Analisa Permasalahan Pengolahan Citra Digital

40 BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN APLIKASI Metode hybrid adalah metode yang digunakan untuk memperbesar citra dengan sembarang factor perbesaran, metode ini adalah gabungan dari perbaikan kualitas citra filter dan metode Bilinear Interpolation. Dalam metode hybrid terdapat dua tahap yang harus dilakukan yaitu melalui jalur atas dan jalur bawah. Jalur atas adalah perbesaran citra yang melalui proses perbaikan citra melalui low pass filter kemudian hasil dari filter tersebut akan diperbesar menggunakan metode Bilinear Interpolation. Sedangkan untuk jalur bawah citra hasil akan langsung diperbesar menggunakan metode Bilinear Interpolation. Pada bab ini akan dibahas tentang analisa permasalahan, perancangan system yang terdiri dari perbaikan kualitas citra dan juga metode Bilinear Interpolation, contoh permasalahan, serta rancangan antarmuka aplikasi yang akan dibuat.

3.1 Analisa Permasalahan

perbesaran citra merupakan proses penting yang banyak aplikasinya dalam pengolahan citra, namun metode yang digunakan bermacam – macam. Perbesaran citra dibutuhkan karena proses ini merupakan proses perbearan bagian citra, dimana citra yang diperbesar dapat memperlihatkan gambar dengan jelas. Proses – proses yang termasuk dalam perbesaran citra, yaitu : Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 41 1. Preprocessing, merupakan kumpulan dari proses yang digunakan untuk dapat menghasilkan perbesaran citra yang baik. a. Cropping yaitu proses pemotongan citra sebagian. Dalam hal ini citra hasil cropping akan dijadikan objek untuk diperbesar. b. Konvolusi yaitu proses perkalian total dari dua buah fungsi diskrit fn,m dan hn,m dimana f adalah citra hasil cropping sedangkan h adalah kernel matriks.Filterisasi yaitu proses peningkatan mutu citra dalam hal ini yang digunakan adalah low pass filter dengan fungsi filter rata – rata. 2. Perbesaran citra dengan metode hybrid yaitu melakukan perbesaran dengan penggabungan antara perbaikan citra dengan metode perbesaran bilinear interpolation.

3.2 Pengolahan Citra Digital

Citra digital direpresentasikan dengan dua dimensi yang disebut larik array atau matriks. Operasi pada citra digital pada dasarnya adalah manipulasi atau memodifikasi elemen – elemen matriks. Elemen yang dimanipulasi dapat berupa elemen tunggal sebuah piksel, sekumpulan elemen yang berdekatan, atau keseluruhan elemen matriks. Citra digital dapat didefinisikan sebagai dua variabel fx,y, dimana x dan y adalah kordinat spasial dan nilai fx,y adalah intensitas citra pada koordinat tersebut. Sebuah citra diubah kebentuk digital agar dapat disimpan dalam memori computer atau media lain. Proses pengubah citra kebentuk digital bias dilakukan dengan beberapa perangkat, misalnya scanner, kamera digital, handycam, dan sejenisnya. Ketika sebuah citra sudah diubah kedalam bentuk Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 42 digital selanjutnya disebut citra digital, bermacam – macam proses pengolahan citra dapat dilakukan terhadap citra tersebut. [7] Gambar 3.1. Proses Pengolahan Citra Digital Pada awal permulaan melalui proses pengolahan citra digital dari objek sampai pada merekam objek menggunakan kamera analog dihasilkan citra kontiniu ini berasal dari sumber cahaya menyinari objek, objek memantulkan kembali sebagian berkas cahaya tersebut, pantulan ini ditangkap oleh sensor visual pada system optic pada kamera analog. Digitalisasi merupakan system penangkap citra digital yang melakukan penjelajahan citra dan mengkonversinya ke representasi numeric sebagai masukan bagi computer digital. Hasil dari digitalisasi adalah matriks yang elemen – elemenya menyatakan nilai intensitas cahaya pada suatu titik. Alat yang Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 43 digunakan untuk digitalisasi adalah scanner. Digitalisasi terdiri dari tiga komponen dasar yaitu sensor citra yang bekerja sebagai pengukur intensitas cahaya, perangkat penjelajah yang berfungsi merekam hasil pengukuran intensitas pada seluruh baian citra, dan mengubah analog ke digital yang berfungsi melakukan spasial dan kuantitas. Komputer digital yang digunakan pada system pemrosesan citra dapat bervariasi dari computer mikro sampai komputer besar yang mampu melakukan bermacam – macam fungsi pada citra digital resolusi tinggi. Program pengolahan citra digital berfungsi untuk mengolah citra masukan yang akan diperbaiki kualitas atau mutu citra masukan menjadi citra keluaran yang menghasilkan citra yang lebih mudah dideskripsikan. Piranti tampilan peraga berfungsi untuk mengkonversi matriks intensitas yang merepresentasikan citra kketampilan yang dapat diinterpretasikan oleh mata manusia. Contoh piranti tampilan adalah monitor. Media penyimpanan adalah piranti yang mempunyai kapasitas memori besar sehingga gambar dapat disimpan secara permanen sehingga dapat digunakan kembali dimasa mendatang. Alat yang digunakan untuk media penyimpanan adalah hard disk, disket, atau media penyimpanan lainnya.

3.3 Perancangan System