LATAR BELAKANG MASALAH PENDAHULUAN

commit to user 13 i. Kelompok Jabatan Fungsional Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melakukan kegiatan dalam menunjang tugas pokok Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah.

B. LATAR BELAKANG MASALAH

Pembangunan daerah sebagai bagian integral dari pembangunan nasional dilaksanakan berdasarkan prinsip otonomi daerah dan pengaturan sumber daya nasional yang memberikan kesempatan bagi peningkatan kinerja daerah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat untuk mencapai masyarakat madani yang bebas korupsi, kolusi dan nepotisme. Penyelenggaraan pemerintah sebagai subsistem pemerintah daerah dimaksudkan untuk meningkatkan daya guna dan hasil guna penyelenggaraan pemerintah dan pelayanan masyarakat. Sebagai daerah otonom, daerah mempunyai kewenangan dan tanggung jawab menyelenggarakan kepentingan masyarakat berdasarkan prinsip-prinsip keterbukaan, partisipasi masyarakat, dan pertanggung jawaban kepada masyarakat. Mengingat luasnya kewenangan daerah dalam pemerintahan, maka pada masa yang akan datang, daerah dituntut untuk memiliki kemampuan yang lebih besar dari kemampuan yang dimiliki saat ini. Kemampuan tersebut mencakup kemampuan berbagai bidang pemerintahan. Oleh karena itu , yang seharusnya dilakukan Pemerintah Daerah adalah mengembangkan commit to user 14 kelembagaan agar mampu melaksanakan perannya yang semakin besar secara efektif dan efisien. Sesuai dengan ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia Nomor IVMPR1999 tentang Garis Besar Haluan Negara, bahwa kebijakan umum pembagian daerah diarahkan pada upaya untuk bertanggung jawab dalam rangka pemberdayaan masyarakat, kebijakan umum lainnya diarahkan pada upaya mempercepat pembangunan daerah yang efektif dan kuat dengan memperhatikan penataan ruang, baik fisik maupun sosial sehingga terjadi pemerataan pertumbuhan ekonomi sejalan dengan pelaksanaan otonomi daerah. Otonomi daerah telah melalui perjalanan yang panjang sejak dikumandangkannya proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945, ketentuan yang memuat otonomi daerah telah termuat dalam UUD 1945 pasal 18. Seiring dengan perkembangan jaman Undang-undang tersebut disempurnakan dengan UU Nomor 32 tahun 2004 tentang pemerintah daerah. Undang-undang tentang pajak daerah juga mengalami perubahan sesuai dengan perkembangannya hingga sekarang Undang-undang yang digunakan adalah Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Pajak Daerah merupakan salah satu sumber pendapatan daerah, yang diharapkan dapat membantu pembiayaan untuk melaksanakan otonominya, yaitu mampu mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri disamping penerimaan yang berasal dari pemerintah berupa subsidibantuan. Sumber commit to user 15 pajak daerah tersebut diharapkan menjadi sumber pembiayaan penyelenggaraan pemerintahan, dan pembangunan derah untuk peningkatan pemerataan kesejahteraan rakyat. Kabupaten Sukoharjo sebagai daerah otonomi dalam melaksanakan pembangunan menganut azas desentraliasasi yang diwujudkan dalam bentuk prakarsa yang baik. Di Kabupaten Sukoharjo dalam rangka pemanfaatan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah masih mengalami kendala khususnya dalam menggali Pendapatan Asli Daerah melalui Pajak Hotel dan Pajak Restoran. Salah satu pajak yang memiliki potensi yang cukup tinggi untuk ditingkatkan penerimaannya adalah Pajak Hotel dan Pajak Restoran. Namun kenyataannya pajak tersebut selama ini kontribusi masih sangat minim. Ini dapat dilihat dari tiga tahun terakhir persentase kontribusi Pajak Hotel dan Pajak Restoran masih kurang dari 10. Realisasi penerimaan pajak tersebut terhadap besarnya pajak daerah untuk tahun anggaran 2009 yaitu sebesar Rp. 18.003.312.543,- pajak hotel sebesar Rp. 72.620.000,- hanya memberi kontribusi 0,4 sedangkan pajak restoran Rp. 300.090.068,- memberi kontribusi 1,67. Untuk tahun anggaran 2010 sebesar Rp. 22.688.463.761,- pajak hotel menghasilkan Rp. 134.868.880,- memberi kontribusi 0,59 sedangkan pajak restoran Rp. 411.859.800,- mampu memberi kontribusi 1,81. Realisasi tahun anggaran 2011 untuk pajak daerah sebesar Rp. 42.558.542.560,- , pajak hotel menghasilkan Rp. 267.174.651,- memberikan kontribusi 0,63 sedangkan pajak restoran commit to user 16 sebesar Rp. 482.089.976,- mampu memberikan kontribusi 1,13. Padahal jika dilihat dari hotel yang sebanyak 14 dan juga restoran maupun warung makan sebanyak 81 buah yang terdapat di Kabupaten Sukoharjo pada dasarnya akan memberikan kontribusi yang cukup besar bagi penerimaan pajak daerah. Namun karena belum dikelola secara optimal maka pendapatan dan penerimaan yang diperoleh kurang sesuai dengan potensi yang dimiliki keduanya. Sehubungan dengan hal tersebut maka Pemerintah Daerah Kabupaten Sukoharjo perlu memikirkan secara serius masalah-masalah yang erat hubungannya dengan Pajak Hotel dan Pajak Restoran, dan berusaha melakukan upaya demi mengoptimalkan peningkatan penerimaan pajak sehingga Pajak Hotel dan Pajak Restoran dapat memberi kontribusi yang besar dalam meningkatkan Pajak Daerah secara khusus dan Pendapatan Asli Daerah secara umum. Dari uraian masalah diatas maka penulis tertarik untuk membuat Tugas Akhir dengan judul “Optimalisasi Penerimaan Pajak Hotel dan Pajak Restoran Di Kabupaten Sukoharjo”.

C. RUMUSAN MASALAH