Indeks Massa Tubuh Hubungan Asupan Lemak dan Serat, Indeks Masa Tubuh, Rasio Lingkar Pinggang Pinggul Dengan Kadar Kolesterol Total Di Dinas Kesehatan Kota Denpasar.

Amerika Serikat dalam penelitian Puspamika 2013 merekomendasikan agar setiap harinya mengonsumsi sayur dan buah-buahan sebanyak 5 porsi. Konsumsi sayur dan buah sebanyak 5 porsi perhari dapat melindungi diri dari risiko serangan jantung dan kanker. AKG Angka Kecukupan Gizi 2013, menganjurkan konsumsi serat pada perempuan sebanyak 20-30 gram, sedangkan untuk laki-laki sebanyak 22-38 gram. Sayuran bisa dikonsumsi dalam bentuk mentah atau telah diproses melalui perebusan. Hasil penelitian seorag mahasiswa IPB menunjukkan bahwa, serat makanan dalam sayuran yang dimasak justru meningkat dibandingkan sayuran yang masih mentah. Dalam penelitian tersebut, disimpulkan bahwa, sayuran yang direbus dengan air menghasilkan kadar serat makanan paling tinggi 6,40, disusul sayuran kukus 6,24, sayuran masak santan 5,98, dan sayuran mentah 5,97. Proses pemasakan akan menghilangkan beberapa zat gizi sehingga berat sayuran menjadi lebih kecil berdasarkan berat keringnya. Proses pemasakan juga menyebabkan terjadinya reaksi pencoklatan yang dalam analisis gizi, terhitung sebagai serat makanan. Alasan-alasan inilah yang menyebabkan sayuran yang telah dimasak mempunyai kandungan serat makanan lebih tinggi Mcpherson kay, 2007.

2.4 Indeks Massa Tubuh

IMT merupakan alat yang sederhana yang digunakan untuk memantau status gizi orang dewasa khususnya berkaitan dengan kekurangan dan kelebihan berat badan. IMT yaitu berat badan dalam kilogram kg dibagi tinggi badan dalam meter m dikuadratkan. Penggunaan IMT hanya berlaku untuk orang dewasa berumur diatas 18 tahun, tidak dapat diterapkan pada bayi anak, dan ibu hamil Nala, 2012. Hubungan antara lemak tubuh dan IMT ditentukan oleh bentuk tubuh dan proporsi tubuh sehingga IMT belum tentu memberikan gambaran kegemukan yang sama bagi semua populasi. Saat ini IMT merupakan indikator yang paling bermanfaat untuk menentukan berat badan lebih, namun perlu diperhatikan adanya perbedaan individu dan etnik, usia lanjut dan atlit dengan bayak otot. IMT dapat memberikan gambaran yang tidak sesuai mengenai keadaan obesitas karena variasi lean body mass Sudoyo, 2007. Rumus perhitungan IMT adalah sebagai berikut : IMT= Berat Badan Kg Tinggi Badan m 2 Tabel 2.3 Batas Ambang IMT untuk Indonesia Kategori IMT Normal Pre obese Obese I Obese II Obese III Rata-rata Meningkat Sedang Berbahaya Sangat Berbahaya 18,5 - 24,9 25,0 – 29,9 30,0 – 34,9 35,0 – 39,9 ≥ 40,0 Sumber : Departemen Kesehatan 2003 Seseorang dengan IMT sama dengan atau lebih dari 25 dianggap kelebihan berat badan. Seseorang dengan IMT 30 atau lebih umumnya dianggap obesitas. Saat ini IMT merupakan indikator yang paling bermanfaat untuk menentukan berat badan lebih atau obes. Obesitas terjadi bila besar dan jumlah sel lemak bertambah pada tubuh seseorang. Bila seseorang bertambah berat badannya maka ukuran sel lemak akan bertambah besar dan kemudian jumlahnya bertambah banyak Sugondo, 2009. IMT berlebih menandakan cukup banyak lemak yang tersimpan dalam tubuh serta dapat dipastikan juga akan ada lemak yang tersimpan di dalam darah. Beberapa penelitian telah membuktikan bahwa pria dan wanita dari berbagai kelompok umur mengalami kenaikan kadar kolesterol total dan kolesterol LDL dengan meningkatnya IMT Ecol, 2008. Dalam penelitian Fitnella 2009 didapatkan bahwa rata-rata responden memiliki IMT lebih dari normal memiliki kadar kolesterol yang lebih tinggi daripada yang memiliki IMT normal. Kolesterol yang berlebih atau yang biasa disebut hiperkolesterolemia umumnya diderita oleh orang gemuk atau orang yang sudah lanjut usia tetapi tidak menutup kemungkinan juga gangguan metabolisme ini dapat menyerang orang kurus bahkan di usia muda. Penelitian Wood et al tahun 1991 membuktikan bahwa penurunan 5 kg lemak tubuh mempengaruhi perubahan kadar HDL-kolesterol, LDL-kolesterol dan trigliserida Kokkinos, 2010.

