Pengertian Kinerja dan Pengukuran Kinerja

Pengukuran kinerja adalah suatu proses penilaian tentang kemajuan pekerjaan terhadap tujuan dan sasaran dalam pengelolaan sumber daya manusia untuk menghasilkan barang dan jasa, termasuk informasi atas efisiensi serta efektifitas tindakan dalam mencapai tujuan organisasi, yang kegiatannya mengumpulkan data dan informasi yang relevan dengan sasaran-sasaran atau tujuan program evalusasi Moeheriono, 2012. Hasil pengukuran kinerja tersebut dapat digunakan sebagai dasar untuk mengevaluasi hasil kerja dari periode yang lalu. David 2011:509 menyatakan pengukuran kinerja merupakan perbandingan antara hasil yang diharapkan dapat dicapai dengan realiasi pencapaian hasil, penyidikan berbagai penyimpangan yang terjadi terhadap strategi, evaluasi, dan pengamatan akan kemajuan dari arah pencapaian yang telah ditentukan. Menurut Mardiasmo 2009, tujuan dan manfaat sistem penilaian kinerja adalah sebagai berikut: 1 Tujuan sistem penilaian kinerja a Untuk mengkomunikasiakn strategi secara lebih baik agar apa yang menjadi tujuan akan terlaksana dengan baik. b Untuk mengukur kinerja financial dan non-financial secara berimbang. c Untuk mengakomodasikan pemahaman kepentingan manager level menengah, dan bawah serta memotivasi untuk mencapai goal congruence. d Sebagai alat untuk mencapai kepuasan berdasarkan pendekatan individual dan kemampuan kolektif yang rasional. 2 Menurut Vanany 2009 manfaat pengukuran kinerja adalah sebagai berikut. a Memberikan pemahaman mengenai ukuran yang digunakan untuk menilai kinerja manajemen. b Memberikan arah untuk mencapai target kinerja yang telah ditetapkan. c Untuk memonitor dan mengevaluasi pencapaian kinerja dan membandingkannya dengan tingkat kinerja serta melakukan tindakan korektif untuk memperbaiki kinerja. d Sebagai dasar untuk memberikan penghargaan reward dan hukuman punishment secara objectif atas pencapaian prestasi yang diukur sesuai dengan sistem pengukuran kinerja yang telah disepakati. e Sebagai alat komunikasi antara bawahan dan pimpinan dalam rangka memperbaiki kinerja organisasi. f Membantu mengidentifikasi apakah kepuasan pelanggan sudah terpenuhi. g Membantu memahami proses kegiatan instansi pemerintah. h Memastikan bahwa pengambilan keputusan dilakukan secara objektif.

2.2 Balanced Scorecard BSC

Penilaian kinerja dirancang oleh perusahaan untuk menilai tingkat keberhasilan dalam menjalankan aktivitasnya dan dapat digunakan untuk mengidentifikasi apakah telah dilakukan perbaikan yang berkesinambungan. Penilaian kinerja dengan menggunakan pendekatan tradisional merupakan metode yang biasa digunakan oleh perusahaan secara umum. Namun pengukuran kinerja dengan menggunakan tolak ukur tradisional saja memiliki kelemahan seperti tidak dapat mengukur keahlian pekerja, motivasi, fleksibilitas, serta loyalitas pelanggan Kaplan dan Norton, 2000: 6. Kelemahan pengukuran kinerja menggunakan pendekatan tradisonal yang disampaikan oleh Amstrong 2009: 232 bahwa pengukuran keuangan tidak dapat mengevaluasi faktor penting seperti inovasi, keterlibatan karyawan hubungan karyawan dan tingkat kepuasan pelanggan dan karyawan. Amstrong 2009: 230 juga menegaskan bahwa sistem penilaian kinerja tradisional belum memadai untuk perusahaan modern, karena hubungan antara karyawan, pelanggan, pemasok dan steak holder lainya juga merupakan aspek penting yang diukur dari kinerja organisasi. Berdasarkan kelemahan dari pengukuran kinerja menggunakan pendekatan keuangan maka Kaplan dan Norton 2000:7 mengembangkan suatu konsep pengukuran kinerja dengan menggunakan empat perspektif yaitu perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis internal serta perspektif pertumbuhan dan pembelajaran. Penggunaan Balanced Scorecard diharapkan dapat membantu perusahaan untuk bersaing dan mampu bertahan ditengah lingkungan yang kompetitif. Chirstina dan Sudana 2013 apabila perusahaan menggunakan pendekatan Balanced Scorecard sebagai alat ukur dalam pencapaian strategi perusahaan, hal ini dapat memberikan dampak yang baik di masa yang akan datang baik dari sisi finansial dan non-finansialnya. Balanced Scorecard terdiri atas dua suku kata yaitu scorecard dan balanced. Scorecard adalah nilai untuk mengukur kinerja, yang dapat dibandingkan dengan kinerja yang direncanakan dan dapat digunakan sebagai evaluasi. Balanced berimbang artinya kinerja diukur secara berimbang untuk aspek-aspek keuangan dan non keuangan. Otley 1999 menyebutkan bahwa pendekatan Balanced Scorecard adalah pendekatan multi-dimensi untuk pengukuran kinerja dan manajemen yang khusus terkait dengan strategi organisasi. Balanced Scorecard dapat diartikan sebagai satu kumpulan dari empat ukuran yang berkaitan langsung dengan strategi suatu perusahaan: kinerja keuangan, pengetahuan mengenai pelanggan, proses bisnis internal, serta pembelajaran dan pertumbuhan. Menurut Suartana 2009:101, Balanced Scorecard adalah sistem pengelolaan bukan hanya sistem pengukuran yang dapat membantu organisasi untuk menjelaskan visi, misi dan strategi mereka, serta menerapkan dalam operasinya. Keseimbangan antara pengukuran keuangan dan non keuangan akan dapat membantu perusahaan dalam mengetahui dan mengevaluasi kinerjanya secara keseluruhan Ciptani, 2000. Keseimbangan disini menunjuk pada keseimbangan perspektif dalam Balanced