Keunggulan Balanced Scorecard Balanced Scorecard BSC

bertanggungjawab dalam mencari inisiatif strategis yang bermanfaat untuk menghasilkan kinerja keuangan. c Seimbang Keseimbangan sasaran strategis yang dihasilkan oleh sistem perencanaan strategis, penting untuk menghasilkan kinerja keuangan berjangka panjang. Sasaran strategis yang lebih difokuskan ke salah satu perspektif mengakibatkan perspektif yang lain terabaikan, hal ini akan mempengaruhi kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kinerja keuangan dalam jangka panjang. Oleh karena itu semua perspektif Balanced Scorecard yang ada harus diperlakukan seimbang. d Terukur Keterukuran sasaran strategis yang dihasilkan oleh sistem perencanaan strategis menjanjikan ketercapaian berbagai sasaran strategis yang dihasilkan oleh sistem tersebut. Balanced Scorecard mengukur sasaran sasaran strategis yang sulit untuk diukur. Sasaran sararan strategis perspektif non-keuangan merupakan sasaran yang sulit diukur, namun pada pendekatan Balanced Scorecard, ketiga sasaran perspektif non-keuangan tersebut ditentukan ukurannya agar dapat dikelola, sehingga dapat diwujudkan dan dilaksanakan dengan baik. Beberapa penelitian yang dianggap relevan dengan penelitian yang akan dilakukan berkaitan dengan Balanced Scorecard sebagai berikut. Penelitian yang dilakukan oleh Esther 2013 meneliti penilaian kinerja menggunakan Balanced Scorecard pada 63 perusahaan jasa yang terdapat di Kenya. Hasil penelitian ini adalah apabila perusahaan menerapkan Balanced Scorecard didalam perusahaan maka akan berdampak pada peningkatan kinerja. Seperti saat terjadi peningkatan pada kinerja karyawan maka sudah pasti akan meningkatkan efisien dalam hal bisnis internalnya, dan hal ini akan berdampak pada kepuasan pelanggan dan profit yang diterima. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Esther 2013 dapat diambil suatu benang merah bahwa pengukuran kinerja perusahaan dengan menggunakan Balanced Scorecard tidak hanya melihat dari banyaknya profit yang dihasilkan, melainkan dilihat dari proses yang dilakukan sehingga menghasilkan profit tersebut. Penelitian yang dilakukan oleh Meena Chavan 2009 melakukan penelitian tentang The balanced scorecard: a new challenge, Tujuan dari penelitian ini adalah untuk fokus pada satu strategi yang dikenal sebagai the Balance Scorecard, membahas tentang semakin pentingnya sistem kinerja Balanced Scorecard, mengeksplorasi isu-isu yang dihadapi oleh organisasi dalam membangun dan menerapkan sistem scorecard, dan berbagi pelajaran dari Organisasi di Australia yang telah menerapkan Balanced Scorecard . Temuan dari penelitian ini menyimpulkan bahwa pendekatan Balanced Scorecard memerlukan beberapa substansial perubahan budaya dalam organisasi, membutuhkan pemahaman, komitmen dan dukungan dari manajemen paling atas hingga paling bawah. Begawan, dkk 2013 penelitian ini dilakukan pada The Coffee Bean and Tea Leaf Cabang Bali. Pada penelitian ini menggunakan Balanced Scorecard sebagai alat pengukuran kinerja. Menggunakan Balanced Scorecard dalam pengukuran kinerjanya agar dapat mencapai misi dari perusahaannya yaitu melayani pelanggan dengan profesional dan ramah, menyediakan service dan produk-produk terbaik, serta memberikan pengalaman terbaik dalam kinerja perusahaan, dan para karyawannya untuk dapat memberikan kualitas pelayanan terbaik pada kualitas produk, penyampaian pelayanan dan menjaga kelestarian lingkungan hidup yang juga dapat memberikan semangat kerja kepada perusahaan dan anggota tim. Agar dapat mencapai misi tersebut maka penilaian kinerja The Coffee Bean and Tea Leaf tidak hanya dari perspektif keuangan saja akan tetapi juga dapat dilakukan dari perspektif non keuangan, sehingga perusahaan dapat terus mempertahankan kinerjanya. Penelitian dari Begawan ini memiliki persamaan dengan penelitian yang akan dilakukan. Persamaanya adalah dalam pengukuran kinerja yang akan dilakukan sama-sama menggunakan Balanced Scorecard sebagai alat pengukuran kinerja untuk melihat kinerja dari karyawan, kepuasan nasabah, bisnis proses internalnya selain dari perspektif finansialnya. Perbedaan dari penelitian ini adalah objek penelitian yang digunakan serta dalam penelitian yang sudah dilakukan tidak mengukur secara keseluruhan perspektif yang terdapat di dalam Balanced Scorecard. pada penelitian yang akan dilakukan menggunakan pengukuran secara keseluruhan terhadap empat perspektif dalam Balanced Scorecard menggunakan indeks komposit.

2.3 Lembaga Perkreditan Desa LPD

Definisi Lembaga Perkreditan Desa yang kemudian disingkat LPD sesuai dengan Perda No. 3 Tahun 2007 Pasal 1 ayat 9, adalah lembaga keuangan milik desa yang bertempat di desa. Menurut Peraturan Daerah Perda Provinsi Bali No. 8 tahun 2002 menyebutkan bahwa LPD merupakan badan usaha keuangan milik desa yang dilaksanakan di lingkungan desa dan untuk karma desa dalam wilayah provinsi Bali. Menurut Suartana 2009:12 LPD merupakan lembaga keuangan milik desa pakraman yang telah berkembang, memberikan manfaat sosial, ekonomi, dan budaya kepada anggotanya sehingga perlu dibina, ditingkatkan, dan dilestarikan keberadaannya. Definisi yang disampaikan oleh Nurjaya, dkk 2011:25 LPD merupakan badan usaha keuangan yang dimiliki oleh desa dan desa pula yang menjalankan kegiatan usahanya di lingkungan desa dan karma desa. Jadi dapat disimpulkan bahwa pengertian dari LPD adalah suatu lembaga keuangan milik desa yang dikelola oleh desa sesuai dengan perda dan awig-awig desa setempat. LPD yang ada didesa memiliki peranan untuk menunjang pembangunan desa, mendorong pembangunan ekonomi masyarakat desa setempat melalui kegiatan menghimpun tabungan dan deposito dari karma desa.

2.3.1 Tujuan, Fungsi dan Usaha LPD

Menurut Nurjaya, dkk 2011:95, tujuan dari adanya LPD adalah sebagai berikut. 1 Mendorong pembangunan ekonomi masyarakat desa melalui tabungan yang terarah serta penyaluran modal yang efektif. 2 Menciptakan pemerataan dan kesempatan berusaha bagi warga desa dan tenaga kerja dipedesaan.