3. Alasan Perempuan-Perempuan dalam Memilih Bidang-Bidang
Pekerjaan Untuk Mencari Nafkah
Perempuan-perempuan sebagai pencari nafkah utama memiliki bidang pekerjaan yang berbeda-beda, yang menjadi subjek peneliti dalam penelitian ini
memiliki bidang pekerjaan sebagai pemulung, pedagang keliling dan Buruh. Dimana alasan perempuan-perempuan tersebut dikarenakan tidak adanya
pekerjaan lain yang bisa dikerjakan, pemulung memandang bahwa untuk melakukan pekerjaan lain sulit, harus memiliki kemampuan dan memiliki modal
yang banyak untuk menjalankannya, sedangkan untuk memulung tidak memerlukan modal sama sekali. seperti yang dikatakan oleh bu Anna:
“Kekmanalah dari pada nggak ada uang, dari pada mencurik aku, dari mintak-mintak aku 1, 2 x nya dikasih orang aku, siap itu kemana kita,
lebih baik kita cari sampahkan, kalau sampah 1 gonipun kita jualpun gpp, halal. Orang nengok, kecil perasaan orangkan, kalau Tuhan Mulia sama
Dia. Itulah makanya tiap hari aku dapat segitulah, tiap hari tiap hari”.
121
Begitupun yang dikatakan oleh Bu Nurhayati dan Bu Nurlela, Bu Nurhayati:
“Kerja apa, tamatan nggak da, awak dah tua, kalau jualan gk da modal, Dalam hati ibu timbang kita minta-minta timbang kita mnegemiskan, bagusan
kerja dsni yang dah buang-buang disampah tu kita ambil, kalau beladang kita nggak punya tanah, sawitpun nggak ada.”
122
Bu Nurlela: “Kerjaan lain sudah pernah juga kami apakan, kami coba, tapi nggak mencukupi juga, kayak kerja
rumah tangga, ngosok, nyuci, dirumah makan. Macam lah dek. Ini kerjaannya menghasilkan mingguan, kami perlunya duit mingguan klo kayak tadi
penghasilannya bulanan dan tidak mencukupi.”
123
Pemulung beranggapan bahwa memulung atau menjadi pemulung lebih mulia dibandingkan menjadi peminta-minta atau mencuri. Selain tidak memiliki
modal, kemampuan dan kreativitas, pekerjaan pemulung juga bisa menghasilkan penghasilan mingguan dibandingkan dengan pekerja IRT Ibu Rumah Tangga,
yang juga tidak mencukupi untuk kebutuhan rumah tangga.
121
Anna 41, Pemulung, wawancara di Subulussalam, Jum‟at, 17 Maret 2017. Pukul.
14.30 Wib.
122
Nurhayati 51, Pemulung, wawancara di Subulussalam, Selasa, 21 Maret 2017, Pukul. 10.30. Wib,
123
Nurlela 32, Pemulung, wawancara di Subulussalam, Selasa, 21 Maret 2017. Pukul. 11.30. Wib.
Adapun alasan perempuan-perempuan pedagang keliling adalah: “Ibu Suti:
“Apa kerjaan lain dek, nggak ada da ku tau, kalau mau buka kios-kios butuh dana besar, kalau kerja jadi pesuruh orang, nggak suka ku itu da, nggak suka aku kerja
disuruh-suruh orang, dimarah-marah. Bagus aku kerja gini asalkan kerjaan ku sendiri. Walaupun jalan kaki, naek kereta Nggak bisa, dan nggak ada juga,
makanya aku jalan kaki.”
124
Ibu Nurhadiyah: “Nggak ada modalku untuk kerjaan yang lebih bagus dek, pendidikan pun nggak da aku. Yang kek ginilah dulu aku sanggupnya.”
125
Ibu Nurmada: “Nggak tau lagi saya kerjaan lain, kalau ada modal bisalah buka
warung kecil-kecil dirumah, tapi rumahnya pun masih ngon trak.”
126
Berbeda dengan perempuan-perempuan yang bekerja sebagai buruh, adapaun tanggapan mereka adalah, Ibu Ramidah
: “malas aku da berfikir-fikir lagi, ini yang ku tau, sanggup aku inilah aku kerjakan, kadangpun udah capek aku kerja
gini banting tulang, kadang sakit pinggangku, tapi kek mana itulah mikirkan anak- anak
”.
127
Ibu Neneng : “kerja lain perlu da ahli sama duit banyak, kalau kerja ini
tenaga aja, nanti kalau nggak sanggup lagi pensiun, nggak tau lagi aku kerja apa. Ya biarkan ajalah
”.
128
Perempuan sebagai pencari nafkah utama yang bekerja sebagai pedagang keliling, mengatakan bahwa tidak tahu pekerjaan yang lain, dan perlu kemampuan
serta modal yang banyak. Dan rendahnya pendidikan sehingga tidak bisa bekerja pada sektor formal. Begitu juga dengan perempuan yang bekerja sebagai buruh
harian. Alasan perempuan-perempuan sebagai pencari nafkah dalam memilih bidang pekerjaan tersebut karena ketidaktahuan mereka sehingga malas berfikir
dan merasa pekerjaan tersebut yang hanya mereka ketahui. Seperti pada pemulung
124
Suti 57, Penjual Kue Keliling, wawancara di Subulussalam, Rabu, 29 Maret 2017. Pukul. 11.30 Wib.
125
Nurhadiyah 52, Penjual buah Keliling, wawancara di Subulussalam, Rabu, 29 Maret 2017. Pukul. 12.30 Wib.
126
Nurmada 53, penjual kue Keliling, wawancara di Subulussalam, Rabu, 29 Maret 2017. Pukul. 12.00 Wib.
127
Ramidah 52. Seorang Buruh Kebun Sawit, wawancara di Subulussalam, Kamis 30 Maret 2017, Pukul. 12.00 Wib.
128
Neneng 31, Seorang Buruh Karet, wawancara di Subulussalam, Kamis 30 Maret 2017, Pukul. 12.30 Wib.
karena pekerjaan tersebut tidak memerlukan modal dan kemampuan dalam menggelutinya. Sedangkan yang pedagang beranggapan bahwa pekerjaan tersebut
mudah dan tidak memerlukan modal yang besar, sehingga mampu untuk dilakukan tanpa bantuan orang lain.
4. Kendala-Kendala yang Dihadapi Perempuan Sebagai Pencari Nafkah