tahap refleksi ini juga masih sama seperti dalam teknis pelaksanaan pada siklus yang pertama, namun bila hasil dari siklus ini diharapkan sudah tercapai maka tindakan dalam siklus II dihentikan. Namun meskipun siklus II telah selesai dan semua aspek yang diamati sudah meningkat, tetapi bukan berarti proses pembelajaran sudah sempurna. Guru harus tetap mempertahankan kondisi kelas seperti waktu penelitian, sehingga tetap dilaksanakan untuk waktu yang akan datang, tidak berhenti sampai disini.


(2)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan paparan data dan pembahasan yang telah diuraikan, dapat disimpulkan bahwa:

5.1.1 Pembelajaran menggunakan metode kerja kelompok dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas IV SD Negeri 3 Segalamider dalam pembelajaran IPA. Hal ini sesuai dengan hasil rekapitulasi atau pembahasan dari siklus I sampai dengan siklus II. Pada siklus I, diperoleh nilai rata-rata sebesar (71,02%) dengan kategori “Baik” dan siklus II sebesar (81,83%) dengan kategori “Baik”. Dengan demikian, peningkatan dari siklus I ke siklus II sebesar (10,81%).

5.1.2 Pembelajaran menggunakan metode kerja kelompok dapat meningkatkan hasil belajar siswa siswa kelas IV SD Negeri 3 Segalamider. Pada siklus I persentase ketuntasan sebesar (63,63%) dengan kategori “Cukup” dan pada siklus II sebesar (86,36%) dengan kategori “Baik Sekali”. Dengan demikian, peningkatan dari siklus I ke siklus II sebesar (22,73%).


(3)

71

5.1.3 Setelah dilakukannya penelitian tindakan kelas pada siswa kelas IV SD Negeri 3 Segalamider dalam pembelajaran IPA dengan menggunakan metode kerja kelompok dapat meningkatkan kinerja guru. Pada siklus I, diperoleh nilai rata-rata sebesar (63,79%) dengan kategori “Cukup” dan siklus II sebesar (89,31%) dengan kategori “Baik Sekali”. Dengan demikian, peningkatan dari siklus I ke siklus II sebesar (25,52%).

5.2 Saran

Berdasarkan hasil kesimpulan penelitian di atas, berikut ini disampaikan beberapa saran yaitu:

5.2.1 Kepada Siswa, hendaknya senantiasa memperkaya ilmu pengetahuan agar memperoleh hasil belajar yang lebih baik.

5.2.2 Kepada Guru, hendaknya dalam pembelajaran IPA guru dapat menggunakan metode kerja kelompok sebagai alternatif dalam pembelajaran, sehingga dapat membangkitkan motivasi, minat siswa, serta pembelajaran yang menyenangkan untuk memperoleh hasil yang baik dalam pembelajaran.

5.2.3 Kepada Sekolah, diimbau dapat memfasilitasi guru dalam pengembangan metode pembelajaran di kelas agar tercipta pembelajaran yang aktif, kreatif, inovatif, dan menyenangkan.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah. 2008. Pengertian IPA. http://izzatinkamala.wordpress.com/2008/06/ 19/pengertian-pendidikan-ipa/, (tanggal akses 21 Maret 2012.@ 13.10). Abdurrahman, Mulyono. 2003. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar.

Rineka Cipta. Jakarta.

BSNP. 2006. Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah Standar Isi Standar Kelulusan IPA. Depdiknas. Jakarta.

Departemen Pendidikan Nasional. 2006. www.sdn-cisarua. sch.id/....guru.... guru ..../265-penilaian-kinerja-guru.html, (tanggal akses 01 Februari 2012. @ 11.15).

Depdiknas. http://www.sekolah dasar.net/2011/05/hakekat-pembelajaran-ipa-di-sekolah.html, (tanggal akses 18 Maret 2012. @20.25).

Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Rineka Cipta. Jakarta. Hamalik, Oemar. 2001. Kurikulum dan Pembelajaran. Bumi Aksara. Jakarta. Ibrahim. 2011. Metode Kerja Kelompok. http://www.sarjanaku.com/2011/03/

metode-kerja-kelompok.html, (tanggal akses 21 Maret 2012.@ 13.00). Iskandar, Srini M. 1996. Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam. Depdikbud.

