22
b. Anak mudah melakukan dorongan lengan dan tangan dalan gerakan back
uprise sesungguhnya. Karena latihan dips itu dasarnya adalah gerakan dorongan tangan dan lengan jadi bila dilakukan berulang-ulang secara
otomatis menjadi ringan dalam nendorong lengan pada saat melakukan tferakan back uprise;
c. Tingkat keberanian anak menjadi meningkat. Karena dengan terbentuknya
kekuatan otot-otot lengan dengan menggunakan dips itu anak tinbul rasa percaya diri dengan demikian rasa keberanian itu muncul sendiri pada anak
yang akan melakukan gerakan back uprise; 2.1.8.4.
Kelemahan latihan back uprise dengan menggunakan dips a.
Anak yang ototnya tidak terlatih akan sulit nelakukannya gerakan dips. Jadi anak itu tergolong atlet pemula yang baru melakukan gerakan di palang sejajar
sehingga ototnya yang belum terlatih akan menjadi berat dalam mengangkat tubuhnya sendiri di atas palang sejajar, sehingga menjadikan anak sulit
melakukan dips; b.
Tenaga yang dibutuhkan lebih besar. Karena anak yang melakukan dips mengangkat seluruh tubuhnya dan jarang dilakukan anak dalam permainan di
kehidupan atau kerja setiap harinya.
2.2. Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data yang terkumpul Suharsimi Arikunto, 1993: 62.
23
Sedangkan menurut Sutrisno Hadi nenyatakan bahwa: “Hipotesis adalah pernyataan yang masih lemah kebenarannya dan masih perlu dibuktikan
kebenarannya” 1987: 257. Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa hipotesis adalah jawaban
sementara dan masih memerlukan anggapan atau dugaan yang perlu dibuktikan kebenarannya.
Setelah mengetahui kelebihan dan kelemahan dari kedua bentuk latihan back uprise tersebut, dapat diketahui bahwa latihan back uprise dengan
menggunakan upper arm support berayun lebih banyak kelebihannya daripada kelemahannya dibandingkan dengan latihan back uprise dengan menggunakan
dips, maka dalam penelitian ini dikemukakan hipotesis alternatif sebagai berikut: a.
Ada pengaruh yang berarti antara latihan back uprise dengan menggunakan upper arm support berayun dan menggunakan dips terhadap hasil back uprise
di palang sejajar pada siswa putra kelas II SMP Negeri 4 Gringsing Kabupaten Batang Tahun Ajaran 2006 – 2007.
b. Latihan back uprise menggunakan upper arm support berayun lebih baik
daripada menggunakan dips terhadap hasil back uprise di palang sejajar pada siswa putra kelas II SMP Negeri 4 Gringsing Kabupaten Batang Tahun Ajaran
2006 – 2007.
24
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Pada bab ini akan diuraikan beberapa hal yang berhubungan dengan metodologi penelitian, yaitu:
3.1. Metode Penentuan Obyek Penelitian
Ada tiga hal yang akan dibahas dalam menentukan obyek penelitian, yaitu meliputi penentuan populasi, penentuan sampel dan variabel penelitian.
3.1.1. Penentuan populasi
Yang dimaksud dengan populasi adalah seluruh penduduk yang dimaksud untuk diselidiki. Populasi dibatasi sejumlah penduduk atau individu yang paling
sedikit mempunyai sifat sana. Sutrisno Hadi, 1987: 70. Sedangkan Suharsimi Arikunto mengatakan bahwa yang dimaksud dengan populasi adalah keseluruhan
subyek penelitian. 1993: 102. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa putra kelas II SMP
Negeri 4 Gringsing Kabupaten Batang Tahun Ajaran 2006 – 2007 yang berjumlah 67 siswa.
Sedangkan sifat yang sama itu diperoleh dari ciri-ciri siswa tersebut yang meliputi:
a. Jenis kelamin yang sama yaitu laki-laki;
b. Usia yang sama yaitu ± 14 tahun;
c. Duduk di kelas yang sama yaitu kelas II SMP.
d. Siswa telah menempuh pelajaran senam artistik pada palang sejajar.
25
3.1.2. Penentuan sampel dan Teknik Sampling
Sampel adalah sebagian individu yang diselidiki. Sutrisno Hadi, 1987: 70. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah menggunakan teknik
random sampling. Random sampling adalah pengambilan sampel secara random atau tanpa pandang bulu. Sutrisno Hadi, 1989: 75. Teknik random sampling
yang digunakan adalah random sampling tak bersyarat atau tak terbatas unrestricted random sampling, yaitu random sampling yang dikenakan pada
seluruh individu dalam populasi yang sudah didaftar terlebih dahulu. “Semua subyek dalam populasi tanpa kecuali dan tanpa bersyarat diberi ke-sempatan yang
sama untuk dipilih sebagai anggota sampel, oleh karena itu random sampling tak terbatas merupakan random sampling terhadap populasi subyek atau populasi
individu” Sutrisno Hadi, 1989: 80. Dalam menentukan sampel dalam penelitian ini adalah dengan cara undian. Adapun sampel yang digunakan dalam penelitian
ini adalah siswa putra yang terpilih menjadi anggota sampel yaitu sebanyak 40 siswa, yang diambil dari seluruh siswa putra kelas 2 SMP Negeri 4 Gringsing
Kabupaten Batang. Dalam penelitian ini diolah dengan menggunakan pola M - S yaitu sampel dibagi menjadi dua kelompok dengan jumlah subyek masing-masing
sama banyaknya.
3.2. Variabel Penelitian