Melakukan pemeriksaan terhadap Wajib Pajak

terutangnya. Apabila badan hukum mangkir dari kewajibannya dalam membayar pajak maka Direktorat Jenderal Pajak akan menerbitkan Surat Tagihan Pajak STP. 7.2 pengawasan terhadap Wajib Pajak yang melakukan kegiatan transaksi namun tidak melaporkan kegiatan transaksinya dalam SPT Tahunan. 7.3 pengawasan terhadap pembayaran pajak yang dilaksanakan Wajib Pajak Orang Pribadi yang berdomisili di jalan - jalan utama yang perkembangan ekonominya relatif pesat.

8. Melakukan pemeriksaan terhadap Wajib Pajak

Pemeriksaan pajak dapat merupakan instrumen untuk menentukan tingkat kepatuhan formal dan material yang tujuan utamanya adalah untuk menguji dan meningkatkan tax compliance atau kepatuhan Wajib Pajak. Dengan demikian, pemeriksaan pajak merupakan pagar penjaga agar Wajib Pajak tetap berada pada koridor ketentuan peraturan perundang - undangan perpajakan. Pemeriksaan dilakukan dalam rangka upaya untuk : a. Memelihara agar proses dan pelaksanaan Self Assessment System artinya Wajib Pajak menghitung, memperhitungkan, menyetor dan melaporkan sendiri pajak terutangnya dapat berjalan secara efektif dan tetap berada pada jalurnya. b. Menciptakan keadilan melalui penerapan ketentuan peraturan perundang- undangan perpajakan secara konsisten, fair, dan konsekuen. Universitas Sumatera Utara C. Kendala - Kendala Yang Dihadapi Dalam Meningkatkan Penerimaan Pajak Penghasilan Pasal 21 di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur Dalam pencapaian suatu tujuan terkadang terdapat hal - hal yang menghambat dalam pencapaian dari berbagai segi. Selain segi kelemahan juga terdapat hal - hal atau kendala - kendala yang menghambat pelaksanaan peningkatan penerimaan PPh Pasal 21 tersebut. Adapun kendala - kendala yang menghambat dalam pencapaian tujuan tersebut adalah: 1. Adanya kecenderungan Wajib Pajak menganggap bahwa membayar pajak merupakan pemborosan atau beban masih kurangnya kesadaran sebagian masyarakat dalam membayar pajak yang seolah - olah tidak mau tahu akan besarnya pajak yang terutang yang ditanggung oleh Wajib Pajak itu sendiri sehingga masih terdapat adanya tunggakan pajak. 2. Usaha yang dijalankan Wajib Pajak sedang dalam kondisi yang buruk sehingga tidak memungkinkan Wajib Pajak untuk membayar hutang pajaknya. 3. Masih adanya Pemotong Pajak yang memotong dan melaporkan PPh Pasal 21 tidak sesuai dengan ketentuan perundang - undangan. Hal ini karena Pemotong Pajak kurang memahami prosedur perhitungan PPh Pasal 21. 4. Masih adanya pemotong PPh Pasal 21 yang tidak mengetahui tentang kewajiban melapor tiap bulannya dan tidak mengetahui batas waktu pembayaran dan pelaporan PPh Pasal 21. Universitas Sumatera Utara

D. Faktor-Faktor Penyebab Terjadinya Tunggakan PPh Pasal 21 dan Cara Menanggulanginya