Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri

BAB I PENDAHULUAN

jenjang pendidikan formal dan mahasiswa adalah salah satu aspek didalamnya.

A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri

Perguruan tinggi adalah sebuah wadah pendidikan tertinggi dalam suatu Mahasiswa dituntut untuk mampu berfikir kritis, tegas dan kreatif khususnya dibidang kuliah yang mereka pilih. Hal ini sangat penting karena mahasiswa sebagai generasi muda diharapkan dapat meneruskan pembangunan bangsa ini. Untuk itu Perguruan Tinggi harus berperan serta dalam meningkatkan mutu pendidikan sehingga produk- produk yang dihasilkan dapat benar-benar berkualitas, terampil dan siap dipekerjakan di tengah-tengah masyarakat Indonesia yang heterogen. Guna memenuhi tuntutan dunia kerja dibutuhkan produk-produk tinggi yang berkualitas, maka mahasiswa diwajibkan untuk mengikuti Praktik Kerja Lapangan Mandiri. Praktik Kerja Lapangan Mandiri adalah kegiatan intrakurikuler yang dilakukan mahasiswa secara mandiri agar memberikan pengalaman praktis mahasiswa di lapangan yang berhubungan dengan teori ilmu yang didapat mahasiswa selama berada dibangku kuliah khususnya ilmu administrasi perpajakan. Oleh karena itu Praktik Kerja Lapangan Mandiri diharapkan dapat menerapkan teori-teori yang telah diperoleh serta dapat mengembangkan semua keterampilan yang dimiliki, baik pada instansi pemerintah maupun perusahaan swasta. Praktik Kerja Lapangan Mandiri ini harus dilaksanakan oleh setiap mahasiswa Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara pada Universitas Sumatera Utara semester VI atau semester akhir, agar mahasiswa terlebih dahulu matang dalam pengetahuan perpajakan. Pajak ialah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang Undang, dengan tidak mendapat timbal balik secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Tujuan Negara Republik Indonesia yang berlandaskan Pancasila dan Undang- Undang Dasar 1945 adalah mewujudkan masyarakat adil, makmur dan merata material dan spritual. Tujuan yang luhur demikian itu hanya dapat diwujudkan melalui pembangunan nasional secara bertahap,terncana, berkesinambungan, dan berkelanjuutan. Untuk melaksanakan Pembangunan Nasional dimaksud, diperlukan dana dari masyarakat, antara lain berupa pembayaran pajak. Oleh karena itu peran serta masyarakat Wajib Pajak dalam memenuhi kewajiban dalam pembayaran pajak berdasarkan ketentuan perpajakan sangat diharapkan untuk melaksanakan pembangunan. Sebagai tindak lanjutnya, guna meningkatkan penerimaan dari sektor pajak pemerintah telah melakukan beberapa kali perubahan terhadap UU perpajakan di Indonesia. Mengingat Negara Indonesia memakai sistem pemungutan pajak yaitu Self Assesment yang menggantikan Official Assesment. Maka dengan dianutnya sistem Self Assesment, Wajib Pajak WP diberi kepercayaan sepenuhnya untuk menghitung, memperhitungkan, membayar, dan melaporkan sendiri jumlah pajak yang Universitas Sumatera Utara terutang,sehingga dapat dikatakan WP itu berperan besar dalam menentukan keberhasilan sistem perpajakan tersebut. Sedangkan aparat pajak melakukan tugas sebagai pembinaan, penelitian, pengawasan dan sanksi. Sebagai akibat tindakan WP yang tidak memenuhi peraturan perpajakan yang berlaku, maka dilakukanlah tindakan penagihan aktif dimana sebagai sarana dalam mencapai penerimaan negara dan sektor pajak. Maka untuk mencapai tujuan tersebut, salah satu yang harus diperhatikan oleh pihak FISKUS adalah bagaimana penagihan terhadap WP dapat berjalan dengan lancar, karena lancar tidaknya suatu penagihan akan mempengaruhi pendapatan Negara dari sektor pajak. Namun kenyataannya yang terjadi di lapangan, masih banyak WP yang tidak menghiraukan atau menjawab atas diterbitkannya Surat Ketetapan Pajak dan selanjutnya masih harus diterbitkannya Surat Teguran dan harus ditagih dengan Surat Paksa. Begitu juga Surat Teguran bukanlah merupakan suatu sarana yang dapat menjamin penerimaan negara dapat diperoleh dengan cepat. Hal ini dapat dilihat masih banyak WP yang tidak menjawab atas diterbitkannya Surat Teguran dan harus di tagih dengan Surat Paksa. Oleh karena itu Surat Paksa merupakan salah satu sarana pengadministrasian yang penting dalam melaksanakan Penagihan guna mencapai Penerimaan Negara dari sektor Pajak. Universitas Sumatera Utara Mengingat dasar inilah Penulis tertarik untuk melakukan Praktek Kerja Lapangan Mandiri dengan judul ”Pelaksanaan Penagihan Pajak Dengan Surat Paksa”.

B. Tujuan dan Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri