14
E. Analisis Pendahuluan
Analisis pendahuluan merupakan analisis untuk mengetahui karakteristik dari senyawa hasil reaksi. Analisis pendahuluan yang dilakukan antara lain:
1. Pemeriksaan Organoleptis
Organoleptis  didefinisikan  sebagai  suatu  hal  yang  dapat  dirasakan  oleh satu  atau  lebih  indra  manusia.  Pemeriksaan  organoleptik  menggunakan  indra
penciuman,  perasa,  sentuhan,  dan  penglihatan  Bart,  2006.  Pemeriksaan organoleptik  dapat  digunakan  untuk  menarik  kesimpulan  awal  menggunakan
indra  manusia,  dimana  karakter  yang  dievaluasi  meliputi:  warna,  bau,  rasa, ukuran, bentuk, dan beberapa hal khusus seperti tekstur Kokate,  Purohit, and
Gokhale, 2009.
2. Pemeriksaan Warna dengan FeCl
3
Uji  kualitatif  berdasarkan  perubahan  warna  padatan  dapat  digunakan untuk pemeriksaan apakah molekul target sudah terbentuk dan telah bersih dari
N-4-hidroksifenil asetamida. Pemeriksaan  warna yang dilakukan didasarkan atas reaksi  pembentukan kompleks antara  N-4-hidroksifenil asetamida  yang
merupakan senyawa fenolik dengan FeCl
3
. Reaksi antara senyawa fenolik yang akan bereaksi dengan FeCl
3
akan membentuk kompleks berwarna ungu sampai biru,  hijau  bahkan  merah  tergantung  dari  struktur  senyawa  fenolik  yang
bereaksi seperti ditunjukkan pada gambar 12 Sagar, 2009.
15
Gambar 12. Reaksi fenol dengan FeCl
3
Sagar, 1996
Suatu senyawa kompleks dapat berwarna karena adanya transisi elektron dari ion pusat akibat adanya ligan. Fe
3+
merupakan ion logam transisi trivalen dengan orbital molekul paramagnetik. Bentuk orbital molekul dari Fe
3+
adalah oktahedral  yang  kompleks  ikatannya  melibatkan  ikatan  sigma  atau  ikatan  pi
dengan ligan Sahoo, Nayak, Samantarai, and Pujapanda, 2012.
3. Pemeriksaan Gas dengan Natrium Bikarbonat NaHCO
3
Uji  kualitatif  menggunakan  NaHCO
3
digunakan  untuk  identifikasi apakah molekul target sudah terbentuk dan telah bersih dari 2-4-isobutilfenil
propanoat.  Gas  yang  terbentuk  didasarkan  atas  reaksi  effervesen  antara NaHCO
3
dengan  2-4-isobutilfenil  propanoat  yang  merupakan  suatu  asam karboksilat seperti ditunjukkan pada gambar 13. Pengujian ini spesifik untuk 2-
4-isobutilfenil propanoat, NaHCO
3
tidak bereaksi dengan N-4-hidroksifenil asetamida karena tetapan  disosiasi  senyawa  fenolik lebih rendah  sekitar 10
-10
dibandingkan dengan asam karboksilat sekitar 10
-6
sampai 10
-5
Sethi, 2006.
Gambar 13. Reaksi asam karboksilat dengan NaHCO
3
Ahluwalia and Dhingra, 2004.
16 Pengujian  asam  karboksilat  dilakukan  pada  kondisi  bebas  alkohol,  jika
alkohol  digunakan  sebagai  pelarut  maka  perlu  dilakukan  uji  pelarut  sebagai kontrol  Ahluwalia  and  Dhingra,  2004.  Dalam  pengujian  penyusun  tidak
melarutkan  2-4-isobutifenil  propanoat.  Pengujian  dilakukan  langsung  pada serbuk kristal 2-4-isobutilfenil propanoat dibandingkan dengan senyawa hasil
sintesis.
F. Pemurnian dan Pemeriksaan Kemurnian Senyawa Hasil Sintesis 1. Rekristalisasi