2.5 Rasio Lingkar Pinggang Pinggul RLPP

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN ASUPAN SERAT DAN LEMAK TOTAL DENGAN KADAR KOLESTEROL TOTAL PADA ANGGOTA POLISI POLRES REMBANG Hubungan Asupan Serat dan Lemak Total dengan Kadar Kolesterol Total pada Anggota Polisi Polres Rembang.

0 3 17

PUBLIKASI KARYA ILMIAH HUBUNGAN RASIO LINGKAR PINGGANG PINGGUL DAN INDEKS MASSA TUBUH HUBUNGAN RASIO LINGKAR PINGGANG PINGGUL DAN INDEKS MASSA TUBUH TERHADAP KADAR HDL DAN LDL PASIEN PENYAKIT JANTUNG KORONER DI POLIKLINIK JANTUNG RSUD Dr. MOEWARDI SURAKA

0 2 15

HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH (IMT) DAN RASIO LINGKAR PINGGANG PINGGUL DENGAN PROFIL LIPID PADA WANITA USIA SUBUR Hubungan Indeks Masa Tubuh (IMT) Dan Rasio Lingkar Pinggang Pinggul Dengan Profil Lipid Pada Wanita Usia Subur (WUS) Di Kecamatan Cangkringan

0 1 17

HUBUNGAN RASIO LINGKAR PINGGANG PANGGUL DENGAN KADAR KOLESTEROL TOTAL PADA GURU DAN KARYAWAN Hubungan Rasio Lingkar Pinggang Panggul Dengan Kadar Kolesterol Total Pada Guru Dan Karyawan SMA Muhammadiyah 1 Dan 2 Surakarta.

0 0 16

HUBUNGAN KADAR LEPTIN SERUM, INDEKS MASSA TUBUH, PERSENTASE LEMAK TUBUH DAN RASIO LINGKAR PINGGANG PANGGUL DENGAN USIA MENARS.

0 3 7

HUBUNGAN RASIO LINGKAR PINGGANG PANGGUL (RLPP) DENGAN INDEKS MASA TUBUH (IMT) DAN ASUPAN LEMAK PADA CIVITAS AKADEMIKA UNY.

0 0 1

HUBUNGAN ASUPAN ENERGI, LEMAK DAN SERAT DENGAN RASIO KADAR KOLESTEROL TOTAL-HDL

0 0 10

HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH DAN RASIO LINGKAR PINGGANG PINGGUL DENGAN KADAR GULA DARAH PUASA SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran

1 2 61

HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH DAN RASIO LINGKAR PINGGANG PINGGUL DENGAN KADAR GULA DARAH PUASA SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran

0 0 73

HUBUNGAN KADAR KOLESTEROL TOTAL DENGAN LINGKAR PERUT, IMT DAN RASIO LINGKAR PINGGANG - PINGGUL (Studi kasus di puskesmas Jagir Kecamatan Wonokromo Kota Surabaya) Repository - UNAIR REPOSITORY

0 1 105