Jakarta.

Kiki. 2011. Pengertian Metode Kerja Kelompok. http://kiki-tuingtuing.blog spot.com/2011/05/pengertian-metode-kerja-kelompok.html, (tanggal akses 21 Maret 2012.@ 13.00).

Kunandar. 2010. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai

Pengembangan Profesi Guru. PT Rajawali Pers. Jakarta.


(5)

73

Purwanto, Ngalim. 2002. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Rosda. Bandung.

Sadirman, AM. 1994. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Sagala, S. 2006. Konsep dan Makna Pembelajaran. Alfabeta. Bandung.

Sunyono. 2005. Perancangan PTK dan Penulisan Karya Ilmiah. Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Surachman. 2011. Metode Kerja Kelompok. http://www.syafir.com/2011/01/09/ metode-kerja- kelompok, (tanggal akses 21 Maret 2012.@ 13.00).

Sutrisno. 2007. Pengembangan Pembelajaran IPA SD. Depdiknas. Jakarta.

Suyoso. 2008. Pengertian IPA. http://izzatinkamala.wordpress.com/2008/06/19/ pengertian-pendidikan-ipa/, (tanggal akses 21 Maret 2012.@ 13.10).

Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. 2005. KBBI Edisi Ketiga. Balai Pustaka. Jakarta.

Wardani, I.G.A.K, dkk. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Universitas Terbuka. Jakarta.

Wiriaatmadja, Rochiati. 2006. Metode Penelitian Tindakan Kelas. PT Rosdakarya. Bandung.


(6)

Judul Skripsi : PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI PENERAPAN METODE KERJA KELOMPOK PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 3 SEGALAMIDER BANDAR LAMPUNG

Nama Mahasiswa : SUTITIK

Nomor Pokok Mahasiswa : 0913069123

Program Studi : S1 PGSD (Dalam Jabatan)

Jurusan : Ilmu Pendidikan

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI

Dr. Sulton Djasmi, M.Pd. NIP 19520504 197903 1 002

Drs. Baharuddin Risyak, M.Pd. NIP 19510507 198103 1 002


Dokumen yang terkait

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR IPA MELALUI METODE INKUIRI PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 5 TALANG TELUK BETUNG SELATAN BANDAR LAMPUNG

1 16 17

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENGGUNAAN METODE KERJA KELOMPOK PADA SISWA KELAS IV SDN 2 LABUHAN RATU KECAMATAN KEDATON BANDAR LAMPUNG

0 7 47

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI PENGGUNAAN METODE DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS IV SDN 4 SUMBEREJO BANDAR LAMPUNG

0 7 168

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI METODE DISKUSI KELOMPOK KECIL (PTK pada Siswa Kelas IV SD Negeri Sumberrejo Tahun Pelajaran 2012/2013)

1 24 47

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR IPS MELALUI KERJA KELOMPOK PADA SISWA KELAS IV SDN 3 TALANG BANDAR LAMPUNG

1 6 50

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MELALUI METODE DISKUSI KELOMPOK KECIL MATERI POKOK BENDA DAN SIFATNYA KELAS IV SD NEGERI 2 KEDAMAIAN BANDAR LAMPUNG

0 7 41

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR IPA MENGGUNAKAN METODE INKUIRI SISWA KELAS IV SD NEGERI 2 SUKAMENANTI KEDATON BANDAR LAMPUNG

0 7 27

PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR IPA MELALUI PENERAPAN METODE DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 01 Peningkatan Kreativitas Belajar Ipa Melalui Penerapan Metode Demonstrasi Pada Siswa Kelas IV SD Negeri 01 Gemantar Jumantono Kabupaten Karanganya

0 1 14

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENERAPAN METODE TEAM QUIS SISWA KELAS IV Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Matematika Melalui Penerapan Metode Team Quis Siswa Kelas IV SD Negeri Pondowan 01.

0 2 136

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENERAPAN METODE TEAM QUIS SISWA KELAS IV Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Matematika Melalui Penerapan Metode Team Quis Siswa Kelas IV SD Negeri Pondowan 01.

0 1 18