4.1.8 Distribusi Tingkat Ekonomi OrangtuaCaregiver
Distribusi tingkat ekonomi orangtuacaregiver dapat dilihat pada grafik 8.
Grafik 8.
Distribusi Tingkat Ekonomi Caregiver Pengaruh tingkat ekonomi orangtuacaregiver terhadap tingkat rekurensi
menggunakan analisis regresi logistic berganda didapatkan hasil signifikansi 0,390 p ≥
0,05. Hasil ini menunjukkan bahwa tingkat ekonomi orangtuacaregiver tidak berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat rekurensi. Nilai konstanta Beta adalah 2,607. Tanda
positif menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat ekonomi caregiver maka tingkat rekurensi semakin kecil, meskipun tidak signifikan. Besarnya pengaruh tingkat ekonomi
orangtuacaregiver terhadap tingkat rekurensi sebesar 13,56 yang berarti bahwa pasien yang tingkat ekonomi orangtuacaregiver nya kurang mampu memiliki resiko rekuresi 13 kali
lipat lebih banyak dibandingkan pasien yang tingkat ekonomi orangtuacaregiver nya mampu.
20 40
60 80
Mampu Tidak Mampu
37 63
Distribusi Tingkat Ekonomi Caregiver
commit to user
4.1.9 Distribusi Rekurensi
Dari 100 pasien, didapatkan 5 pasien 5 yang mengalami rekurensi.
Grafik 9. Distribusi Rekurensi
4.2 PEMBAHASAN
Pasien yang memenuhi kriteria inklusi yang datang ke Klinik Clubfoot RSO Prof. Dr. Dr. R. Soeharso Surakarta dari tanggal 1 Juli 2012 sampai dengan 31 Desember 2012
sebesar 100 pasien. Dari 100 pasien tersebut 66 pasien 66 adalah laki-laki, angka tersebut sesuai dengan yang didapatkan pada penelitian lain oleh Kasser J 2006 dimana
pada penelitiannya didapatkan rasio laki-laki : perempuan adalah 4:1. Pada penelitian ini
didapatkan 61 pasien 61 kaki yang terkena bilateral. Hal ini tidak berbeda dengan penelitian lain oleh Solomon et al 2001 yang menyebutkan bahwa kasus bilateral terjadi
10 20
30 40
50 60
70 80
90 100
Tidak Kambuh Kambuh
95
5
Distribusi Rekurensi
commit to user
pada sepertiga kasus clubfoot. Kasser J 2006 dalam penelitiannya juga menyebutkan
bahwa bilateral terjadi pada 50 kasus. 4.2.1 Pengaruh Umur Saat Mulai Terapi Terhadap Tingkat Rekurensi
Dalam penelitian ini didapatkan bahwa pengaruh umur saat mulai terapi terhadap rekurensi tidak berpengaruh secara signifikan. Hasil ini sesuai dengan penelitian oleh
Avilucea 2009 yang menyebutkan bahwa umur pasien saat dimulai terapi metode Ponseti tidak mempengaruhi tingkat rekurensi. Alves C 2009 dalam penelitiannya juga
mengatakan tidak ada perbedaan antara kelompok 1 pasien umur saat mulai terapi kurang dari 6 bln dengan kelompok 2 pasien umur saat mulai terapi lebih dari 6 bulan baik dalam
hal proses terapi maupun tingkat keberhasilannya. Dobbs MB 2007 dalam penelitiannya
juga menyebutkan bahwa umur pasien saat dimulai terapi metode Ponseti tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap resiko kekambuhanrekurensi.
Pada penelitian ini didapatkan sebanyak 5 pasien yang mengalami rekurensi, 3 pasien berasal dari kelompok umur saat mulai terapi lebih dari 12 bulan, dan 2 pasien dari
kelompok umur saat mulai terapi kurang dari 6 bulan. Hal ini kemungkinan disebabkan karena orangtua atau caregiver dari kelima pasien tersebut tidak patuh pada saat periode
bracing . Ketidakpatuhan tersebut biasanya terjadi karena anak sudah tidak nyaman dengan
brace karena ukurannya yang sudah tidak muat dengan kaki, sehingga orangtua sering
melepas bracing-nya. Kemungkinan lain karena akses ke Rumah Sakit tidak mudah. Dari total pasien yang mengalami rekurensi, terdapat 2 pasien dengan akses ke Rumah Sakit yang
mudah, tetapi dengan tingkat ekonomi orangtua atau caregiver yang tidak mampu yang keberatan dengan biaya transportasi ke Rumah Sakit, akibatnya pasien tidak rutin kontrol
sesuai perintah dokter. perpustakaan.uns.ac.id
commit to user