2.7 Debt To Equity Ratio DER
2.7.1 Pengertian Debt To Equity Ratio DER
Debt to Equity Ratio DER adalah rasio yang menunjukkan
perbandingan antara hutang dengan modal sendiri Husnan, 1998:561.
DER merupakan rasio yang digunakan untuk melihat struktur keuangan perusahaan dengan mengaitkan jumlah kewajiban dengan
jumlah ekuitas pemilik Simamora, 2000:533. DER menunjukkan perbandingan antara dana pinjaman atau utang
dan modal dalam upaya pengembangan perusahaan Dharmastuti, 2004:18.
Rasio DER mengambarkan perbandingan antara total hutang dengan total ekuitas perusahaan yang digunakan sebagai sumber
pendanaan perusahaan Rosyadi, 2002:31. DER merupakan indikator struktur permodalan dan risiko finansial yang merupakan perbandingan
antara hutang dan modal sendiri Purwanto dan Haryanto, 2004:23. DER adalah perbandingan antara jumlah pinjaman dan jumlah
ekuitas dari sebuah perusahaan. Rasio ini dapat dihitung dengan menggunakan rumus total debt dibagi dengan total equity Sjarief dan
Wirjolukito, 2004:49. DER digunakan untuk mengukur tingkat leverage penggunaan
hutang terhadap total shareholder’s equity yang dimiliki perusahaan Ang, 1997:18.35.
ekuitas Total
g u
Total tan DER
= Dalam mengukur risiko, perhatian kreditor jangka panjang
terutama difokuskan pada prospek laba dan perkiraan arus kas. Meskipun demikian mereka tetap memperhatikan keseimbangan antara proporsi
aktiva yang didanai oleh pemilik perusahan. Keseimbangan proporsi tersebut diukur dengan rasio antara total utang dan total ekuitas yang
disebut DER Resmi, 2002:281. Berdasarkan pendapat di atas, pengertian DER yang dimaksud
dalam penelitian ini adalah rasio yang membandingkan antara total hutang dengan total ekuitas.
Perhitungan DER menurut Resmi 2002:281, dinyatakan dengan formula sebagai berikut :
2.7.2 Pengaruh Debt to Equity Ratio DER terhadap Return Saham
Debt to Equity Ratio DER adalah rasio yang digunakan untuk melihat struktur keuangan perusahaan dengan mengaitkan jumlah
kewajiban dengan jumlah ekuitas pemilik Simamora, 2000:533. Jika DER perusahaan tinggi harga saham perusahaan akan rendah.
Hal ini dikarenakan jika perusahaan memperoleh laba, perusahaan cenderung untuk menggunakan laba tersebut untuk membayar utangnya
dibandingkan dengan membagi deviden Dharmastuti, 2004:18.
DER mengindikasikan sejauh mana perusahaan dapat menanggung kerugian tanpa harus membahayakan kepentingan kreditornya. Dalam hal
terjadi likuidasi, kreditor mempunyai prioritas klaim dibandingkan pemegang saham, kreditor memiliki hak pertama atas asset perusahaan.
Dari sudut pandang kreditor, jumlah ekuitas dalam struktur permodalan perusahaan dapat dianggap sebagai katalisator, membantu memastikan
bahwa terdapat asset yang memadai untuk menutup klaim pihak lain. Rasio yang tinggi dapat mengindikasikan bahwa klaim pihak lain relatif
lebih besar ketimbang asset yang tersedia untuk menutupnya, meningkatnya risiko bahwa klaim kreditor kemungkinan tidak akan
tertutup secara penuh bilamana terjadi likuidasi. Semakin rendah rasionya, maka semakin sedikit kewajiban perusahaan di masa yang
mendatang Simamora, 2000:533. Semakin besar rasio DER menunjukkan struktur permodalan usaha
lebih banyak memanfaatkan hutang-hutang relatif terhadap ekuitas. Semakin DER mencerminkan risiko perusahaan relatif tinggi Rosyadi,
2002:31. Bertambah besarnya DER menunjukkan risiko distribusi laba usaha
perusahaan akan semakin besar terserap untuk melunasi kewajiban perusahaan, sehingga laba yang tersisa untuk pemegang saham semakin
kecil Purwanto dan Haryanto, 2004:23. Dengan demikian, rasio DER memunyai pengaruh negatif terhadap return saham.
2.8 KERANGKA BERFIKIR