D. Visi dan Misi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur
Keberhasilan program modernisasi di lingkungan DJP, tidak hanya dapat membawa perubahan paradigma dan perubahan perilaku pegawai DJP. Tetapi lebih jauh juga dapat
memberikan dampak positif terhadap percepatan penerapan praktik-praktik “good governance” pada instiusi pemerintah secara keseluruhan.
Untuk mencapai tujuan tersebut, Direktorat Jenderal Pajak telah mencanangkan visi dan misi sebagai pedoman dalam melakukan setiap kegiatan. Adapun visi dan misi tersebut
adalah sebagai berikut : a.
Visi: menjadi instansi pemerintah yang menyelenggarakan sistem administrasi perpajakan modern yang efektif, efisien, dan dipercaya masyarakat dengan integritas
dan profesionalisme yang tinggi b.
Misi: menghimpun penerimaan dalam negeri dari sektor pajak yang mampu menunjang kemandirian pembiayaan pemerintah berdasarkan undang - undang
perpajakan dengan tingkat efektifitas dan efisiensi yang tinggi.
Universitas Sumatera Utara
BAB III GAMBARAN DATA PAJAK PENGHASILAN PASAL 21
A. DEFINISI PAJAK PENGHASILAN
Berdasarkan undang - undang nomor 36 tahun 2008, Pajak merupakan kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang
bersifat memaksa berdasarkan undang - undang dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar - besarnya
kemakmuran rakyat. Yang dimaksud dengan penghasilan menurut pasal 4 ayat 1 Undang -
undang Pajak Penghasilan, adalah “setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak, baik yang berasal dari Indonesia maupun dari
luar Indonesia, yang dapat dipakai untuk konsumsi atau untuk menambah kekayaan Wajib Pajak yang bersangkutan, dengan nama dan dalam bentuk apapun”.
Beberapa para ahli perpajakan mengemukakan pendapat yang berbeda mengenai pajak, tetapi pada dasarnya pendapat yang dikemukakan tersebut
Universitas Sumatera Utara
mempunyai maksud dan tujuan yang sama. Diantaranya pengertian pajak menurut Resmi 2008:2 yang dikemukakan oleh :
1. Beaulieu dalam Traite de la science des Finances
,
1906 dikutip dari Pambudi, 2010 mengemukakan. “Pajak adalah bantuan, baik secara
langsung maupun tidak yang dipaksakan oleh kekuasaan publik dari penduduk atau dari barang untuk menutup belanja pemerintah.”
2. Ordnung 1919 dikutip dari Pambudi, 2010 mendefinisikan pajak sebagai
bantuan uang secara insidental atau secara periodik tanpa kontra prestasi yang dipungut oleh badan yang bersifat umum negara untuk memperoleh
pendapatan ketika terjadi suatu tatbestand sasaran pemajakan karena undang – undang telah menimbulkan utang pajak.
3. Smeets dalam De Economische betekenis der Belastingen
,
1951 dikutip dari Pambudi, 2010 pajak adalah prestasi kepada pemerintah yang terutang
melalui norma – norma umum dan yang dapat dipaksakan tanpa adanya kontra – prestasi yang dapat ditunjukkan dalam kasus yang bersifat individual
yang maksudnya adalah untuk membiayai pengeluaran pemerintah. 4.
Soemahamidjaja dalam Pajak berdasarkan Asas Gotong Royong
,
1964 dikutip dari Pambudi, 2010 menyatakan bahwa pajak adalah iuran wajib
berupa uang atau barang yang dipungut oleh penguasa berdasarkan norma – norma hukum, guna menutup biaya produksi barang dan jasa kolektif dalam
mencapai kesejahteraan umum.
Universitas Sumatera Utara
5. Soemitro dalam Dasar – Dasar Hukum Pajak dan Pendapatan, 1944 dikutip
dari Pambudi, 2010 mendefinisikan pajak sebagai iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang – undang dengan tidak mendapat jasa – jasa
timbal yang langsung dapat dirasakan dan digunakan untuk membayar pengeluaran umum.
6. Feldmann dalam
De overheidsmiddelen van Indonesia,
1941 dikutip dari Pambudi, 2010 berpendapat bahwa : “Pajak adalah prestasi yang dipaksakan
sepihak oleh dan terutang kepada penguasa menurut norma - norma yang ditetapkan secara umum, tanpa adanya kontraprestasi, dan semata - mata
digunakan untuk menutup pengeluaran - pengeluaran umum”.
B. Pajak Penghasilan Pasal 21 1. Dasar Hukum Pajak Penghasilan Pasal 21