LPD Kecamatan Buleleng dalam menilai kinerjanya hanya menitikberatkan pada perspektif keuangan saja yaitu mengacu pada Surat Keputusan SK Direksi
Bank Pembangunan Daerah Bali No. 0303.102.10.2004.2 tanggal 5 Agustus 2004 tentang Sistem Penilaian terhadap Lembaga Perkreditan Desa LPD. Beberapa
kelemahan dari pengukuran kinerja apabila hanya dilihat dari perspektif keuangan saja diantaranya tidak melibatkan peran karyawan, berorientasi jangka pendek dan
hanya memperhitungkan aset yang terlihat Prihadi, 2013. Kondisi ini merupakan alasan mengukur kinerja LPD menggunakan
Balanced Scorecard. Pengukuran kinerja dengan Balanced Scorecard diperlukan untuk meningkatkan kemampuan organisasi dalam melipatgandakan kinerja
keuangan maupun non keuangan. Balanced Scorecard melengkapi ukuran keuangan masa lalu dengan ukuran pemicu kinerja masa depan yang dapat
digunakan untuk mencapai tujuan utama dari LPD Kecamatan Buleleng yang sehat serta laba yang meningkat setiap tahunnya.
Berdasarkan uraian latar belakang tersebut maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Kinerja Lembaga Perkreditan Desa Berbasis
Balanced Scorecard di Kecamatan Buleleng”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang, maka yang menjadi rumusan permasalahan dalam penelitian ini adalah:
1 Bagaimana kinerja LPD Kecamatan Buleleng dilihat dari perspektif
keuangan?
2 Bagaimana kinerja LPD Kecamatan Buleleng dilihat dari perspektif proses
bisnis internal? 3
Bagaimana kinerja LPD Kecamatan Buleleng dilihat dari perspektif nasabah?
4 Bagaimana kinerja LPD Kecamatan Buleleng dilihat dari perspektif
pembelajaran dan pertumbuhan? 5
Bagaimana kinerja LPD Kecamatan Buleleng secara komprehensif?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut.
1 Untuk mengetahui kinerja LPD Kecamatan Buleleng dari perspektif
keuangan. 2
Untuk mengetahui kinerja LPD Kecamatan Buleleng dari perspektif nasabah.
3 Untuk mengetahui kinerja LPD Kecamatan Buleleng dari perspektif proses
bisnis internal. 4
Untuk mengetahui kinerja LPD Kecamatan Buleleng dari perspektif pembelajaran dan pertumbuhan.
5 Untuk mengetahui kinerja LPD Kecamatan Buleleng secara komprehensif.
1.4 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang dapat diperoleh melalui pelaksanaan penelitian ini adalah sebagai berikut.
1 Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan kajian empiris terhadap ilmu manajemen tentang penerapan dari Balanced Scorecard
dalam penilaian kinerja LPD Kecamatan Buleleng. 2
Manfaat Praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran
bagi LPD dalam memecahkan masalah yang ada di lapangan guna meningkatkan kinerja karyawannya dan profitabilitas LPD. Hasil dari
penelitian ini diharapkan mampu untuk memberikan informasi bagi manajemen sebagai dasar pengambilan keputusan pada LPD Kecamatan
Buleleng.
9
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1 Kinerja
2.1.1 Pengertian Kinerja dan Pengukuran Kinerja
Menurut Rivai dan Sagala 2011: 604 kinerja merupakan suatu gambaran yang utuh mengenai hasil atau prestasi yang dipengaruhi oleh kegiatan operasional
perusahaan dalam memanfaatkan sumber daya yang dimiliki. Sembiring 2012:81 mendefinisikan kinerja sebagai tingkat pencapaian sutu kebijakan atau kegiatan
dengan menggunaka sejumlah sumber daya dalam mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Kinerja dapat didefinisikan sebagai gambaran mengenai tingkatan
pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan atau program kebijaksanaan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, visi, dan misi organisasi yang tertuang dalam
perumusan skema strategis suatu organisasi Indra Bastian, 2001. Keberhasilan pencapaian strategi yang menjadi basis pengukuran kinerja
perlu ditentukan ukurannya dan ditentukan inisiatif strategi untuk mewujudkan sasaran tersebut. Sasaran strategi beserta ukurannya kemudian digunakan untuk
menentukan target yang akan dijadikan basis penilaian kinerja Mulyadi, 2007:337. Agar dapat mengetahui keefektifan dari strategi yang telah dijalankan
perusahaan, pihak manajemen perlu melakukan serangkaian pengukuran atau penilaian terhadap kinerja mereka dalam rangka mengeksekusi strategi yang
dijalankan Tho, 2009.
Pengukuran kinerja adalah suatu proses penilaian tentang kemajuan pekerjaan terhadap tujuan dan sasaran dalam pengelolaan sumber daya manusia
untuk menghasilkan barang dan jasa, termasuk informasi atas efisiensi serta efektifitas tindakan dalam mencapai tujuan organisasi, yang kegiatannya
mengumpulkan data dan informasi yang relevan dengan sasaran-sasaran atau tujuan program evalusasi Moeheriono, 2012. Hasil pengukuran kinerja tersebut dapat
digunakan sebagai dasar untuk mengevaluasi hasil kerja dari periode yang lalu. David 2011:509 menyatakan pengukuran kinerja merupakan perbandingan antara
hasil yang diharapkan dapat dicapai dengan realiasi pencapaian hasil, penyidikan berbagai penyimpangan yang terjadi terhadap strategi, evaluasi, dan pengamatan
akan kemajuan dari arah pencapaian yang telah ditentukan. Menurut Mardiasmo 2009, tujuan dan manfaat sistem penilaian kinerja
adalah sebagai berikut: 1
Tujuan sistem penilaian kinerja a
Untuk mengkomunikasiakn strategi secara lebih baik agar apa yang menjadi tujuan akan terlaksana dengan baik.
b Untuk mengukur kinerja financial dan non-financial secara
berimbang. c
Untuk mengakomodasikan pemahaman kepentingan manager level menengah, dan bawah serta memotivasi untuk mencapai goal
congruence. d
Sebagai alat untuk mencapai kepuasan berdasarkan pendekatan individual dan kemampuan kolektif yang rasional.